2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranannya dalam kehidupan yang akan datang. Seperti dalam pengertian pendidikan itu sendiri, menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Maka dari itu, pendidikan dipercaya sebagai wadah yang dapat membangun kecerdasan peserta didik dan dapat membangun kepribadian peserta didik ke arah yang lebih baik. Tujuan dari pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut bahwa tujuan utama pendidikan yaitu berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan serta memiliki kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab dengan diimbangi moral dan akhlak yang terpuji. Oleh karena itu, berbagai lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia baik pemerintah maupun swasta berupaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, yaitu dengan melakukan perbaikan kualitas pendidikan. Perbaikan kualitas pendidikan sebagai 1

2 bentuk dari tuntutan zaman dan pemenuhan kebutuhan dimana sekolah-sekolah di Indonesia dituntut untuk memiliki sistem dan metode pembelajaran yang lebih baik sebagai cara untuk memperbaiki krisis pendidikan saat ini. Melalui perbaikan kualitas pendidikan, pendidikan harus dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas yaitu generasi yang kreatif juga berakhlak mulia sehingga mereka mampu bertahan di kehidupan yang akan datang. Salah satu perbaikan kualitas pendidikan yaitu dengan adanya sistem pendidikan full day school. Full day school diyakini dapat memperbaiki manajemen pendidikan saat ini. Full day dalam Kamus Bahasa Inggris berarti sehari penuh, sedangkan school yaitu sekolah. Jadi, full day school memiliki arti yaitu kegiatan sehari penuh di sekolah. Menurut Baharuddin (dalam Aryanti, 2011, hlm. 24) full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.45-15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, full day school merupakan sebuah sistem pendidikan dimana waktu belajarnya dimulai dari pagi sampai sore hari dengan mengintegrasikan pendidikan umum dan pendidikan agama, serta menambah pendalaman materi didalamnya. Dalam pelaksanaan full day school juga, menurut Soepatty (2014, hlm. 723), bahwa sebagian waktunya harus digunakan untuk program-program pembelajaran yang suasananya bersifat informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa, yang tentunya sangat mengharapkan kreativitas dan inovasi dari seorang guru. Dengan demikian, pelaksanaan full day school lebih memadukan kegiatan pembelajaran dengan permainan yang menyenangkan agar para peserta didik tidak merasa jenuh karena harus berada seharian di sekolah. Salah satu sekolah menengah pertama yang menerapkan sistem full day school yaitu SMP Islam Terpadu As Su adaa Bekasi. Sekolah ini menerapkan kegiatan belajar mengajar secara full day yang dimulai dari pukul 07.00-16.00 WIB. Sekolah ini terletak di Perumahan Candarabaga Blok AS 7, Bahagia, Babelan, Bekasi. Kegiatan pembelajaran di SMP Islam Terpadu As Su adaa Bekasi menerapkan sistem gabungan antara Kurikulum Nasional dengan

3 kurikulum keagamaan yang dibuat sendiri oleh sekolah tersebut yang berarti bahwa selain mengutamakan mata pelajaran umum juga lebih mengedepankan nilai-nilai keagamaan seperti sholat wajib dan sunnah, menghafal Al-Qur an, puasa sunnah, ceramah agama, mabit, dan diskusi-diskusi serta mengupayakan setiap peserta didiknya agar dapat mengamalkan Al-Qur an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik bukan hanya unggul dalam prestasi akademik saja melainkan juga unggul dalam kecerdasan spiritualnya, dimana setiap peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Arsyadana (dalam Astuti, 2013, hlm. 134) sekolah full day didirikan karena adanya beberapa tuntutan, yaitu: pertama, kurang baiknya lingkungan masyarakat. Hal ini menuntut orang tua harus selalu mengawasi anakanaknya karena dikhawatirkan anak akan terjerumus kedalam pergaulan atau lingkungan sosial yang kurang baik. Kedua, kurang adanya waktu yang disediakan orang tua untuk menemani anaknya dikarenakan adanya tuntutan pekerjaan yang menyibukkan orang tua. Ketiga, kecenderungan anak apabila di rumah hanya bermain dan malas untuk belajar. Full day school adalah sistem pendidikan yang sengaja dirancang untuk menjawab tuntutan berbagai kalangan masyarakat, khususnya para orang tua yang mengkhawatirkan pergaulan sosial zaman sekarang dan lebih memilih agar anak mereka mempunyai waktu belajar lebih lama. Para orang tua juga lebih menginginkan anak mereka bukan hanya cerdas dalam kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga dituntut agar karakter kecerdasan emosi dan spiritual anak bisa berkembang. Oleh karena itu, full day school dianggap sebagai pilihan yang tepat bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya agar anak bukan hanya bisa mengembangkan kemampuan kognitifnya saja tetapi juga seimbang dengan kecerdasan emosi dan spiritualnya. Full day school menjadikan peserta didik memiliki keterampilan sosial yang lebih baik, anak juga menjadi lebih mudah untuk bergabung dan bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya karena waktu anak sebagian besar

