Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : ROM Aktif, Mobilisasi Dini, Peristaltik Usus, Post Operasi Abdomen dengan Genaral Anestesi ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH STATIK KONTRAKSI TERHADAP KECEPATAN KEMBALINYA PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA (SC)

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH MOBILISASI DINI ROM PASIF TERHADAP PEMULIHAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN PASKA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI UMUM DI SMC RS TELOGOREJO ABSTRAK

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN ROM AKTIF ASISTIF SPRING GRIP TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

Diah Puji Astutik, Ilkafah, Ihda Mauliyah

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB V HASIL PENELITIAN

SKRIPSI PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENINGKATAN MOTILITAS USUS PADA PASIEN APENDIKTOMI DI RUANG BOUGENVILLE BRSU TABANAN


PENGARUH TERAPI RELAKSASI MASASE PUNGGUNG TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR DI SMC RS TELOGOREJO

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PERISTALTIK USUS PASCA OPERASI SESAR DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

SURVEY PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN. macam keluhan penyakit, berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

(Submited : 26 Oktober 2017, Accepted : 28 Oktober 2017) Solikin, Roly Marwan Maturidi

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

Key words : surgical safety checlist, surgery room, patients safety

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 1-3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. oksigen (O2). Yang termasuk relaksan otot adalah oksida nitrat dan siklopropane.

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP WAKTU PEMULIHAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI RUANG RAWAT INAP RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Transkripsi:

Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa Cicilia Yuni Ardini Widyaswari *),Yunie Armiyati**), M. Syamsul Arif SN***) *) Mahasiswa Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, **) Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang ***) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Anestesi diperlukan dalam proses operasi yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan, namun dapat mempengaruhi peristaltik usus, lebih tepatnya dapat menurunkan atau mengilangkan gerakan peristaltik. Setelah pembedahan sangat memungkinan untuk melakukan aktivitas yang bertujuan untuk mempertahankan gerakan peristaltik. Salah satu aktivitas yang dapat meningkatkan peristaltik usus adalah mobilisasi dengan latihan aktivitas Range Of Motion (ROM) aktif asistif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROM aktif asistif terhadap peristaltik usus pada pasien post operasi dengan general anestesi di RSUD Ambarawa. Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan rancangan one group pre and post design, menggunakan teknik sampling accidental sampling, dengan jumlah sampel adalah 12 responden. Hasil penelitan dengan menggunakan uji Wilcoxon sign test didapatkan nilai p value 0,002 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan ROM aktif asistif mampu meningkatkan peristaltik usus pada pasien post operasi dengan general anestesi. Diharapkan perawat dapat menggunakan intervensi tersebut sebagai penatalaksanaan pada pasien post operasi untuk meningkatkan atau menstabilkan peristaltik sehingga pasien tidak terjadi gangguan pada gastrointestinal. Kata Kunci : ROM aktif asistif, peristaltik dan general anastesi ABSTRACT Anesthesia is required in the process of operation which aims to eliminate the pain of surgery, but it can affect the intestinal Peristaltic, more precisely can decrease or eliminate intestinal peristaltic movement. After the surgery, it is very possible to do activities which aim to maintain the movement of intestinal peristaltic. One of activity that can increase the intestinal peristaltic is mobilization exercise activity with the active asistif Range Of Motion (ROM). This research was aimed to know the influence of the active asistif ROM against intestinal Peristaltic in post surgery patients with general anesthesia in Ambarawa General Hospital. This was a quasi experiment research with one group pre and post test design, using the accidental sampling technique, with the number of samples were 12 respondents. The results of this research using Wilcoxon sign test obtained p value 0.002 (p < 0.05). It can be concluded that the active asistif ROM was able to increase the intestinal peristaltic in post surgery patients with general anesthesia. It is expected that the nurse can use such as management intervention in post operation patients to improve or stabilize the intestinal perisltaltic, so it can prevent the gastrointestinal disorders. Key words: active asistif ROM, intestinal peristaltic, and general anaesthesia

