GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka dipandang perlu mengatur petunjuk pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal pembentukan Provinsi Jawa Timur; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 1
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang. 10.Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 11.Peraturan Pemerintah Nomer 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ; 12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur; 2. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Jawa Timur; 3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur; 4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur; 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur; 7. Kepala SKPD adalah Kepala SKPD pemungut Retribusi; 8. Pihak Lain adalah pihak yang membantu SKPD pemungut Pajak Daerah dan/atau Retribusi Daerah; 9. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 2
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. 10.Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian. izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. 11.Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penetapan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya. 12.Aparat Pemungut adalah aparat pelaksana pemungutan pajak dan/atau retribusi di Iingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 13.Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi, yang selanjutnya disebut Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan Pajak dan Retribusi. BAB II ALOKASI INSENTIF Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Gubernur ini diberikan insentif kepada aparat pemungut Pajak dan/atau Retribusi. (2) Besarnya Insentif pemungutan Pajak dan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 3 % (tiga persen) dihitung dari rencana penerimaan tiap jenis Pajak dan Retribusi yang ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran berkenaan. BAB III PENERIMA INSENTIF Pasal 3 (1) Insentif Pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada Dinas Pendapatan selaku pelaksana pemungutan Pajak. (2) Insentif Pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada masing-masing SKPD pelaksana pemungutan Retribusi. (3) Gubernur dan Wakil Gubernur selaku penanggungjawab pengelolaan keuangan daerah mendapatkan insentif Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2). (4) Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah mendapatkan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2). Pasal 4 Pihak Lain yang membantu pemungutan Pajak terdiri dari: a. Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, dalam pemungutan PKB dan BBNKB. b. Penyedia Bahan Bakar, dalam pemungutan PBBKB. c. Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, dalam pemungutan Pajak Air Permukaan. d. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Jawa Timur, dalam pemungutan Pajak Rokok. Pasal 5 (1) Kepada Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a diberikan Insentif sebesar 10% (sepuluh persen) dari ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) yang bersumber dari PKB dan BBNKB. (2) Kepada Penyedia Bahan Bakar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b diberikan Insentif sebesar 10% (sepuluh persen) dari ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) yang bersumber dari PBBKB. (3) Kepada Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c diberikan Insentif sebesar 10% (sepuluh persen) dari ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) yang bersumber dari Pajak Air Permukaan. (4) Kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d diberikan Insentif sebesar 10% (sepuluh persen) dari ketentuan dalam Pasal 2 ayat (2) yang bersumber dari Pajak Rokok. (5) Pihak Lain yang menerima insentif sebagaimana dimaksud ayat (1), (2), (3) dan (4) menetapkan pemanfaatan dan besaran insentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 6 Insentif diberikan kepada aparat pemungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, berdasarkan azas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab dan beban tugas masing-masing penerima insentif dalam pelaksanaan pemungutan Pajak dan Retribusi. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 4
Pasal 7 (1) Kepala SKPD Pemungut Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) menetapkan aparat penerima insentif di lingkungan SKPD masing-masing termasuk Pihak Lain yang membantu pemungutan Retribusi dengan Keputusan Kepala SKPD. (2) Pihak Lain yang menerima insentif sebagaimana dimaksud ayat (1) menetapkan pemanfaatan dan besaran insentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PEMBAYARAN INSENTIF Pasal 8 (1) Insentif dibayarkan apabila mencapai kinerja tertentu. (2) Kinerja tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa pencapaian target penerimaan Pajak dan/atau Retribusi dalam triwulan sebagai berikut: a. Sampai dengan triwulan I mencapai sebesar 15% b. Sampai dengan triwulan II mencapai sebesar 35% c. Sampai dengan triwulan III mencapai sebesar 65% d. Sampai dengan triwulan IV mencapai sebesar 100% Pasal 9 (1) Besaran insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang diberikan setinggi-tingginya 8 (delapan) kali Gaji Pokok dan Tunjangan lainnya yang melekat setiap bulan. (2) Dalam hal penerimaan Pajak dan Retribusi mencapai di atas Rp 7.500.000.000.000 (Tujuh Triliun Lima Ratus Milyar Rupiah), besaran insentif Pemungutan Pajak ditetapkan setinggi-tingginya 10 (sepuluh) kali Gaji Pokok dan Tunjangan lainnya yang melekat setiap bulan. Pasal 10 (1) Guna mengoptimalkan pemungutan Pajak dan Retribusi oleh instansi pelaksana pemungut Pajak dan Retribusi perlu peran dari Gubernur dan Wakil Gubernur selaku penanggung jawab pengelolaan keuangan daerah serta Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah dengan tetap mempertimbangkan efisiensi, memberikan insentif sebagai berikut: a. Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah diberikan Insentif Pemungutan Pajak 6 (enam) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat ; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 5
b. Kepala Dinas, Pejabat Eselon III dan IV pada Dinas Pendapatan diberikan Insentif Pemungutan Pajak 6 (enam) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat ; c. Staf Dinas Pendapatan diberikan Insentif Pemungutan Pajak serendah-rendahnya 2 (dua) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat dan setinggi-tingginya 6 (enam) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat. (2) Kepala Dinas menetapkan lebih lanjut besaran Insentif Pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c. BAB V PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 11 (1) Kepala Dinas dan Kepala SKPD menyusun penganggaran Insentif. (2) Penganggaran insentif pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, obyek belanja Insentif pemungutan Pajak serta rincian obyek belanja Pajak. (3) Penganggaran insentif pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, obyek belanja Insentif pemungutan Retribusi serta rincian objek belanja Retribusi. Pasal 12 (1) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 5, 9 dan 10 dibayarkan setiap triwulan pada awal bulan triwulan berikutnya. (2) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, Insentif untuk triwulan tersebut dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kinerja triwulan yang ditentukan. (3) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak tercapai, tidak membatalkan Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan sebelumnya. Pasal 13 (1) Dalam hal target penerimaan Pajak dan Retribusi pada akhir tahun anggaran telah tercapai atau terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan pada tahun anggaran berkenaan,. pemberian Insentif diberikan pada tahun anggaran berikutnya yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 6
(2) Dalam hal realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi pada tahun anggaran berkenaan melampaui target, Insentif atas pelampauan target dimaksud dapat diberikan sebagai bentuk apresiasi dan dianggarkan pada tahun anggaran berikutnya dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah. (3) Apresiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas dan/atau Kepala SKPD, Pejabat Eselon III dan IV serta Staf, setinggi-tingginya 3 (tiga) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat, yang pengaturan besarannya ditetapkan oleh Kepala Dinas dan/atau Kepala SKPD. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 Pemberian Insentif bagian Tahun Anggaran 2010 dapat dibayarkan mulai bulan Januari 2010 sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2010 dan dilakukan sesuai ketentuan Peraturan Gubernur ini melalui Kode Rekening Belanja Biaya Pemungutan Pajak. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 74 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah Provinsi Jawa Timur dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Oaerah Provinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 15 Nopember 2010 DIUMUMKAN DALAM BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Tgl 15-11-2010 No. 89 Tahun 2010/E1 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd Dr. H. SOEKARWO Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 7