PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 3. Kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA JEPANG KOMPETENSI GURU MAPEL (KG)

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, salah satu aspek yang dilihat dari

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: KOMPETENSI PROFESI TENAGA PENDIDIK MELALUI KARYA ILMIAH DEMI MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas

ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI

BAB V PENUTUP. guru-guru bersertifikasi di SMK Negeri 2 Sragen. seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, karakteristik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi)

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. hanya diperoleh dari guru yang profesional dan sekolah berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

Transkripsi:

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU Eliterius Sennen Dosen PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng e-mail: eliterius63@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks pendidikan di Indonesia, masalah tentang mutu pendidikan nasional dan mutu guru merupakan tema yang menarik dan menjadi sorotan dari berbagai perspektif dan cara pandang banyak pihak. Salah satu masalah yang menjadi sorotan penting bagi banyak pihak terkait dengan rendahnya mutu pendidikan secara nasional itu adalah menyangkut kompetensi dan profesionalisme guru. Tulisan ini bertujuan untuk: (1) menguraikan permasalahan pokok berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme guru dan (2) menawarkan solusi terhadap permasalahan pokok berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme guru. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penulis melakukan kajian secara teoretis terhadap pertanyaan-pertanyaan penting yang menjadi fokus dalam tulisan ini dan mendeskripsikan sesuai hasil kajian pustaka yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) permasalahan pokok berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme guru meliputi: a) rendahnya kompetensi guru; b) rendahnya motivasi berusaha untuk mengembangkan mutu diri guru; c) persebaran guru yang tidak merata; d) rendahnya kesadaran dan semangat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman; e) mutasi dan penempatan guru yang dikaitkan dengan masalah politik; f) rendahnya kemampuan guru untuk menulis dan melaksanakan PTK; dan g) banyaknya guru yang bermental cari gampang; dan (2) solusi terhadap berbagai persoalan itu dapat dilakukan melalui : a) meningkatkan peran MGMP dan KKG serta mendorong guru untuk terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan MGMP dan KKG atau kegiatan pelatihan lainnya; b) mendorong organisasi profesi guru untuk memperhatikan dan memperjuangkan nasib guru, termasuk dalam hal mutasi dan persebaran guru; c) meningkatkan peran KKG dan MGMP sebagai wadah bagi guru untuk dapat berbagi ilmu dan keterampilan; d) membuat jurnal guru; e) menyediakan perpustakaan guru; dan f) pemerintah memfasilitasi dan menyediakan dana penelitian atau insentif bagi guru yang kreatif dan aktif menulis karya ilmiah atau melakukan PTK, serta mengadakan lomba menulis karya ilmiah bagi guru secara periodik. Kata Kunci : Problematika, Kompetensi, Profesionalisme dan Guru. Prosiding Seminar Nasional HDPGSDI Wilayah IV Tahun 2017 ISBN : 978-602-51434-0-3 16