4 dihabiskan di sekolah. Akan tetapi dengan dimulainya jam sekolah dari pagi sampai sore hari, maka waktu dan segala kegiatan anak lebih banyak bahkan hampir sebagian besar dihabiskan di lingkungan sekolah daripada di lingkungan rumah. Secara umum, sekolah full day didirikan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dapat membawa dampak negatif bagi anak, seperti programprogram yang ditayangkan di televisi serta menjamurnya play station membuat anak lebih memilih untuk menonton televisi dan bermain play station daripada harus belajar. Media massa juga begitu bebas dan mudah untuk menyebarkan atau memberitakan suatu permasalahan sosial terutama penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anak remaja, seperti tawuran, pemakaian obat-obatan terlarang, seks bebas, miras, dan kenakalan-kenakalan remaja lainnya. Kenakalan remaja tersebut terjadi karena kurang adanya pengawasan dari orang tua dan guru serta banyaknya waktu luang sepulang sekolah yang dilakukan oleh anak dengan kegiatan yang tidak bermanfaat. Apalagi anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada pada usia 12-15 tahun, dimana mereka sedang berada dalam kategori masa remaja awal. Pada masa remaja ini anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebayanya yang jika tidak diawasi dan tidak diarahkan bisa berdampak negatif pada pergaulan anak tersebut. Kondisi inilah yang menjadi alasan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah full day, dengan harapan agar orang tua dapat mencegah dan menjauhkan anak dari pergaulanyang negatif tersebut. Full day school pada saat ini dianggap dapat membantu orang tua untuk memudahkan mereka mengontrol anak-anaknya, baik dalam hal kegiatan belajarnya maupun pergaulan dengan teman-teman sebayanya. Apalagi bagi keluarga yang kedua orang tuanya bekerja, mereka lebih memilih untuk memasukkan anak ke sekolah full day. Mereka lebih aman dan percaya jika anak berada seharian di sekolah daripada berada di rumah. Anak jelas akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan berbeda daripada sekolah dengan program reguler. Orang tua tidak akan merasa khawatir

5 karena anak akan berada seharian di sekolah yang artinya sebagian besar waktu anak adalah untuk belajar. Orang tua juga tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena full day school pada umumnya identik dengan hal keagamaan jadi anak akan dapat dipastikan memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik. Kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak sedikit para siswa yang merasa jenuh setelah melakukan kegiatan belajar selama kurang lebih delapan jam pelajaran di sekolah, sehingga pada saat siswa pulang dari sekolah mereka merasa lelah dan memilih untuk beristirahat, sehingga siswa sekolah full day cenderung tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengenal lingkungan sosialnya secara luas. Mereka juga akan banyak kehilangan waktu bermain dan mengeksplorasi hal-hal lain yang bisa mereka dapati di luar lingkungan sekolahnya. Disinilah permasalahannya, anak akan banyak kehilangan waktu di rumah. Sore hari anak akan pulang dalam keadaan lelah dan langsung beristirahat sehingga anak cenderung kurang berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya. Apalagi untuk anak yang kedua orang tuanya bekerja, anak kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya dikarenakan kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya hubungan interaksi antara orang tua dengan anaknya. Intensitas waktu yang dimiliki anak untuk berkomunikasi dengan kedua orang tuanya menjadi sangat kurang. Anak menjadi jarang berinteraksi dengan kedua orang tuanya karena minimalnya waktu yang mereka miliki untuk quality time bersama. Keterlibatan orang tua dalam proses sosialisasi anak juga cenderung minim, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki orang tua untuk memerhatikan perkembangan anaknya. Padahal keluarga khususnya orang tua merupakan agen yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi anak. Anak semestinya harus mendapatkan perhatian dan keterlibatan langsung dari kedua orang tua pada setiap tahap perkembangannya. Selain lingkungan keluarga, anak sebenarnya juga tidak bisa lepas dari lingkungan masyarakat karena anak juga dituntut untuk dapat mempertahankan

6 diri dan menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Akibat dari terbatasnya waktu anak untuk bisa berkomunikasi dengan orang tuanya menyebabkan proses sosialisasi anak menjadi terhambat, dimana menurut pemikiran Cooley (dalam Sunarto, 2004, hlm. 23) bahwa, seseorang untuk bisa berperan sebagai anggota masyarakat tergantung kepada proses sosialisasinya, maka jika seseorang tidak mengalami sosialisasi maka ia tidak akan bisa berinteraksi dengan orang lain. Jika orang tua tidak memiliki banyak waktu untuk memerhatikan perkembangan anak, maka orang tua cenderung kurang mengajarkan proses sosialisasi kepada anaknya. Hal ini berarti proses sosialisasi anak untuk dapat mengetahui peranannya di lingkungan masyarakat menjadi terhambat. Anak cenderung menjadi anti sosial dengan lingkungan masyarakatnya karena seharian waktu anak dihabiskan di sekolah sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk bergaul atau bermain. Anak menjadi tidak kenal dengan tetangga satu lingkupnya dan dengan teman-teman sebaya di sekitar rumahnya. Anak juga menjadi jarang untuk mengikuti acara perkumpulan di lingkungannya karena waktu anak yang hanya sedikit berada di rumah. Hal inilah yang perlu diperhatikan, bahwa pada dasarnya anak juga perlu untuk berinteraksi dan bersosialisasi di lingkungan masyarakatagar ia tidak menjadi anak yang anti sosial dan dapat memerhatikan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penelitian terdahulu yang berjudul Pengaruh Sistem Full Day School Terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas V Dengan Teman Sebaya di SD Muhammadiyah Pakel Program Plus Yogyakarta, mengangkat permasalahan bahwa dalam pelaksanaan full day school kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan teman-temannya menjadi berkurang. Penelitian pada skripsi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan seberapa besar full day school mempengaruhi interaksi sosial siswa kelas V dengan teman sebayanya. Hasil penelitian skripsi tersebut bahwa ada pengaruh antara full day school dengan interaksi sosial dimana jika pelaksanaan sistem full day school semakin baik maka tingkat interaksi sosial siswa juga dapat semakin baik.

