BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian ini yang berasal

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi literatur, Studi Pendahuluan dan Pengambilan Sampel. Persiapan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Propinsi Riau yang berada di daerah pesisir dan dataran. rendah menyebabkan sebagian besar daerahnya mempunyai tanah dasar

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODA KOLOM DARI CAMPURAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

ANALISIS PENGARUH JARAK PELAT HELICAL TERHADAP DAYA DUKUNG TEKAN HELICAL PILE PADA TANAH GAMBUT

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lunak adalah semua jenis tanah berbutir halus yang. Derajat kejenuhan tinggi. Angka pori dan porositas tinggi

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

TINJAUAN KARAKTERISTIK KONSOLIDASI TANAH GAMBUT BAGAN SIAPI-API

KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK HELICAL PILE PADA TANAH GAMBUT

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERILAKU DAYA DUKUNG ULTIMIT PONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH LUNAK YANG DIPERKUAT GEOGRID

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

PENGARUH PARAMETER MODULUS REAKSI SUBGRADE TERHADAP PENURUNAN PADA TANAH GAMBUT AKIBAT PRELOADING

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

2.2 Stabilisasi Menggunakan Bentonit Stabilisasi Menggunakan Kapur Padam 9

BAB 3 METODE PENELITIAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau, Jl. HR Subrantas Km 12 Pekanbaru Riau 2

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BABII TINJAUAN PUSTAKA

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL DIKERJAKAN DALAM 100 MENIT. TULIS NAMA, NPM & PARAF/TTD PADA LEMBAR SOAL LEMBAR SOAL DIKUMPULKAN BESERTA LEMBAR JAWABAN.

PERBAIKAN TANAH GAMBUT DENGAN METODA KOLOM KONFIGURASI SEGITIGA DARI CAMPURAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH ABSTRACT

PENGARUH JUMLAH PLAT HELICAL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI TIANG HELICAL PADA TANAH GAMBUT

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN SAND DRAIN DAN IJUK DIBUNGKUS GONI SEBAGAI VERTIKAL DRAIN

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru ABSTRACT

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

KAJIAN TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH GAMBUT MUARA BATANG TORU SUMATERA UTARA SETELAH MENGALAMI PEMAMPATAN AWAL

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

UJIAN THESIS. MAHASISWA: Sugiarto DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ir.Ria Asih Aryani Soemitro.M.Eng Ir.Moesdarjono Soetojo.MSc

LABORATORIUM UJI BAHA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS TANAH TAK JENUH AIR SECARA TIDAK LANGSUNG MENGGUNAKAN SOIL-WATER CHARACTERISTIC CURVE

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

KAJIAN PERILAKU KONSOLIDASI TANAH GAMBUT DENGAN KONSOLIDASI OEDOMETER

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

Transkripsi:

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Bahan A. Kadar air (Moisture Content) Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian ini yang berasal dari desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar setelah dilakukan pengujian pada tanggal 5 Maret 216, kadar airnya 478, 41 %. (Lampiran 1) B. Berat Volume (Unit Weight) Pengujian dari hasil perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah, hasilnya (Lampiran 2): Berat Volume Basah 1,8 1,64 gr/cm 3 kn/m 3 C. Berat Jenis (Specific Gravity) Hasil perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu didapat berat jenis tanah gambut tersebut 1,46 (Lampiran 3). D. Pengujian Angka Pori Pengujian terhadap gambut yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 216 diperoleh angka porinya 6,79 (Lampiran 4)

46 E. Pengujian Kadar Serat Tanah Gambut Pengujian ini memberikan hasil kadar serat tanah gambut tersebut adalah 7,75 % (Lampiran 5) F. Pengujian Kadar Organik dan Kadar Abu Tanah Gambut Dari pengujian kadar serat dan kadar organik pada gambut yang digunakan adalah kadar abu 2,43% dan kadar organik 97,57%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Lampiran 6 G. Klasifikasi Gambut Berdasarkan Hasil Pengujian Tabel Berikut : Propertis gambut berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1. Rangkuman Properties Gambut Kadar Air (5 Maret 216) 478,41 % Kadar Air (3 Mei 216) 418,12 % 1,8 gr/cm 3 Berat Volume Basah 1,64 kn/m 3 Berat Jenis 1,46 Angka Pori 6,79 Kadar Abu 2,43 % Kadar Organik 97,57 % Kadar Serat 7,75 %

