BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). B. Identifikasi Variabel Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dianalisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2010: 201). Penelitian ini terdiri dari 2 variabel

BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN. hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. dilakukan secar hati-hati dan sitematis menurut Syatori, (2012). Data-data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah optimisme dan kualitas hidup penderita hipertensi. Adapun identifikasi variabel adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas = optimisme 2. Variabel Terikat = kualitas hidup C. Definisi Operasional 1. Optimisme Optimisme adalah cara pandang seseorang terhadap kejadian atau pengalaman yang dialaminya secara positif, mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik, tidak takut pada kegagalan, realistis dalam memandang suatu masalah untuk berusaha mencapai hal terbaik dari keadaan terburuk. Optimisme diukur dengan skala optimisme hasil modifikasi peneliti dari skala milik Seligman (1991) dengan dua pilihan jawaban berdasarkan pernyataan 27

28 yang tersedia untuk mengungkap dimensi permanensi, pervasiveness, dan personalisasi. 2. Kualitas hidup Kualitas hidup adalah persepsi seseorang terhadap kesejahteraan kehidupan berupa kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan sesuai dengan posisinya dalam hidup serta kaitannya dengan tujuan, harapan, dan keinginan individu itu sendiri. Kualitas hidup diukur dengan skala kualitas hidup WHOQOL-BREF (1996) hasil modifikasi penulis dari skala milik WHOQOL BREF. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti (Azwar, 2009). Subjek dalam penelitian ini adalah orang dengan hipertensi yang terdata sebagai pasien di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Pertimbangan pemilihan tempat penelitian di Puskesmas Harapan Raya berdasarkan data dari Dinkes tahun 2012 bahwa Puskesmas Harapan Raya memiliki prevalensi orang dengan hipertensi tertinggi di Puskesmas se-kota Pekanbaru. Subjek penelitian berjumlah 96 orang. Penentuan jumlah subjek dengan dasar yaitu setiap penelitian yang datanya akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat atau analisis yang melibatkan sebuah variabel dependen dan sebuah variabel independen membutuhkan sampel minimal tiga puluh subjek penelitian (Murti, 2006). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

29 menggunakan accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai subjek penelitian (Sugiyono, 2009). Adapun kriteria dalam pemilihan subjek adalah: 1) Pria dan wanita yang menderita hipertensi. 2) Pria dan wanita dewasa usia 45-64 tahun. Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur dan cenderung lebih banyak terdapat pada orang dewasa (Widjaja, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Harapan Raya tahun 2013 diketahui penyakit hipertensi lebih banyak di derita pada usia 45-64 tahun berjumlah 1.661 orang (Dinas Kesehatan, 2013). 3) Bersedia untuk terlibat dalam penelitian secara sukarela. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Nazir (2005) teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan skala optimisme dan kualitas hidup. 1. Skala Kualitas Hidup Alat ukur untuk menilai kualitas hidup salah satunya adalah instrumen milik WHO sebagai organisasi kesehatan dunia yaitu WHOQOL-100 dan WHOQOL-BREF. WHOQOL-100 merupakan instrumen yang memberikan

30 penilaian rinci pada setiap aspek yang berhubungan dengan kualitas hidup individu. Namun dalam kasus tertentu, WHOQOL-100 terlalu panjang untuk penggunaan praktis. Oleh karena itu telah dikembangkan WHOQOL-BREF untuk memberikan bentuk singkat dari penilaian kualitas hidup (WHO, 1996). WHOQOL-BREF merupakan instrumen kualitas kehidupan paling pendek dan sederhana, instrumen ini dapat menampung aspirasi ukuran ungkapan dan kualitas kehidupan seseorang. Praktis dan sedikit memakan waktu dibandingkan WHOQOL-100 atau instrumen lainnya misalnya SF 36 (Riyanto, 2011). WHOQOL-100 dan WHOQOL-BREF terbukti bermanfaat dalam penelitian kesehatan. Pengembangan WHOQOL-BREF telah dilakukan diberbagai pusat negara yaitu Bangkok, Barcelona, Bath, Beer Sheva, Harare, Madras, Melbourne, New Delhi, Panama City, Paris, Seattle, St. Petersburg, Tilburg, Tokyo dan Zagreb, sehingga instrumen ini tersedia dalam 15 bahasa yang berbeda (WHO, 1996). Pada penelitian ini, peneliti meneliti variabel kualitas hidup berdasarkan skala kualitas hidup milik WHOQOL-BREF yang terdiri dari 24 aitem skala serta dua aitem persepsi kualitas hidup dan kesehatan secara umum. WHOQOL-BREF memiliki empat domain dan aspek-aspek yang berhubungan dengan domain tersebut. Domain pertama yaitu kesehatan fisik meliputi aspek-aspek aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan

31 perawatan medis, tingkat energi dan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas dalam bekerja. Domain kedua yaitu kesehatan psikologis meliputi aspek-aspek tentang citra tubuh, penampilan, perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, spiritualitas, berpikir; belajar, mengingat dan konsentrasi. Domain ketiga yaitu hubungan sosial meliputi aspek-aspek tentang hubungan pribadi dukungan sosial, aktivitas seksual. Domain keempat yaitu lingkungan meliputi aspek-aspek tentang sumber keuangan, kebebasan; keselamatan fisik dan keamanan, pelayanan kesehatan dan kepedulian sosial: kemampuan akses dan kualitas, lingkungan rumah, peluang untuk memperoleh keterampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan kesempatan untuk berekreasi, aktivitas lingkungan fisik (polusi, suara, lalu lintas, iklim), transportasi. Terdapat dua aitem yang menunjukkan persepsi individu terhadap kualitas hidup dan kepuasan terhadap kesehatan secara umum yaitu aitem nomor satu dan dua. Dua aitem ini secara manual diolah sebagai analisa data tambahan, untuk melihat bagaimana kesesuaian persepsi kualitas hidup dan kesehatan dengan posisi kualitas hidup dan kesehatan kehidupan di skala. Total keseluruhan aitem skala berjumlah dua puluh enam aitem, terdiri dari 5 skala poin. Pada tiap pertanyaan jawaban poin terendah adalah 1=sangat tidak memuaskan, sampai dengan 5=sangat memuaskan, kecuali untuk pertanyaaan nomor 3, 4, dan 26 karena pertanyaan bersifat negatif maka memiliki jawaban mulai dari skor 5=sangat memuaskan hingga skor 1=sangat tidak memuaskan.

32 Tabel 1 Blue Print Skala Kualitas Hidup Domain Indikator F UF Jlh Kesehatan Fisik Psikologis Hubungan sosial Aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan perawatan medis, tingkat energi dan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas dalam bekerja. Citra tubuh dan penampilan, perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, spiritualitas, berpikir; belajar, mengingat dan konsentrasi Hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual. 10, 15, 16, 17, 18 5, 6, 7, 11, 19 20, 21, 22 3,4 7 26 6-3 Lingkungan Sumber keuangan, 8, 9, - 8 kebebasan; keselamatan 12, 13, fisik dan keamanan, 14, 23, pelayanan kesehatan dan 24, 25 kepedulian sosial: kemampuan akses dan kualitas, lingkungan rumah, peluang untuk memperoleh keterampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan kesempatan untuk berekreasi, aktivitas lingkungan fisik (polusi, suara, lalu lintas, iklim), transportasi. Jumlah 21 3 24 Keterangan: F = Favorable; UF= Unfavorable

33 Terdapat lima pilihan jawaban untuk setiap pernyataan dalam skala. Untuk aitem satu dan lima belas dengan pilihan jawaban sebagai berikut : sangat buruk (1); buruk (2); biasa -biasa saja (3); baik (4); sangat baik (5). Untuk aitem dua, enam belas sampai dua puluh lima dengan pilihan jawaban : sangat tidak memuaskan (1) tidak memuaskan (2); biasa -biasa saja (3); memuaskan (4); sangat memuaskan (5). Untuk aitem tiga sampai sembilan dengan pilihan jawaban : tidak sama sekali (1); sedikit (2); dalam jumlah sedang (3); sangat sering (4); dalam jumlah berlebihan (5). Untuk aitem sepuluh sampai empat belas dengan pilihan jawaban : tidak sama sekali (1); sedikit (2); sedang (3); seringkali (4); sepenuhnya dialami (5). Untuk aitem dua puluh enam dengan pilihan jawaban : tidak pernah (1); jarang (2); cukup sering (3); sangat sering (4); selalu (5). Responden diminta untuk memberikan jawaban pada setiap pertanyaan sesuai dengan apa yang di pikirkan tentang kehidupan responden pada empat minggu terakhir (WHO, 1996). 2. Skala Optimisme Pada penelitian ini, peneliti akan mengungkap variabel optimisme melalui skala optimisme berdasarkan teori Seligman (1991; 2008) dengan dimensi permanensi, pervasiveness, dan personalisasi. Model skala yang digunakan adalah skala Guttman milik Seligman (1991; 2008), berjumlah 4 8 aitem dengan dua alternatif jawaban dengan skor jawaban 0 1.

