PARTISIPASI SUPIR ANGKUTAN LYN JURUSAN JOYOBOYO- RUNGKUT DALAM PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SAFETY RIDING UNTUK MENEKAN ANGKA KECELAKAAN DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

perbaikan hidup berkeadilan sosial.

NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang : Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah


TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG KELAS JALAN DAN PENGAMANAN PERLENGKAPAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

I. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB II LANDASAN TEORI. Supir (pengemudi) atau bahasa Inggrisnya driver adalah orang yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALULINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KELAS JALAN DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1993 TENTANG ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH: Wijanarko Hadi Saputro

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR SMP MENGEMUDIKAN SEPEDA MOTOR TANPA MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PARTISIPASI SUPIR ANGKUTAN LYN JURUSAN JOYOBOYO- RUNGKUT DALAM PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Jurusan Ekonomi Pembangunan Oleh: CANDRA GALIH TAQWA 0541310118 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul PARTISIPASI SOPIR ANGKUTAN LYN U JURUSAN JOYOBOYO - RUNGKUT DALAM PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA Penulisan skripsi ini merupakan bagian dari proses studi jurusan Administrasi Negara yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa yang merupakan prasyarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik,fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik pada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Banyak pihak yang telah membantu penulis berupa petunjuk dan bimbingan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Dra Diana Hertati MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi penelitian ini, penulis telah banyak menerima sumbangan pikiran, tuntunan dan dukungan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. i

2. Bapak Dr.Lukman Arif.MSi, selaku Ketua Program studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 3. Dra. Hj.Susi Harjati, Map, selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 5. Semua staf Dinas Perhubungan kota Surabaya yang telah membantu dalam memberikan informasi-informasi yang penulis butuhkan. 6. Untuk kedua orang tuaku, terimakasih atas bantuan do a restu yang di berikan. 7. Buat Rahmat, Icong, Panjul, Ipul, Adith, Temen-temen Miracle,Temen-temen angkatan 05,Tube8 Community dan untuk sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Dan seluruh teman-teman Administrasi Publik Angkatan 2004. Akhirnya dengan segala keterbukaan, apabila penulis dalam membuat penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan diharapkan adanya kritik dan saran yang sekiranya tidak memberatkan penulis dan bersifat membangun untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Surabaya,16Desember 2011 Penulis ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii ABSTRAKSI...Viii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 9 1.4. Kegunaan Penelitian... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 11 2.2. Landasan Teori... 16 2.2.1. Pengertian Partisipasi... 16 2.2.2. Tingkat Partisipasi... 18 2.2.3. Jenis Partisipasi... 19 2.2.4. Terjadinya Partisipasi... 19 2.2.5. Bentuk Partisipasi... 21 iv

2.2.6. Pengertian sopir...22 2.2.7. Pengertian Angkutan Umum... 22 2.2.8. Peran Angkutan Umum... 25 2.2.9. Tujuan Pelayanan Angkutan Umum... 26 2.2.10. Pengertian Tertib... 27 2.2.11. Pengertian Lalu Lintas... 28 2.2.12.Pengendalian Lalu Lintas... 28 2.2.13.Pesyarataan Pengemudi dan Kendaraan... 31 2.2.14.Persyaratan Teknis Dan Laik Jalan Kendaraan Umum... 32 2.2.15.Persyaratan Fisik Kendaraan Bermotor... 33 2.2.16.Peraturan dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor... 34 2.2.17.Tata Cara Pengangkutan Penumpang... 35 2.2.18.Peraturan Lalu Lintas... 36 2.3. Kerangka Berpikir.37 2.4. Hipotesis... 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 39 3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 48 3.3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data... 49 3.4. Metode Analisis Data... 50 v

