BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,hampir semua negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat dikatakan sebagai investasi Sumber Daya Manusia (SDM)jangka panjang yang mempunyai nilai sangat tinggi bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam pembangunan bangsa dan negara. Disamping itu pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan mutunya. 1 Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Bahkan kalau mundur lebih jauh, pendidikan mulai berproses sejak Allah SWT menciptakan manusia pertama, yaitu nabi Adam a.s. yang tinggal di surga dan Allah telah mengajarkan kepada nabi Adam semua nama yang oleh para malaikat belum dikenal sama sekali. Sebagaimana dalam firman Allah SWT: 2 1 Angga nur aufapenerapan metode inquiri untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik sdn udanawu Blitar.(Tulungagung:IAIN Tulungagung 2016) 2 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 5 1

2 Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi pertumbuhan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensinya dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang meliputi kemampuan afektik, kognitif, psikomotorik. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang pada pasal 3 menegaskan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa arah dari pendidikan nasional ialah untuk menciptakan generasi yang cerdas intelektual dan berakhlak mulia. Namun kenyataannya, aspek afektif dalam pembelajaran masih sering diabaikan. Prestasi dalam aspek kognitif masih 3 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006) hal. 8-9.

3 sering dijadikan tolak ukur keberhasilan sebuah pembelajaran. Hal ini dapat berakibat terbentuknya individu-individu yang kecerdasan intelektualnya bagus, tetapi memiliki karakter yang buruk. Berdasarkan Hal itu berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mereka mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat maka pendidikan berbasis karakter sangat diperlukan. 4 Menurut Thomas Lickona yang dikutip oleh Gunawan bahwa: Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. 5 Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat maupun kebangsaan sehingga terwujud insan kamil. 6 4 Jamal Ma mur Asmani.. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.2011,hal 35 6 Nurla Isna Aunillah. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana, 2013), hal. 22.

4 Pendidikan karakter mulai dibicarakan di kalangan masyarakat awam maupun dunia pendidikan sejak tahun 2010. 7 Pendidikan karakter dapat berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adapun sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat formal Penerapan pendidikan karakter di sekolah dilaksanakan berdasarkan surat edaran Kementerian Pendidikan Nasional Nomor: 1860/TU/2011 tentang upacara tahun ajaran baru dan pendidikan karakter yang isinya adalah: memanfaatkan hari senin taggal 18 Juli 2011, hari masuk sekolah pertama untuk menyelenggarakan upacara pada satuan pendidikan SD, SMP, SMA atau SMK untuk mensosialisasikan penetapan tahun ajaran 2011/2012 sebagai momentum dimulainya pelaksanaan pendidikan karakter. 8 Pembentukan karakter yang sesuai dengan budaya bangsa tidak semata-mata hanya dilakukan disekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan kegiatan diluar kelas saja akan tetapi juga melalui pembiasaan nilai-nilai karakter yaitu religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab harus tercermin dalam perilaku sehari-hari. 9 Pendidikan karakter pada penelitian ini difokuskan pada kedisiplinan. Disiplin adalah kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun diluar diri baik keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama yang telah ada. 7 Endah sulistyowati implementasi kurikulum pendidikan karakter (jogjakarta:pt Citra aji pratama,2012) hal 1 8 Arif alimin pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi belajarmata pelajaran produktif siswa kompetensi keahlianteknik elektronika industri smk n 1 losarangkabupaten indramayu(jogjakarta:uny 2014) 9 Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan(yogyakarta:teras, 2008), hal. 14

5 Disiplin juga merujuk pada kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memilih, membuat keputusan, tujuan, melakukan perubahan perilaku, pikiran maupun emosi sesuai dengan prinsip yang diyakini dari aturan moral yang dianut. Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. Menurut Oteng Sutisna dalam menciptakan disiplin yang efektif diperlukan suatu tindakan diantaranya sebagai berikut : 10 1. Guru maupun murid hendaknya memiliki sifat-sifat perilaku warga sekolah yang baik seperti sopan santun, bahasa yang baik dan benar. 2. Murid hendaknya bisa menerima teguran atau hukuman yang adil. 3. Guru dan murid hendaknya bekerjasama dalam membangun, memelihara dan memperbaiki aturan-aturan dan normanorma. Dalam kaitannya dengan belajar diperlukan sekali akan adanya dorongan yang mampu merangsang peserta didik untuk mau belajar mandiri. Belajar mandiri memerlukan motivasi yang lebih komplek. Diakui atau tidak sebenarnya ada faktor-faktor yang mendorong untuk belajar bukan hanya dari dalam diri sendiri tetapi ada faktor dari luar yaitu seorang guru yang juga mempunyai andil dalam penyemangat pesertadidik dan mengetahui langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi pesertadidik dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya. 11 Proses pembiasaan kedisiplinan untuk belajar pada pesertadidik diterapkan untuk membawa perubahan yang positif terhadap perkembangan 10 Oteng Sutisna. Administrasi Pendidikan, (Bandung: Amgkasa, 1989), hal. 8. 11 Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum... hal 14

