BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA

KALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

Gambar I.1 Jumlah Petani Indonesia tahun 2013 (Sumber : BPS, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang dituju harus melibatkan dan pada

PENGERTIAN PERTANIAN 10/24/2007 ARTI PENTING SEKTOR PERTANIAN. PERTANIAN : Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. berkembang, sebagian besar penduduknya hidup bergantung pada bidang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik. digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dinas Pertanian adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Analisis Isu-Isu Strategis

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil sumber daya alam. Dengan luas wilayah yang dimiliki, Indonesia merupaka negara yang memiliki letak geografis yang strategis. Indonesia memiliki sumber daya alam dengan potensi kekayaan segala flora dan faunanya yang beraneka ragam. Sumber daya alam yang ada di Indonesia berasal dari berbagai bidang baik itu bidang pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, perkebunan, pertambangan dan energi yang terletak di seluruh penjuru di Indonesia (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2006, h.479). Salah satu bidang sumber daya alam di Indonesia adalah bidang pertanian. Pertanian sendiri memiliki pengertian sebagai sumber kehidupan manusia karena merupakan lapangan kerja dari ilmu pertanian seperti yang diungkapkan dalam buku seuntai pengetahuan tentang usaha tani Indonesia (Ir. Kasalan,1983, h.1). Berdasarkan zona, Indonesia mempunyai luas dan kondisi geografis yang mampu mendukung bidang agribisnis di sektor ekonomi Indonesia, dimana pada sektor ini pertanian mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai salah satu bidang yang memiliki komoditas terbesar di Indonesia. Dalam lima tahun terahkir ini, pendapatan rata-rata kontribusi sektor pertanian mencapai 10,26% dengan pertumbuhan sekitar 3,90% berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Indonesia pada tahun 2010-2014. Pertumbuhan di bidang ini juga seiring dengan berjalannya SIPP atau Strategi Induk Pembangunan Pertanian pada periode 2015 hingga 2045, dimana pembangunan pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan masyarakat dalam cangkupan pertanian serta menjadi tumpuan ketahanan pangan untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial ( kemiskinan, keadalian dan lain-lain. Dimana dalam hal ini, pertanian adalah sektor dalam pembangunan nasional yang menjadi kunci keberhasilan untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur. Produksi yang ada dalam bidang pertanian terjadi karena adanya perpaduan antara faktor-faktor alam, tenaga dan modal di bawah asuhan ataupun pengelolalahan dari para petani (Ir. Kasalan,1983,h.80-82). Namun dalam lima tahun terahkir, tercatat selama periode 1

2010 2014 dalam data dari kementrian pertanian Republik Indonesia, tingkat tenaga pekerja usaha tani pengalami penurunan. JUMLAH DALAM JUTA ORANG 38699 DATA JUMLAH TENAGA KERJA USAHA TANI S U M B E R : K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N R E P U B L I K I N D O N E S I A 36541 36429 36048 35269 2010 2011 2012 2013 2014 Bagan 1.1. Jumlah Perkembangan Tenaga Kerja di Indonesia Sumber : Kementrian Pertanian Republik Indonesia Berdasarkan data diatas, jumlah usaha tani Indonesia mengalami penurunan walaupun sempat mengalami peningkatan pada tahun 2012, namun masih menurun dibanding data pada tahun 2010. Hal ini menjadi berbanding terbalik dengan jumlah lahan pertanian Indonesia yang terus meningkat. Berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2003, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian di Indonesia mengalami mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan hasil sensus pertanian tahun 2013. Rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga hasil sensus pertanian pada tahun 2013 adalah 8 925,64 m², naik sebesar 144,51 persen dibandingkan hasil sensus pertanian tahun 2003 yang tercatat sebesar 3 509,59 m². Ini menjadi salah satu bukti berbanding terbaliknya jumlah tenaga usaha tani dan jumlah luas lahan pertanian yang ada di Indonesia. Selain itu dengan menurunnya jumlah usaha tani, jumlah produk-produk pertanian Indonesia mengalami ketidakstabilan, salah satunya jenis tanaman hortikultura yang berdasarkan neraca perdagangan pada sektor pertanian mengalami defisit. Pada sub sektor tanaman hortikultura memiliki jumlah impor yang tinggi untuk menyukupi kebutuhan pangan. Gambar 1.1. Persebaran Usaha Tani Sumber : Badan Pusat Stastistik Sensus Pertanian Indonesia 2013 2