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Dinas Perhubungan Kota Surabaya...53 4.1.1 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Surabaya...53 4.1.2 Struktur Organisasi...54 4.1.3 Deskripsi Jabatan dan Tugas Serta Tanggung Jawab...57 4.1.4 Komposisi Pegawai...69 4.1.5 Pelaksanaan Kegiatan...72 4.1.6 Penyajian Data...73 4.1.7 Karakterisistik Responden...73 4.1.8 Data Tentang Variabel Partisipasi Sopir Angkot Lyn U Jurusan Joyoboyo Rungkut Surabaya...79 4.1.9 Pembahasan...91 BAB V 5.1 Kesimpulan... 94 5.2 Saran... 95 DAFTAR PUSTAKA... 96 LAMPIRAN... 97 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Berfikir... 37 Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surabaya... 58 vii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Daftar Jumlah Lyn U di Kota Surabaya... 7 Tabel 3.1. Instrumen Data dan Skala Pengukuran Variabel... 46 Tabel 3.2. Tabulasi Partisipasi Sopir Angkot... 48 Tabel 3.3. Tabel Penolong Frekuensi Yang Diobservasi dan Yang Diharapkan... 50 Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 69 Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan... 70 Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Bidang Angkutan Berdasarkan Golongan... 71 Tabel 4.4 Karakteristik Pegawai Berdasarkan Usia... 72 Tabel 4.5 Karakteristik berdasarkan Usia Sopir Angkutan... 74 Tabel 4.6 Karakteristik berdasarkan Status responden Sopir Angkutan... 75 Tabel 4.7 Karakteristik Tanggungan Keluarga Sopir Angkutan... 76 Tabel 4.8 Karakteristik berdasarkan Status Sopir Angkutan... 77 Tabel 4.9 Karakteristik berdasarkan Agama Sopir Angkutan... 77 Tabel 4.10 Karakteristik berdasarkan Pendidikan Akhir Sopir Angkutan... 78 Tabel 4.11 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U dalam Tertib membawa SIM... 79 Tabel 4.12 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U dalam Tertib membawa STNK... 80 Tabel 4.13 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U Tertib membawa Uji Kir... 80 viii

Tabel 4.14 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U dalam Kelengkapan Lampu, Kaca Spion dan Klakson... 81 Tabel 4.15 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U Tertib memakai Sabuk Pengaman Saat Mengemudikan Angkutan... 82 Tabel 4.16 Partisipasi Sopir Tertib Membawa Dongkrak dan Alat Pembuka Ban Cadangan... 82 Tabel 4.17 Partisipasi Sopir Tertib Membawa Segitiga Pengaman... 83 Tabel 4.18 Partisipasi Sopir Tertib Dalam Menaikan Penumpang... 84 Tabel 4.19 Partisipasi Sopir Tertib Dalam Menurunkan Penumpang... 85 Tabel 4.20 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U Tertib Dalam Mematuhi Rambu Rambu Lalu Lintas... 86 Tabel 4.21 Partisipasi Sopir Tertib Dalam mematuhi Marka Jalan... 86 Tabel 4.22 Partisipasi Sopir Tertib Dalam Mematuhi Aturan Berhenti... 87 Tabel 4.23 Partisipasi Sopir Tertib Dalam berkendara mencegah hal hal yang menimbulkan kecelakaan... 88 Tabel 4.24 Partisipasi Sopir Tertib Dalam berperilaku Wajar dan konsentrasi dalam mengemudikan Angkutan... 88 Tabel 4.25 Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U dalam Tertib Mengutamakan keselamatan pengguna jalan... 89 Tabel 4.26 Tabel Penolong dan Frekuensi yang di harapkan... 90 ix

