BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Enim Sumatera Selatan. Antan Delapan merupakan satu kelompok pemain musik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

Jurnal KOBA Volume 3, No 1 April 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat Musik Tradisional Masyarakat Lampung adalah Gamolan. Gamolan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

PENYAJIAN MUSIK IRINGAN TARI LIKOK PULO DI PULAU ACEH KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan masih tetap dilestarikan seperti seni tari, seni musik, seni teater, dan seni kerajinan. Tradisi yang memiliki setiap daerah Riau tidak terlepas dari norma-norma, nilai dan hukum yang berlaku. Hal ini merupakan suatu budaya yang patut dibanggakan oleh masyarakat Riau dan menjadi salah satu gambaran bentuk kepribadian masyarakat Riau. Kabupaten Siak merupakan salah satu bagian dari Provinsi Riau yang memiliki beragam budaya yang didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kabupaten Siak terbentuk dari bebrapa Kecamatan, desa serta Dusun. Salah satu desa yang menjadi perhatian peneliti adalah Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit adalah salah satu dasa di Kabupaten Siak yang berjarak 93 Km dari Kabupaten Siak. Desa Penyengat kaya akan beragam suku, tradisi maupun adat istiadat. Masyarakat Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak memiliki tradisi dan kebudayaan yang sangat kental pada kehidupan mereka. Kebudayaan melayu khususnya yang berkembang ditengah-tengah masyarakat Riau, telah terakulturasi dengan budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia, bahkan antar bangsa sebagai konsekuensi logis dari tata bumi Riau sebagai lintas Internasional dan regional. Keadaan inilah yang mendorong pengembangan budaya Melayu 1 1

menjadi dinamis dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntunan zaman tanpa menghilangkan ciri kemelayuannya. Desa Penyengat merupakan nama Desa yang terletak di pesisir Sungai Siak. Masyarakat pedalaman yang mendiami daerah itu disebut dengan suku Anak Rawa, suku anak rawa memiliki tiga Dusun yaitu: Dusun I (Tanjung Pal), Dusun II (Mata Rimba), Dusun III (Sungai Mungkal). Keadaan masyarakatnya yang sangat tradisional yang menghasbiskan masa hidup sebagai masyarakat pesisir, yang mengandalkan kehidupannya pada perairan baik sungai, muara, danau, tasik, maupun laut. Masyarakat Desa Penyengat merupakan masyarakat Desa yang masih memegang adat tradisi Melayu yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat asli yang disebut dengan Suku Asli (suku asli anak rawa). Secara umum suku Anak Rawa sudah menganut berbagai macam agama, seperti agama Kristen, Hindu-Budha, Konghuchu, dan Islam. Walaupun beberapa agama sudah tersebar di kalangan masyarakatnya, kepercayaan kepada roh nenek moyang serta makhluk halus masih diyakini sampai sekarang. Suku asli anak rawa masih merasakan hidup di zaman yang masih kental akan adat kesukuan hingga saat ini. Asal muasal Suku Anak Rawa yang pertama kali menghuni sungai lancur darah (sungai rawa) saat ini, karena banyak nya pendatang baru suku asli anak rawa bergeser ke Penyengat yang paling bnyak saat ini menghuni mata Rimba dan Sungai Mungkal. Dulunya suku anak rawa mendapatkan tempat yang istimewa di Kerajaan Siak, karna sifatnya yang bisa memegang amanah dan jujur. 2

Tari Gong khususnya dikecamatan Sungai Apit belum begitu dikenal oleh masyarakat luas serta belum mendapat perhatian yang khusus untuk melestarikan budaya ini. Hal ini dikarenakan tari Gong kurang diminati oleh masyarakat di Desa Penyengat, disebabkan kurangnya dorongan masyarakat dan pemerintah setempat dalam melestarikan budaya tari Gong. Bahkan anak muda sekarang masih banyak yang tidak tahu tentang adanya tari Gong ini. Maka dalam hal ini dapat berkemungkinan tarian ini akan hilang. Hal itu ditentukan oleh gejala sebagai berikut: yang dapat menarikan tarian ini sudah lanjut usia dan yang belajar hanya beberapa pemudi saja, kemudian kurangnya perhatian masyarakat terhadap tari Gong. Setiap daerah mempunyai suatu tradisi atau kebiasaan dalam menyambut atau melaksanakan kegiatan-kegiatan adat dan budaya. Menurut Edy Sedyawati (1981:90), tradisi adalah bentuk-bentuk ksenian yang memilki tradisi dalam arti norma dan aturan-atuan penataan yang telah menetap, maka kesenian itulah yang menjadi pokok. Tradisi adalah warisan budaya bangsa yang perlu mendapat perhatian dalam menuju perkembangan kebudayaan dari masa kemasa yang diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi, dimana tradisi mempunyai ciri dan karakteristik yang khas menurut masing-masing kebutuhan dan daerahnya. Pertunjukan tari Gong ini ada sejak zaman nenek moyang suku asli anak rawa, namun tarian Gong ini mulai kembali berkembang dan mulai diperkenalkan keluar oleh bantuan Pemerintah Kabupaten lewat acara kesenian vestifal adat Suku Asli Anak Rawa pada tahun 2010. Tari Gong ini penari nya berjumlah 6 3

