LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA SWASTA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA SWASTA DALAM PENGELOLAAN POTENSI DAERAH DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR :14 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 1 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG MEKANISME KERJASAMA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 22 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 38 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SWASTA/MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

NOMOR : 11 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 9 SERI E

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2014 T E N T A N G

SALINAN NO : 14 / LD/2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2011 NOMOR 2

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 11 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 71 TAHUN : 2007 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN

(disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

TINJAUAN TERHADAP BENTUK KERJASAMA PEMBANGUNAN DAERAH DAN IMPLEMENTASINYA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PIHAK KETIGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2017.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 12 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 13 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2000

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 51 SERI D

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 7 TAHUN TENTANG KERJASAMA DAERAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DAN ATAU ANTAR KELURAHAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBENTUKAN KELURAHAN SULAIMAN KECAMATAN MARGAHAYU

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang pengelolaan, pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah serta mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, maka Pemerintah Daerah dapat mengadakan kerjasama Antar Daerah maupun dengan Badan/Lembaga Swasta lainnya dengan prinsip kepentingan bersama dan saling menguntungkan; b. bahwa Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Swasta dalam Pengelolaan Potensi Daerah dan Pembangunan, perlu disesuaikan dengan perkembangan keadaan daerah sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3882); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4012); 4. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902); 7. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisifasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nomor 29 Seri D); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG dan BUPATI BANDUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Bandung. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD adalah Perusahan Milik Daerah yang sebagian besar sahamnya dimiliki langsung atau tidak langsung oleh Pemerintah Daerah 6. Badan Usaha Swasta yaitu badan usaha yang berbadan hukum di Indonesia atau perusahaan asing atau kerjasama dari keduanya. 7. Kerjasama Daerah adalah suatu perikatan kerja yang disusun berdasarkan perjanjian kerjasama antara 2 (dua) pihak atau lebih yang dituangkan dalam Keputusan Bersama. 8. Keputusan Bersama adalah kesepakatan yang dilakukan oleh daerah dengan melakukan kerjasama, baik dengan daerah lain maupun dengan pihak lain, dan dituangkan dalam naskah tertulis berdasarkan ketentuan perundang - undangan yang berlaku. 9. Badan Kerjasama Daerah adalah suatu organisasi yang dapat dibentuk untuk melaksanakan Kerjasama Daerah bersifat masal. 10. Pihak Swasta adalah satuan organisasi yang menjalankan fungsi privat berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku. 11. Potensi Daerah adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah baik fisik maupun non fisik yang mungkin dan atau dapat dikembangkan dan dikerjasamakan Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha swasta.

12. KPS adalah Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Swasta yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi karena ikatan formal antara Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Swasta dalam pembangunan dan atau pengelolaan potensi derah yang mencakup bidang-bidang yang merupakan kewenangan Daerah. Kerjasama yang dimaksud dalam Peraturan ini adalah kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Swasta. 13. Kemitraan adalah kegiatan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Swasta yang bersifat padat modal, dimana sektor swasta membiayai pembangunan dan atau mengelola sarana dan prasarana, sedangkan Pemerintah sebagai partner dan tetap memiliki aset baik sebagian atau seluruhnya. 14. SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah. 15. Perselisihan adalah persengketaan antara pihak-pihak yang mengikatkan diri dalam suatu kerjasama atas ketidaksesuaian antara kesepakatan yang dituangkan secara tertulis dalam naskah dan atau akta dengan pelaksanaannya yang dilakukan oleh pihak- pihak yang bersangkutan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Kerjasama Daerah dimaksudkan untuk mewujudkan kepentingan bersama yang saling menguntungkan dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah. Tujuan Kerjasama Daerah yaitu : Pasal 3 a. Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di Daerah; b. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dan potensi yang ada di daerah masing - masing dan /atau dengan pihak ketiga; c. Meningkatkan kebersamaan dalam memecahkan permasalahan, menghindari benturan kepentingan serta mengurangi kesenjangan dan perselisihan antar daerah. BAB III PRINSIP KERJASAMA Pasal 4 Pelaksanaan Kerjasama Daerah berdasarkan aspirasi masyarakat, prakarsa Pemerintah Daerah dan kesepahaman bersama antara pihak-pihak yang melakukan kerjasama. Pasal 5 Prinsip penyelenggaraan Kerjasama Daerah sebagaimana dimaksud pada pasal 4 meliputi hal-hal sebagai berikut : a. transparansi; b. akuntabilitas; c. partisipatif; d. saling menguntungkan dan memajukan;