PENDAHULUAN Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan dengan menggunakan teknik invasive dimana dilakukan sayatan pada bagian tubuh yang akan ditangani dan diakhiri dengan penutupan dengan penjahitan luka tersebut (Sjamsuhidayat, 2011, hlm.331). Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting bagi perawatan kesehatan di seluruh dunia. Setiap tahun diperkirakan terdapat 230 juta bedah utama dilakukan di seluruh dunia (Haynes et al, 2009, dalam Hasri, 2012, 1). Data yang didapatkan di RSUD Ambarawa pada tahun 2013 terdapat 2210 pasien yang menjalani operasi, dan terdapat 146 pasien yang menjalani operasi bedah abdomen sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 2220 pasien yang menjalani operasi, dan terdapat 160 pasien yang menjalani operasi bedah abdomen. Setiap tindakan operasi menggunakan anestesi untuk menghilangkan rasa nyeri. Anestesi merupakan bahan yang diberikan agar pasien menjadi tidak sadar (anestesi umum) atau hanya untuk menghilangkan perasaan (anestesi lokal) (Smeltzer dan Bare, 2013, hlm.450). Pembedahan yang menggunakan anestesi umum yang melibatkan prosedur mayor, dimana membutuhkan manipulasi jaringan yang luas. Efek anestesi ini dapat bertahan selama 6-8 jam setelah pemberian obat anestesi. Anestesi memperlambat motilitas gastrointestinal dan menyebabkan mual sehingga terjadi kelemahan bising usus (Potter dan Perry, 2010, hlm.695). Bising usus merupakan aliran udara dan cairan yang menimbulkan gerakan peristaltik dengan menimbulkan suara bergemuruh pelan yang terjadi secara tidak teratur (Potter & Perry, 2010, hlm. 317). Apabila otot-otot usus tidak dapat mendorong isi usus ke bawah maka akan terjadi gangguan peristaltik yang mengakibatkan terjadinya konstipasi dimana konstipasi yang berkelanjutan akan berujung pada ileus (Potter & Perry, 2010, hlm. 758). Melemahnya tonus-tonus otot rangka dapat melemahkan proses defekasi, sehingga ROM atau latihan otot-otot dasar panggul dan abdomen sangat penting dilakukan karena latihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan individu supaya terjadi kontraksi pada intra abdomen. Jika terjadi kontraksi pada intra abdomen,maka peristaltik akan meningkat (Kozier et.al, 2009, hlm. 588-589). METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan rancangan one group pre and post test design.. Dimana penelitian ini memberikan intervensi kepada responden yang akan dilakukan tindakan perlakuan dan membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Besar sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling/sampling jenuh dengan menggunakan non probability dengan teknik accidental sampling Jumlah sampel pada penelitian ini selama 1 bulan dari bulan Maret-April yaitu 12 responden. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan di RSUD Ambarawa Bulan Maret-April 2015 (n=12)

Variabel Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Usia 15-20 21-50 Pendidikan SD SMP SMA Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Frekuensi (n) Presentase (%) 8 33.3 4 66.7 1 8.3 11 91.7 3 25.0 4 33.3 5 41.7 9 75 3 25 Berdasarkan tabel 5.1 di atas, didapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 8 orang (66.7%). Rata-rata responden yang menjalani operasi dengan general anestesi berusia 32.33 tahun, selain itu usia terendah yang menjalani operasi dengan general anestesi yaitu 20 tahun sedangkan usia tertinggi yaitu 48 tahun. Responden yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 5 orang (41.7%). Berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu 9 orang (75%). 2. Gambaran peristaltik usus a. Gambaran peristalik usus pada pasien post operasi di RSUD Ambarawa Tabel 5.2 Tabel Responden Berdasarkan Peristaltik Usus di RSUD Ambarawa Bulan Maret-April 2015 (n=12) Peristaltik usus Median Minimum Maximum Pre 3.50 3 5 Post 6.00 4 10 Berdasarkan tabel 5.2 di atas, didapatkan bahwa median jumlah peristaltik usus sebelum yaitu 3.50 x/menit dan sesudah 6.00 x/menit dan nilai minimum sebelum yaitu 3, maksimum 5. Sedangkan nilai minimum sesudah yaitu 4 dan maksimum yaitu 10. b. Gambaran peristalik usus dilihat dari usia Tabel 5.4 Tabel Responden Berdasarkan Peristaltik Usus yang dilihat dari usia di RSUD Ambarawa Bulan Maret-April 2015 (n=12) Usia Sebelum Sesudah ±SD ±SD 15-20 5.00 ± - 10.0 ± - 21-50 3.45 ± 0.52 6.09 ± 1.13 Berdasarkan tabel 5.4 di atas, didapatkan bahwa rata-rata responden yang berusia 15-20 mengalami peningkatan jumlah peristalik usus terbanyak sebelum dan sesudah dilakukan ROM aktif asistif yaitu dari 5.00 (± -) menjadi 10.0 (± -), sedangkan rata-rata untuk usia 21-50 yaitu dari 3.45 (± 0.52) menjadi 6.09 (± 1.13). Usia dapat mempengaruhi peristalik karena semakin bertambahnya usia seseorang tonus otot akan menurun sehingga kemampuan kerja peristaltik menurun (Kozier, et.al. 2010, hlm. 605). c. Gambaran peristalik usus dilihat dari pekerjaan Tabel 5.5 Tabel Responden Berdasarkan Peristaltik Usus yang dilihat dari pekerjaan di RSUD Ambarawa Bulan Maret-April 2015 (n=12) Pekerjaan Sebelum Sesudah ±SD ±SD Bekerja 3.77 ± 0.66 6.66 ± 1.58 Tidak bekerja 3.00 ± 0.00 5.66 ± 1.52 Berdasarkan tabel 5.5 di atas, didapatkan rata-rata responden yang bekerja mengalami peningkatan jumlah peristaltik usus terbanyak sebelum dan sesudah dilakukan ROM akti asistif yaitu dari 3.77 (± 0.66)