6 intelektual dan peserta didik mampu percaya diri serta menjadi dirinya sendiri. Guru sebagai penasehat yang memberi pengarahan kepada peserta didik, dengan pengarahan peserta didik dapat menentukan tujuan belajarnya, arahan belajarnya, strategi pencapaian tujuan belajar dan sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses belajarnya sehingga pendidikan karakter disiplin dapat terlaksana dengan baik dan dapat meningkatkan prestasi akademis peserta didik. Namun pada kenyataannya yang sering ditemui adalah perilaku anak ketika di rumah berbeda dengan di sekolah. Ketika mereka di sekolah mereka lebih patuh dan taat kepada guru tetapi ada juga yang sebaliknya, anak lebih patuh kepada kepada orang tua dari pada guru di sekolah. Untuk memanfaatkan anak yang patuh dan taat pada guru di sekolah dalam hal belajar mandiri, seorang guru harus dapat mengontrol dan membimbing peserta didik untuk belajar dengan melalui pendidikan karakter disiplin pada peserta didik. Karena banyak juga yang ditemui peserta didik yang lebih suka membaca komik, novel atau bermain dari pada belajar tentang materi pelajaran. Berdasarkan observasi di lapangan dan alasan peneliti memilih SDI Al-Munawwar Tulungagung sebagai lokasi penelitian karena lembaga pendidikan tersebut merupakan lembaga pendidikan yang maju, SDI Al- Munawwar memiliki keunikan yang menonjol yaitu sekolah membudayakan pendidikan karakter disiplin dengan tujuan untuk mengembangkan belajar

7 pesertadidik. Selain itu penerapan pendidikan karakter begitu terasa pada setiap kegiatan di dalam kelas maupun diluarkelas yang dilaksanakan sejak awal masuk sampai kegiatan belajar mengajar usai seperti contohnya jam masuk lebih awal, dan jika ada yang telat peserta diberi hukuman yang sifatnya mendidik yaitu di suruh menghafal surat-surat pendek sesuai permintaan temannya, ketika mau memasuki kelas pesertadidik di biasakan menata sepatu mereka dengan rapi pada tempat yang telah disediakan, setiap awal pembelajaran disediakan waktu tiga puluh menit bagi peserta didik untuk membaca ayat-ayat suci Al Qur an, guru juga senantiasa memberikan pekerjaan rumah bagi para pserta didik dan membahasnya di setiap pertemuan, budaya membaca juga dibudayakan hampir semua peserta didik memiliki buku bacaan pelajaran, ketika kegiatan belajar telah usai para peserta didik tidak langsung dipulangkan begitu saja mereka dibiasakan membersihkan ruang kelas mereka dan merapikan bangku mereka masingmasing. Data tersebut senada dengan hasil wawancara dengan bapak miftakhul huda wali kelas 3A yang menunjuk bahwa: pendidikan karakter sangatlah penting di rancang khususnya karakter disiplin dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, bahkan saat sebelum mulai kegiatan pembelajaran yang dimulai dengan mengenalkan nilai-nilai karakter, membangun kepedulian terhadap nilai dani internalisas nilai karakter kedisiplinan, yang dilanjutkan dengan peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan dan sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran tentang kedisiplinan dalam belajar sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam sehingga dapat teraplikasi dalam diri peserta didik. 12 2017 12 Hasil wawancara dengan bapak miftakhul huda tanggal 30 maret Pukul 12.00 wib

