EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN IMPLEMENTASI AWAL PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS LIFESKILL DI SMA KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Automotive Science and Education Journal

*Maratul Afidah **Ade Purmatisa

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGACU PADA MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Muhammad Habibi Rio Andika*,Hendar sudrajat**, M. Rahmad** ABSTRACT

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Ivana Margaretta Simanjuntak* Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan *

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 50 54

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DENGAN KARTU PINTAR PADA PELAJARAN IPS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

Unnes Physics Education Journal

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN


PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Economic Education Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Transkripsi:

IMPLEMENTASI AWAL PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS LIFESKILL DI SMA KOTA SEMARANG PRELIMINARY IMPLEMENTATION OF LIFESKILL-BASED PHYSIC LEARNING INSTRUMENT IN SEMARANG CITY HIGHSCHOOL Susilawati* *) Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com ABSTRAK Studi tentang pendidikan lifeskill berlansung secara berkesinambungan sesuai dengan pengembangan tuntutan keterampilan yang harus dimiliki lulusan sekolah menengah. Proses mewujudkan lulusan sekolah menengah yang terampil memerlukan upaya yang terencana dan tersistem dalam proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan hasil implementasi awal mengenai pengembangan perangkat di SMA kota Semarang. Penelitian ini menyajikan data hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran fisika berbasis lifeskill, hasil observasi keterampilan siswa dan hasil observasi aktivitas pembelajaran fisika berbasis kecakapan hidup. Ujicoba terbatas ini dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 5 Semarang. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain penelitian posttest only control group design. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampel. Pengembangan perangkat disusun dan dikembangkan dengan melibatkan MGMP fisika kota Semarang. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa Kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan lifeskill lebih dominan pada aktivitas belajar siswa dalam bentuk kemampuan kerjasama (82% dengan kategori tinggi), kemandirian (65% dengan kategori sedang), kegiatan fisik (70% dengan kategori sedang), kegiatan mental (65% dengan kategori rendah), kegiatan pengamatan (80% dengan kategori tinggi), dan presentasi (83% dengan kategori tinggi). Peningkatan hasil belajar fisika sebesar 43% termasuk dalam kategori sedang. Rata-rata hasil posttest lebih tinggi daripada pretest. Untuk ketuntasan belajar siswa secara individual diperoleh bahwa setiap siswa telah mencapai ketuntasan minimal. Untuk ketuntasan secara klasikal diperoleh ketutantasan klasikal sebesar 100%. dapat dinyatakan sudah efektif. Kata kunci: perangkat pembelajaran fisika, lifeskill 95

ABSTRACT The study of lifeskill education occurred continuously in accordance with the demands of the development of skills that high school graduates should possess. The process of realizing the skilled-high school graduates require a systematically planned effort in the learning process. This study gives the results of the initial implementation of the development of lifeskill-based physics learning in high school Semarang. This study presents data on student learning after experiencing lifeskill -based physics learning, the observation skills of the students and the observation of activity -based physics learning life skills. Limited test was conducted on a class XI student of SMAN 5 Semarang. This research method using a quasi-experimental research design with posttest only control group design. Cluster sampling technique with a random sample. The development of lifeskill-based physics learning instruments conceived and developed with the involvement of physics MGMPs Semarang. Based on research data obtained that the learning activities are integrated with lifeskill more dominant on student learning activities in the form of joint capabilities ( 82 % with high category ), independence ( 65 % with medium category ), physical activity ( 70 % with medium category ), activities mental ( 65 % with low category ), observation of activities ( 80 % with high category ), and presentation ( 83 % with high category ). Improved physics learning outcomes by 43 %, including in the medium category. Average yield higher than pretest posttest. For a passing grade the student individually obtained that each student has achieved the minimum completeness. For completeness ketutantasan classical classically obtained by 100 %. Lifeskill-based physics learning can be declared to be effective. Keywords: physics learning instruments, lifeskill A. PENDAHULUAN Kenyataan yang banyak ditemui mengenai lulusan SMA yang berkerja sehingga menuntut guru dan pihak terkait untuk melakukan penyesuaian. Salah satunya adalah dapat menyesuaikan bagaimana agar siswa dapat memahami konsepkonsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Trianto, 2010). Pemahaman konsep yang diharapkan berupa kemampuan memperoleh makna dari pembelajaran (Sudjana, 2009). Berkaitan dengan hal itu, titik tolak terhadap proses pembelajaran yang sebaiknya digunakan adalah lifeskill (kecakapan hidup). Dalam hal ini sudut pandang yang masih umum dapat diupayakan untuk mewadahi dan menguatkan metode pembelajaran dengan teori yang ada. Menurut susiwi (2007) kecakapan hidup merupakan keterampilan seseorang untuk mempertahankan hidupnya. Keterampilan seseorang untuk mampu menghadapi masalah dan memecahkan masalahnya. Dalam hal ini, seseorang harus berani menghadapi berbagai tantangan secara wajar tanpa tekanan kemudian secara proaktif dan mencari serta menemukan jalan keluar sehingga masalah dapat diatasi dengan sebaikbaiknya (Depdiknas, 2003). 96

