Achmad Setya Roswendi 1, Wandi Suhandi 2

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PANGLI KECAMATAN SESEAN KABUPATEN TORAJA UTARA

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Nisa khoiriah INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

DETERMINAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN KALIANDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG LABUHAN KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA DI KELURAHAN PENYENGAT RENDAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2014

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN SIMPANG TUAN KECAMATAN MENDAHARA ULU TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

SIKAP DAN STATUS EKONOMI DENGAN PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP VASEKTOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN SAUNG NAGA KECAMATAN BATURAJA BARAT TAHUN 2014.

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 9 No. 2, Agustus 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERNIKAHAN DINI DI DESA LANGENSARI KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG PERIODE OKTOBER 2013-MARET 2014 Achmad Setya Roswendi 1, Wandi Suhandi 2 ABSTRAK Jumlah wanita yang melakukan pernikahan di Desa Langensari sebanyak 67 perempuan periode Oktober 2013 - Maret 2014. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013 - Maret 2014. Rancangan peneltian menggunakan analisis dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 67 perempuan yang menikah pada periode Oktober 2013 - Maret 2014 yang tercatat di KUA Desa Langensari Kecamatan Blanakan. Pengumpulan data menggunakan angket dengan dataprimer yang diolah menggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (Chi Square). Hasil penelitian diketahui responden yang melakukan pernikahan dini (<20 tahun) sebanyak 21 (31,3%) responden dan sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang mengenai kesehatan reproduksi sebanyak 46 (68,7%) responden. Hasil analisis diketahui terdapat hubungan pengetahuan kesehatan reproduks idengan pernikahan dini dengan p value0,001 α 0,05. Disarankan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan penyuluhan dan pendekatan kepada perempuan khususnya remaja putri tentang resiko perkawinan dini, sehingga perempuan dapat meningkatkan pengetahuan dari tenaga kesehatan atau dari penyuluhan khususnya tentang pengetahuan kesehatan reproduksi sebagai dampak dari resiko perkawinan dini. Kata kunci :Pengetahuan, kesehatan reproduksi, pernikahan dini. 1

2 THE RELATIONS OF REPRODUCTIVE HEALTH KNOWLEDGE WITH YOUTH MARRIAGE IN LANGENSARI VILLAGE BLANAKAN SUB-DISTRICT SUBANG ON PERIOD OCTOBER 2013 MARCH 2014 Achmad Setya Roswendi 1, Wandi Suhandi 2 ABSTRACT The number of women who did youth marriage in Blanakan Village are 67 women on period October 2013 - march 2014. So researcher interested for conducting research about the relations of reproductive health knowledge with youth marriage in Langensari village Blanakan sub-distric Subang on period October 2013 March 2014. The design on this study used correlation study with phenomenological cross sectional. Technique sample used total sampling with sample of 67 women who had marriaged on period October 2013 March 2014 that inscriptioned at KUA Langensari village Blanakan sub-district. Aggregitation of data used questionarre with primer data that processed using univariate and bivariate analysis (Chi Square). The result revealed respondent who did youth marriage (<20 years) sebanyak 21 (31,1%) respondent and the majority had less knowlegde about reproduction health as much as 46 (68,7%) respondent. The result of anilysis known had relations reproduction health knowlegde with youth marriage with p value 0,001 α 0,05. It is recommended for health workers have in order to further increased the quallity of service with provide information and approacher to women especially young women about risk of youth marriage, so that women can increased the knowledge from health worker or from information especially about reproduction health knowledge as impact from youth marriage risk. Keyword : Knowlegde, reproduction health, youth marriage.