menjadi 6.66 (± 1.58), sedangkan rata-rata responden yang tidak bekerja yaitu dari 3.00 (± 0.00) menjadi 5.66 (± 1.52). Pekerjaan juga dapat mempengaruhi peristaltik, hal tersebut dikarenakan karena semakin banyak mobilisasi yang dilakukan akan semakin tinggi juga peristaltik pada individu tersebut. Teori lain menurut Mochtar (2005) mengatakan bahwa dengan bergerak akan merangsang peristaltik usus kembali normal. d. Gambaran peristalik usus dilihat dari jenis kelamin Tabel 5.3 Tabel Responden Berdasarkan Peristaltik Usus yang dilihat dari jenis kelamin di RSUD Ambarawa Bulan Maret-April 2015 (n=12) Jenis Sebelum Sesudah kelamin ±SD ±SD Laki-laki 3.25 ± 0.50 5.50 ± 1.73 Perempuan 3.75 ± 0.70 6.88 ± 1.35 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, didapatkan bahwa rata-rata responden yang berjenis kelamin perempuan mengalami peningkatan jumlah peristaltik usus terbanyak sebelum dan sesudah dilakukan ROM aktif asistif yaitu dari 3.75 (±0.70) menjadi 6.88 (± 1.35), sedangkan rata-rata dengan jenis kelamin laki-laki yaitu dari 3.25 (±0.50) menjadi 5.50 (± 1.73). Secara psikologis, perempuan lebih emosional daripada laki-laki dan mudah tersinggung, mudah dipengaruhi, sangat peka, menonjolkan perasaan dan mudah meluapkan perasaan. Berdasarkan emosional menurut Stuart (2006, hlm. 144) kecemasan merupakan stressor yang dapat disebabkan oleh respon emosional terhadap penilaian seseorang. Teori lain menurut Potter dan Perry (2010, hlm. 405-407) stress dapat mempengaruhi saraf autonom sistem pencernaan, yang berakibat lambatnya penyampaian impuls dan menurunnya gerakan peristaltik usus. 3. Pengaruh ROM aktif asistif terhadap peristaltik usus pada pasien post operasi dengan general anastesi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi di RSUD Ambarawa Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil uji Wilxocon menunjukkan nilai p value 0,002 atau < 0,05, berarti ada pengaruh ROM aktif asistif terhadap peristaltik usus pada pasien post operasi dengan general anestesi di RSUD Ambarawa. Hal ini menunjukkan bahwa ROM aktif asistif dapat meningkatkan peristaltik usus. Prosedur pembedahan diperlukan adanya anestesi yang bertujuan untuk menghilangkan sensasi nyeri baik diseluruh tubuh (general anestesi) atau sebagian dari tubuh (lokal anestesi (Admin, 2013, 1). Anestesi menyebabkan lambatnya motilitas kolon dimana dapat mengakibatkan kelemahan pada peristaltik usus. Aktivitas akan membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula dan dapat melancarkan sirkulasi darah yang bisa mempercepat pulihnya sistem pencernaan (Manuaba, 2006, hlm. 105). Mobilisasi dapat meningkatkan motilitas usus seperti otot pelvis dan otot abdomen, sehingga dapat meningkatkan peristaltik usus (Saryono & Widianti, 2010, hlm. 37). Mobilisasi itu sendiri salah satunya dengan ROM aktif asistif. Pada penelitian ini dilakukan ROM aktif asistif pada ekstemitas bawah yaitu ROM aktif asistif pinggul dan lutut, karena secara anatomi berdekatan dengan abdomen yang dapat merangsang gerakan peristaltik usus. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Jadi latihan ROM aktif asistif pada ekstremitas bawah melatih tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma yang