Dalam Tempo (Rabu, 5 Februari 2014) menurut pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2013 mencapai 7,39 juta orang. Pada tanggal 6 November 2013, tingkat partisipasi angkatan kerja 66,9%. Diantaranya 6,25% tingkat pengangguran terbuka. 9,74% pengganguran diantaranya dari lulusan SMA. Tingkat pengangguran bertambah sebanyak 220 ribu orang tiap 6 bulan. Jika dihubungkat dengan berbagai bidang kebutuhan. Bidang pertanian menjadi bidang yang paling banyak menyerap tenaga kerja kurang lebih 38 juta orang. Bidang perdagangan mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih 23,74 juta orang, jasa kemasyarakatan 18,21 juta dan bidang industri. Dalam Kompas (Selasa, 4 Maret 2014) Organisasi Buruh Internasional menyatakan jumlah pengangguran usia 15-24 tahun mencapai 75 juta orang. Di Indonesia mencapai 4,9 juta orang. Permasalahan yang terjadi adalah ketika lapangan kerja yang tersedia membutuhkan tenaga kerja usia 18-25 tahun atau lulusan SMA. Akan tetapi, tenaga kerja lulusan SMA tidak mampu memenuhi tuntutan kerja yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh siswa mendapatkan pengalaman belajar dominan pada ranah kognitif. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan dalam pendekatan lifeskill belum maksimal diimplementasikan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran berbasis lifeskill ini akan diimplementasikan sebagai implementasi awal (terbatas). Uji coba terbatas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dapat dicapai dan keterbatasan yang harus direvisi lebih lanjut. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahapan pendahuluan, tahapan perancangan, tahapan implementasi dan tahapan analisis. Pertama, tahapan pendahuluan berupa kegiatan studi literatur dan analisis konten fisika SMA di kelas XI SMA. Kedua, tahapan perancangan, pada tahap ini dilakukan perancangan konseptual perangkat pembelajaran. Selanjutnya, kelayakan perangkat pembelajaran diuji melalui uji validasi ahli praktisi pendidikan (MGMP fisika Kota Semarang) dan ahli teoritis (ahli teori fisika dari perguruan tinggi). Ketiga, tahapan implementasi, perangkat diimplementasikan dalam skala terbatas di kelas XI SMAN 5 Semarang. Keempat, tahapan analisis, hambatan-hambatan yang ditemukan ketika implementasi perangkat pembelajaran fisika dianalisis untuk memperoleh perbaikan dan penyempurnaan. Metode penelitian ini adalah quasi experimental design. Penelitian eksperimen dengan kesulitan untuk mengontrol semua variable ekstra (Fraenkel & Wallen, 2007). Desain penelitian ini adalah one group pretest postttest design. Desain penelitian ini seperti pada Tabel 1. Adapun alur penelitian implementasi perangkat pembelajaran fisika berbasis lifeskill ini seperti pada Gambar 1. 97

Tabel 1. One Group Pretest Postttest Design Kelas Pretest Tindakan Posttest Kelas Eksperimen O X O (Sugiyono, 2010) Tahapan Pendahuluan Studi literatur Analisis konten fisika Tahapan Perancangan Perangkat konseptual RPP Bahan Ajar Evaluasi Tahapan Implementasi Implementasi perangkat Temuan hasil uji coba terbatas Tahapan analisis Analisis evaluasi Gambar 1. Alur Penelitian C. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran fisika berbasis lifeskill ini telah divalidasi secara praktis dan teoritis. Setelah itu, perangkat pembelajaran ini direvisi berdasarkan masukan dan rekomendasi dari validator. Selanjutnya, tahapan yang dilakukan adalah implementasi perangkat untuk diujicoba dalam skala terbatas. Kegiatan Pembelajaran Fisika Hasil observasi proses pembelajaran ditemukan bahwa proses pembelajaran fisika dilakukan dengan kegiatan-kegiatan aplikatif ke dalam kondisi nyata. Fisika secara konseptual diberikan dalam bentuk ilustrasi dan objek yang terkesan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diwujudkan dalam bentuk rumusan masalah yang akan dicapai menuntut siswa untuk mendapatkan pengalaman yang bermakna, bahan ajar yang digunakan mudah dipahami dan sistematis pennyusunannya, strategi pembelajaran aktif berorientasi pada kegiatan siswa, pendekatan pembelajaran yang relevan dengan proses pembelajaran 98