e. dibangun untuk kepentingan umum; f. keterkaitan yang dijalin atas dasar saling membutuhkan; g. sating memperkuat pihak-pihak yang terlibat h. kepastian hukum; i. tertib penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jenis kerjasama meliputi : a. kerjasama antar daerah; BAB IV RUANG LINGKUP KERJASAMA DAERAH Bagian Kesatu Umum b. kerjasama dengan pihak ketiga. Pasal 6 Pasal 7 Ruang lingkup yang dapat dikerjasamakan adalah semua urusan yang telah menjadi Kewenangan Daerah. Bagian Kedua Bentuk-bentuk Kerjasama Pasal 8 Bentuk Kerjasama Antar Daerah meliputi : a. bentuk kerjasama antara daerah berdekatan; b. bentuk kerjasama yang tidak berdekatan; c. bentuk kerjasama bersifat masal. Pasal 9 Bentuk kerjasama dengan Pihak Ketiga meliputi : a. swasta; b. BUMN/BUMD; c. LSM/masyarakat; d. luar negeri, e. perguruan tinggi. Bagian Ketiga Kerjasama Antar Daerah Pasal 10 (1) Kerjasama antar Pemerintah Daerah yang berdekatan sifatnya wajib dilaksanakan dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pelayanan yang terdapat di daerah yang berdekatan. (2) Kerjasama antar Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi :

a. pendidikan dasar; b. pelayanan kesehatan; c. penanganan sampah terpadu; d. penyuluhan pertanian; e. pengairan; f. penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS); g. perencanaan tataruang h. dan lain-lain. Pasal 11 Kerjasama Antar Daerah yang tidak berdekatan dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan bersifat situasional dilakukan dalam rangka pengembangan potensi dan komoditi unggulan dari masing-masing daerah. Pasal 12 (1) Kerjasama Antar Daerah yang bersifat masal, dikelola oleh Badan Kerjasama. (2) Badan Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1), dititik beratkan untuk tukar informasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pendayagunaan sumber daya yang tersedia di daerah. Bagian Keempat Kerjasama dengan Pihak Ketiga Pasal 13 Bentuk hukum kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Pihak Swasta antara lain : a. kontrak pelayanan (Service contract), dicirikan dengan tidak ada investasi, terbatas pada operasional dan manajemen, keuntungan kecil, efisiensi terbatas; b. kontrak pengelolaan (Management contract), dicirikan dengan tidak ada investasi, adanya pengelolaan perusahaan, keuntungan kecil, efisiensi terbatas; c. kontrak sewa (Lease contract), dicirikan dengan tidak ada investasi, terbatas pada peralatan, keuntungan kecil, efisiensi terbatas; d. bangun-kelola-alih-milik (Build, Operate and Transfer) / bangun kelola-milikialih milik (Build, Operate, Own and Transfer), dicirikan dengan adanya investasi swasta, pembangunan sarana, biaya rendah kualitas tinggi, menguntungkan, efisiensi tinggi; e. konsensi (Concession), dicirikan dengan adanya investasi swasta, pengelolaan dan keuangan secara bersama, menguntungkan, efisiensi Pasal 14 Kerjasama Pemerintah Daerah dengan BUMN/BUMD, dikembangkan untuk mempercepat pelayanan, memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan sarana pelayanan, alih teknologi, memperluas layanan, meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan, dan memacu dinamika sosial masyarakat.