3 A. PENDAHULUAN Berdasarkan data SDKI tahun 2007 diketahui dari 6.341 perempuan usia 15-19 tahun, sebesar 12,8% dari mereka sudah menikah. Sementara itu menurut data Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus pernikahan dini masih tinggi, terlihat pada usia 10-14 tahun sebanyak 4,8% dan pada usia 15-19 sebanyak 41,9%. Menurut survey SDKI tahun 2012, secara nasional pernikahan dini usia 16-20 tahun sebanyak 26,95%, selain itu diketahui 5% penduduk di Indonesia melakukan pernikahan di bawah umur 15 tahun, dimana sebesar 24,4% adalah wanita di pedesaan dan 16,1% diantaranya adalah wanita di perkotaan (Kemenkes RI, 2012). Berdasarkan data BKKBN tahun 2012, persentase terbesar pernikahan dini terdapat di Provinsi Jawa Timur 90,3%, Jawa Barat pada posisi kedua yaitu sebesar 39,6% dan ketiga adalah Kalimantan Selatan sebesar 37,5%. Kasus pernikahan dini di Jawa Barat hingga kini masih tergolong tinggi, diketahui jumlah pasangan usia pernikahan (PUP) di bawah usia 19 tahun pada tahun 2012 mencapai 50% dari total pasangan usia subur (PUS) yakni sekitar 9 juta pasangan. Sebagian besar diantaranya terdapat di daerah pantai utara (pantura) yaitu di Subang, Karawang, Indramayu, dan daerah pantura lainnya. Bahkan di daerah lainnya masih banyak yang menikah pada usia 14-15 tahun. Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang ditandai dengan pendapatan yang rendah, rendahnya pendidikan, kurangnya kesehatan, dan kurangnya pengetahuan masyarakat. Menikah dini di negara berkembang termasuk Indonesia berkaitan dengan aspek ekonomi, pendidikan, kependudukan dan sosio kultural. Sedangkan Pernikahan dini di pedesaan dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan fisik, ekonomi dan sosial budaya masyarakat (Luthfiyah, 2008). Banyak dampak yang dapat disebabkan oleh pernikahan dini khususnya pada kesehatan, hal tersebut dapat dikarenakan hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas, faktor ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan khususnya pengetahuan remaja yang kurang mengenai kesehatan reproduksi (Puspitasari, 2006). Menurut BKKBN (2005) pengetahuan dasar yang perlu diberikan agar mempunyai pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik adalah mengenal tentang sistem, proses, dan fungsi alat reproduksi serta mendewasakan usia kawin bagi remaja serta merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginan pasangannya. Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menunjukkan sebanyak 13 % remaja perempuan tidak tahu tentang perubahan fisik dan hampir separuhnya tidak mengetahui kapan masa subur perempuan. Minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi terutama terkait dengan dampak seks pranikah yang membuat angka pernikahan dini terus meningkat. Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, maka remaja perlu mendapat

4 informasi yang cukup, sehingga mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya dihindari. Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, remaja dapat menghindari hal-hal negatif yang akan dialami oleh remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja (Wardah, 2007). Berdasarkan data Badan Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian Pernikahan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, diketahui bahwa pada periode 2011-2014 masih terdapat banyak perempuan atau remaja yang melakukan pernikahan dini di Kecamatan Blanakan, tercatat bahwa terdapat dari 2.780 perempuan yang menikah, 1590 diantaranya adalah perempuan usia <20 tahun (BP4 Kec. Blanakan Kab.Subang, 2014). Tabel 1.1 Jumlah Perempuan Yang Melakukan Pernikahan Di Bawah Usia 20 Tahun Di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Tahun 2011-2014 No Desa 2011 2012 2013 2014* Total N F N F N F N F N F 1 Blanakan 46 32 46 30 40 23 6 3 138 88 2 Jaya Mukti 80 54 98 65 104 56 25 14 307 189 3 Langensari 140 82 158 93 166 85 25 13 489 273 4 Muara 86 57 99 58 95 51 16 10 296 176 5 Tanjung Tiga 110 62 108 67 107 59 19 10 344 198 6 Rawa Mekar 63 43 77 46 93 55 3 2 236 146 7 Rawameneng 124 73 124 72 134 74 21 12 403 231 8 Cilamaya Girang 131 65 157 92 122 54 23 13 433 224 9 Cilamaya Hilir 38 24 45 33 45 25 6 2 134 84 Jumlah 818 484 912 532 906 495 144 79 2780 1590 Sumber : BP4 Kecamatan Blanakan Kab.Subang 2014 Keterangan : N : Jumlah wanita yang menikah F : Jumlah wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun * : Data Januari - Maret 2014 Berdasarkan data tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa desa Langensari merupakan salah satu desa dengan jumlah pernikahan terbanyak dan perempuan yang menikah dibawah 20 tahun terbanyak yaitu dari 489 perempuan yang menikah, 273 (55,83%) diantaranya berusia <20 tahun. sedangkan pada tahun 2014 menjadi yang tertinggi dengan jumlah pernikahan sebanyak 25 pernikahan dimana 13 perempuan diantaranya menikah pada usia <20 tahun. Rata-rata perempuan menikah pertahunnya adalah 122 perempuan dan yang berusia <20 tahun adalah 68 perempuan. Sementara itu pada periode 6 bulan