Pulau Jawa merupakan salah satu daerah pertanian di Indonesia yang memiliki jumlah usaha tani terbesar berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia dalam sensus pertanian 2013. Walaupun memiliki luas wilayah yang terkecil dibanding luas Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan pulau-pulau besar lainnya jumlah usaha tani Indonesia di sub sektor tanaman hortikutura yang terdapat 10.602.147 usaha tani dimana jumlah keseluruhan usaha tani yang ada di Indonesia, 40% jumlah usaha tani terletak di pulau Jawa, sebesar 4.023.249 usaha tani. JUMLAH USAHA TANI PULAU JAWA TANAMAN HORTIKULTURA S U M B E R : B A D A N P U S A T S T A T I S T I K - S E N S U S P E R T A N I A N I N D O N E S I A 2003 2013 547778 473751 5729 1301 2613080 2492459 3829396 2377021 394152 316540 3785083 2222537 B A N T E N D K I J A K A R T A J A W A B A R A T J A W A T E N G A H D I Y J A W A T I M U R Bagan 1.2. Data Jumlah Usaha Tani Tanaman Hortikutura di Pulau Jawa Sumber : BPS Sensus Pertanian Indonesia 2013 Luas pulau Jawa yang hanya 6,8% ditempati oleh 57,5% penduduk Indonesia dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 257.912.349 jiwa berdasarkan survei agustus 2016 memiliki jumlah usaha tani terbesar. Sebagai salah satu daerah di Pulau Jawa, Jawa Tengah memiliki lahan tanah yang subur sebagi potensi sumber daya alam yang memiliki iklim, cuaca, curah hujan yang baik sebagai daerah sumber daya alam dan menjadi daerah yang memiliki jumlah usaha tani terbesar dari 6 daerah lainnya. Namun pada 2013 Jawa Tengah mengalami penurunan jumlah usaha tani yang cukup memprihatinkan. Kurangnya dorongan modal dan terjaminnya kesejahteraan bagi para petani menjadi salah satu faktor menurunnya jumlah pekerja dan usaha tani di Indonesia. GOWOK POS Magelang GOWOK POS Puncak Gunung Merapi Gambar 1.2. Daerah Gowokpos Nampak Atas Sumber : Google Maps 3

Hal itu tergambar pada salah satu daerah di Jawa Tengah yaitu daerah Gowokpos. Gowokpos adalah daerah di Jawa Tengah yang masih mengalami kurangnya kesajahteraan bagi para pekerja pertanian. Daerah yang terletak di lereng Gunung Merapi ini berjarak 30 km dari kota magelang dan 60 km dari kota boyolali terbagi menjadi 6 RT yang terdiri dari 250 hingga 300 kepala keluarga yang keseluruhan pekerjaan masyarakat disana adalah sebagai seorang petani. Pada tahun 2010 muncul bencana alam erupsi gunung merapi yang membuat para petani di daerah Gowokpos kehilangan mata pencaharian mereka karena lahan didaerah tersebut mati dan tidak dapat ditanami. Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Gun, salah satu petani Gowokpos sebagai narasumber mengatakan para petani tidak lagi mendapatkan pendapatan dari bertani dan kehilangan mata pencaharian. Gambar 1.3. Daerah Pertanian Gowokpos 2017 Sumber : Dokumen Pribadi Bencana alam erupsi tersebut membuat daerah ini harus mulai membangun daerahnya kembali. Baik perbaikan pembangunan tempat tinggal serta lahan pertanian untuk menyambung kehidupan mereka. Pemerintah dan swasta juga membantu daerah tersebut yang terfokus hanya dalam pembangunan dan perbaikan jalan serta fasilitas umum, sehingga para petani melakukan perbaikan lahan mereka sendiri sebagai modal mereka untuk melanjutkan usaha dan pekerjaan mereka. Hingga 2017, berdasarkan informasi yang penulis dapat dari Bapak Wir, salah satu petani di daerah Gowokpos, para petani didaerah ini masih mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produk pertanian mereka, terlebih setelah mengalami erupsi gunung merapi tersebut. Pendapatan mereka dari penjualan hasil alam juga sangat rendah karena daerah tersebut hanya dapat menjual hasil produksi mereka melalui satu tengkulak dan alternatif lain untuk mendapatkan harga yang lebih baik dengan memasarkan hasil pertanian mereka langsung ke penjual grosir di pasar daerah yang keuntungnya tidak beda jauh dari hasil jual mereka di tengkulak bahkan mereka harus menempuh jarak yang lebih jauh. 4

