BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Purworejo. Pemilihan tempat ini karena Purworejo merupakan tempat awal terbentuknya Kesenian Dolalak dan masih ada hingga saat ini 3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Creswell (1998), penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang alamiah tanpa adanya intervensi apa pun dari peneliti. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksplanatif. Penelitian deskriptif eksplanatif merupakan penelitian yang mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya; serta menjelaskan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. 3.3 Unit Amatan dan Unit Analisis Unit amatan merupakan suatu unit yang darinya kita dapat memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Unit amatan dalam penelitian ini adalah Bapak Triyuliana selaku perwakilan dari Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Purworejo, para pelaku Kesenian Tari Dolalak yaitu Sanggar Tari Prigel; Kelompok Dolalak Budi Santoso; dan Kelompok Dolalak Arum Sari, dan masyarakat penikmat Kesenian Tari Dolalak. 24
Satuan analisis merupakan hakekat dari populasi yang tentangnya penelitian berlaku (Ihalauw, 2003). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi Kesenian Tari Dolalak Kabupaten Purworejo dalam mempertahankan eksistensinya. 3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, baik itu secara perorangan, kelompok, dan organisasi (Rosady, 2003: 29). Selain itu, data primer juga merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian (Bungin, 2005: 123). Pada penelitian ini data primer peneliti peroleh langsung dari wawancara serta observasi langsung di lapangan. Data primer dalam penelitian ini strategi komunikasi Kesenian Tari Dolalak di kabupaten Purworejo dalam mempetahankan eksistensinya, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Purworejo, Ketua Dolalak Budi Santoso, Pendiri Sanggar Prigel, Ketua Dolalak Arum Sari. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersedia melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk juga majalah, jurnal, perbankan, dan keuangan (Rosady, 2005: 120). Data sekunder diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. 25
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Menurut Moleong (2005), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Gorden (dalam Herdiansyah, 2009) mendifinisikan wawancara, Interviewing is conversation between two people in which one person tries to direct the conversation to obtain information for some specific purpose. Definisi menurut Gorden tersebut dapat diartikan bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Pada umumnya, wawancara dalam penelitian kualitatif ataupun wawancara lainnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, wawancara tidak terstruktur (Herdiansyah, 2009). Peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang memiliki ciriciri : a. Pertanyaannya sangat terbuka, jawaban lebih luas dan bervariasi. b. Kecepatan wawancara sulit diprekdisi c. Sangat fleksibel (dalam hal pertanyaan atau jawaban) d. Pedoman wawancara sangat longggar urutan pertanyaan e. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena Wawancara peneliti lakukan dengan Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Purworejo, Ketua Dolalak Budi Santoso, dan Pendiri Sanggar Prigel dalam suasana santai, informal, dan akrab. Peneliti 26
menggunakan alat perekam dan catatan untuk merekan setiap pembicaran yang berhubungan dengan penelitian peneliti. 2. Observasi Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju (Banister, et al, 1994). Cartwright & Cartwrigh mendefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2009). Studi dokumentasi ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, benda, catatan-catatan, dan sejumlah hal yang terkait dengan aspek-aspek yang diteliti (Widodo, 2004: 50) 3.5 Teknik Analisa Data Miles & Huberman (1984), mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik 27
analisa data model interaktif menurut Miles & Huberman terdiri atas tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Data Reduction (Reduksi Data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin banyak, kompleks, dan rumitnya data, maka perlu untuk segera melalukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. 2. Data Display (penyajian data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalm bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles & Huberman (1984) menyatakan the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 28
3. Coclusion Drawing / verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementar dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. 3.6 Keabsahan Data Dalam penelitian ini, keabsahan data diukur dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Denzin ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Peneliti menggunakan triangulasi sumber dalam memeriksa keabsahan data. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987: 331). Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 29
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 30