BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN GLOBAL WARGA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

BAB I PENDAHULUAN. penyebab gagalnya penanaman nilai dan moral pada siswa dan generasi. muda pada umumnya. Menurunnya moralitas, pejabat yang korup,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang maupun dimasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan paradigma barunya

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran isu-isu kontroversial kebijakan publik yang. diintegrasikan pada matapelajaran PKn, sejalan dengan kedudukan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani ( civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) sebagian besar masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan dalam arti perbaikan pendidikan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak terlepas dari pendidikan. Peran pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan mendatang. Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sidiknas pasal 1 butir 1 dikemukakan bahwa pendidikan diartikan sebagai Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Maka dalam hal ini pendidikan tidak hanya diartikan mentransferkan ilmu dari seorang pendidik kepada murid, namun pendidikan merupakan suatu proses antara interaksi antara individu untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam mengembangkan kecerdasan dan potensi yang ada dalam dirinya. Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan tersebut guru memiliki peranan yang sangat penting. Kedudukan guru sebagai tenaga pendidik yang profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikan nasional. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam pendidikan kewarganegaraan juga menekankan pada pendidikan nilai dan moral.

2 Di era globalisasi ini eksistensi pendidikan kewarganegaraan kembali mendapat perhatian di berbagai Negara. Dalam disertasi Komalasari (2008: 3) menyatakan bahwa: Untuk menghadapi kecenderungan globalisasi tersebut, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia di tempatkan sebagai salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui koridor value-based education. Kerangka sistemik pendidikan Kewarganegaraan ini menurut Budimansyah (2008: 180) dibangun atas dasar paradigma baru sebagai berikut: 1. Secara kulikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, parsitipatif, dan bertanggung jawab. 2. Secara teoritik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik (civic knowledge, civic disposition, dan civic skill) yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan berintegrasi dalai konteks substansi ide, nilai, konsep dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. 3. Secara progmatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (conten embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam membentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Depdiknas, 2006: 49) Dari pemaparan tersebut menjelaskan bahwa mata pelajaran PKn di persekolahan memiliki posisi yang strategis untuk membentuk karakter warga negara. Sebagaimana dikemukakan oleh Branson (1999: 55) sekolah dapat dan memang seharusnya memainkan peran utamasecara menyeluruh dalam perkembangan karakter siswa. Dalam hal ini menurut Soemantri (2001: 229) tentunya seorang guru sebagai pengajar harus bisa mendidik siswa melalui proses berpikir kritis, reflektif, analitis dan kreatif dikembangkan menjadi cara-cara berpikir warganegara yang demokratis, cerdas dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dari permasalahan nyata dilapangan, PKn sering dikatakan pelajaran yang membosankan, tidak menarik, penuh teori dan sebagainya. Secara umum tentu saja menimbulkan kurangnya minat siswa untuk mempelajari PKn. Penggunaan metode ceramah yang monoton atau lebih mengembangkan aspek kognitif dari pada afektif dapat mengurangi kemampuan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran atau lebih bersifat teaching centered. Siswa hanya terpaku kepada apa yang disampaikan oleh guru saja. Sehingga siswa pun menjadi malas untuk mengumpulkan setiap tugas yang guru berikan. Pembelajaran mata pelajaran PKn sering dianggap membosankan, kurang menantang, tidak menarik, sering membingungkan, dan tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Padahal kita ketahui PKn sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari. Muatan PKn menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam

4 membentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kemampuan dalam menentukan komitmen dan watak kewarganegaraan (civic disposition) diperlukan dalam membantu siswa untuk berbuat sesuai dengan nilai-norma yang berlaku di masyarakat. Kemampuan siswa dalam memposisikan diri sebagai warganegara merupakan suatu upaya dalam pembentukan karater warganegara. Dengan mengambil komponen penting yang berkaitan dengan nilai norma - moral yang ada di masyarakat. Oleh sebab itu, guru diharapkan memiliki kemampuan mementukan dan menerapkan metode dan model pembelajaran yang tepat dalai pembelajaran PKn. Bukan hanya menuntut siswa berfikir kritis di kelas tetapi ada hal yang lebih penting yaitu kemampuan memecahkan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Karena masalah sosial tak bisa lepas dari mata pelajaran PKn. Dan salah satu dari misi PKn yaitu berhubungan dengan tanggung jawab warganegara. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMKN 3 Bandung bahwa masalah yang dihadapi adalah beberapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang bertanggungjawab, misalnya malas dalam mengerjakan atau mengumpulkan tugas. Hal ini menurut Guru PKn SMKN 3 Bandung dikarenakan adanya pengaruh dari lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pertemanannya. Mengingat pentingnya sebuah tanggung jawab bagi siswa, menjadi sebuah keharusan bagi seorang guru untuk membentuk dan meningkatkan rasa tangung jawab dalam diri siswa melalui pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang disampaikan guru diharapkan dapat menghubungkan dari materi yang ada dalam pembelajaran PKn dengan situasi keadaan di masyarakat dan memotivasi siswa untuk lebih paham antara hubungan pengetahuan dan aplikasinya terhadap kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat dan warganegara.

5 Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan adanya model pendekatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai salah satu dari usaha menjadi warga negara yang baik. Model pembelajaran tersebut adalah Value clarification Technique (VCT) Analisis Nilai. Dalam Djahiri (1985: 40) VCT adalah teknik pengungkapan nilai/sikap/moral. VCT merupakan strategi belajar mengajar dan terdiri dari sejumlah pilihan metoda. PVCT adalah model pengajaran yang bisa dilaksanakan dengan utuh dan baik akan mampu menggerakan pagelaran multi domain taksonomik tinggi dan multi dimensional. (Djahiri, Kosasih 1996). Djahiri (1985) (dalam Komalasari, 2010:99-105) mengembangkan apa yang disebut dengan Value Clarification Technique (VCT) analisis Nilai merupakan teknik pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai yang termuat dalam suatu liputan peristiwa, tulisan, gambar, dan cerita rekaan. Berdasarkan uraian diatas, maka mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai mengenai IMPLEMENTASI VCT MODEL ANALISIS NILAI UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK. (Studi Deskriptif Pada Siswa kelas XI Pemasaran SMK Negeri 3 Bandung). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas masalah pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimana implementasi VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik pada siswa SMK Negeri 3 Bandung Adapun rumusan masalah dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut.

6 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? 3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? 4. Bagaimana dampak penerapan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? 5. Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warganegara yang baik. 2. Tujuan khusus Berdasarkan tujuan penelitian secara umum diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan khusus sebagai berikut.

7 a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? c. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? d. Untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? e. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT model analisis nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik? D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui kegiatan penelitian, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut : 1. Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran PKn terutama sumbangan pengetahuan bagi peningkatan untuk tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik melalui model pembelajaran VCT Analisis Nilai.

8 2. Praktis Dengan mengetahui model pembelajaran VCT Analisis Nilai untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik diharapkan peneltian ini: a. Bagi Guru Guru terampil dalam menerapkan model pembelajaran VCT analisis nilai sehingga mampu meningkatkan tanggung jawab siswa sebagai warga Negara yang baik. Juga Guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran akan lebih menarik b. Bagi siswa Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar mata pelajaran pendidikan kewarganageraan. Juga siswa mengetahui pentingnya bertanggungjawab sebagai usaha untuk mewujudkan menjadi warga negara yang baik. c. Bagi pihak sekolah Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui pengembangan model pembelajaran. Juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menemukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I Pendahuluan Pada bab ini peneliti menjelaskan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan struktur organsasi skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka Pada bab ini peneliti menjelaskan tinjauan tentang pendidikan kewarganegaraan, model pembelajaran VCT analisis nilai, dan tinjauan mengenai tanggung jawab siswa sebagai warga negara yang baik

9 3. BAB III Metodologi Peneltian Pada bab ini peneliti menjelaskan pertimbangan dalam menentukan metodologi penelitian yang sesuai dengan fokus penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang berupa deskripsi terhadap lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini peneliti menyimpulkan terhadap beberapa pembahasan yang dibahas pada bab sebelumnya dan memberikan saran sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis.