EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

EFEKTIVITAS PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

PENGARUH MODEL MEA (Means-End Analysis) DISERTAI STRATEGI PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SELF CONFIDENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW II DAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

EFEKTIVITAS DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA

EFEKTIVITAS BUKU AJAR MATEMATIKA SMP BERBASIS 3-D UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA


Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK TALK WRITE DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

Transkripsi:

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA 1 Desiy Patrani (1), Rini Asnawati (2), M. Coesamin (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung ABSTRACT This quasi-experimental research aims to find out the effectiveness of Jigsaw cooperative learning model considered by student s mathematical problem solving ability. The population of this research is eighth grade students in second semester of Junior High School State 13 Bandar Lampung in 2012/2013 academic years and as the samples are VIII.A and VIII.C, that are selected from eleven classes by using purposive sampling technique. Based on the analysis of the student s mathematical problem solving ability, it is known that the ability of student s mathematical problem solving with Jigsaw cooperative learning model is better than the ability of student s mathematical problem solving with conventional learning, and also 65% or more students who are taught by Jigsaw cooperative learning model have achieved KKM. The conclusion from this research is Jigsaw cooperative learning model effective considered by student s mathematical problem solving ability in eighth grade students of even semester Junior High School State 13 Bandar Lampung in 2012/2013 academic years. Keywords: Jigsaw, Problem Solving PENDAHULUAN Lima standar kemampuan matematika yang ditekankan dalam NCTM (2000: 29) antara lain pemecahan masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi (connection), dan representasi (representation). Kajian dalam penelitian ini adalah matematis. Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), telah mempublikasikan hasil studi terbarunya (Mullis et al, 2012), yang menunjukkan bahwa pada kenyataannya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada setiap jenjang pendidikan masih rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis juga terjadi di Bandar Lampung. Noer dalam Herlina (2012: 6) menyatakan bahwa sebagian besar siswa SMP di Bandar Lampung cenderung menghapal tanpa makna dan kemampuan pemecahan masalahnya masih rendah. Begitu pula yang terjadi SMP N 13 Bandar Lampung, rendahnya

2 kemampuan siswa SMP N 13 Bandar Lampung untuk memecahkan suatu masalah matematika dapat dilihat dari nilai ratarata ujian semester ganjil yang didapat yaitu 58 dan hanya 36% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan sekolah tersebut untuk mata pelajaran matematika adalah 65. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP N 13 Bandar Lampung diketahui bahwa dari soal ujian yang diberikan tidak sedikit soal merupakan soal pemecahan masalah, dan kebanyakan siswa tidak dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah tersebut, yaitu soal-soal yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta soal-soal yang membutuhkan alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari persoalan yang diberikan. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dipengaruhii oleh model pembelajaran yang diterapkan di kelas. Berdasarkan wawancara juga diperoleh informasi bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika di SMP N 13 Bandar Lampung dalam kegiatan pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang tidak melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak dituntut berpikir kritis untuk mengemukakan gagasan dan ide yang dimilikinya. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dipilih sebagai rujukan untuk dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membuat siswa berpikir kritis dalam mengemukakan gagasan dan ide yang dimilikinya. Lie (2002: 37) menyatakan bahwa Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Slavin (dalam Trianto, 2007: 56) mengungkapkan bahwa rencana diatur secara instruksional, yaitu pembagian kelompok asal, pembagian lembar ahli, membaca, diskusi kelompok ahli, dan laporan ke kelompok asal. Pada tahap pertama, siswa membentuk kelompok asal yang terdiri dari 4 orang. Kemudian berdiskusi untuk membagi materi bahasan yang akan didapat oleh masing-masing siswa di kelompok asal, setelah masing-masing siswa mendapatkan satu materi bahasan siswa membentuk kelompok ahli.