Melihat dari persoalan itu kita dapat melihat bahwa kesejahteraan para petani di daerah tersebut masih sangat memprihatikan baik. Padahal mereka mampu lebih optimal sehingga mendapatkan kesejahteraan dari hasil kerja keras mereka. Sehingga pada proyek akhir ini, penulis melakukan perancangan komunikasi visual sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan produksi alam di daerah Gowokpos, Jawa Tengah. Sehingga pemasaran dan penjualan hasil produksi alam dapat meningkat dan para petani di daerah tersebut hidup sejahtera. I.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan dalam perancangan ini, sebagai berikut : a. Kurangnya kepedulian dan penanganan pemerintah dan pihak yang berwajib terhadap kesejahteraan para petani. Di Indonesia memiliki luas pertanian yang terus meningkat yang tidak seimbang dengan penurunan jumlah usaha tani. Kurangnya kepedulian pemerintah untuk ikut memperbaiki dan mengembangkan lahan pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian untuk mengurangi penurunan jumlah usaha tani dan kestabilan pangan. b. Kurangnya kepeduliaan dan kepekaan masyarakat terhadap kesejahteraan para petani. c. Rendahnya harga jual hasil alam pertanian yang tidak seimbang dengan kenaikan harga bahan pokok seperti sayuran yang menyebabkan kurangnya kesejahteraan petani. d. Kurangnya sarana dan prasarana untuk petani khususnya didaerah Gowokpos melakukan usaha pemasaran hasil alam pertanian mereka untuk meningkatkan penjualan sehingga menciptakan kestabilan dan kesejahteraan mereka. I.3. Pembatasan Masalah Dalam perancangan ini, terdapat pembatasan masalah yang dibagi menjadi batasan permasalahan dan batasan wilayah, untuk terlaksananya perancangan yang baik, yaitu: I.3.1. Batasan Permasalahan a. Proyek ini dirancangan bertujuan untuk membantu masyarakat petani didaerah Gowokpos, Jawa Tengah untuk meningkatkan pemasaran sumber daya alam didaerah tersebut agar kesejahteraan para petani didaerah tersebut meningkat. 5

b. Perancangan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya yang tinggal di perkotaan untuk lebih peka terhadap kesejahteraan para petani dengan mendapatkan produk-produk sumber daya alam yang unggul dan berkualitas langsung dari para petani. c. Lingkup perancangan akan berfokus pada target sasaran masyarakat yang memiliki umur berkisar 25 hingga 50 tahun dengan SES B AB. I.3.2. Batasan Wilayah Dalam perancangan ini, secara geografis perancangan ini akan lebih terfokus pada daerah pertanian di daerah Gowokpos, Sumber, Jawa Tengah. Dimana daerah tersebut merupakan salah satu daerah pertanian yang masih terjadi kurangnya kesejahteraan para petaninya, dengan fokus target perancangan untuk pemasaran terletak didaerah perkotaan seperti Semarang, Solo, dan Yogyakarta yang merupakan beberapa daerah perkotaan yang terletak dekat dengan daerah Sumber. I.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana merancang komunikasi visual untuk meningkatkan pemasaran hasil alam di desa Gowokpos, Jawa tengah? I.5. Tujuan Penelitian Tujuan pada perancagan ini adalah : 1. Membantu para petani didaerah Gowokpos untuk meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan kelangsungan hidup para petani. 2. Membantu masyarakat petani didaerah Gowokpos melalui sarana dan media pemasaran untuk meningkatkan penjulan sumber daya alam di daerah tersebut. 3. Mengajak masyarakat luas untuk lebih peduli dan peka terhadap kesejahteraan para petani dan ketahanan kelangsungan kebutuhan pangan di Indonesia. 6

I.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu referensi perancangan tentang petani dan pertanian dalam mewujudkan dan meningkatkan pembangunan nasional pertanian Indonesia. Secara lebih detail manfaat dalam penelitian ini adalaha sebagai beikut : 1. Bagi Petani Perancangan ini akan membantu para petani menemukan media dan sarana untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran produk-produk sumber daya alam mereka lebih efektif dan meningkatkan kesejahteraan mereka. 2. Bagi Masyarakat Membantu masyarakat untuk lebih sadar pentingnya kelangsungan pangan di Indonesia serta menigkatkan kepedulian masyarakat mengenai kesejahteraan para petani di Indonesia sebagai kunci utama pertanian dan pangan di Indonesia. Perancangan ini juga ingin memperkenalkan kepada masyarakat mengenai produk-produk unggul daerah yang berkualitas untuk memberikan solusi kepada masyarakat yang kesulitan menemukan produk berkualitas dan memiliki harga yang sesuai. 3. Bagi Mahasiswa Perancangan ini dapat digunakan untuk mahasiswa sebagai referensi dan studi komperasi dalam mahasiswa melakukan perancangan yang memiliki tema yang berhubungan dengan perancangan ini. Perancangan ini juga membantu mahasiswa untuk menerapkan ilmu ilmu yang telah didapat selama ini untuk diterapkan kedalam perancangan pada kasus nyata. I.7. Metode Penelitian Dalam melakukan perancangan, dilakukan beberapa metode dalam melakukan pengumpulan data, yaitu : 1. Studi Literatur Dalam menggunakan studi literatur, penulis membaca dan mempelajari beberapa buku, jurnal, artikel serta data atau teori yang berkaitan dengan topik perancangan yaitu mengenai media-media komunikasi visual yang bertujuan sebagai media promosi dan pemasaran yang sesuai dengan ilmu Desain Komunikasi Visual. 2. Metode Forum Group Discussion 7

Metode Forum Group Discussion merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dimana dilakukan dengan mengambil beberapa sampel dari target audience yang di kumpulkan salam satu buah forum secara terbuka untuk mendiskusikan topik perancangan guna mendapatkan data mengenai pengalaman, pandangan serta pengethauan mereka seputar topik perancangan. 3. Metode Kuisoner Merupaka metode yang dilakukan melalui pembagian beberapa agket pertanyaan kepada apra responden yang membahas mengenai topik dalam perancangan ini. Metode ini di fungsikan untuk memperkuat data untuk mengetahui sikap dan perilaku masyarakat terhadap persoalan yang diangkat. 4. Metode Wawancara Metode wawancara merupakan metode percakapan dengan narasumber yang terkait dengan topik perancangan guna mendapatkan data. Pedoman wawancara hanya berupa topipk-topik pembicaraan saja yang mengacu pada satu tema sentral yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan tujuan wawancara. Pertanyaan yang diajukan pun bersifat terbuka dimana jawaban yang diberikan oleh terwawancara tidak dibatasi, sehingga subjek lebih merasa bebas mengemukakan jawaban apapun sepanjang tidak keluar dari konteks pembicaraan. 5. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode untuk mendapatkan data-data melalui media gambar. 6. Analisa Analisa merupakan pengelolahan data yang didapat dengan metode-metode lainnya. Dimana setalah mendapatkan data, dilakukan analisa menggunakan sumber data yang berkaitan dengan perancangan agar dapat menjelaskan dan menggnakan data mengenai informasi perancangan. 8

I.8. Sistematika Penulis BAB I PENDAHULUAN Pada bab I Pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Dalam bab ini digunakan untuk mengutarakan alasan pemilihan serta masalah dan tujuan serta manfaat dari pembuatan perancangan proyek akhir ini. BAB II TINJAUAN UMUM Pada bab II Tinjauan Umum berisikan tentang Kerangka Berfikir, Landasan Teori, Kajian Pustaka, dan Studi Komparasi. Tinjauan umum berisikan peninjauan penulis mengenai pembahasan dan ilmu penelitian yang berisikan teori-teori yang dibahas oleh para ahli yang dikaitkan oleh penulis dengan tema perancangan. Materi dan teori dikaitkan dengan pengaplikasian ilmu dan teori tersebut secara nyata dalam perancangan proyek akhir ini. BAB III STRATEGI KOMUNIKASI Pada bab III Strategi Komunikasi berisikan tentang Analisa, Sasaran Khalayak atau Target Audience dan Strategi Komunikasi. Bab ini akan membahas mengenai hasil dari analisa yang telah dilakukan penulis menggunakan metode penelitian tertentu yang nantinya akan membantu penulis merancang dan menentukan strategi komunikasi terhadap target audience. BAB IV STRATEGI KREATIF Berisikan tentang Konsep Visual, Konsep Verbal dan Visualisasi Desain. Bab Strategi Kreatif merupakan bab yang membahas mengenai konsep serta visual perancangan yang berkaitan dengan penelitian guna untuk mengkomunikasikan kepada target audience. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran berisikan kesimpulan kajian dan hasil analisa serta saransaran yang telah dilakukan untuk menjawab rumusan permasalahan yang ada di bagian pendahuluan 9