47 Tabel 4.2. Klasifikasi Gambut Menurut Kadar Serat dan Kadar Abu Klasifikasi Gambut Kadar Serat (ASTM D1997) Deskripsi Fibrik: Gambut dengan serat lebih dari 67% Hemik: Gambut dengan serat antara 33% dan 67% Saprik: Gambut dengan serat kurang dari 33% Abu rendah: Gambut dengan abu kurang dari 5% Abu menengah: Gambut dengan abu antara 5% dan 15% Abu tinggi: Gambut dengan abu lebih dari 15% Berdasarkan Tabel 4.2. di atas, kadar serat gambut 7,75 % masuk dalam klasifikasi gambut jenis Saprik (<33 %) dan kadar abu 2,43 % termasuk jenis gambut dengan kadar abu rendah. Berdasarkan klasifikasi dari MacFarlane dan Radforth (1965) yang membedakan tanah gambut menjadi 2 (dua) kelompok menurut serat yang terkadung yaitu : kandungan serat 2% dinamakan Fibrous Peat (Gambut Berserat), sedang tanah gambut dengan kandungan serat < 2% dinamakan Amorphous Granular Peat (Gambut Tidak Berserat), maka jenis gambut yang digunakan dalam pengujian ini termasuk jenis Amorphous Garanular Peat. H. Propertis Fly Ash dan Bottom Ash Berdasarkan Hasil Pengujian Propertis dari fly ash dan bottom ash yang sudah diuji sebelumnya oleh Ridwan (Unri, 215) (Lampiran 7 sampai Lampiran 22) dapat dirangkumkan pada table 4.3.

48 Tabel 4.3. Properties Abu Batu Bara Sifat Fisik / Mekanis Fly Ash Bottom Ash USCS SP SP AASHTO A-1-a A-3 Berat Jenis 2.27 Batas Cair (%) NP NP Batas Plastis (%) NP NP Indeks Plastisitas (%) NP NP Kerikil( > 4.75 mm) (%) Pasir (.76 < 4.75 mm) (%) Lanau / Lempung (<.75 mm) (%). 7.114 97.78 92.84 2.22.82 Kohesi (kpa) 8.44 3.818 Sudut Geser Dalam (ᵒ) 41.186 36.22 Koefisien Permeabilitas (cm/s) 9.4 x 1-5.796 4.2. Hasil Uji Pembebanan tanpa Perkuatan Pembebanan yang diberikan secara bertahap pada gambut yang tidak diperkuat oleh kolom dapat dilihat pada tabel 4.4. Berikut : Tabel 4.4. Pembebanan tanpa Perkuatan Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 Pengujian Penurunan 1, -3,4-9,9-14,9-18,8-24,4-28,6 Pengujian 2, -3,4-9, -13,8-17,5-23,5-27,2

49 Dari tabel 4.4. Dapat dilihat pada pengujian pertama hanya dengan memberikan beban sampai 7, Kg/Cm² plat sudah mengalami penuunan lebih dari 2 Cm (24,,46 mm). Dan pada pengujian kedua untuk beban yang sama plat turun 23,5 Kg/Cm². Penurunannya dapat dilihat pada gambar 4.1: Penurunan Grafik Penurunan Gambut tanpa Kolom... -3. 5 1 Pengujian 1 Pengujian 2 Data Vane Shear Kedalaman Kuat Geser 5 1 15 1 2,5 25,8 3 1 35 1-4. Gambar 4.1. Penurunan tanpa perkuatan 4.3. Hasil Uji Pembebanan dengan Perkuatan Kolom Memakai Pola Segitiga A. Diameter 3, Cm yang digunakan pada pengujian kolom berdiameter 3, Cm ini adalah 1,25 D = 3,75 Cm ; 1,5D = 4,5 Cm dan 1,75 D = 5,25 Cm. Plat bearing yang terbuat dari multiplek yang digunakan berbentuk segitiga sama sisi. Ukuran sisi platnya untuk spasi 1,25D = 1,2 Cm ; spasi 1,5D = 12,3 Cm dan 1,75D = 14,3 Cm.

