BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN WALIKOTA BATU

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2017

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 10 TAHUN 2016

BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

Negara Republik Indonesia Nomor 5679); J /

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MALUKU TENGGRA

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG

Taufik Madjid, S.Sos, MSi. Direktur Pemberdayaan Masyarkat Desa

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 26

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA DI KABUPATEN BLORA

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DITJEN PPMD Jakarta, Oktober 2017

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

mm BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI OGAN KOMERING ILIR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

del SJifX BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 97 TAHUN 2016 SERI E. 42

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

orga BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBfUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Prioritas Penggunaan Dana Desa

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2O16 TENTANG

2017, No Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diub

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 14 TAHUN 2016

BUPATI NGAT{JUK PROVINSI JAWA TIMUR. Menimbang : 2AL4 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS,

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA, PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Bupati menetapkan rincian Dana Desa untuk setiap Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Tentang Tata Cara Pembagian, Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa, Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun Anggaran 2017. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 104); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017

- 2 - (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 240 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864); 6. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2016 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 253); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Penggunaan, Pengalokasian, Penyaluran, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 478); 9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1883); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara

- 3 - Tahun 2017 Nomor 1); 11. Peraturan Bupati Padang Lawas Utara Nomor 1. Tahun 2017 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2017 Nomor 1). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA, PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN ANGGARAN 2017. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Bupati adalah Bupati Padang Lawas Utara. 2. Kabupaten adalah Kabupaten Padang Lawas Utara. 3. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

- 4-6. Jumlah Desa adalah jumlah desa yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 386 desa. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 8. Rekening Kas Umum Daerah, selanjutnya disingkat RKUD adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintah Daerah yang menampung seluruh penerimaan Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Pemerintah Daerah. 9. Rekening Kas Desa, selanjutnya disingkat RKD adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa. BAB II TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA Pasal 2 Rincian Dana Desa untuk setiap Desa di Kabupaten Tahun Anggaran 2017, dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan: a. alokasi dasar; dan b. alokasi formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kesulitan geografis desa setiap Kabupaten. Pasal 3 Alokasi dasar per desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, dihitung berdasarkan alokasi dasar per Kabupaten dibagi jumlah desa sebagaimana telah ditetapkan dalam lampiran Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2016 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017. Pasal 4 Alokasi formula sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf b, dihitung berdasarkan data jumlah penduduk, angka

- 5 - kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kesulitan geografis yang bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. Pasal 5 Penghitungan alokasi formula setiap Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: AF setiap Desa = [(0,25 x Z1) + (0,35 x Z2) + (0,10 x Z3) + (0,30 x Z4)] X (DDkab ADkab) Keterangan: AF setiap Desa = Dana Desa setiap Desa yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis Desa setiap kabupaten/kota Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa Kabupaten Z2 = rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total penduduk miskin Desa Kabupaten Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap luas wilayah Desa Kabupaten Z4 = rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa Kabupaten DDkab = pagu Dana Desa Kabupaten ADkab = besaran AD untuk setiap Desa dikalikan jumlah Desa dalam Kabupaten BAB III PENETAPAN RINCIAN DANA DESA Pasal 6 Peraturan Bupati ini menetapkan Rincian Dana Desa untuk setiap Desa di Kabupaten Tahun Anggaran 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

- 6 - BAB IV PENYALURAN DANA DESA DARI RKUD KE RKD Bagian Kesatu Tata Cara Penyaluran Pasal 7 (1) Penyaluran Dana Desa dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUD ke RKD. (2) Pemindahbukuan dari RKUD ke RKD dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD. (3) Rincian Dana Desa yang diterima desa setiap tahun dianggarkan dalam APBDesa. (4) Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut: a. tahap I, pada bulan Maret sebesar 60% (enam puluh perseratus); dan b. tahap II, pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh perseratus). Pasal 8 Penyaluran Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (4) huruf a dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan: a. Surat Permohonan Penyaluran Dana Desa Tahap I; b. Peraturan Desa mengenai APB Desa; c. Surat Pernyataan Kesanggupan Kepala Desa; d. Fakta Integritas; e. Berita Acara Penerimaan Anggaran Dana Desa Tahap I; f. Kuitansi tanda terima Dana Desa Tahap I asli bermaterai Rp. 6.000,- yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Bendahara Desa; g. Fotocopy Rekening Pemerintah Desa; h. Fotocopy KTP Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Bendahara Desa; i. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya; j. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak atas Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya.

- 7 - Pasal 9 (1) Penyaluran Dana Desa Tahap II sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (4) huruf b dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan: a. Surat Permohonan Penyaluran Dana Desa Tahap II; b. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Tahap I; c. Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak atas Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. d. Fotocopy Rekening Pemerintah Desa; e. Berita Acara Penerimaan Anggaran Dana Desa Tahap II; f. Kuitansi tanda terima Dana Desa Tahap II asli bermaterai Rp. 6.000,- yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Bendahara Desa; g. Fotocopy KTP Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Bendahara Desa. (2) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menunjukkan paling kurang Dana Desa Tahap I telah digunakan sebesar 50% (lima puluh per seratus). Bagian Kedua Mekanisme Verifikasi Pasal 10 (1) Dokumen penyaluran dana desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 ayat (1) disampaikan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa untuk diverifikasi. (2) Verifikasi dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk meneliti kelengkapan berkas dan keabsahannya. (3) Verifikasi dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim verifikasi dokumen penyaluran dana desa. (4) Dalam hal dokumen penyaluran dana desa telah diverifikasi, tim verifikasi menerbitkan surat hasil verifikasi dokumen kepada Kepala Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan, Dan Aset Daerah.