dan ketepatan instrumen evaluasi. Dalam ujicoba terbatas perangkat ini teramati bahwa pengalian pengetahuan awal siswa masih membingungkan, hendaknya didukung oleh alat peraga atau video yang konkret. Kegiatan siswa lebih berstrata, tidak hanya satu macam kegiatan saja. Walaupun penyajian materi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Akan tetapi, konseptual materi fisika harus utuh. Alokasi waktu dimanajemen dengan sebaik-baiknya. Adapun kegiatan siswa selama proses seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Data Kegiatan Siswa No. Kegiatan Siswa Persentase Kategori Kegiatan 1. Sikap Kerjasama 82 Tinggi 2. Kemandirian 65 Sedang 3. Kegiatan Fisik 70 Sedang 4. Kegiatan Mental 65 Rendah 5. Kegiatan Pengamatan 80 Tinggi 6. Presentasi 83 Tinggi Kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan lifeskill lebih dominan pada aktivitas belajar siswa. Hal ini sangat memberikan manfaat untuk keterampilan tertentu siswa. Manfaat bagi long term memory ketika keterampilan dilatihkan secara rutin. Secara bertahap keterampilan dilatih dengan jenjang penilaian yang mengarah kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kecakapan hidup (Werner, at al, 2013). Untuk itu, guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran harus mampu menuangkan kegiatan tersebut dalam proses pembelajaran. untuk itu, dibutuhkan persiapan khusus dalam merencanakan pembelajaran. Berdasarkan standar kualifikasi akademik menuntut guru memiliki kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional. Relevan dengan bidang keahliannya masingmasing. Sehingga praktisi pendidikan mampu merencanakan dan menerapkan perangkat pembelajaran yang relevan dengan kompetensi kualifikasi akademiknya. Kompetensi ini relevan dengan kecakapan hidup bagi siswa. Perangkat pembelajaran yang dirancang sendiri oleh kelompok guru dengan karakteristik siswa yang sama akan menjadikan pembelajaran lebih efektif, efisien dan praktis (Maielfi et al., 2012). Selain itu, pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat mengubah tingkah laku siswa agar mampu hidup mandiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya (Sagala, 2005). Hal ini ditunjukkan dalam pengembangan kegiatan aktivitas 99

siswa, peran guru, media dan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Deskripsi Hasil Implementasi Awal Perangkat Pembelajaran Fisika Implementasi perangkat, dapat diketahui melalui perbedaan rata-rata hasil pretest dan posttest. Rata-rata pretest kelas X IPA 8 adalah 64,83. Selanjutnya, implementasi perangkat pembelajaran fisika berbasis lifeskill. Rata-rata posttest adalah 79,79. Peningkatan hasil belajar siswa digunakan gain ternormalisasi 0,43. Prosentase gain ternormalisasi adalah 43%. Deskripsi peningkatan hasil belajar siswa seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Data pretest, posttest dan gain ternormalisasi Peningkatan hasil belajar fisika sebesar 43% termasuk dalam kategori sedang. Rata-rata hasil posttest lebih tinggi daripada pretest. Untuk ketuntasan belajar siswa secara individual diperoleh bahwa setiap siswa telah mencapai ketuntasan minimal. Untuk ketuntasan secara klasikal diperoleh ketutantasan klasikal sebesar 100%. Dengan ketuntasan klasikal ini dapat dinyatakan bahwa hasil belajar fisika siswa memperoleh kategori sangat baik. Sehingga pembelajaran fisika berbasis lifeskill dapat dinyatakan sudah efektif. Hasil ujicoba terbatas ini diharapkan dapat menjadi acuan awal untuk menerapkan pembelajaran fisika berbasis lifeskill dalam skala lebih luas. Perangkat pembelajaran fisika lifeskill ini mampu meningkatkan kecakapan siswa dalam menempuh kehidupan yang nyata di masyarakat. Perencanaan pembelajaran yang telah dirancang lebih berorientasi pada ketuntasan pembelajaran dengan target mampu mencapai tujuan pembelajaran (Trianto, 2010). Hasil belajar ini juga sangat dipengaruhi oleh kegaiatan belajar siswa yang tinggi dalam bentuk kerjasama, kemandirian, kegiatan fisik, kegiatan mental, kegiatan pengamatan dan presentasi. Semakin tinggi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, semakin tinggi pula kemungkinan keberhasilan proses pembelajaran (Sudjana, 2005). Lifeskill mengupayakan pembelajaran yang terintegrasi 100