5 Penurunan kolom diameter 3, Cm ini dapat dilihat pada table 4.5. Tabel 4.5. Penurunan kolom diameter 3, Cm Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 1,25D -3,4-6,8,6-13,6-15,9,3-24,6 Penurunan 1,5D -3,4-7,5-11,5-14,9-17, -21,3-25,6 1,75D -3,5-8, -12,5-15,6-18,9-23,7-28,8 Penurunan -5-15 -25-3 -35 Grafik Penurunan Kolom D 3, cm dengan Pola Segitiga 5 1 15 1,25D 1,5D 1,75D Data Vane Shear Kedalaman Kuat Geser 5 1,7 15,9 2 1 25 2 3 2 35 2,3 Gambar 4.2. Penurunan pada kolom diameter 3, Cm B. Diameter 4, Cm Pada pengujian kolom berdiameter 4, Cm, spasi 1,25 D = 5 Cm ; 1,5D = 6 Cm dan 1,75 D = 7 Cm. Ukuran sisi platnya untuk spasi 1,25D = 13,6 Cm ; spasi 1,5D = 16,4 Cm dan 1,75D = 19 Cm.

51 Tabel 4.6. Penurunan kolom diameter 4, Cm Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 1,25D -2,5-5,1-8,3-12,2-14,4-18,3-22,2 Penurunan 1,5D -3,1-6,3,4-13,3-16,8-19,8-23,3 1,75D -3,2-7,5-11,4-14,6-17,7-22,3-27,3 Dari hasil pengujian kolom berdiameter 4, Cm penurunan pada spasi 1,75D sudah melebihi 2 Cm (22,3 mm) pada saat beban 8,4 Kg/Cm² diberikan, sedangkan kolom yang disusun dengan spasi 1,25D dan 1,5D mengalami penurunan >2 Cm pada beban 9,8 Kg/Cm². Penurunan -5-15 -25 Grafik Penurunan Kolom D 4, cm dengan Pola Segitiga 5 1 15 1,25D 1,5D 1,75D Data Vane Shear Kuat Kedalaman Geser 5 1 15,5 2 1 25 1 3 1,3 35 1,8-3 Gambar 4.3. Penurunan pada kolom diameter 4, Cm

52 C. Diameter 5,5 Cm Untuk pengujian kolom berdiameter 5,5 Cm, spasi 1,25 D = 6,8 Cm ; 1,5D = 8,25 Cm dan 1,75 D = 9,6 Cm. Sisi plat segitiga sama sisi untuk spasi 1,25D = 18,8 Cm ; spasi 1,5D = 22,5 Cm dan 1,75D = 26,3 Cm. Tabel 4.7. Penurunan kolom diameter 5,5 Cm Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 1,25D -1,8-5,4-8,9-12,7-15,1-18,3-21,7 Penurunan 1,5D -2,2-5,6-9,2-12,2-15,1-18,9-23, 1,75D -2,2-6, -9,7-13,7-16,1,3-24,5 Penurunan kolom berdiameter 5,5 Cm sama dengan diameter 4, Cm, penurunan pada spasi 1,75D > 2 Cm (2,3 mm) pada saat beban 8,4 Kg/Cm² diberikan, sedangkan kolom yang disusun dengan spasi 1,25D dan 1,5D mengalami penurunan >2 Cm pada beban 9,8 Kg/Cm². Hanya saja besar penurunannya lebih kecil dari diameter 4, Cm. Penurunan Grafik Penurunan Kolom D 5,5cm dengan Pola Segitiga 5 1 15 1,25D 1,5D 1,75D Data Vane Shear Kedalaman Kuat Geser 5,5 1,7 15,7 2 1,2 25 1,7 3 1,7 35 1,6-3 Gambar 4.4. Penurunan pada kolom diameter 5,5 Cm