5 terakhir yaitu periode Oktober 2013 Maret 2014, tercatat bahwa perempuan yang menikah sebanyak 67 perempuan. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Pernikahan Dini Di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014. B. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Hipotesis Alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014. Variabel bebas (Independent Variable), yaitu variabel sebab atau yang mempengaruhi variabel lainnya (variabel terikat/dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi. Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang terpengaruhi atau menjadi akibat dari variabel bebas atau tergantung pada variabel lain (variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pernikahan dini. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen Pernikahan Dini Definisi Konseptual Pernikahan telah terjadi pada seorang wanita dengan status umur dibawah 20 tahun (manuaba, 2009). Definisi Operasional Pernikahan yang dilakukan seorang wanita pada usia < 20 tahun pada Periode Oktober 2013-Maret 2014 Alat ukur Kuesioner Kategori 1. Ya, jika menikah dibawah usia <20 tahun 2. Tidak, jika menikah diatas usia 20 tahun Skala Ukur Ordinal

6 Variabel Independen Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Definisi Konseptual Hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindera terhadap suatu obyek tertentu melalui panca indra manusia mengenai kesehatan reproduksi yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki (Wawan, 2010 & BKKBN, 2005) Definisi Operasional Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan dengan benar mengenai kesehatan reproduksi meliputi 1. Pengertian organ dan kesehatan reproduksi 2. Ciri-ciri kematangan reproduksi 3. Dampak dan resiko pernikahan dini pada remaja terhadap kesehatan reproduksi Alat ukur Kueioner Kategori 1. Kurang bila skor jawaban benar < 56 % 2. Cukup bila skor jawaban benar 56-75 % 3. Baik bila skor jawaban benar 76-100% Skala Ukur Ordinal Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan yang menikah pada periode Oktober 2013 - Maret 2014 yang tercatat di KUA Desa Langensari Kecamatan Blanakan sebanyak 67 perempuan. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 67 sampel. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengetahuan menggunakan kuesioner berbentuk multiple choice (pilihan berganda) yaitu pertanyaan yang menyediakan beberapa alternatif jawaban, dan responden hanya memilih salah satu diantara yang sesuai dengan pendapatnya. Instrument dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori-teori dari berbagai sumber, dan disajikan dengan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan pada pernikahan dini menggunakan check list adalah suatu daftar untuk men cek, yang berisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas dari sasaran pengamatan, yaitu apakah pasangan tersebut menikah pada usia <20 tahun atau 20 tahun.

7 Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Analisis Bivariat yang digunakan adalah analisis Chi Square. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 14-17 Mei 2014 di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014 Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Kurang 46 68,7 Cukup 18 26,9 Baik 3 4,5 Total 67 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan reproduksi sebanyak 46 responden (68,7%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pernikhanan Dini Di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014 Pernikaahn Dini Frekuensi (n) Persentase (%) Ya (<20 tahun) 21 31,3 Tidak ( 20 tahun) 46 68,7 Total 67 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden yang melakukan pernikahan dini yaitu sebanyak 21 responden (31,3%).

8 Tabel 4.3 Distribusi Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Pernikahan Dini Di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014 Pengetahuan Pernikahan Dini Kesehatan Ya Tidak Total Reproduksi N % n % n % Kurang 21 45,7 25 54,3 46 100 Cukup 0 0 18 100 18 100 Baik 0 0 3 100 3 100 Total 21 31,3 46 68,7 67 100 p-value 0,001 Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian responden yang berpengetahuan kurang mengenai kesehatan reproduksi melakukan pernikahan dini sebanyak 21 (45,7%) responden dan seluruh responden yang berpengetahuan baik tidak melakukan pernikahan dini sebanyak 3 responden (100%). Hasil uji statistik diperoleh p value (0,001) nilai α (0,05), hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014. Pembahasan Hasil uji statistik berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa p value (0,001) nilai α (0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir sebagian responden yang berpengetahuan kurang mengenai kesehatan reproduksi melakukan pernikahan dini sebanyak 21 (45,7%) responden dan seluruh responden yang berpengetahuan baik tidak melakukan pernikahan dini sebanyak 3 responden (100%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan yang cukup dan baik mengenai kesehatan reproduksi tidak melakukan pernikahan dini, sebaliknya responden dengan pengetahuan kurang cenderung melakukan pernikahan dini. Pengetahuan yang kurang baik serta cukup yang dimiliki responden ini dapat disebabkan karena kurangnya pemberian informasi atau penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan dapat juga diperoleh dari berbagai sumber lain yang kurang tepat seperti dari televisi, koran dan radio.