mengakibatkan gerakan peristaltik usus muncul (Widuri, 2015, hlm. 131). SIMPULAN Berdasarkan dari hasil uraian penelitian dan pembahasan tentang pengaruh ROM aktif asistif terhadap peristaltik usus paada pasien post operasi dengan general anestesi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata jumlah peristaltik usus responden sebelum diberikan ROM aktif asistif sebesar 3,58 x/menit dan sesudah diberikan ROM aktif asistif meningkat menjadi 6,42 x/menit. 2. ROM aktif asistif mampu meningkatkan peristaltik usus pada pasien post operasi dengan general anestesi di RSUD Ambarawa dengan hasil uji Wilxocon (p=0,002) SARAN 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi rumah sakit dalam penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk meningkatkan peristaltik usus pada pasien post operasi dengan general anestesi dengan tindakan ROM aktif asistif. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan ilmiah dan teoritis, sehingga memacu institusi pendidikan khususnya profesi keperawatan untuk lebih mempertimbangkan waktu penerapan intervensi yang efektif terhadap peningkatan peristaltik usus pasien post operasi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan peningkatan peristaltik pada pasien post operasi. b. Peneliti lain dapat melakukan penelitian dengan mengganti variabel seperti membandingkan antara ROM aktif dan ROM pasif pada semua jenis operasi dengan general anestesi dan menggunakan kelompok kontrol DAFTAR PUSTAKA Admin. (2013). Anestesi umum dan anestesi lokal. http://www.jaringankomputer.org/ diperoleh pada tanggal 22 Mei 2015 Hasri, E.T (2014). Praktik keselamatan pasien: surgical safety checklist. http://mutupelayanankesehatan.net/i ndex.php/component/contentarticle/ 22/585 diperoleh tanggal 9 Desember 2014 Kozier, B., Berman, A., & Erb, G. (2009). Buku ajar praktik keperawatan klinis.. Jakarta: (2010). Buku ajar fundamental keperawatan konsep proses dan praktik. Volume 2. Jakarta: Kusyati, dkk. (2013). Keterampilan dan prosedur laboratorium keperawatan dasar. Edisi 2. Jakarta: Manuaba. (2006). Patologi obstetri. Jakarta: Mochtar, R. (2013). Sinopsis Obstetri. Jakarta: Potter, P.A & Perry, A.G..(2010). Fundamental keperawatan. Buku 2. Edisi 7.Alih bahasa: Adrina Ferderika Nggie dan Marin Albar. Jakarta : Salemba medika Saryono dan Widianti, A. (2010). Kebutuhan dasar manusia. Yogyakarta : Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sjamsuhidayat, R., & Jong, D. W (2011). Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta: (2010). Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: (2005). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2013). Buku ajar keperawatan medical bedah. Edisi 8. volume 2. Alih bahasa: H. Y. Kuncara, Andry hartono, Monica Ester, dan Yasmin Asih. Jakarta : Stuart, G. W., & Laraia (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 5. Alih bahasa: Ramona, G. K., & Egi, K. Y. Jakarta: WHO. (2012). Pedoman perawatan pasien. Jakarta : Widuri, H. (2010). Kebutuhan dasar manusia aspek mobilitas dan istirahat tidur. Edisi pertama. Yogyakarta: Gosyen publishing