orang, 3 orang pemusik, lirik lagu yang berbentuk pantun yang di ucapkan secara spontanitas oleh penari tari Gong. Pada masa sekarang tari Gong merupakan sebuah bentuk seni Pertunjukan yang fungsinya adalah sebagai tarian tradisi dan hiburan masyarakat Desa Penyengat. Tari Gong yang ada di Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit telah dijadikan sebagai satu kesenian daerah yang dikenal oleh masyarakat setempat terutama Suku Asli Anak Rawa di Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Selain itu tari Gong juga selalu dipertunjukan pada saat acara besar seperti : Penyambutan Tamu, MTQ tingkat Kabupaten, Siak Bermadah dan acara pernikahan. Gong sendiri memiliki arti mistis dimana berdasarkan cerita pada zaman dahulu jika Gong itu sudah dipukul maka suaranya akan menyentuh hati masyarakat adat sehingga semua masyarakat adat yang sedang bekerja bisa meninggalkan pekerjaannya, Bahkan para pemuda juga bisa meninggalkan pekerjaannya ketika mendengar bunyi Gong tersebut. Dan hal ini masih terjadi di Penyengat hingga sekarang, jika Gong dipukul maka secara spontanitas masyarakat akan berkumpul walau belum tau maksud dan tujuan dibunyikan Gong tersebut. Menurut hasil wawancara awal (22 October 2017), penulis dengan Dom, yang merupakan Kepala Suku sekaligus salah satu pemain musik yang ada di Desa Penyengat, mengatakan : Tari Gong tarian turun-temurun dari nenek moyang kampung Penyengat, tari gong pada masa sekarang merupakan sebuah bentuk seni pertunjukan yang fungsinya adalah sebagai tarian tradisi dan hiburan masyarakat desa Penyengat. Tari Gong yang ada di desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit telah dijadikan sebagai satu kesenian daerah yang dikenal oleh masyrakat setempat terutama Suku Asli Anak Rawa di Desa Penyengat Kecamatan 4

Sungai Apit Kabupaten Siak. Selain itu tari Gong juga selalu dipertunjukan pada saat acara besar seperti: Penyambutan Tamu, MTQ tingkat Kabupaten, Siak bermadah dan acara Pernikahan. Masyarakat di Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit itu sendiri mempunyai kesenian tari tradisi adalah tari Gong. Tari Gong ini merupakan seni pertunjukan yang disukai oleh masyarakat di Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit. Hal ini dapat dilihat dari ramainya penonton yang menyaksikan pertunjukan tari Gong sampai sekarang. Meskipun banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang datang dari luar, tari Gong ini apat bertahan dan digemari sampai sekarang. Menurut hasil wawancara awal (31 October 2017), penulis dengan Guan, yang merupakan Masyarakat di Desa Penyengat, mengatakan : Seiring perkembangan zaman tari Gong diminati generasi muda, bagi generasi muda, bagi generasi muda tari Gong merupakan tarian yang menarik, apa bila tari ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah berusia lanjut. Namun generasi muda tidak berminat untuk mempelajari tari Gong ini, karena bagi mereka tari Gong adalah tari ibu-ibu yang berusia 50 tahun ke atas Menurut hasil wawancara (31 October 2017), penulis dengan Alit, yang merupakan salah satu Ketua Ketua Ikatan Keluarga Besar Suku Asli Anak Rawa Desa Penyengat, mengatakan: Keberadaan Tari Gong berangkat dari legenda yang diayakini oleh masyarakat suku Asli Anak Rawa, dan masih dikenal sampai sekarang. Legenda merupakan cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa. Gong sendiri berasal dari nama alat musik yang diyakini masyarakat Asli Anak Rawa memiliki nilai mistik. Pada zaman dahulu tari Gong diperuntukkan dipertunjukkan, Gong sendiri memiliki arti tersendiri. Tari Gong pertama kali diciptakan oleh masyarakat Asli Anak Rawa setelah terjadi kisah tari Gendong. 5