Pasal 15 Kerjasama Pemerintah Daerah dengan LSM /masyarakat, dikembangkan untuk membuka peluang usaha bagi masyarakat dan mendorong potensi sosial ekonomi yang dimiliki masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, seperti pengelolaan aset Pemerintah Daerah oleh masyarakat, penyuluhan dan pelestarian kawasan hutan untuk mendorong peningkatan produktifitas. Pasal 16 (1) Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi dikembangkan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan potensi daerah. (2) Jenis kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur kemudian dengan Peraturan Bupati. Pasal 17 (1) Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan pihak Luar Negeri. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1), berpedoman kepada Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB V BENTUK HUKUM, BIDANG DAN MEKANISME Bagian Pertama Bentuk Hukum dan Bidang Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk hukum dan bidang kerjasama daerah diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Mekanisme dan Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pasal 19 (1) Mekanisme Kerjasama, adalah sebagai berikut a. kerjasama Daerah ditetapkan dalam Keputusan Bersama; b. keputusan Bersama sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat (1), ditetapkan oleh Bupati; c. apabila Bupati berhalangan dapat menunjuk Pejabat lain; d. ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara pelaksanaan kerjasama diatur dengan Peraturan Bupati. (2) Syarat-syarat kerjasama diatur dalam Keputusan bersama dengan memperhatikan ketentuan perundang - undangan yang berlaku. Pasal 20 Keputusan bersama sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1), memuat ketentuan sebagai berikut : a. bidang yang dikerjasamakan; b. tata cara dan teknis pelaksanaan kerjasama;

c. badan yang menangani kerjasama; d. hak dan kewajiban pelaksanaan kerjasama; e. sanksi; f. kontribusi pembiyaan kerjasama; g. pemanfaatan dan pembagian basil kerjasama; h. jangka waktu dan tanggal berakhirnya pelaksanaan kerjasama; i. pengawasan kerjasama; j. pelaporan hasil kerjasama; k. penyelesaian perselisihan; l. hal-hal lain yang dianggap BAB VI PENGELOLAAN KERJASAMA DAERAH Pasal 21 (1) Penandatanganan Kerjasama Daerah, dilakukan oleh Bupati (2) Pelaksanaan operasional kerjasama, Bupati menunjuk SKPD terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3) Kerjasama yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah yang membebani masyarakat dan Daerah harus mendapat persetujuan DPRD. (4) Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Luar Negeri yang tidak membebani masyarakat dan Daerah terlebih dahulu mendapat pertimbangan DPRD. BAB VII PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 22 Penyelesaian perselisihan Kerjasama diutamakan dilakukan secara musyawarah. Pasal 23 (1) Apabila penyelesaian perselisihan kerjasama antara daerah dengan daerah lain dalam satu Provinsi tidak terdapat kesepakatan, penyelesaiannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi. (2) Apabila Pemerintah Provinsi tidak dapat menyelesaikan perselisihan sehagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. (3) Penyelesaian perselisihan antara Daerah dengan Daerah di luar Provinsi, antara Daerah dengan Badan/ Lembaga dalam negeri tidak terdapat kesepakatan, penyelesaiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri. (4) Penyelesaian perselisihan antara daerah dengan badan/lembaga luar negeri tidak terdapat kesepakatan, penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 24 Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 tidak dapat dilesaikan, maka ditempuh penyelesaian melalui arbitrasi nasional dan atau internasional, atau

melalui pengadilan yang disetujui bersama oleh pihak-pihak dalam perjanjian bersama. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 25 Lembaga/SKPD aparat pengawasan melaksanakan pembinaan dan pengawasan internal dan fungsional semua kegiatan penyelenggaraan kerjasama daerah. BAB IX PEMBIAYAAN Pasal 26 Pembiayaan pelaksanaan kegiatan Kerjasama Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 (1) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, keputusan dan perjanjian kerjasama yang telah diterbitkan dan belum berakhir, dinyatakan tetap berlaku. (2) Hal - hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Swasta dalam Pengelolan Potensi Daerah, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung. Diundangkan di Soreang pada tanggal 16 Pebruari 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANDUNG, ttd, Drs. H. ABUBAKAR, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 010 072 603 Ditetapkan di Soreang pada tanggal 16 Pebruari 2006 BUPATI BANDUNG, ttd, OBAR SOB ARNA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 14 NOMOR 3 SERI D