7 Penelitian lainnya juga yang berjudul Pelaksanaan Program Full Day School dalam Pengembangan Interaksi Sosial Siswa di SD IT Ar-Risalah Kartasura Tahunan Ajaran 2014/2015, menjelaskan bahwa adanya masalah dalam sistem full day school bahwa dengan adanya tambahan jumlah mata pelajaran karena adanya perpaduan Kurikulum Nasional dengan Kurikulum Depag, mengakibatkan kurangnya eksplorasi siswa di luar sekolah, dimana hal ini terkait dengan pengembangan interaksi sosial siswa. Hasil penelitian yang diperoleh dari data yang dikumpulkan bahwa pengembangan interaksi sosial siswa dapat dikatakan baik dan sudah berkembang dimana siswa bisa berinteraksi dengan teman sebaya dan guru-gurunya. Siswa juga sudah bisa saling bekerjasama, dapat menyesuaikan diri,dan dapat melihat kepentingan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun sistem full day school menghabiskan waktu anak seharian untuk belajar akan tetapi tidak mempengaruhi perkembangan interaksi sosial anak, bahkan anak semakin hari semakin baik dalam berinteraksi sosial. Maka dari itu dari kedua hasil penelitian inilah yang menjadi acuan peneliti untuk mengangkat masalah yang sama tetapi dengan fokus penelitian yang berbeda. Jika kedua skripsi tersebut mengangkat masalah perkembangan interaksi sosial siswa dengan teman sebaya di sekolahnya, dimana anak dengan teman sebayanya semakin hari semakin baik interaksi sosialnya, peneliti mencoba untuk meneliti bagaimana perkembangan interaksi dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakatnya, yang pada kenyataannya bahwa interaksi sosial anak di sekolah akan berbeda dengan di rumah dan di masyarakat. Peneliti mencoba untuk meneliti apakah pelaksanaan full day school memberikan pengaruh dalam perkembangan interaksi dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat, dengan judul PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu As Su adaa Bekasi).

8 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: Bagaimana pengaruh full day school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat? Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan full day school di SMP Islam Terpadu As Su adaa Bekasi? b. Bagaimana perkembangan interaksi sosial anak di lingkungan masyarakat? c. Bagaimana perkembangan proses sosialisasi anak di lingkungan masyarakat? d. Bagaimana pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial anak di lingkungan masyarakat? e. Bagaimana pengaruh pelaksanaan full day school terhadap proses sosialisasi anak di lingkungan masyarakat? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran dan jawaban mengenai pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Pelaksanaan full day school di SMP Islam Terpadu As Su adaa Bekasi. b. Perkembangan interaksi sosial anak di lingkungan masyarakat. c. Perkembangan proses sosialisasi anak di lingkungan masyarakat. d. Ada tidaknya pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial anak di lingkungan masyarakat.

9 e. Ada tidaknya pengaruh pelaksanaan full day school terhadap proses sosialisasi anak di lingkungan masyarakat. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya dan khususnya mengenai interaksi sosial dan sosialiasi yang terjadi pada siswa full day school di lingkungan masyarakatnya. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, penelitian tentang pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di rumah dan masyarakat dapat menambah wawasan peneliti mengenai perkembangan interaksi sosial dan sosialisasi anak sehingga dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan pembelajaran terutama saat melaksanakan penelitian. b. Bagi pihak sekolah, penelitian ini berupaya untuk memberikan informasi kepada pihak sekolah khususnya kepada para guru agar bisa memberikan masukan dalam mengelola kondisi belajar mengajar dilihat dari penuhnya jam belajar siswa dengan tetap memperhatikan aspek-aspek perkembangan interaksi sosial siswa. c. Bagi pihak keluarga, penelitian ini berupaya untuk memberikan informasi khususnya kepada orang tua untuk dapat memperhatikan aspek perkembangan interaksi sosial anak agar anak bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan rumah dan masyarakatnya. d. Bagi mahasiswa sosiologi sebagai calon pendidik, penelitian ini memberikan gambaran dan informasi mengenai kondisi belajar mengajar di sekolah dan agar diharapkan mahasiswa lulusan sosiologi dapat menjadi guru yang bisa menanamkan kecerdasan interpersonal pada anak didiknya sehingga anak tidak menjadi anti sosial di lingkungan masyarakatnya.

10 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini menguraikan tentang pengertian full day school, konsep dan sistem pembelajaran full day school, tujuan didirikannya full day school, kelebihan serta kelemahan full day school, serta tinjauan tentang interaksi sosial meliputi pengertian, syarat terjadinya interaksi sosial, serta faktor terjadinya interaksi sosial, dan tinjauan tentang proses sosialisasi, serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. BAB III : Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metode dan desain penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap Interaksi Sosial dan Sosialisasi Anak di Lingkungan Masyarakat. BAB IV : Hasil penelitian dalam pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang gambaran umum dari pengaruh full day school terhadap interaksi dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat. BAB V : Simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan simpulan, implikasi, dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.