53 D. 1,25D Dari hasil pengujian pola segitiga yang menggunakan spasi 1,25D untuk tiap-tiap diameter 3, Cm; 4, Cm dan 5,5 Cm dapat dilihat perbandingan penurunannya dengan diberikan beban yang sama pada table berikut: Tabel 4.8. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,25D Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 D 3, Cm -3,4-6,8,6-13,6-15,9,3-24,6 D 4, Penurunan Cm -2,5-5,1-8,3-12,2-14,4-18,3-22,2 D 5,5 Cm -1,8-5,4-8,9-12,7-15,1-18,3-21,7 Grafik Penurunan Kolom 1,25D dengan Pola Segitiga -5 2 4 6 8 1 12 Penurunan -15-25 D 3, Cm D 4, Cm D 5,5 Cm -3 Gambar 4.5. Penurunan kolom yang Disusun dengan 1,25D

54 Dari table dan grafik diatas penurunan yang terjadi pada ketiga ukuran diameter kolom yang disusun dengan spasi antar kolom 1,25D penurunan yang terjadi >2Cm pada saat beban 9,8 Kg/Cm² diberikan. Dan penurunan yang terkecil terjadi pada diameter 5,5Cm. E. 1,5D Hasil Uji yang terjadi pada pola segitiga dengan spasi 1,5D pada ketiga dimensi kolom, penurunan yang terbesar dialami oleh diameter 3, Cm dan sudah melebihi dari 2Cm dengan beban 8,4 Kg/Cm² Tabel 4.9. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,5D Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 D 3, Cm -3,4-7,5-11,5-14,9-17, -21,3-25,6 D 4, Penurunan Cm -3,1-6,3,4-13,3-16,8-19,8-23,3 D 5,5 Cm -2,2-5,6-9,2-12,2-15,1-18,9-23, Grafik Penurunan Kolom 1,5D dengan Pola Segitiga -5 2 4 6 8 1 12 Penurunan -15-25 -3 D 3, Cm D 4, Cm D 5,5 Cm Gambar 4.6. Penurunan kolom yang Disusun dengan 1,5D

55 F. 1,75D Hasil pengujian pola segitiga dengan spasi terbesar ini, kolom dengan ketiga ukuran diameternya mengalami penurunan yang lebih besar. Semua ukuran diameter kolom 3, Cm ; 4, Cm maupun 5,5 Cm turun melebihi dari 2 Cm pada saat diberi beban 8,4 Kg/Cm². Jika dibandingkan penurunan pada ketiga diameter, terlihat bahwa penurunan semakin besar dengan mengecilnya diameter kolom. Tabel 4.1. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,75D Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 D 3, Cm -3,5-8, -12,5-15,6-18,9-23,7-28,8 D 4, Penurunan Cm -3,2-7,5-11,4-14,6-17,7-22,3-27,3 D 5,5 Cm -2,2-6, -9,7-13,7-16,1,3-24,5 Grafik Penurunan Kolom 1,75D dengan Pola Segitiga -5 2 4 6 8 1 12 Penurunan -15-25 -3-35 D 3, Cm D 4, Cm D 5,5 Cm Gambar 4.7. Penurunan kolom yang Disusun dengan 1,75D

56 4.4. Hasil Uji Pembebanan dengan Perkuatan Kolom Memakai Pola Segiempat A. Diameter 3, Cm yang digunakan pada pengujian kolom berdiameter 3, Cm ini sama dengan spasi pada pola segitiga 1,25 D = 3,75 Cm ; 1,5D = 4,5 Cm dan 1,75 D = 5,25 Cm. Plat bearing yang digunakan berbentuk persegi. Ukuran sisi platnya untuk spasi 1,25D = 11,25 Cm ; spasi 1,5D = 13,5 Cm dan 1,75D = 15,75 Cm. Tabel 4.11. Penurunan kolom diameter 3, Cm Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 1,25D -2, -5,2-9,6-12,7-14,2-18,7-22,3 Penurunan 1,5D -2,2-5,9-9,7-13,2-15,3-18,8-23,1 1,75D -2,5-6,4-9,7-13,9-16,5,8-25,4 Penurunan Grafik Penurunan Kolom D 3cm dengan Pola Segiempat -5-15 -25 5 1 15 1,25D 1,5D 1,75D Data Vane Shear Kedalaman Kuat Geser 5 1,1 1 1,1 15,3 2,2 25,7 3 1,5 35 1,8-3 Gambar 4.8. Penurunan pada kolom diameter 3, Cm