8 Pihak sekolah juga menerapkan kedisiplinan yang ketat bagi para tenaga Pengajar, para guru diwajibkan datang maksimal sepuluh menit sebelum bel masuk berbunyi dan bagi guru yang melanggar akan diberikan sangsi mulai dari teguran sampai sekorsing ketika mengajar guru diharuskan menciptakan suasana belajar yang aktif, menyenangkan dan berbobot tanpa mengkesampingkan aspek-apek afektif peserta didik. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawan dengan bu Eni rokhna selaku kepala sekolah SDI Al-Munawwar, sebagaimana hasil wawancara yang menyatakan : pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik selalu menjadi agenda di SDI Al-Munawwar Tulungagung, karena dengan adanya kedisiplinan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian guru dapat bekerja secara efektif, sehingga belajar akan menjadi menyenangkan dan sesuai harapan. Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin dalam Meningkatkan Hasil belajar pesertadidik di SDI Al-Munawwar Tulungagung". 13 B. Fokuspenelitian Pada penelitian ini peneliti akan memfokuskan penelitiannya pada: 1. Bagaimana perencanaan Pendidikan Karakter Disiplin dalam Meningkatkan Hasil belajar pesertadidik di SDI Al-Munawwar Tulungagung? 2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan hasil belajar pesertadidik di SDI Al-Munawwar Tulungagung? 13 Hasil wawan cara dengan ibu Eni rokhana 30 Maret pukul 13.30 WIB 2017

9 3. Bagaimana evaluasi pendidikan karakter disiplin di SDI Al-Munawwar Tulungagung? C. Tujuan penelitian berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapi sebagai berikut adalah: 1. Untuk mendiskripsikan perencanaan pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik SDI Al-Munawwar Tulungagung. 2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik SDI Al-Munawwar Tulungagung. 3. Untuk mendiskripsikan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter disiplin di SDI Al- Munawwar Tulungagung. D. Manfaat penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, utamanya bagi pihak-pihak berikut ini: 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan terkait dengan strategi guru PGMI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik 2. Praktis a. Bagi peneliti selanjutnya: Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan kajian bagi peneliti untuk menambah dan memperluas penguasaan materi tentang meningkatkan

10 keterampilan keagamaan. Dan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana S-l pada Institut Agama Islam Negeri Tulungagung b. Bagi kepala sekolah SDI Al-Munawwar: Sebagai dasar kebijakan atau keputusan agar sekolah memiliki ciri khas dan mempunyai keunggulan dibanding dengan sekolah lain. c. Bagi IAIN Tulungagung: Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh IAIN Tulungagung sebagai bahan masukan dan sumbangsih pemikiran tentang penerapan pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. E. Penegasan istilah 1. Penegasan Konseptual a. Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilainilai karakter pada peserta didik, mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil. 14 b. Pendidikan karakter disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 14 Aunillah, Nurla Isna. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Laksana, 2013), hal. 19.

11 diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil. 15 c. Hasil belajar peserta didik adalah perubahan tingkah laku setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya. 16 2. Operasional Skripsi dengan judul Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin dalam Meningkatkan Hasil Belajar peserta didik SDI Al-Munawwar Tulungagung adalah pendidikan karakter disiplin dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah proses pembelajaran yang dimulai pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, yang meliputi tahap eksplorasi, elaborasi maupun konfirmasi dan kegiatan penutup yang penerapan kedisiplinannya di sisipkan pada pelaksanaan pembelajaran, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. F. Sistematika Penelitian Sistematika dalam skripsi ini disusun dalam bab-bab yang terdiri dari sub-sub bab yang sistematikanya meliputi: BAB I : Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian Pustaka meliputi: tentang pendidikan karakter disiplin, hasil belajar pserta didik, penerapan pendidikan karakter disiplin 15 Ibid.. 16 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 3

12 dalam meningkatkan belajar pserta didik, kerangka berfikir (paradigma pemikiran) dan penelitian terdahulu BAB III : Metode Penelitian, terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian kehadiran penelitian sumber data, prosedur BAB IV : Pemaparan data terdiri dari: deskripsi perencanaan pendidikan karakter di SDI Al-Munawwar, diskripsi penerapan pendidikan karakter di SDI Al-Munawwar, diskripsi evaluasi pendidikan karakter di SDI Al-Munawwar BAB V : Berisikan pembahsan, korelasi pendapat para ahli terhadap hasil temuan dilapangan. BAB VI : Berisikan kesimplan, saran