ABSTRAKSI CANDRA GALIH TAQWA. PARTISIPASI SOPIR ANGKUTAN LYN U JURUSAN JOYOBOYO RUNGKUT DALAM PELAKSANAAN TERTIB LALU LINTAS DI KOTA SURABAYA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U Jurusan Joyoboyo Rungkut dalam Pelaksanakan Tertib Lalu Lintas di Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif dengan satu variabel mandiri yaitu partisipasi sopir dalam pelaksanaan lalu lintas. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang di peroleh melalui kuisioner. Sampel penelitian ini adalah seluruh Populasi di jadikan responden dengan unit analisis adalah. sopir angkutan lyn U Jurusan Joyoboyo Rungkut sebanyak 104 sopir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut diduga terdapat perbedaan partisipasi sopir angkutan lyn U jurusan Joyoboyo Rungkut dalam pelaksanaan tertib lalu lintas. Untuk menguji hipotesis di gunakan uji stastistik rumus chi kuadrat satu sampel. Hasil penelitian menyatakan bahwa Partisipasi sopir angkutan lyn U jurusan Joyoboyo Rungkut dalam pelaksanaan tertib berlalu lintas di kota Surabaya dalam kategori sedang, hal ini dapat dibuktikan dari jawaban kuisioner didapat 60 responden atau 57,69 % pada kategori sedang, sisanya 44 responden atau 42,31% berada pada kategori tinggi sedangkan yang berada pada kategori rendah tidak ada. Uji Hipotesis menyatakan bahwa nilai Chi kuadrat hitung sebesar 55,71 Chi kuadrat tabel sebesar 9,210 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) artinya terdapat perbedaan signifikan tingkat partisipasi sopir angkutan lyn U dalam pelaksanaan tertib lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya adalah ibukota Propinsi Jawa Timur yang merupakan kota terbesar kedua dan kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia. Surabaya juga merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang pesat, Kota Surabaya yang berkembang menjadi kota dagang dan jasa mesyaratkan tersedianya kemudahan dan kecepatan akses, terutama di bidang sarana prasarana transportasi, karenanya selain menjadi kota transit, Surabaya juga menjadi tujuan bisnis. Surabaya memiliki luas wilayah admintratif yang cukup besar, lebih kurang 32,6 hektar. Sebagai kota dagang dan jasa menjadikan aktifitas warganya sangat membutuhkan akses yang cepat, terutama transportasi namun kebutuhan warga di kota surabaya demikian telah terpenuhi oleh sarana prasarana kota memadai. Untuk menjangkau seluruh sudut kota, warga kota tak perlu kuwatir karena kota surabaya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai. tentunya persoalan-persoalan atau permasalahanpermasalahan disekitar perkotaan akan timbul. Salah satunya adalah kemacetan lalu lintas yang merupakan bagian penting dari permasalahan di kota-kota besar. Maka untuk menghindari terjadinya kemacetan lalu lintas maupun kecelakaan lalu lintas diperlukan usaha-usaha yang optimal dari semua pihak, baik dari pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya, 1

2 Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam melancarkan roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan Negara. Sehingga transportasi berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya. Pentingnya transportasi tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan pelosok tanah air, bahkan dari dan luar negri. Menyadari pentingnya peranan transportasi, maka lalulintas dan angkutan jalan harus di tata dalam satu system transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasi dengan tingkat kebutuhan lalulintas dan pelayanan angkutan yang tertib, selamat, aman, nyaman, cepat, tepat,teratur, lancar, dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Sehingga pemerintah sebagai pemegang kekuasaan Negara mempunyai tugas dan kewajiban dalam menyelenggarakan serta melakukan pengaturan dan pembinaan lalulintas dan angkutan jalan yang semata-mata dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan lalulintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan dengan moda transportasi lainya, menjangkau seluruh plosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas.

3 Lalu lintas adalah kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan, orang atau hewan di jalan. Masalah yang dihadapi dalam perlalulintasan adalah keseimbangan antara kapasitas jaringan jalan dengan banyaknya kendaraan dan orang berlalu-lalang menggunakan jalan tersebut. Jika kapasitas jaringan jalan sudah hampir jenuh, apalagi terlampaui, maka yang terjadi adalah kemacetan lalu lintas. Sedangkan angkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ketempat lain (tujuan) dengan menggunakan sarana (kendaraan). Yang harus di perhatikan adalah keseimbangan antara kapasitas moda angkutan (armada) denganjumlah (volume) barang maupun orang yang memerlukan angkutan. Bila mana kapasitas armada lebih rendah dari yang di butuhkan, akan banyak barang maupun orang tidak terangkut, atau keduanya dijejalkan ke dalam kendaraan yang ada (Warpani, 2002:1). Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ketempat lain di daerah dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek, angkutan perbatasan adalah angkutan kota atau angkutan pedesaan yang memasuki wilayah kecamatan yang berbatasan langsung pada daerah atau kabupaten/kota, angkutan khusus adalah angkutan yang mempunyai asal dan /atau tujuan tetap, yang melayani antar jemput penumpang umum, antar jemput karyawan, permukiman, dan simpul yang berbeda. Lalu lintas dan angkutan jalan adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan, karena lalu lintas juga diakibatkan adanya kegiatan angkutan.