57 B. Diameter 4, Cm Pada pengujian kolom berdiameter 4, Cm, spasi 1,25 D = 5 Cm ; 1,5D = 6 Cm dan 1,75 D = 7 Cm. Ukuran sisi platnya untuk spasi 1,25D = 15 Cm ; spasi 1,5D = 18 Cm dan 1,75D = 21 Cm. Dari hasil pengujian kolom berdiameter 4, Cm penurunan pada spasi 1,75D sudah melebihi 2 Cm (2,2 mm) ketika diberi beban 8,4 Kg/Cm² diberikan, sedangkan kolom yang disusun dengan spasi 1,25D dan 1,5D mengalami penurunan >2 Cm saat dibebani 9,8 Kg/Cm². Tabel 4.12. Penurunan kolom diameter 4, Cm Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 1,25D -1,9-4,3-8,3-12,9-13,9-16,8,3 Penurunan 1,5D -2,9-6,4-9,5-13, -14,2-18,2-22,5 1,75D -3, -6,1, -14,5-16,,2-24,1 Penurunan Grafik Penurunan Kolom D 4cm dengan Pola Segiempat -5-15 -25-3 5 1 15 1,25D 1,5D 1,75D Data Vane Shear Kedalaman Kuat Geser 5,1 1,1 15,1 2,5 25,8 3 1,1 35 1,8 Gambar 4.9. Penurunan pada kolom diameter 4, Cm

58 C. Diameter 5,5 Cm Untuk pengujian kolom berdiameter 5,5 Cm, spasi 1,25 D = 6,8 Cm ; 1,5D = 8,25 Cm dan 1,75 D = 9,6 Cm. Sisi plat persegi untuk spasi 1,25D = 2,6 Cm ; spasi 1,5D = 24,7 Cm dan 1,75D = 28,8 Cm. Hasil pengujian pada kolom berdiameter 5,5 Cm yang disusun dengan pola segiempat membutuhkan tambahan beban sampai 11,2 Kg/Cm² agar penurunan kolom dengan spasi 1,25D dan 1,5D sampai 2 Cm. Tabel 4.13. Penurunan kolom diameter 5,5 Cm Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 11,2 1,25D -1,4-4,6-8,2-11,5-12,4-14,9-17,9-21,8 Penurunan 1,5D -1,7-4,8-8,3-11,8-13,3-16,5-19,6-23, 1,75D -2,7-6, -9,4-13,3-14,6-17,7,9-24,8-5 -15-25 -3 Grafik Penurunan Kolom D 5,5cm dengan Pola Segiempat 5 1 15 1,25D 1,5D 1,75D Data Vane Shear Kedalaman Kuat Geser 5,8 1,8 15 1,2 2 1,2 25 1,4 3 1,4 35 1,4 Gambar 4.1. Penurunan pada kolom diameter 5,5 Cm

59 D. 1,25D Penurunan pada kolom berdiameter 3, Cm ; 4, Cm dan 5,5 Cm yang disusun dengan jarak antar kolom 1,25D dapat dilihat pada Tabel 4.14: Tabel 4.14. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,25D Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 D 3, Cm -2, -5,2-9,6-12,7-14,2-18,7-22,3 D 4, Penurunan Cm -1,9-4,3-8,3-12,9-13,9-16,8,3 D 5,5 Cm -1,4-4,6-8,2-11,5-12,4-14,9-17,9 Dari table kolom dengan diameter 3, Cm dan 4, Cm telah mengalami penurunan melebihi 2 Cm ketika dibebani 9,8 Kg/Cm². Sedangkan kolom berdiameter 5,5 Cm masih bisa ditambah beban lagi baru mencapai penurunan 2 Cm. Grafik Penurunan Kolom 1,25D dengan Pola Segiempat Penurunan -5-15 2 4 6 8 1 12 D 3, Cm D 4, Cm D 5,5 Cm -25 Gambar 4.11. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,25D

