PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI) PROVINSI SUMATERA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

PENGARUH SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI RIAU. Dian Alfira Kasmita

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

Pengaruh Investasi, Inflasi, Suku Bunga dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Propinsi Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

JURNAL TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA RATIH MAWARNI AMIN. Dosen Pembimbing :

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi Tahun (PDRB)

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI ACEH. Sofyan*, Elvira Iskandar*, Zakia Izzati** ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN SEKTOR BASIS

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN LAMONGAN

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

SKRIPSI ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BONE PERIODE KUSNADI ZAINUDDIN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

ANALISIS EKONOMI WILAYAH KABUPATEN DI EKS- KARESIDENAN SURAKARTA (BOYOLALI, SUKOHARJO, KARANGANYAR, WONOGIRI, SRAGEN DAN KLATEN) TAHUN

JURNAL PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARLYANTI TUMANDUNG. Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Paulus A.

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN WAROPEN

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB TESIS. Oleh

Transkripsi:

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nommensen Volume V Januari 2014 40 PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI) PROVINSI SUMATERA UTARA Ateng Piater Sinaga Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Elvis F. Purba, SE., M.Si Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen ABSTRACT This study titled "The Effect of exports to increase gross regional domestic product (GRDP) city field (analysis of the economic basis) province of North Sumatra. The study was based on an increase in Gross Domestic Product (GDP) of Medan can be an indicator of the rapid economic growth of the city of Medan from year to year. GDP is the total value of goods and services produced within a certain time (one year) in a certain region, in this case the city of Medan. The purpose of this study was to determine whether the export effect on GDP increase in Medan by using analytical model of the economic base. There are two stages to be conducted to analyze the data. First determine the basic sector and non-sector basis by calculating LQ. Second, analyze the role of exports to GDP by using analysis of the economic base. Results from this study is the estimation if exports Medan equal to zero, the number of Medan GDP will decline by -1,132,643.791. Exports positive and significant effect on the increase in GDP Medan with a regression coefficient of 1.949. And if additional export amount of Medan equal to zero then the additional amount of Medan GDP amounted to 2,682,932.520. Added export positive and significant effect on the increase in GDP Medan with a regression coefficient of 1.244. Keywords: export, GRDP,Economic growth, Economic base, Medan A. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, dituntut untuk siap bersaing dengan negara-negara lain. Agar mampu bersaing dengan negara lain, Indonesia harus memantapkan terlebih dahulu perekonomian. Fundamental perekonomian yang kuat akan meningkatkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi era globalisasi. Pembangunan ekonomi secara nasional tidak bisa terlepas dari pembangunan ekonomi secara regional. Menurut Sukirno (2004:423) Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas. Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan. Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan penyelenggaran pemerintah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah yang bersangkutan. Dalam hal pembiayaan dan keuangan daerah diatur dalam UU Nomor 25