- 8 - BAB V PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 11 Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat. Bagian Kesatu Bidang Pembangunan Desa Pasal 12 Dana Desa yang digunakan untuk membiayai pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan Dana Desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi: a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan: 1. lingkungan pemukiman; 2. transportasi; 3. energi; dan 4. informasi dan komunikasi. b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan: 1. kesehatan masyarakat; dan 2. pendidikan dan kebudayaan. c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi untuk mewujudkan Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: 1. usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan; 2. usaha ekonomi pertanian berskala produktif yang difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran; dan

- 9-3. usaha ekonomi berskala produktif lainnya yang difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran. d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan: 1. kesiapsiagaan menghadapi bencana alam; 2. penanganan bencana alam; 3. penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan 4. pelestarian lingkungan hidup. e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa. Pasal 13 Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa, meliputi: a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan kegiatan pembangunan Desa pada: 1. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar; dan 2. pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi serta pengadaan produksi, distribusi dan pemasaran yang diarahkan pada upaya mendukung pembentukan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi pertanian untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan. b. Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pembangunan Desa pada: 1. pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung penguatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; dan

- 10-2. pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya mendukung pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan. c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pembangunan pada: 1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung perluasan/ekspansi usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; dan 2. pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya endukung peningkatan kualitas pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan. Bagian Kedua Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pasal 14 Dana Desa yang digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendiri sehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara mandiri. Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskan meliputi: a. peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa; b. pengembangan kapasitas masyarakat Desa; c. pengembangan ketahanan masyarakat Desa; d. pengembangan sistem informasi Desa; e. dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa penyandang disabilitas;

- 11 - f. dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup; g. dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, penanganan bencana alam serta penanganan kejadian luar biasa lainnya; h. dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama; i. dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya; j. pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga; dan k. bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan analisa kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa. Pasal 15 Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa, yang meliputi: a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa untuk merintis Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: 1. pembentukan usaha ekonomi warga/kelompok dan BUMDesa/BUMDesa Bersama dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya melalui pemberian askes modal, pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; dan 2. pembukaan lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat Desa. b. Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: 1. penguatan usaha ekonomi warga/kelompok dan BUMDesa/BUMDesa Bersama melalui pemberian akses modal, pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif,

- 12 - usaha ekonomi untuk ketahanan pangan, dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; 2. peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja terampil dan pembentukan wirausahawan di Desa; dan 3. pengembangan lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat Desa. c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa untuk menegakkan Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: 1. perluasan/ekspansi usaha ekonomi warga/kelompok dan BUMDesa/BUMDesa Bersama melalui pemberian akses modal, pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk ketahanan pangan, dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; 2. peningkatan kualitas dan kuantitas wirausahawan di Desa; 3. peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja ahli di Desa; 4. perluasan/ekspansi lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat Desa; d. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal, Desa Berkembang maupun Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa untuk merintis dan mengembangkan Jaring Komunitas WiraDesa yang meliputi: 1. pengelolaan secara partisipatif kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa penyandang disabilitas; 2. pengelolaan secara partisipatif kegiatan pelestarian lingkungan hidup; 3. pengelolaan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, penanganan bencana alam, serta penanganan kejadian luar biasa lainnya; 4. pengembangan kapasitas masyarakat Desa untuk berpartisipasi dalam mengelola Dana Desa secara transparan dan akuntabel; dan 5. peningkatan partisipatif masyarakat dalam memperkuat tata kelola Desa yang demokratis dan berkeadilan sosial.

- 13 - e. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal, Desa Berkembang maupun Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa untuk merintis dan mengembangkan Lingkar Budaya Desa yang meliputi: 1. membentuk dan mengembangkan budaya hukum serta menegakkan peraturan hukum di Desa; 2. membentuk dan mengembangkan keterbukaan informasi untuk mendorong masyarakat Desa yang partisipatif dan komunikatif; dan 3. penguatan adat istiadat, seni, tradisi dan budaya Desa. BAB IV PELAPORAN Pasal 16 (1) Kepala Desa menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa setiap tahap kepada Bupati c.q. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melalui Camat. (2) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran sebelumnya; dan b. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahap I. (3) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Februari tahun anggaran berjalan. (4) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pasal 17 (1) Dalam hal Kepala Desa tidak menyampaikan APBDesa dan/atau Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya, Bupati menunda penyaluran Dana Desa. (2) Penundaan sebagaimana ayat 1 dilakukan sampai dengan disampaikannya APBDesa dan/atau Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. (3) Bupati mengurangi penyaluran Dana Desa dalam hal

- 14 - ditemukan penyimpangan pelaksanaan yang mengakibatkan SiLPA tidak wajar. (4) SiLPA Dana Desa yang tidak wajar sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berupa sisa Dana Desa yang melebihi 30% (tiga puluh per seratus) dari Dana Desa yang diterima Desa. (5) Penggunaan Dana Desa yang tidak sesuai dengan prioritas sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 tidak mendapatkan persetujuan dari Bupati. (6) Pengurangan Dana Desa dilaporkan oleh Bupati kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara. Diundangkan di Gunungtua pada Tanggal 5 Januari 2017 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN, ttd TONGKU PALIT HASIBUAN Ditetapkan di Gunungtua pada tanggal 5 Januari 2017 BUPATI PADANG LAWAS UTARA, ttd BACHRUM HARAHAP BERITA DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2017 N0M0R : 7