BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh suatu entitas atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi independen, integritas dan profesional. BPK wajib untuk mematuhi

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi

BAB I PENDAHULUAN. usahanya di tengah ketatnya persaingan di dunia usaha. Laba yang besar yang

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan. Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk menaikan tingkat keandalan laporan perusahaan-perusahaan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas atau perusahaan dan memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berterima umum dan penerapan standar atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, di mana masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2008). Auditor pada akuntan publik diharapkan memiliki kesungguhan dan kecermatan dalam melaksanakan audit serta menerbitkan laporan atas temuan. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas tidak lebih dari satu tahun sejak laporan keuangan yang sedang diaudit (Siagian, dkk, 2014). 1

2 Sebagai seorang auditor yang independen, auditor harus memberikan suatu opini mengenai kewajaran atas laporan keuangan dan mementingkan kepentingan pemakai informasi laporan keuangan yang bebas dari berbagai pihak dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Opini atas hasil laporan keuangan yang diperiksanya berupa audit judgment. Menurut Mulyadi (2002) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lain. Proses audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor melalui empat tahap utama yaitu: perencanaan, pemahaman, pengujian struktur pengendalian intern serta penerbitan laporan audit. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan judgment didasarkan pada kejadian-kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan (Jamilah, dkk, 2007). Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti dalam pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk

3 menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgement ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Kualitas dari judgment ini akan menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan tugasnya (Hasanah dan Rosini, 2016). Auditor dalam pembuatan judgment ini mempunyai kesadaran bahwa suatu pertanggungjawaban merupakan faktor yang cukup penting karena penilaiannya akan ditinjau dan dimintai keterangan. Kualitas judgment akan menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan tugasnya. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam pembuatan audit judgment, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Secara teknis, faktor pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgment auditor. Sedangkan faktor nonteknis yang mempengaruhi auditor dalam membuat judgment adalah perbedaan gender auditor (Yendrawati dan Mukti, 2015). Beberapa hasil penelitian dalam bidang audit menunjukkan bahwa perilaku individual adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pembuatan judgment dalam melaksanakan review selama proses audit. Gender diartikan sebagi pembeda peran antara laki-laki dan wanita yang tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis atau seksualnya, tetapi juga dilihat dari cara mereka dalam menghadapi dan memproses informasi yang diterima untuk melaksanakan pekerjaan dan membuat keputusan

4 (Robbins 2009). Selanjutnya Yendrawati dan Mukti (2015) menyebutkan bahwa gender menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi audit judgement seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Ariyantini dkk (2014) menyatakan pengalaman mengarah kepada proses pembelajaran dan pertambahan potensi bertingkah laku dari pendidikan formal maupun nonformal atau bisa diartikan sebagai suatu proses peningkatan pola tingkah laku. Banyaknya pengalaman dalam bidang audit dapat membantu auditor dalam menyelesaikan tugas yang cenderung memiliki pola yang sama. engalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja seorang auditor. Pengalaman auditor dapat dilihat dari lamanya seseorang auditor bekerja dan banyaknya tugas/ pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Semakin lama seorang auditor menekuni profesinya maka auditor itu akan dinilai semakin berpengalaman, karena tugas yang dilakukan oleh auditor secara berulang-ulang akan memberikan peluang kepada auditor untuk melakukannya dengan lebih baik Jamilah dkk (2007) menyatakan bahwa kompleksitas tugas merupakan faktor yang mempengaruhi audit judgment. Kompleksitas tugas mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi. Hal ini karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan yang kompleks. Ada tiga alasan yang cukup mendasar

5 mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga,pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Ditinjau dari tekanan ketaatan, Ariyantini dkk (2014) menyatakan tekanan ketaatan mengarah pada tekanan yang berasal dari atasan atau dari auditor senior ke auditor junior dan tekanan yang berasal dari entitas yang diperiksa untuk melaksanakan penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan. Tekanan yang diberikan atasan ataupun entitas yang diperiksa cenderung mengarahkan auditor untuk berprilaku menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Hal ini mempengaruhi auditor dalam memberikan audit judgment. Auditor yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya. Yendrawati dan Mukti (2015) menyatakan kinerja seorang auditor dapat diukur dengan beberapa unsur antara lain kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman (experience). Kemampuan merupakan salah satu faktor utama yang harus dimiliki seorang auditor, dengan kemampuan yang dimilikinya

6 memungkinkan tugas-tugas pemeriksaan yang dijalankan dapat diselesaikan secara baik dengan hasil yang maksimal. Pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan pemberian pendapat audit. Karena pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor terhadap kecurangan sehingga dapat mempengaruhi judgement yang diambil auditor.auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Siagian, dkk (2014) yang meneliti pengaruh gender, pengalaman, pengetahuan, tekanan ketaatan, dan kompleksitas terhadap audit judgement. Perbedaannya terletak pada penambahan variabel kemampuan kerja, kemudian perbedaan pada sampel penelitian dimana penelitian Siagian meneliti auditor pemerintahan pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI perwakilan Riau, sedangkan penelitian ini ditujukan kepada auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Solo. B. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah gender berpengaruh terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta? 2. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment auditor

7 3. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment auditor 4. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment auditor 5. Apakah pengetahuan auditor berpengaruh terhadap audit judgment auditor 6. Apakah kemampuan kerja berpengaruh terhadap audit judgment auditor C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkap secara empiris: 1. Pengaruh gender terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta 2. Pengaruh pengalaman auditor terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta 3. Pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta 4. Pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta 5. Pengaruh pengetahuan auditor terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta 6. Pengaruh kemampuan kerja terhadap audit judgment auditor pada KAP di Surakarta

8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi, khususnya yang berkenaan dengan bidang audit. Melalui penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaca mengetahui alasan perbedaan audit judgment yang dikeluarkan setiap auditor. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan memberikan sumbangan gagasan sebagai pertimbangan dalam melakukan audit judgment bagi auditor. b. Memberikan gambaran tentang dinamika yang terjadi di dalam lingkungan auditor dalam membuat audit judgment, khususnya mengenai pengaruh gender, pengalaman audit, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan pengetahuan terhadap auditor berkaitan dengan audit judgment. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.