41 Pengaruh Ekspor Terhadap Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan (Analisis Basis Ekonomi) Provinsi Sumatera Utara Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa tidak hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara optimal. Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri. Proses pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder. Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja bermata pencaharian utama pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan, sektor industri dan Sektor Jasa. Perkembangan pembangunan perekonomian daerah tergantung dari kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Pembangunan daerah lebih memprioritaskan kepada membangun dan memperkuat sektor-sektor dibidang ekonomi dengan mengembangkan, meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya yang ada secara optimal dengan tetap memerhatikan kesinergian antar sektor-sektor perekonomian. Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan dapat menjadi indikator pesatnya pertumbuhan ekonomi Kota Medan dari tahun ke tahun. PDRB adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu tertentu (satu tahun) di wilayah regional tertentu, dalam kasus ini adalah Kota Medan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Perkembangan dan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kota Medan baik dari segi perubahan besarnya distribusi maupun kontribusi tiap sektor dapat terlihat dengan jelas dalam PDRB Kota Medan. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 42 Tabel 1.1. PDRB Kota Medan Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Periode 2005-2010 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertanian 1.306.921,44 1.427.430,11 1.577.838,36 1.837.810,55 2.023.057,29 2.225.319,51 Pertambangan dan 2.596,57 3.283,61 3.089,43 2.886,64 2.981,71 2.945,7 Penggalian Industri Pengolahan 7.094.919,38 7.960.595,91 9.029.327,78 10.420.824,81 10.860.498,52 12.475.525,44 Listrik, Gas dan Air Bersih 917.530,98 1.102.656,52 1.040.734,65 1.142.922,02 1.244.801,65 1.415.443,98 Bangunan 3.502.798,64 4.795.785,16 5.420.082,16 6.233.094,48 6.927.190,35 8.149.938,26 Perdagangan, Hotel dan 1.127.1818,27 1.269.2841,73 14.106.166,92 16.917.473,49 19.502.959,16 22.431.933,66 Restoran Pengangkutan dan 7.979.778,29 9.164.618,54 10.548.090,28 12.456.643,15 14.255.715,71 15.786.832,71 Komuniasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.063.875,99 6.550.498,59 7.833.875,96 9.547.458,3 1.006.2914,3 11.893.128,25 Jasa-Jasa 4652210,64 5.152.234,71 5.893.299,08 6.718.757,83 7.750.089,43 893.3948,52 Sumber : - Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, Tahun 2005-2008 - Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, Tahun 2008-2011 Dapat dilihat dari PDRB Kota Medan sektor yang paling dominan dalam penyumbang potensi ekonomi tertinggi dikuasai oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Industri Pengolahan, Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan dan jasa. Jadi sektor perdagangan memberikan konstribusi paling banyak untuk perekonomian di wilayah Kota Medan dibandingkan dengan sektor lainnya. Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kegiatan ekspor yaitu sistem perdagangan dengan cara memperdagangkan barangbarang dan jasa-jasa dari suatu daerah ke daerah lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Peningkatan ekspor akan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan menjadi indikator peningkatan PDRB. Tabel 1.2. menyajikan ekspor Kota Medan yang dihitung dari sektor basis tahun 2005 2010. Perkembangan ekspor dari setiap sektor perekonomian Kota Medan baik dari segi perubahan besarnya distribusi maupun kontribusi tiap sektor dapat dilihat dengan jelas dalam Tabel 1.2. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan tidak terdapat dalam tabel karena ke tiga sektor ini tidak termasuk sektor unggulan. Ekspor yang paling besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor jasa-jasa setiap tahunnya menurun dan pada tahun 2010 sektor jasa di Kota Medan tidak lagi mengekspor karena tidak tergolong sektor basis.

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 43 Tabel 1.2. Ekspor Kota Medan Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Listrik, Gas dan Air 613.999,92 84.1169,72 727.636,06 803.814,44 835.611,94 987.575,35 Bersih Bangunan 1.761.758,28 3.057.081,91 3.481.735,92 3.741.468,22 3.854.157,08 4.628.196,65 Perdagangan, Hotel dan 5.688.503,64 6.177.998,45 6.540.416,18 7.977.038,62 9.870.452,04 11.366.545,14 Restoran Pengangkutan dan 7.219.930,04 7.782.208,94 9.037.341,53 11.201.618,56 12.864.487,86 13.359.566,07 Komuniasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5.970.477,28 5.932.161,46 7.115.637,34 8.456.229,47 846.2810,10 10.475.818,49 Jasa-Jasa 1.832.281,40 1.753.556,89 2.051.033,58 2.122.129,89 240.5867,49 x Sumber : - BPS Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, tahun 2007 (diolah). - BPS Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, tahun 2010 (diolah). Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu pengkajian Pengaruh Ekspor Terhadap Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan (Analisis Basis Ekonomi). B. METODE PENELITIAN ANALISIS DATA Ada dua tahap yang harus dilakukan untuk menganalisis data. Pertama menentukan sektor basis dan sektor non-basis dengan cara menghitung LQ. Kedua, menganalisis peranan ekspor terhadap PDRB dengan menggunakan analisis basis ekonomi. Location Quentien Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis atau non basis. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Model Basis Ekonomi Untuk penerapan kerangka teori Model-Basis Export, metode dan teknik analisis yang diperlukan adalah pengukuran besarnya ekspor terhadap pertambahan PDRB serta penafsiran multiplier wilayah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem regresi biasa (Ordinary Least Squares) dari model berikut:

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 44 = + + Dimana dan adalah koefisien regresi yang akan ditaksir dengan hipotesa sebagai berikut: H o : 0, H 1 : = 0 Karena persamaan di atas adalah dalam bentuk linear, maka koefisien multiplier wilayah harus dihitung melalui : k = ( / ), k > 0 Dimana Y dan E masing-masing adalah PDRB dan ekspor dari daerah yang bersangkutan, sedangkan adalah tambahan jumlah masing-masing variabel dalam periode tertentu. Definisi Operasional 1. Ekspor adalah perdagangan antara Medan dengan daerah lainnya termasuk dengan luar negeri dalam satuan Juta Rupiah/tahun. 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi yang ada di Kota Medan dalam kurun waktu 2000-2012. PDRB yang dipakai dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku. (juta Rupiah/tahun). C. HASIL ANALISIS Ekspor Kota Medan Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant 1 ) -1132643,791 2322304,027 -,488,635 eks 1,949,074,992 26,298,000 a. Dependent Variable: pdrb Dari hasil analisis regresi biasa tersebut dengan menggunakan metode OLS, sebagaimana di sajikan di Bab 3 diperoleh hasil estimasi sebagai berikut : =.., +, Interpretasi model: 1. Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta dengan koefisien regresi sebesar 1.132.643,791. Jika ekspor Kota Medan sama dengan nol maka jumlah PDRB Kota Medan akan mengalami penurunan sebesar 1.132.643,791 2. Ekspor ( ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan PDRB Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar 1,949. Artinya jika ekspor meningkat sebesar sebesar 1 juta maka PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar 1,949 juta.. Ekspor Kota Medan Berdasarkan LQ Ekspor Kota Medan diperoleh dari sektor basis, dalam pembahasan sebelumnya yang menjadi sektor basis Kota Medan selama periode 2000-2012 adalah Listrik, Gas dan Air Bersih, Konstruksi, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa-Jasa. Sektor tersebut menjadi sektor basis karena LQ > 1. Artinya daerah bersangkutan mempunyai potensi ekspor dalam kegiatan serta menunjukkan bahwa daerah tersebut surplus akan t Sig.

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 45 produk dan mengekspornya ke daerah lain. Pada Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa ekspor Kota Medan dari tahun 2000-2012 selalu mengalami peningkatan. Tabel.4.6. Ekspor Kota Medan Selama Periode 2000-2012 (Juta Rupiah) Tahun Total ekspor 2000 10.786.993,95 2001 12.089.905,98 2002 14.512.887,24 2003 16.036.615,91 2004 17.750.181,34 2005 23.086.950,56 2006 25.544.177,37 2007 28.953.800,61 2008 34.302.299,20 2009 38.293.386,51 2010 40.817.701,70 2011 46.021.599,08 2012 54.399.638,17 Sumber: -BPS Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, Tahun 2004, 2008 dan 2013. (diolah berdasarkan analisis LQ dan Basis Ekonomi). - BPS Sumatera Utara, Sumatera Utara Dalam Angka, Tahun 2004, 2008 dan 2013. (diolah berdasarkan analisis LQ dan Basis Ekonomi). Analisis Model Basis Ekonomi Data di analisis menggunakan alat bantu yaitu program komputer SPSS 20 dan hasil regresinya disajikan di bawah ini : Model Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 2682932,520 1146099,993 2,341,041 1 Ekspor_Meda n 1,244,276,819 4,509,001 a. Dependent Variable: PDRB_Medan t Sig. Dari hasil analisis regresi biasa tersebut dengan menggunakan metode OLS, sebagaimana di sajikan di Bab 3 diperoleh hasil estimasi sebagai berikut : =.., +, Interpretasi model: 1 Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta dengan koefisien regresi sebesar 2.682.932,520. Jika tambahan jumlah ekspor Kota