9 Pengetahuan responden yang semakin tinggi tentang kesehatan reproduksi dan bahayanya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi remaja puteri juga dapat membentuk tindakan responden menjadi semakin baik dalam pendewasaan usia pernikahan. Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menunjukkan sebanyak 13 % remaja perempuan tidak tahu tentang perubahan fisik dan hampir separuhnya tidak mengetahui kapan masa subur perempuan. Minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi terutama terkait dengan dampak seks pranikah yang membuat angka pernikahan dini terus meningkat. Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, maka remaja perlu mendapat informasi yang cukup, sehingga mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya dihindari. Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, remaja dapat menghindari hal-hal negatif yang akan dialami oleh remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja (Wardah, 2007) Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Oleh sebab itu, pengetahuan responden yang semakin tinggi tentang kesehatan reproduksi dan bahayanya pernikahan dini pada kesehatan reproduksi remaja puteri diharapkan dapat membentuk perilaku yang semakin baik pula dalam pendewasaan usia pernikahan dan menjadi perilaku yang langgeng atau berlangsung dalam waktu yang lama. Pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan faktor penting dalam menumbuhkan perilaku positif tentang kesehatan reproduksi dan perilaku seksual pada remaja itu sendiri yang berdampak pada adanya keputusuan melakukan pernikahan dini. Memang faktor yang lainnya, seperti halnya dukungan dari orang tuanya sangat bagus tidak akan menjamin mereka akan memiliki sikap yang positif tentang pernikahan dini. Hal ini dikarenakan kurang mengertinya mereka tentang hal tersebut dan bagaimana bersikap yang positif itu sendiri. Sehingga dikhawatirkan pada akhirnya nanti mereka akan salah langkah dalam berperilaku dan bertindak (Sarwono, 2011). Handoko (2010) memaparkan bahwa dengan terbatasnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi seringkali mengarah pada tindakan seks bebas pada remaja yang dapat memicu terjadinya pernikahan dini. Selain itu, menurut Sarwono (2011) dalam survei penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan seks dan reproduksi masih sangat rendah, hal tersebut dibuktikan dengan 83,7% remaja kurang memahami kesehatan reproduksi dan hanya 3,6% remaja saja yang tahu pentingnya kesehatan reproduksi.

10 Hasil penelitian Wibowo (2010) mengenai hubungan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan sikap menikah di usia dini di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan Pernikahan dini di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali (pvalue 0,01). D. SIMPULAN dan SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014 pada 67 responden, maka kesimpulan yang dapat peneliti ambil diantaranya adalah terdapat hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di Desa Langensari Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Periode Oktober 2013-Maret 2014 (pvalue 0,001 α 0,05). Disarankan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan penyuluhan dan pendekatan kepada perempuan dan khususnya remaja putri tentang resiko pernikahan dini dalam kehamilan guna mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat pernikahan dini.

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Pernikahan (BP4) Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Tahun 2014. BKKBN. (2005). Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN ----------- (2012). Ketahanan Keluarga Bisa Cegah Pernikahan Dini. Diakses dalam www.antarajawabarat.com. Diperoleh tanggal 14 Januari 2014. Balai Pusat Statistik (BPS). (2012). Kependudukan dan Demografi Indonesia. Diakses dalam http://www.balaipusatstatistik.go.or. Diperoleh tanggal 14 Januari 2014. Depkes RI. (2007). Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta. Salemba Medika Dharmayanti M. (2009). Kesehatan Reproduksi Remaja. Diakses dalam http://www.idai.or.id. Diperoleh tanggal 14 Aprill 2014. Handoko. (2010). Kesehatan Reproduksi. Edisi 2. Jogyakarta : Andi Offset. Hidayat, A.A. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan-Paradigma Kuantitatif. Cetakan Pertama Health Books Publishing. Surabaya Kemenkes. (2012). Profil kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Departemen Kesehatan republik Indoensia Jakarta, 2012. Diperoleh dari http/www.depkes.go.id. Luthfiyah, D. (2008). Pernikahan Dini Pada Kalangan Remaja (15-19) Tahun. Jakarta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. ( 2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Puspitasari, F. (2006). Reproduksi Sehat. Jakarta. EGC Riset Kesehatan Dasar. (2010). Presentase Perempuan Pernah Kawin Usia 10-59 tahun menurut Umur Perkawinan Pertama. Jakarta: Riskesdas Sarwono, W.S. (2011). Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Cet-14. Jakarta : Rahawali Pers. SDKI. (2007). Survey Demorafi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007. BPS, BKKBN, dan Kemenkes RI 2007. Diakses dalam http://www.depkes.go.or. Diperoleh tanggal 14 Januari 2014. Suryono. (2005). Hukum Pernikahan Dini. Diakses dalam http://www.suryono.org/pubs/new- world-indo.html. Diperoleh tanggal 14 Januari 2014.

12 Wardah, A., Ismail. (2007). Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Diakses dalam http://www.slideshare.net/ismail_hamim/kesehatan-reproduksi-remaja-presentation. Diperoleh tanggal 14 Januari 2014. Wibowo, S.D.P. (2010). Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Menikah Di Usia Dini Di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Diperoleh tanggal 14 Januari 2014.