4 Sehingga mengingat penting dan strategisnya peranan lalu lintas dan angkutan jalan dikuasai oleh Negara yang pembinaannya dilakukan oleh pemerintah. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan perlu di selenggarakan secara berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas daya jangkau dan pelayanannya kepada masyarakat dengan memperhatikan sebesar-besarnya kepentingan umum dan kemampuan masyarakat, kelestarian lingkungan, koordinasi antara wewenang pusat dan daerah serta antar instansi, sector dan antar unsur terkait serta terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat dalam penyelenggaraan lalulintas dan angkutan jalan, sekaligus dalam rangka mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan terpadu. Pembinaan di bidang lalu lintas jalan meliputi aspek-aspek pengaturan, pengendalian dan pengawasan lalu lintas harus di tujukan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas. Aspek pengaturan mencakup perencanaan, perumusan dan penentuan kebijaksanaan umum maupun teknis untuk mencapai tujuan persyaratan keselamatan, perizinan dan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Aspek pengendalian dilakukan baik di bidang pembangunan maupun oprasi berupa pengarahan maupun bimbingan terhadap penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Sedangkan aspek pengawasan adalah pengawasan terhadap penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Disamping itu dalam melakukan pembinaan lalu lintas jalan juga harus di perhatikan aspek kepentingan umum atau masyarakat pemakai jalan, kelestarian lingkungan, tata ruang, perkembangan ilmu pengetahuan dan

5 teknologi, hubungan internasional serta koordinasi antar wewenang Pembina lalu lintas jalan di tingkat pusat dan daerah serta antar instansi, sector dan unsure terkait lainya. Transportasi jalan juga sebagai salah satu dari trasportasi nasional diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hokum, dan percaya pada diri sendiri. Adapun yang dimaksud dengan azaz manfaat yaitu bahwa lalu lintas dan angkutan jalan harus dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan rakyat dan perkembangan yang bersekinambungan bagi warga Negara. Asas usaha bersama dan kekeluargaan yaitu bahwa penyelenggaraan usaha angkutan dilaksanakan untuk mencapai cita-cita dan aspirasi bangsa dan dijiwai semangat kekeluargaan. Asas adil dan merata yaitu bahwa penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan harus dapat memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada segenap lapisan masyarakat, dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Asas keseimbangan yaitu bahwa lalu lintas dan angkutan jalan harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terdapat keseimbangan yang serasi antara sarana dan prasrana, antara kepentingan pengguna dan penyedia jasa antara kepentingan individu dan masyarakat, serta antara kepentingan nasional dan internasional. Pengemudi atau sopir adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor, seperti mobil, bus,truk atau taksi. Dalam mengemudikan kendaraan

6 bermotor seorang sopir atau pengemudi wajib mentaati peraturan-peraturan dalam berlalu lintas. Peraturan lalu lintas dan angkutan jalan dalam Undang- Undang No 22 tahun 2009 antara lain adalah, pengemudi kendaraan bermotor pada waktu mengemudikan kendaraan bermotor di jalan mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar, yang dimaksud dengan mampu mengemudikan kendaraan dengan wajar adalah tanpa dipengaruhi keadaan sakit, lelah atau minum sesuatu yang mengandung alcohol atau obat obatan sehingga dapat mempengaruhi kemampuanya dalam mengendalikan kendaraannya ataupun oleh hal lain. Kendaraan bermotor harus mengutamakan keselamatan pejalan kaki serta mematuhi rambu-rambu marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi, gerakan lalu lintas, berhenti dan parker, persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor, peringatan dan bunyi dan sinar, kecepatan maksimum dan minimum, tatacara mengangkut orang dan barang, selain itu pengemudi kendaraan roda empat wajib memakai sabuk keselamatan dan bagi kendaraan roda dua wajib menggunakan helm. Disamping itu pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki surat ijin mengemudi (SIM) dan surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK) sebagai bukti bahwah kendaraan bermotor tersebut telah didaftarkan, dan juga tanda bukti lulus uji. Kendaraan umum atau angkutan harus memiliki uji kir. Uji kir digunakan untuk memeriksa apakah kendaraan tersebut layak jalan atau tidak. Uji kir penting untuk melindungi keselamatan penumpang dan juga keselamatan pejalan kaki.