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 46 2 Medan sama dengan nol maka tambahan jumlah PDRB Kota Medan sebesar 2.682.932,520. 3 Pertambahan ekspor ( ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan PDRB Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar 1,244 Artinya sesuai dengan hipotesis awal dan berpengaruh signifikan. Jadi jika ekspor meningkat sebesar sebesar 1 juta maka PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar 1,244 juta. Karena hasil persamaan di atas adalah dalam bentuk linear, maka koefisien multiplier wilayah dihitung melalui: k = ( / ), k > 0 Dimana: k = Pengganda ekspor = Koefisien regresi ekspor = Tambahan jumlah PDRB dalam periode satu tahun. = Tambahan jumlah ekspor Kota Medan dalam satu tahun. Tabel 4.7. Tambahan Jumlah PDRB, Ekspor, Koefisien Regresi dan Pengganda Ekspor Tahun 2001-2012 Tahun Y E k 2001 3.244.199,57 1.302.912,03 1,244 3,10 2002 3.021.735,20 2.422.981,26 1,244 1,55 2003 3.448.388,41 1.523.728,67 1,244 2,82 2004 4.444.444,33 1.713.565,43 1,244 3,23 2005 9.677.103,15 5.336.769,22 1,244 2,26 2006 6.057.494,68 2.457.226,81 1,244 3,07 2007 6.602.559,74 3.409.623,24 1,244 2,41 2008 9.825.366,65 5.348.498,59 1,244 2,29 2009 7.352.336,85 3.991.087,31 1,244 2,29 2010 10.684.807,91 2.524.315,19 1,244 5,27 2011 10.295.741,36 5.203.897,38 1,244 2,46 2012 11.789.684,77 8.378.039,09 1,244 1,75 Sumber : Data diolah. Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan sangat ditentukan oleh perkembangan sektor basis yang terdapat di Kota Medan. Dan besar kecilnya pengaruh ekspor tersebut terhadap PDRB Kota Medan dapat dilihat dari nilai multiplier. Dengan demikian, analisis model basis ekonomi menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan berhubungan positif dengan kegiatan ekspor Kota Medan. Dari angka multiplier dapat dilihat bahwa k > 1, maka peningkatan ekspor berpengaruh terhadap peningkatan PDRB. Perubahan PDRB ditunjukkan oleh angka pengganda yang disebut dengan koefisien multiplier (angka pengganda). Angka pengganda menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar pengganda dikali selisih ekspor. Maka dapat dilihat bahwa peningkatan PDRB Kota Medan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu besarnya ekspor dan besarnya pengganda. Dengan kata lain, Kota Medan mempunyai nilai ekspor yang besar, karena pengaruh efek pengganda, ekonomi Kota Medan akan berkembang dengan besar pula. Dapat pula dikatakan, bahwa

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 47 ekspor akan menyebabkan ekonomi suatu suatu wilayah berkembang karena adanya efek pengganda. Jadi ekspor dapat menggerakkan peningkatan PDRB Kota Medan. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan antara lain. 1. Berdasarkan analisis LQ yang menjadi sektor basis Kota Medan sepanjang tahun 2000-2012 sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa menjadi sektor basis di Kota Medan selama tahun 2003-20012 lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut termasuk sektor basis yang artinya peranan sektor listrik, gas dan air bersih Sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa sangat menonjol dan menjadi tulang punggung perekonomian Kota Medan. 2. Dengan menggunakan OLS bahwa ekspor berpengaruh positif dan sangat nyata mempengaruhi PDRB. 3. Dengan menggunakan analisis basis ekonomi ekspor berpengaruh positif terhadap peningkatan PDRB Kota Medan. Saran 1. Memberikan perhatian yang lebih pada sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kota Medan seperti pemberian izin yang selektif, bantuan permodalan, perbaikan infrastuktur pasar tradisional disertai dengan dukungan dan implementasi regulasi yang lebih nyata di lapangan sebagai upaya untuk meningkatkan PDRB Kota Medan. 2. Memperbaiki infrastruktur jalan dan drainase di Kota Medan agar dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi. 3. Peraturan daerah yang dikeluarkan Pemerintah Kota Medan hendaknya perlu sosialisasi agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan menindak dengan tegas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi melalui pemberian sanksi yang menimbulkan efek jera. 4. Untuk peneliti lanjutan dengan menggunakan model lain untuk mengetahui pengaruh ekspor terhsadap peningkatan PDRB Kota Medan.

Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 48 DAFTAR PUSTAKA Almulaibari, Hilal. (2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004-2008, Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. hal. 14-15 Skripsi S-1 (tidak diterbitkan). Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, Jilid 1, Alih Bahasa: Haris Munandar dan Puji A. L, Jakarta: Erlangga. Jhingan, M.L. (2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D. Gurito, Edisi Ke- 1, Cetakan ke-13 Jakarta: Raja Wali Pers. Putri, Reninta. (2009). Analisis Perekonomian Kota Depok Periode 2003-2007 (Analisis Shift Share dan LQ), Bogor : Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor.. hal. 1. Skripsi S-1 (tidak di terbitkan). Tarigan, Robinson. (2006). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi, Cetakan ke - 3, Jakarta, Bumi Aksara. Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi : Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Cetakan. 15, Jakarta : Rajawali Pers. Sukirno, Sadono. (2011). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Edisi Ke- 2, cetakan ke -4. Jakarta: Kencana.