6 E. 1,5D Hasil Uji yang terjadi pada pola segiempat dengan spasi 1,5D pada ketiga dimensi kolom, penurunan yang terbesar dialami oleh diameter 3, Cm (23,1 mm) ketika pembebanan 9,8 Kg/Cm². Kolom dengan diameter 5,5 Cm sama halnya dengan pengujian pada spasi 1,25 D, pengujian dengan spasi kolom 1,5D masih membutuhkan tambahan beban untuk mencapai penurunan 2 Cm. Tabel 4.15. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,5D Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 D 3, Cm -2,2-5,9-9,7-13,2-15,3-18,8-23,1 D 4, Penurunan Cm -2,9-6,4-9,5-13, -14,2-18,2-22,5 D 5,5 Cm -1,7-4,8-8,3-11,8-13,3-16,5-19,6 Grafik Penurunan Kolom 1,5D dengan Pola Segiempat Penurunan -5-15 2 4 6 8 1 12 D 3, Cm D 4, Cm D 5,5 Cm -25 Gambar 4.12. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,5D

61 F. 1,75D Hasil pengujian pola segiempat dengan spasi 1,75D ini, kolom dengan ketiga ukuran diameternya mengalami penurunan yang lebih besar. Kolom diameter 3, Cm ; 4, Cm mencapai penurunan 2Cm ketika meneima beban 8,4 Kg/Cm². Kolom diameter 5,5 Cm mencapai penurunan 2 Cm pada saat diberi beban 8,4 Kg/Cm². Jika dibandingkan penurunan pada ketiga diameter, terlihat bahwa penurunan semakin besar dengan mengecilnya diameter kolom. Tabel 4.16. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,75D Beban (Kg/cm2) 1,4 2,8 4,2 5,6 7, 8,4 9,8 Penurunan D 3, Cm -2,5-6,4-9,7-13,9-16,5,8-25,4 D 4, Cm -3, -6,1, -14,5-16,,2-24,1 D 5,5 Cm -2,7-6, -9,4-13,3-14,6-17,7,9 Grafik Penurunan Kolom 1,75D dengan Pola Segiempat -5 2 4 6 8 1 12 Penurunan -15-25 -3 D 3, Cm D 4, Cm D 5,5 Cm Gambar 4.13. Penurunan Kolom yang Disusun dengan 1,75D

62 4.5. Analisa Daya Dukung Ultimate Dari hasil pengujian kolom akan didapatkan kurva berupa beban vs penurunan. Untuk menganalisa daya dukung ultimate pada penelitian ini menggunakan metode tangent intersection dan membandingkan dengan nilai daya dukung pada penurunan 2 mm (Batas penurunan kolom pada penelitian). Cara menentukan Qult dengan metode point of tangen Intersection adalah dengan menggambarkan grafik hubungan beban dengan penurunan, kemudian menarik garis lurus dari kurva elastis dan kurva plastis. Perpotongan dari kedua garis tersebut merupakan Qult dari kolom. Gambar analisa terdapat pada lampiran 23-29. Tabel 4.17. Daya Dukung Kolom Variasi Kolom Tanpa Kolom (Pengujian 1) Tanpa Kolom (Pengujian 2) Pola Segitiga D 3 Cm 1,25D D 3 Cm 1,5D D 3 Cm 1,75D D 4 Cm 1,25D D 4 Cm 1,5D D 4 Cm 1,75D Tangent Intersection Daya Dukung (kn) Penurunan 25 mm 4,8 5,9 4,2 6,18 5,6 7,98 5, 7,97 4,9 7,32 5,6 8,69 5,4 8,48 5,1 7,7