Tari Gendong berangkat dari legenda yang diayakini oleh masyarakat suku Anak Rawa, dan masih dikenal sampai sekarang. Legenda merupakan cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa. Gendong diambil dari nama seorang putri yang menghina suku Anak Rawa yang mengakibatkan suku Anak Rawa merasa sakit hati kepada putri tersebut. Suku Anak Rawa memberikan hukuman kepada sang putri untuk membuat sebuah persembahan berupa tarian kepada roh nenek moyang, sehingga tari Gendong selalu ditampilkan dalam acara Tolak Bala agar masyarakat terhindar dari malapetaka. Pertunjukan tari Gong mengandung unsur-unsur tari atau elemen-elemen tari yang ada didalamnya seperti gerak, musik, desain lantai, dinamika, tata rias, tata busana, tema, pentas dan penonton. Gerakan yang ada ditarian Gong di sesuaikan dengan tradisi tari Gong, yakni ditarikan dengan gerakan-gerakan yang ceria dan ekspresif. Diantaranya ada gerak Tabek (sembah), gerak mak inang pulau kelampai dan Bencak. Tata busana menggunakan baju bandong (kebaya), selendang tenun, kain panjang motif batik sebagai busana bawahan. Alat musik yang digunakan adalah Musik pengiring menggunakan musik khas Melayu yang terdiri dari : gong (tetawak), biola dan kompang. Penampilan tari Gong dilaksanakan di lapangan yang luas, dan juga dapat ditampilkan di dalam ruangan yang luas. Dinamika dalam tari Gong yaitu perubahan level dan gerak Level yang digunakan dalam tari Gong tinggi dan sedang. Tempo dalam tari Gong sedang. Tema tari Gong adalah Tari Gong Dalam Kehidupan masyarakat anak rawa. Tata rias yang digunakan rias cantik. setting dalam tari Gong dilapangan luas atau 6

ruangan yang luas. tempat yang digunakan dalam pertunjukan tari Gong di Desa Penyengat. Penonton dalam tari Gong yaitu tidak harus memiliki kriteria tertentu karena semua kalangan boleh melihat pertunjukan ini. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, masyarkat umum dan penjabat. Dalam kesempatan ini penulis tertarik melakukan penlitian karena bagi penulis menggangap pertunjukan tari Gong ini memiliki keterkaitan dengan kesenian, atas dasar itulah penulis tertarik dan menyusun hal-hal kedalam bentuk tulisan agar kesenian ini tetatp dilestarikan oleh generasi muda sekarang. Penulis bermaksud mendeskripsikan dan mendokumentasikan kepada bentuk penulisan ilmiah dengan mengangkat objek penelitian dengan judul Seni Petunjukan Tradisi Tari Gong Pada Suku Asli Anak Rawa Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas permasalahan yang akan diangkat adalah: 1. Bagaimanakah Pertunjukan Tradisi Tari Gong Pada Suku Asli Anak Rawa Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka Tujuan penelitian ini juga merujuk kepada pokok permasalahan tersebut, adapun tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui Pertunjukan Tradisi Tari Gong Pada Suku Asli Anak Rawa Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau. 7

1.4 Manfaat Penelitian Seperti yang dkemukakan pada tujuan penelitian,manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis yang terkait dengan penelitian ilmiah tentang pertunjukan Tradisi Tari Gong. 2. Bagi program studi Sendratasik, tulisan ini juga diharapkan sebagai sumber lmiah bagi dunia Akademik khususnya dilembaga Pendidikan Seni. 3. Bagi seniman diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah motivasi dan kreativitasnya dalam dunia seni. 4. Bagi masyarakat, untuk memperkenalkan pada masyarakat luas secara tulisan maupun lisan tentang pertunjukan Tradisi Tari Gong. 5. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai acuan atau podoman dalam membuat karya ilmiah. 6. Bagi pembaca, untuk menambah ilmu pengetahuan tentang salah satu tradisi yang tedapat diindonesia, serta utuk memperkenalkan tradisi yang ada di Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau, agar dapat meningkatkan kesadaran dan pentingnya pelestarian tradisi dan kebudayaan. 8