3 Pada tahap kedua yaitu kegiatan kelompok ahli, siswa dilatih berpikir mandiri, menggali rasa keingintahuannya, dan menggali pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, serta saling bertukar pikiran, menyampaikan gagasan dan pendapatnya masingmasing. Melalui tahap ini siswa dapat memahami masalah, merencanakan langkah-langkah pemecahan masalah, serta menyelesaikan masalah sesuai perencanaan. Tahap ketiga yaitu laporan kelompok asal. Pada tahap ini siswa dituntut bertanggung jawab menyampaikan masalah yang telah dipecahkannya di kelompok ahli, pada tiap anggota kelompok asalnya kemudian dituntut untuk dapat memahami materi secara keseluruhan, masalah matematis siswa menjadi lebih baik. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang diamati dalam penelitian ini mengacu kepada pendapat Djamarah (2002: 20), yaitu mengidentifikasi masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, dan mengevaluasi penyelesaian yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sehingga setiap siswa terlatih untuk METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest control design. Sesuai yang diungkapkan oleh Furchan (1982: 368), desain penelitiannya adalah sebagai berikut. Tabel Desain Penelitian Kelompok Perlakuan Posttest E X 1 Y K X 2 Y menemukan solusi atau menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang dipelajari sehingga menjadikan pembelajaran tersebut lebih bermakna. Dengan tahapan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan daripada metode ceramah yang biasa dilakukan dalam pembelajaran konvensional yang membuat kemampuan belajar dan berfikir siswa meningkat, hal ini menjadikan kemampuan pemecahan

4 Keterangan: E = Kelas eksperimen K = Kelas pengendali atau kontrol X 1 = Perlakuan (model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw) X 2 = Perlakuan (model pembelajaran konvensional) Y = Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi dalam sebelas kelas. Dari nilai ujian semester ganjil siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung diketahui bahwa sebelas kelas tersebut memiliki kemampuan berbeda. Tabel. Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 No Kelas Nilai Rata-rata 1 VIII.A 59,6 2 VIII.B 55,1 3 VIII.C 59,2 4 VIII.D 56,9 5 VIII.E 53,7 6 VIII.F 62,0 7 VIII.G 69,4 8 VIII.H 54,9 9 VIII.I 61,9 10 VIII.J 64,2 11 VIII.K 52 Nilai Rata-rata Populasi 58 Berdasarkan kondisi tersebut, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Diambil dua kelas yang nilai rata-rata ujian semester ganjilnya sama atau hampir sama dengan nilai rata-rata populasi, maka sampel dalam penelitian adalah kelas VIII.C sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dan kelas VIII.A sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes yang diberikan berbentuk soal uraian pada materi bahasan garis singgung lingkaran. Dalam penelitian ini, soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas VIII. Dengan asumsi bahwa guru matematika kelas VIII mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan indikator pembelajaran didasarkan pada penilaian guru (judgment). Berdasarkan penilaian guru, soal yang digunakan telah dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai reliabilitas. Perhitungan nilai reliabilitas tes didasarkan pada pendapat Sudijono (2008: 207) yang menyatakan bahwa suatu tes dikatakan baik apabila memiliki nilai reliabilitas

5 lebih dari atau sama dengan 0,70. Instrumen dalam penelitian ini mempunyai nilai reliabilitas 0,7703, sehingga dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki reliabilitas yang baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, diperoleh rata-rata nilai model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu 69,9 dan rata-rata nilai model pembelajaran konvensional yaitu 64. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dan 65% atau lebih siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mencapai KKM. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data matematis siswa. Berdasasrkan hasil uji normalitas diperoleh bahwa 2 hitung data model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional kurang dari 2 tabel dengan taraf = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data matematis siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung untuk data model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional lebih kecil dari F tabel dengan taraf = 0,05. Karena x 2 hitung < x 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua populasi sama atau homogen. Oleh karena data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian hipotesis