34 Tabel 2 Blue Print Skala Optimisme Dimensi Indikator Nomor aitem Jlh Permanensi Pervasiveness Personalisasi Individu menetapkan suatu peristiwa berdasarkan waktu Individu menggambarkan keleluasaan suatu peristiwa berkaitan dengan hal spesifik atau global Individu menilai sumber terjadinya suatu peristiwa secara internal ataupun eksternal Baik 2,10,14,15,24,26,38, 40 6,7,28,31, 34,35,37, 43 1,4,11,12, 23,27,36, 45 Buruk 5,13,20,21, 29,33,42, 46 8,16,17,18, 22,32,44, 48 3,9,19, 25, 30, 39, 41, 47 Jumlah 24 24 48 1. Uji Coba Alat Ukur F. Reliabilitas dan Validitas Sebuah skala dapat digunakan apabila dikatakan valid dan reliabel berdasarkan statistik dengan melalui uji coba terlebih dahulu kepada sejumlah subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan sehingga diperoleh aitem-aitem yang layak digunakan sebagai alat ukur. Uji coba dilakukan dengan memberi 48 aitem pada skala optimisme dan 24 aitem pada skala kualitas hidup kepada orang dengan hipertensi dengan sampel yang memiliki karakteristik yang sama. Subjek uji coba berjumlah 93 16 16 16

35 orang. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah orang dengan hipertensi yang terdata sebagai pasien di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Pertimbangan pemilihan tempat uji coba di Puskesmas Sidomulyo yaitu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tahun 2012 bahwa Puskesmas Sidomulyo merupakan salah satu puskesmas yang memiliki pasien hipertensi tertinggi di Puskesmas se Kota Pekanbaru berjumlah 1.945 orang sehingga lebih efisiensi dan efektif dalam pengambilan data. Setelah melakukan uji coba maka selanjutnya dinilai dan melakukan pengujian validitas dan realibilitas dengan bantuan komputer dengan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 18 for Windows. a. Uji Validitas Menurut Azwar (2009) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes mempunyai validitas yang tinggi apabila memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan alat tes tersebut. Parameter daya beda aitem yang berupa koefisien korelasi aitem-total memperlihatkan kesesuian fungsi aitem dengan fungsi skala dalam mengungkap perbedaan individual. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem-total, biasanya digunakan batasan koefisien korelasi aitem total lebih besar dari atau sama dengan 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sebaliknya

36 apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 misalnya sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2010). Pada penelitian ini peneliti menggunakan batasan koefisien korelasi aitem total lebih besar dari atau sama dengan 0,30. Menurut Azwar (1997), memperoleh koefisien validitas yang tinggi adalah jauh lebih sulit daripada memperoleh koefisien reliabilitas yang tinggi. Penelitian ini lebih menggunakan validitas yang tinggi. Untuk validitas aitem optimisme menggunakan korelasi bivariat pearson yang menghasilkan 12 aitem valid dengan rincian 7 aitem pada taraf signifikan p<0,05 dan 5 aitem pada taraf signifikan p<0,01, dan sebanyak 36 aitem dinyatakan gugur karena memiliki taraf signifikan p>0,05. Rincian aitem valid dan gugur optimisme tertera pada tabel 3:

37 Tabel 3 Blue Print Skala Optimisme Hasil Try Out Dimensi Indikator Nomor Aitem Jlh Baik Buruk Valid Gugur Valid Gugur Permanensi Individu menetapkan 2, 14, 5, 20, suatu 10, 15, 13, 21, 24, 38, 29, 42, 16 peristiwa 26 33 40 46 berdasarkan waktu Pervasiveness Personalisasi Individu menggambark an keleluasaan suaatu peristiwa berkaitan dengan hal spesifik atau global Individu menilai sumber terjadinya Suatu peristiwa secara internal ataupun eksternal - 27 6,7, 28, 31, 34, 35, 37, 43 1, 4, 11, 12, 23, 36, 45 16 9, 30, 39, 41 8, 17, 18, 22, 32, 44, 48 3, 19, 25, 47 Jumlah 20 8 16 48 Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur, maka disusun Blue Print skala optimisme yang baru untuk penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4: 16 16

