Jurnal Bagimu Negeri, Volume 1 No.2 (2017) Hlm. 57-62 ISSN Cetak : 2548-8651 ISSN Online : 2548-866X DOI: https://doi.org/10.26638/jbn.482.8651 Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta Ulfa Amalia & Dwi Ratnawati Universitas Teknologi Yogyakarta Email: ulfaamalia.psi@uty.ac.id Abstract The problem that develops today is rubbish management and is a serious indicator for potential environmental pollution, especially waste of household waste. The PAR approach leads people to take transformative actions that change the social conditions of better society. This dedication program can fulfill the external target of integrated plastic waste processing system, by increasing community participation through assistance, as well as intensive giving or sosialisation, the creation of plastic waste processing technology in the form of distillation, variety of the product are accessories and other handicraft products, ergonomic system, managerial system by utilizing garbage bank as waste processing place. Keywords: Participatory Action Research, waste plastic management, community partisipation 1. PENDAHULUAN Problematika tentang sampah tidak dapat diselesaikan dengan hanya memanfaatkan kajian 3R (reuse, refuse, recycle) tetapi dibutuhkan penanganan khusus yaitu kesadaran dan keorganisasian yang independen dan terintregrasi atar masyarakat di wilayah tertentu. Sebagai mana yang dimaksud pada peraturan daerah Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tentang pengolahan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga bab IV bagian kesatu, pasal 26 ayat 1, lembaga pengelolaan sampah mandiri dibentuk oleh masyarakat secara berkolompok, dan pada ayat 5, lembaga pengelola sampah mandiri sebagai mana dimaksud pada ayat (1) melakukan pengelolaan sampah antar rukun tetangga dalam 1 (satu) rukun warga (Eko, 2010). Selama ini pengelolaan limbah plastik di Dusun Paten dilakukan dengan memanfaatkan bank sampah yang Artikel diterima: 8 Oktober 2017; disetujui: 28 Agustus 2017 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Dapat di Akses: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/bagimunegeri 57
Ulfa Amalia & Dwi Ratnawati dikelola bukan dari penduduk setempat. Peran serta masyarakat Dusuh Paten hanya mengumpulkan sampah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga disetiap keluarga. Setiap keluarga akan memilah hasil limbah rumah tangga secara sederhana yaitu mengumpulkan dan memilah kemudian menyimpan. Setelah periode tertentu akan disetorkan ke bank sampah dengan pemberian insentif sebanyak jumlah sampah yang mereka kumpulkan. Secara langsung, masyarakat tidak terlibat untuk mengolah dan menghasilkan produk baru dari pengolahan sampah yang berada di bank sampah. Hal ini dipandang kurang efektif dan tidak menghasilkan ketrampilan yang relevan terhadap pengelolaan limbah plastik. Melalui program PAR akan dilakukan pendidikan, pelatihan dan pendampingan bagi seluruh anggota masyarakat termasuk kelompok petugas kebersihan dan keluarganya untuk mengolah limbah plastik agar bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Peran keterlibatan masyarakat atau Pendekatan PAR (Participatory Action Research) merupakan metode research partisipasif yang mengarahkan masyarakat untuk melakukan aksi-aksi transformatif yang mengubah kondisi sosial masyarakat menjadi lebih baik. Integrasi antar pendekatan akan menghasilkan kerangka kerja dalam mengoptimalkan kesesuaian antara manusia, teknologi dan organisasional terhadap penanganan atau pengelolaan limbah sampah (Basriyanta, 2007). 2. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan program PAR dilakukan dengan tehnik-tehnik partisipatif seperti fokus Group Discussion (FGD), survei dengan pelibatan warga sebagai interviewer, diskusi formal dan non formal, diskusi warga serta gotong royong dalam melakukan berbagai program kemasyarakatan. Melalui pendekatan ini, dapat dikembangkan partisipasi secara optimal di lokasi pengabdian yaitu Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta dengan keterlibatan langsung dari warga RT 01 dan RT 03. Pada program perancangan sistem pengelolaan limbah plastik terintegrasi guna meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut: 58
Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat a. Pengumpulan Sampah Plastik Pengumpulan sampah plastik dilakukan dengan melibatkan masyarakat Dusun Paten berupa pengumpulan hasil limbah keluarga, kemudian dikumpulkan secara mandiri setiap keluarga. b. Pemilahan Sampah Plastik Aktivitas ini berupa pencucian sampah plastik dari bahan kotoran yang melekat pada plastik. Kotoran akan menyebabkan kontaminasi dalam proses daur ulang plastik, yang pada akhirnya menyebabkan kualitas plastik daur ulang menjadi rendah, dan bahkan sampah plastik menjadi tidak dapat diaur ulang. c. Aktivitas Pemilahan Sampah Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah jenis sampah sejak dari rumah tangga merupakan permasalahan pengelolaan sampah dan sampah plastik. Strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat antara lain: 1) Mengadakan lomba kebersihan lingkungan bertema pemilihan sampah. 2) Memasang beberapa poster mengenai keberadaan dan kategori sampah. 3) Membuat buku panduan yang memuat informasi mengenai cara pembuangan sampah, cara memilih dan mendaur sampah plastik. d. Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Sampah Plastik Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku daur ulang sampah plastik terletak pada kesulitan dalam pemilahan sampah plastik berdasarkan jenisnya. e. Manajemen Pengelolaan Sampah Plastik Terintegrasi Dari sudut pandang pengelolaan sampah mitra, belum terdapat pendekatan dari segi teknologi yang praktis dan ekonomis, dukungan fasilitas yang nyaman, menjadi kendala utama dalam proses pengelolaan. Sentuhan ergonomi total yang mengintegrasikan antara aktivitas daur ulang, teknologi, fasilitas, peningkatan kesadaran masyarakat dan industri serta didukung oleh legalitas hukum dari pemerintah menjadi tujuan utama menajemen. Model manajemen sampah terintegrasi yang dirancang adalah karakteristik dari sampah plastik yang paling banyak dihasilkan, kemudian diproses dengan sistem pengolahan sampah plastik. Kerangka yang digunakan adalah pendekatan pemilahan sampah plastik mulai dari sumbernya kemudian fasilitas pengangkutan yang ergonomis dan tepat guna, serta pendekatan sistem pengolahan sampah plastik dengan menekankan pada 59
Ulfa Amalia & Dwi Ratnawati teknologi yang digunakan dan lingkungan kerja (work station). Integrasi ini akan menurunkan biaya operasional terutama untuk biaya pemilahan sampah maupun pengangkutan sampah. Sistem pengelolaan terintegrasi melibatkan banyak elemen yang terlibat didalam sistem, sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik antar pihak yang bersangkutan. b. c. Gambar 2. Bunga dari plastik kresek 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai dalam pengabdian ini adalah proses bagaimana mengolah sampah menjadi barang-barang kerajinan yang bernilai lebih, yang dimulai dari pra produk, produksi, dan pasca produksi. Pemanfaatan sampah pada proses produksi kerajinan ini dilakukan melalui proses pelatihan, pendampingan, dan pemasaran terhadap hasil kerajinan dari sampah tersebut. Adapun kerajinan-kerajinan yang diajarkan dalam pelatihan dengan bahan sampah plastik menghasilkan produk sebagai berikut: a. d. e. Gambar 3. Tas kawul bahan dasar kresek Gambar 4. Bunga tulip dari plastik kresek Gambar 1. Bros dari bekas botol air mineral Gambar 5. Produk tas dari plastik kresek 60
Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat f. Sistem Destilasi g. Pelaksanaan Pameran Gambar 6. Alat & Bahan Destilasi Gambar 9. Pameran produk18-27 mei 2017 dalam acara Pameran Potensi Daerah (PPD) Gambar 7. Hasil Minyak dari sampah plastik Gambar 8. Api yang dihasilkan dari minyak destilasi Beragam produk yang telah dihasilkan menunjukkan bahwa PAR tidak dapat terpisah dari partisipasi bahkan hal ini menjadi keharusan dan mutlak diperlukan. Partisipasi dalam PAR adalah proses aktif yang inisiatifnya dilakukan oleh masyarakat sendiri dan dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana, proses dan mekanisme tertentu yang dapat menegakkan proses pengawasan secara efektif (Suwartiningsih, 2015). Pada dasarnya metode PAR merupakan metode yang melibatkan semua pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan secara langsung dalam mengkaji tindakan yang berlangsung dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik karena jika pengelolaan sampah tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif bagi 61
Ulfa Amalia & Dwi Ratnawati masyarakat. karena itu sangat diperlukan sosialisasi dan teknologi yang tepat untuk mengelola sampah yang ada, agar sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Tidak adanya pengawasan dan pelaksanaan peraturan dari pihak pemerintah juga menjadi faktor pengaruh adanya hambatan untuk mengelola sampah, disamping kurangnya partisipasi masyarakat untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya (Kuncoro, 2009), sehingga penanganan atau pengelolaan sampah penting untuk dilakukan untuk menekan dampak negatif yang dihasilkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik. 4. KESIMPULAN Pengembangan produksi kerajinan dari bahan sampah membutuhkan dukungan dari pihak masyarakat. karena penanganannya pun dipahami bukan hanya sebatas urusan memindahkan, membuang dan memusnahkan dengan cara yang sangat tidak aman dan cenderung mencemari lingkungan, tetapi diperlukan segala upaya untuk membuat strategi dalam mengatasi masalah lingkungan hidup itu dengan membuat suatu konsep yang bertujuan agar seluruh masyarakat dalam mengelola sumber daya alam tidak terlepas dalam pemeliharaan lingkungan itu sendiri. Produksi kerajinan dari bahan sampah ini, tentunya membutuhkan pelatihan, ketekunan, ketelatenan, keterampilan, serta pendampingan dari pihak pengabdi maupun institusi pemerintah agar masyarakat dapat memanfaatkan dan menggunakan sampah yang tadinya dianggap tidak berguna menjadi barang yang memiliki nilai tinggi. Sehingga aspek keberlanjutan dalam pengabdian ini terus bersinergi dengan terciptanya industri kreatif. 5. DAFTAR PUSTAKA Basriyanta, (2007). Memanen Sampah. Yogyakarta: Kanisius. Eko W, H. (2010). Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Permukiman Di Kampung Kamboja Kota Pontianak. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro Semarang. Kuncoro. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius. Suwartiningsih. (2015). Implementasi PAR Dalam Pendidikan Agama Islam. Jurnal PARADIGMA, Vol.2, No 1, hal 1-9. 62