6 yang pertama dilakukan dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji satu pihak dengan taraf = 0,05 didapatkan nilai t hitung = 2,17 dan dari daftar distribusi t diperoleh harga t tabel = t (0,95)(30+27-2) = 1,67, karena t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari pembelajaran konvensional. Untuk menguji hipotesis yang kedua digunakan uji proporsi. Berdasarkan kriteria pengujian, Z hitung Z tabel pada taraf nyata = 0,05 yang berarti bahwa H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa 65% atau lebih siswa yang mengikuti model mencapai KKM. Sehingga model efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Berdasarkan analisis data pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, terlihat bahwa rata-rata persentase pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti model lebih tinggi daripada rata-rata persentase pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Pada indikator pertama, kedua, ketiga, dan keempat, rata-rata persentase pencapaian indikator siswa yang mengikuti model lebih tinggi dari pada rata-rata persentase pencapaian indikator siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Penyebabnya adalah karena pada saat kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berlangsung, siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk memperoleh penghargaan kelompok, setiap anggota kelompok asal berlomba-lomba mencapai keberhasilan kelompoknya dengan cara bekerja sama untuk memecahkan masalah matematika yang diberikan dalam kelompok ahli, dan setiap anggota kelompok ahli saling bergotong-royong menjelaskan materi kepada teman di kelompok asalnya agar temantemannya dapat memahami materi secara keseluruhan. Dengan belajar secara berkelompok, terlihat siswa

7 tidak canggung untuk mengutarakan pendapat ataupun pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari, siswa yang pandai membimbing siswa yang sedang ataupun rendah, dan siswa yang rendah atau sedang tidak sungkan bertanya pada teman yang lain. Saat mengalami kesulitan dalam diskusi, siswa bertanya kepada guru khususnya ketika mereka kesulitan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok. Guru mendampingi siswa dalam belajar, ketika ada masalah yang tidak terpecahkan dalam kelompok, guru berperan membantu siswa memecahkan masalah. Setelah masalah diselesaikan, siswa bersama-sama memeriksa kembali hasil yang diperoleh sehingga sampai pada kesimpulan. Di akhir kegiatan, guru memberi penegasan tentang konsep-konsep atau permasalahan matematika yang ada. Siswa lebih memahami materi yang didapat, kemudian merencanakan pemecahan masalah serta menyelesaikan masalah sesuai perencanaan dengan cara berdiskusi dan bertukar pikiran. Melalui tahapan pada model, pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna, sehingga pada saat posttest dilakukan, siswa secara individu sudah terlatih untuk memahami masalah yang ada, sehingga siswa dapat memahami masalah secara mandiri, merencanakan pemecahannya, kemudian memecahkan masalah sesuai perencanaan. Sedangkan pada kelas konvensional, kebanyakan siswa tidak terlatih memahami masalah, karena siswa hanya diberi contoh soal, kemudian siswa menunggu soal tersebut dipecahkan oleh guru atau teman yang lain. Terlihat bahwa hanya beberapa siswa yang antusias untuk belajar, sehingga pada saat posttest dilakukan pada kelas konvensional, hanya siswa tertentu yang dapat memahami masalah, merencanakan pemecahannya, kemudian memecahkan masalah sesuai perencanaan. Adapun kendala dalam penelitian ini yaitu keterbatasan waktu penelitian dan suasana kelas kurang kondusif, masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok dan melakukan kegiatan lain yang kurang mendukung pembelajaran. Selain itu, pada awal pertemuan di kelas dengan model, masih ada siswa pintar yang individualis, pada saat berada di kelompok ahli siswa tersebut tidak

8 ingin berbagi dengan anggota kelompok ahli lainnya. Hal tersebut mengakibatkan siswa pada kelompok ahli tersebut menjadi malas mengikuti kegiatan pembelajaran. Kendalakendala tersebut menyebabkan kurang maksimalnya proses pembelajaran, yang mengakibatkan hasil yang diperoleh dalam pencapaian indikator matematis siswa kurang maksimal pula. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan model efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam hal berikut: kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari pembelajaran konvensional dan 65% atau lebih siswa dengan model mencapai KKM. DAFTAR PUSTAKA Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional: Surabaya Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Drive, Reston, VA: The NCTM Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

9