PENDAHULUAN Komptensi guru dapat dimengerti sebagai kemampuan atau kesanggupan guru dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru. Endang (2007: 1) mengatakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam hal ini, baik pengetahuan, keterampilan, maupun nilai-nilai dasar yang ditumbuhkan kembangkan dalam kehidupan sehari-hari akan membentuk kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya sehari-hari. Dalam konteks guru, kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya haruslah dilaksanakan secara profesional karena pekerjaan sebagai guru itu merupakan sebuah profesi. Tidak semua orang secara bebas dan asal ingin menjadi guru dapat mengerjakan pekerjaan sebagai guru karena pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang membentuk kompetensi seseorang agar dapat menjalankan tugas sebagai guru adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Dengan demikian, hanya orang-orang yang memperoleh ilmu kependidikan dan keterampilan-keterampilan pedagogislah yang bisa mengerjakan pekerjaan sebagai guru. Kemampuan untuk dapat melaksanakan pekerjaan sebagai guru harus melalui proses dan kualifikasi pendidikan yang khusus. Tuntutan pekerjaan menjadi guru dewasa ini semakin berat dan kompleks. Tidak cukup dengan kualifikasi pendidikan atau sekedar menyandang gelar sarjana pendidikan, menguasai disiplin ilmu tertentu atau berbagai disiplin ilmu dan mengajarkan atau mentransferkannya kepada peserta didik. Dahulu, pekerjaan menjadi guru dapat dilakukan oleh siapa saja yang mampu memahami isi buku pelajaran, menjelaskan isi buku pelajaran itu kepada peserta didik dan meminta peserta didik mencatat sesuai penjelasan guru, serta memberi tugas-tugas tambahan untuk dikerjakan peserta didik di rumah. Dewasa ini, seseorang guru dituntut selain harus memiliki kualifikasi akademik sarjana pendidikan tetapi juga harus memiliki kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Persyaratan ini mengharuskan seorang guru menjalankan tugas dan pekerjaannya sebagai guru secara profesional dan bertanggungjawab. Namun, disinyalir bahwa masih terdapat guru yang belum menempatkan pekerjaan menjadi guru sebagai sebuah profesi. Terdapat guru yang meskipun sudah tersertifikasi dan memperoleh tunjangan sertifikasi tetapi belum secara sungguh-sungguh mempersiapkan dan melaksanakan tugas sebagai guru secara profesional. Dilihat dari bidang tugas mengajar sehari-hari, masih ada guru yang mengajar dengan kemampuan yang belum memadai, kurang membuat persiapan pembelajaran yang baik, kurang menguasai bahan ajar, memilih dan menggunakan metode dan model pembelajaran yang kurang variatif, kurang mampu merangsang dan memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, masih mendominasi kegiatan pembelajaran, kurang menguasai ICT, ada yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang memadai tetapi kinerjanya terkategori rendah dan lain sebagainya. Sennen (2011 : 134) menegaskan bahwa terdapat hubungan positif dan berarti antara kompetensi dengan kinerja guru, kontribusi dari variabel kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 39, 69%. Kompetensi guru merupakan faktor yang turut mempengaruhi kinerja guru. Kompetensi guru entah positif atau negatif cenderung Prosiding Seminar Nasional HDPGSDI Wilayah IV Tahun 2017 ISBN : 978-602-51434-0-3 17

mempengaruhi kinerja guru. Bila kompetensi guru positif atau memadai maka kinerja guru tersebut akan cenderung positif, sebaliknya jika kopetensi guru negatif atau tidak memadai maka kinerjanya juga akan cenderung negatif. Meskipun penelitian dilakukan secara terbatas, namun gambaran kinerja dan permasalahan lain tentang guru secara umum di Indonesia kiranya tidak jauh berbeda dengan apa yang diuraikan di sini. KAJIAN TEORI Permasalahan Pokok Kompetensi dan Profesionalisme Guru Penyelenggaraan pendidikan pada era global ini menuntut mutu sumber daya guru. Tugas guru adalah mengembangkan wawasan keilmuan dan membentuk sikap, nilai serta kematangan kepribadian peserta didik. Dalam konteks ini, seorang guru perlu diberikan keleluasaan dalam mengembangkan kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari. Seorang guru harus dapat menjalankan tugasnya secara profesional dalam mengembangkan pembelajaran yang interaktif, dialogis, menarik, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Jika dihubungkan dengan kondisi riil di lapangan, berbicara tentang kompetensi dan profesionalisme guru ini masih dihadapi banyak persoalan. Menurut Payong (2016 : 16) dalam penelitiannya pada tahun 2014, sejumlah persoalan guru meliputi: (1) para guru belum siap menerapkan inovasi pembelajaran, mereka cenderung kembali kepada polapola pembelajaran konvensional, (2) Program peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru tidak berdampak secara langsung terhadap peningkatan prestasi siswa, (3) Program pengembangan keprofesian berkelanjutan tidak dilihat sebagai program strategis yang memiliki nilai tambah pada pengayaan wawasan dan keterampilan guru, (4) Guru terlibat politik praktis dalam pilkada langsung yang berpengaruh pada kinerjanya dalam pembelajaran dan hubungan dengan teman sejawat, (5) Guru terjebak dalam pola pikir birokrasi dalam menerapkan kurikulum dan (6) Dorongan dan kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri belum diutamakan oleh guru-guru yang telah disertifikasi. Dari keempat kompetensi yang harus dimiliki guru, dua di antaranya dinilai masih menjadi problem serius dan krusial di kalangan guru, yakni kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Dari aspek kompetensi pedagogik, misalnya, guru dinilai belum mampu mengelola pembelajaran secara maksimal, baik dalam hal pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, maupun pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dari aspek kompetensi profesional, banyak guru yang dianggap masih gagap dalam menguasai materi ajar secara luas dan mendalam sehingga gagal menyajikan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat bagi siswa. Hal ini dipertegas lagi jika harus merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Akademik dan Kompetensi, maka rendahnya penguasaan guru atas kompetensi pedagogik mengungkapkan bahwa guru tidak cukup kompeten atas sejumlah subkompetensi berikut: (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) Prosiding Seminar Nasional HDPGSDI Wilayah IV Tahun 2017 ISBN : 978-602-51434-0-3 18

mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang yang diampu; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Di pihak lain, rendahnya penguasaan guru atas kompetensi profesional mengungkapakan bahwa guru masih lemah dan tidak cukup kompeten atas sejumlah subkompetensi berikut: (1) menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang ilmu yang diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Persebaran Guru yang Tidak Merata Usaha peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru di Indonesia rupanya masih berbenturan dengan faktor persebaran guru yang tidak merata. Secara statistik mungkin ketersediaan guru secara nasional dipandang sudah mencukupi kebutuhan guru di daerahdaerah atau di berbagai jenjang pendidkan, tetapi secara faktual selalu dialami kekurangan guru di sekolah-sekolah tertentu akibat persebarannya yang tidak merata. Di satu pihak tampak adanya kondisi kecukupan bahkan kelebihan jumlah guru, tetapi di pihak lain secara faktual masih terdapat sekolah yang mengalami kekurangan guru. Setidaknya argumentasi ini dapat didukung oleh data tentang keadaan jumlah guru di Indonesia pada tahun 2015 yang lalu. Keadaan jumlah guru dimaksud disajikan pada tabel 2 berikut untuk keadaan bulan Juni tahun 2015 (Kompas dalam Edu, L. Ambros., Arifian, Dus F. dan Nardi, Mikael., 2016: 158). Tabel 1. Jumlah Guru di Indonesia Status Guru TK SD SMP SLB SMA SMK Total 999. 355. 168. 1. 677. Guru PNS 53. 526 7. 976 93. 352 041 265 005 165 228. 640. 228. 100. 132. 1. 338. Guru Non-PNS 7. 315 8796 815 143 509 447 108 Guru Bantu 907 2. 238 702 58 580 772 5. 257 Guru Honor Daerah 6. 903 64. 667 20. 939 413 8. 456 6. 236 107. 614 Guru Tetap Yayasan 179. 211 101. 211 94. 409 5. 165 47. 101 77. 016 504. 113 Guru Tidak Tetap 41. 858 472. 112. 699 093 1. 679 44. 372 48. 423 721. 124 Tabel di atas memang tampak jumlah guru cukup banyak tetapi tetap saja masih ada kebutuhan guru yang cukup banyak pula untuk daerah-daerah atau sekolah-sekolah tertentu. Pada tahun 2015 misalnya, kebutuhan akan tenaga guru untuk jenjang pendidikan Prosiding Seminar Nasional HDPGSDI Wilayah IV Tahun 2017 ISBN : 978-602-51434-0-3 19