dengan nilai-nilai kehidupan nyata. Hal ini menjadikan pembelajaran yang diselenggarakan dapat mengembangkan potensi siswa agar berani menghadapi tantangan hidup. Menurut Wiratno (2008) pembelajaran dengan kecakapan hidup berupa nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang diberikan secara berkesinambungan akan menjadi bekal dasar untuk mampu dan terampil menjalankan kehidupannya. Bekal dasar dan latihan yang berisi kecakapan hidup dituangkan dalam bentuk strategi prosedural pemecahan masalah. Kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis kecakapan hidup adalah keterbatasan alokasi waktu pembelajaran fisika hanya tiga jam pelajaran, karakteristik siswa yang beraneka ragam, dan fasilitas tidak memadai (Masitoh, 2009). Selanjutnya, kesulitan menyesuaikan rangkaan kegiatan pembelajaran dengan karakter siswa dan kesulitan memahami aspek-aspek kecakapan hidup. D. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat dinyatakan kesimpulan bahwah asil observasi proses pembelajaran ditemukan bahwa proses pembelajaran fisika dilakukan dengan kegiatan-kegiatan aplikatif ke dalam kondisi nyata. Kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan lifeskill lebih dominan pada aktivitas belajar siswa dalam bentuk kemampuan kerjasama (82% dengan kategori tinggi), kemandirian (65% dengan kategori sedang), kegiatan fisik (70% dengan kategori sedang), kegiatan mental (65% dengan kategori rendah), kegiatan pengamatan (80% dengan kategori tinggi), dan presentasi (83% dengan kategori tinggi). Peningkatan hasil belajar fisika sebesar 43% termasuk dalam kategori sedang. Rata-rata hasil posttest lebih tinggi daripada pretest. Untuk ketuntasan belajar siswa secara individual diperoleh bahwa setiap siswa telah mencapai ketuntasan minimal. Untuk ketuntasan secara klasikal diperoleh ketutantasan klasikal sebesar 100%. dapat dinyatakan sudah efektif. Rekomendasi penelitian ini lebih ditekankan pada kontekstual kehidupan nyata siswa, lapangan kerja yang ada dan peminatan siswa. Keterampilan kewirausahaan dilatihkan dalam kegiatan pembelajaran. perlu identifikasi awal kearifan lokal dan kebutuhan keterampilan siswa berdasarkan tuntutan lapangan kerja penerima lulusan SMA. DAFTAR PUSTAKA Fraenkel, J. R, Wallen, N. E. 2007. How to Desidn and Evaluate Research in Education (Sixth ed). New York: McGraw-Hill. Kompas, Jumlah Penganggur Muda Meningkat, 2014. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/03/04/0916541/jumlah.penga nggur.muda.naik, diakses tanggal 15 April 2014 101

Maielfi, D., Ratnawulan & Usmeldi. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Berbasis Iman da Taqwa, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, ISSN: 2252-3014, 1-14 Masitoh, Dewi., L. Alinawati, M., Permasih. (2009). Studi Implementasi Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup pada Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian, 10 (2). Sagala. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada Sindonews, Jumlah Pengangguran di Dunia 2013 naik menjadi 202 juta, http://ekbis.sindonews.com/read/2014/01/20/35/828371/jumlahpengangguran-di-dunia-2013-naik-jadi-202-juta, diakses tanggal 15 April 2014 Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susiwi. (2007). Kecakapan Hidup (Life Skill). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara. Werner, Herrmann. et al., 2013. Best Practice Skills Lab Training vs. A see one, do one Approach in Undergraduate Education: An RCT on Students Long Term Ability to Perform Procedural Clinical Skills, Proquest Agriculture Journal, 8(9): 8-19. 102