63 D 5,5 Cm 1,25D D 5,5 Cm 1,5D D 5,5 Cm 1,75D Pola Segiempat D 3 Cm 1,25D D 3 Cm 1,5D D 3 Cm 1,75D D 4 Cm 1,25D D 4 Cm 1,5D D 4 Cm 1,75D D 5,5 Cm 1,25D D 5,5 Cm 1,5D D 5,5 Cm 1,75D 5,9 9,2 5,5 8,77 5,1 8,3 5,8 8,56 5,7 8,8 5,5 8,14 6,1 9,6 5,98 8,98 5,8 8,3 6,54 1,6 6,27 9,98 5,9 9,48 Daya dukung terbesar pada variasi kolom berbentuk segitiga diperoleh pada diameter kolom 5,5 Cm dengan spasi kolom 1,25D. Berdasarkan metode tangent intersection daya dukungnya 5,9 Kg/cm² dan daya dukungnya untuk penurunan 2 mm adalah 9,2 Kg/Cm². Daya dukung terbesar pada variasi kolom berbentuk segiempat diperoleh pada diameter kolom 5,5 Cm dengan spasi kolom 1,25D. Berdasarkan metode tangent intersection daya dukungnya 6,54 Kg/cm² dan daya dukungnya untuk penurunan 2 mm adalah 1,6 Kg/Cm².

64 4.6. Area Replacement Ratio Untuk menghitung perbandingan luas penampang kolom dengan luas tanah lunak di sekelilingnya digunakan rumus : as = &' & atau as = C1 - '. ac = Ac A = 1 as Dimana : as = Area replacement ratio stone column ac = Area replacement ratio tanah lunak As = Luas penampang stone column Ac = Luas penampang tanah lunak dalam 1 unit cell A = Luas penampang total 1 unit cell D = Diameter stone column S = spacing antar stone column C1 = konstanta yang tergantung pada pola penyusunan stone column, Pola segitiga C1=.97, dan pola bujur sangkar C1= π/4 Hasil perhitungan Area replacement ratio kolom campuran fly ash dan bottom ash dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.18. Area replacement Kolom Pola Diameter De C1 as ac (Cm) (Cm) (Cm) (Cm²) (Cm²) Segitiga 3 1,25 D 1,5 S,97,58,42 3 1,5 D 1,5 S,97,4,6 3 1,75 D 1,5 S,97,3,7 4 1,25 D 1,5 S,97,58,42

65 4 1,5 D 1,5 S,97,4,6 4 1,75 D 1,5 S,97,3,7 5,5 1,25 D 1,5 S,97,58,42 5,5 1,5 D 1,5 S,97,4,6 5,5 1,75 D 1,5 S,97,3,7 Segiempat 3 1,25 D 1,13 S,785,5,5 3 1,5 D 1,13 S,785,35,65 3 1,75 D 1,13 S,785,26,74 4 1,25 D 1,13 S,785,5,5 4 1,5 D 1,13 S,785,35,65 4 1,75 D 1,13 S,785,26,74 5,5 1,25 D 1,13 S,785,5,5 5,5 1,5 D 1,13 S,785,35,65 5,5 1,75 D 1,13 S,785,26,74 4.7. Hasil Pengujian Dinamik Getaran yang diberikan pada beban dinamik menggunakan alat dynamo listrik. Voltase listrik diatur mulai dari terus dinaikkan secara perlahan sampai kolom tenggelam seluruhnya di dalam gambut. Gambar 4.14. Pengujian dinamik kolom

66 Pada saat voltase sampai 35 tidak terjadi pergerakan apapun pada bak uji. Setelah voltase dinaikkan 4 baru bak uji bergetar sebesar 4 Rpm. Kolom tenggelam seluruhnya ketika voltase dinaikkan 1 dan menyebabkan getaran 73 Rpm. (Proses kenaikan voltase dapat dilihat pada lampiran 3-31). Voltase lalu diturunkan terus sampai getaran bak uji berhenti. Setelah getaran bak uji berenti, kolom yang seluruhnya sudah tenggelam di dalam gambut di bongkar dan dilihat. Untuk kolom yang berpola segiempat dari sembilan kolom yang ditanam, hanya dua kolom yang posisinya masih berdiri. Sedangkan kolom yang disusun dengan pola segitiga, dari tujuh kolom yang di tanam, hanya satu kolom yang tumbang, enam kolom lainnya masih berdiri.