7 Tabel 1.1 Daftar Jumlah Lyn U Di Kota Surabaya Kode Rute Jumlah U Joyoboyo Rungkut PP 104 Sumber: Dinas Perhubngan Kota Surabaya Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa di kota Surabaya terdapat 104 buah lyn U dengan rute Joyoboyo Rungkut. Dengan banyaknya jumlah Lyn U di kota Surabaya secara tidak langsung berdampak pada kemacetan, khususnya di daerah Rungkut, dikarenakan sopir lyn U yang berhenti mendadak, berpindah lajur tanpa memberi tanda, hingga berhenti berlama-lama di bahu jalan untuk mencari penumpang, Pendapat diatas didukung pernyataan berita yang diambil dari www.detik.com tanggal 18 Mei 2010 dengan judul Perilaku ugal-ugalan para sopir Angkutan Umum, mengatakan : Salah satu penyebab kemacetan lalu lintas di jalan-jalan protokol di Surabaya adalah perilaku para angkutan umum. Mulai dari yang berhenti mendadak, berpindah lajur tanpa memberi tanda, hingga berhenti berlama-lama di bahu atau badan jalan untuk mencari penumpang, tak peduli apakah ada halte atau tidak. Kemudian hal ini lebih khusus disebutkan dalam Harian Jawa Pos tanggal 19 Mei 2010 dengan judul Terminal sepi, ngetem di luar, seperti berikut : Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Terminal Joyoboyo Radianto mengatakan, sudah berkali-kali menindak para sopir angkutan yang melanggar rambu-rambu lalu lintas, termasuk rambu-

8 rambu dilarang berhenti. mengangkut dan memberhentikan dan menurunkan itu ada tempatnya, yaitu di halte, ungkapnya. Dengan adanya fenomena seperti yang telah tersebut di atas, menunjukkan bahwa di kota-kota besar seperti Surabaya, keadaan lalu lintasnya memang telah mengalami masalah besar. Semenetara berdasarkan pengamatan penulis sendiri, di lokasi Jalan Raya Rungkut, terdapat sekelompok angkutan umum, lebih tepatnya angkutan kota, yaitu Lyn U (warna coklat) yang sedang ngetem di tempat yang bukan semestinya, atau dengan kata lain bukan pada terminal atau halte. Lyn U sendiri dibagi menjadi tiga trayek, yang pertama yaitu Lyn U untuk jurusan Joyoboyo- Rungkut ; berwarna coklat, yang kedua adalah untuk jurusan Joyoboyo-Jagir-Rungkut Menanggal ; berwarna coklat, dan yang ketiga untuk jurusan Pasar Wonokromo-Gunung Anyar ; berwarna hijau daun (www.google.com). Dari permasalahan di atas, menarik bagi penulis untuk menyusun penelitian yang berjudul Partisipasi sopir angkutan Lyn U jurusan Joyoboyo- Rungkut dalam Melaksanakan Tertib Berlalu Lintas di Kota Surabaya.

9 1.2. Perumusan Masalah Dari uraian pada latar belakang di atas dapat diketahui bahwa masih banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh angkutan umum yang kurangnya kesadaran sopir angkutan umum dalam mentaati tata tertib lalu lintas. Oleh karena itu di perlukanya partisipasi sopir angkutan umum yang tinggi dalam pelaksanaan tertib ber lalu lintas untuk menghindari terjadinya kecelakaan ataupun kemacetan lalu lintas, maka yang terjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan tingkat partisipasi sopir angkutan Lyn U jurusan Joyoboyo - Rungkut dalam Melaksanakan Tertib Berlalu Lintas di Kota Surabaya? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Partisipasi Sopir Angkutan Lyn U jurusan Joyoboyo - Rungkut dalam melaksanakan Tertib Lalu Lintas di Kota Surabaya. 1.4. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis Berguna untuk menambah pengetahuan untuk berfikir serta memberikan gambaran tentang kemampuan untuk melakukan perbandingan antara teori yang di terima dibangku kuliah dengan keadaan yang ada di lapangan dan merupakan prasarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1).

10 2. Bagi Universitas Diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkait dengan tema atau judul dan juga untuk menambah referensi perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur khususnya Jurusan Admintrasi Publik. 3. Bagi Instansi Sebagai bahan informasi dan masukan bagi instansi yang nantinya bisa berguna untuk meningkatkan mutu disiplin angkutan lyn U dalam tertib berlalu lintas.