38 Tabel 4 Blue Print Skala Optimisme (Untuk Penelitian) Dimensi Indikator Nomor Aitem Jlh Baik Buruk Permanensi Individu menetapkan 3, 11, 7 5, 9, 12 6 suatu peristiwa berdasarkan waktu Pervasiveness Individu - 1 1 menggambarkan keleluasaan suatu peristiwa berkaitan dengan hal spesifik atau global Personalisasi Individu menilai 4 2, 6, 8, 5 sumber terjadinya suatu peristiwa secara internal ataupun eksternal 10 Jumlah 4 8 12 Untuk skala kualitas hidup yang telah diuji terdapat 22 aitem yang valid dari 26 aitem dan memiliki koefisien korelasi (r xy ) berkisar antara 0.315 sampai 0,633, sebanyak 4 aitem dinyatakan gugur karena memiliki koefisien korelasi 0,30. Rincian mengenai jumlah aitem valid dan gugur untuk skala kualitas hidup setelah dilakukan uji coba ( try out) dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

39 Tabel 5 Blue Print Skala Kualitas Hidup Hasil Try Out Nomor Aitem Domain Indikator Favorabel Unfavorabel Valid Gugur Valid Gugur aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan perawatan medis, tingkat energi dan Kesehatan Fisik Psikologis Hubungan Sosial Lingkungan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas dalam bekerja. citra tubuh dan penampilan, perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, spiritualitas, berpikir; belajar, mengingat dan konsentrasi hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual. sumber keuangan, kebebasan; keselamatan fisik dan keamanan, pelayanan kesehatan dan kepedulian sosial: kemampuan akses dan kualitas, lingkungan rumah, peluang untuk memperoleh keterampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan kesempatan untuk berekreasi, aktivitas lingkungan fisik (polusi, suara, lalu lintas, iklim), transportasi. 10, 15, 16, 17, 18 5, 6, 7, 11, 19 20, 21, 22 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, Jlh - - 3, 4 7 - - 26 6 - - - 3 25 - - 8 Jumlah 20 1-3 24

40 Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur, maka disusun Blue Print skala kualitas hidup yang baru untuk penelitian yang dapat dilihat pada tabel 6: Tabel 6 Blue Print Skala Kualitas Hidup (Untuk Penelitian) Domain Indikator Nomor Aitem Jlh F UF Aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan perawatan medis, tingkat energi 8, 13, Kesehatan dan kelelahan, mobilitas, nyeri 14, Fisik dan ketidaknyamanan, tidur dan 15, 16-5 istirahat, kapasitas dalam bekerja. Psikologis Hubungan Sosial Lingkungan Citra tubuh dan penampilan, perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, spiritualitas, berpikir; belajar, mengingat dan konsentrasi Hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual. Sumber keuangan, kebebasan; keselamatan fisik dan keamanan, pelayanan kesehatan dan kepedulian sosial: kemampuan akses dan kualitas, lingkungan rumah, peluang untuk memperoleh keterampilan dan informasi baru, keikutsertaan dan kesempatan untuk berekreasi, aktivitas lingkungan fisik (polusi, suara, lalu lintas, iklim), transportasi. 3, 4, 5, 9, 17 18, 19, 20 6, 7, 10, 11, 12, 21, 22-5 - 3-7 Jumlah 20 0 20 Keterangan: F= Favorabel; UF= Unfavorabel

41 b. Uji Reliabilitas Menurut Azwar (2010) reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, reliabilitas mengacu pada keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2010). Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan menggunakan bantuan komputerisasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17 for Windows. Berdasarkan perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas untuk variabel optimisme (X) dari 12 aitem yang valid sebesar 0,428 dan untuk variabel kualitas hidup dari 22 aitem yang valid diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,881. G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment. Korelasi product moment berguna untuk menguji hubungan dua variabel yang diujikan (Hartono, 2008). Analisis data yang dilakukan menggunakan bantuan komputerisasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 18 for Windows.