dasar sebanyak 492. 765 orang di 34 provinsi. Akan tetapi, sesuai laporan yang masuk mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota sampai dengan tingkat provinsi di seluruh Indonesia tercatat ada kelebihan guru sebanyak 143. 729 tanpa membedakan status guru negeri atau guru tidak tetap. Data kekurangan guru itu menyebar di 105 kabupaten/kota di Indonesia, terutama terjadi di daerah-daerah terpencil, tertinggal dan terdepan. Sementara di pihak lain, dilaporkan ada 371 kabupaten/kota mengalami kelebihan guru (Kompas dalam Arifian, 2016: 159). Setiap persoalan apapun dalam hidup harus dapat dipandang dan disikapi sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi secara cerdas dan solutif, bukan memilih untuk menghindar dari persoalan-persoalan yang ada. Jangan melihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan dan kecemasan, tetapi lihatlah situasi dan persoalan di sekitar dengan penuh kesadaran, hadapilah berbagai persoalan itu secara kreatif, solutif dan bertanggung jawab. Menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi profesi guru dewasa ini, Asmani yang telah dielaborasi dengan pandangan Arifian (Edu, L. Ambros., Arifian, Dus F. dan Nardi, Mikael, 2016: 160) menegaskan beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menegakkan etika guru profesional, yaitu: (1) menyedikan perpustakaan guru, (2) membuat jurnal guru, (3) mempraktikkan berbagai model atau pendekatan pembelajaran, (4) mengadakan penelitian tindakan, (5) mengikuti pendidikan dan latihan, (6) mendistribusikan guru secara merata dan (7) membebaskan guru dari pragmatism politik dan memperkuat organisasi profesi guru. Menurut Drost dalam Edu, L. Ambros., Arifian, Dus F. dan Nardi, Mikael (2016: 87), untuk meningkatkan kualitas diri guru maka seorang guru harus dapat secara bebas dan sukarela bersikap tanggap terhadap berbagai perubahan yang terjadi dan berpengaruh pada tugas profesionalnya. Dalam hal ini, kesadaran, kemauan dan sikap tanggap guru menghadapi berbagai persoalan merupakan faktor kunci mencapai keprofesionalan guru itu sendiri dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, unsur utama untuk menjadi guru profesional adalah sikap tanggap dan kemauan guru untuk terus berusaha mengembangkan diri melalui usaha belajar secara terus menerus, terbuka terhadap berbagai perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan tuntutan perubahan. Terhadap berbagai persoalan kompetensi dan profesionalisme guru yang telah mencoreng wajah pendidikan di Indonesia seperti diuraikan sebelumnya, tidaklah berlebihan jika penulis menawarkan pemikiran atau jalan keluar berikut: (1) Meningkatkan peran MGMP dan KKG serta mendorong guru untuk terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan MGMP dan KKG atau kegiatan pelatihan lainnya; (2) Mendorong organisasi profesi guru untuk memperhatikan dan memperjuangkan nasib guru, termasuk dalam hal mutasi dan persebaran guru; (3) Meningkatkan peran KKG dan MGMP sebagai wadah bagi guru untuk dapat berbagi ilmu dan keterampilan; (4) Membuat jurnal guru; (5) Menyediakan perpustakaan guru; (6) Pemerintah memfasilitasi dan menyediakan dana penelitian atau insentif bagi guru yang kreatif dan aktif menulis karya ilmiah atau melakukan PTK, serta mengadakan lomba menulis karya ilmiah bagi guru secara periodik. Prosiding Seminar Nasional HDPGSDI Wilayah IV Tahun 2017 ISBN : 978-602-51434-0-3 20

PENUTUP Permasalahan pokok berkaitan dengan kompetensi dan profesionalisme guru di Indonesia meliputi: a) rendahnya kompetensi guru; b) rendahnya motivasi berusaha untuk mengembangkan mutu diri guru; c) persebaran guru yang tidak merata; d) rendahnya kesadaran dan semangat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman; e) mutasi dan penempatan guru yang dikaitkan dengan masalah politik; f) rendahnya kemampuan guru untuk menulis dan melaksanakan PTK; dan g) banyaknya guru yang bermental cari gampang. Solusi terhadap berbagai persoalan itu dapat dilakukan melalui: a) meningkatkan peran MGMP dan KKG serta mendorong guru untuk terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan MGMP dan KKG atau kegiatan pelatihan lainnya; b) mendorong organisasi profesi guru untuk memperhatikan dan memperjuangkan nasib guru, termasuk dalam hal mutasi dan persebaran guru; c) meningkatkan peran KKG dan MGMP sebagai wadah bagi guru untuk dapat berbagi ilmu dan keterampilan; d) membuat jurnal guru; e) menyediakan perpustakaan guru; dan f) pemerintah memfasilitasi dan menyediakan dana penelitian atau insentif bagi guru yang kreatif dan aktif menulis karya ilmiah atau melakukan PTK, serta mengadakan lomba menulis karya ilmiah bagi guru secara periodik. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Draf Naskah Akademik Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. Jakarta: Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdiknas. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta. Edu, L. Ambros., Arifian, Dus F. dan Nardi, Mikael. 2016. Etika dan Tantangan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta. Habur, Manfred, A. 2007. Pendidikan Agama Katolik (PAK) dan Profesionalisme Guru PAK di Tengah Zaman yang Berubah. Jurnal Missio, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2007. STKIP St. Paulus Ruteng. Palmer, J. P. 2009. Keberanian Mengajar. (Terjemahan oleh Dwi Wulandari). Jakarta: Indeks. Payong, Marselus, R. 2011. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep dasar, Problematika dan Implementasinya. Jakarta: PT Indeks. Sennen, Eliterius. 2011. Hubungan antara kualifikasi akademik, kompetensi dan motivasi kerja dengan kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Tesis Magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional HDPGSDI Wilayah IV Tahun 2017 ISBN : 978-602-51434-0-3 21