BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Tidak berlebihan mengatakan bahwa saat ini hampir setiap rumah tangga di seluruh pelosok tanah air dapat ditemui pesawat televisi mulai dari model yang paling sederhana sampai model yang paling canggih. Hal ini tentu tidak terlepas dari semakin mudah dan murahnya harga sebuah pesawat televisi disertai semakin meluasnya daya pancar siaran televisi yang hampir pasti telah menjangkau seluruh wilayah nusantara tanpa kecuali(surbakti, 2008, p.63). Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi telah menjadi suatu fenomena besar di abad ini, hal ini harus diakui peranannya yang sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum (Darwanto, 2007, p. 27). Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film, bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara. Kenyataan di dalamnya telah diubah dengan sesuatu yang maya. Namun tidak sedikit pula pemerhati acara televisi yang sehat menemukan dampak positif dari tayangan televisi. Televisi sebagai sarana edukasi dan informasi mampu membuka wawasan 1
2 berfikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat (Kuswandi, 1996, p. 64). Semakin tertarik pemirsa terhadap tayangan televisi, semakin menggila pula stasiun televisi dalam menyiarkan program program unggulannya. Semua itu menyebabkan pemirsa makin dimanjakan sehingga semakin betah melototi televisi berjam-jam dalam sehari. Jika dulu orang hanya kebanyakan menonton 1 jam saja, tetapi sekarang program-program unggulan televisi ditayangkan secara estafet sehingga pemirsa mampu menghabiskan lima sampai enam jam bahkan ada yang sampai sepuluh jam non-stop menonton televisi. Selain waktu dengan pemirsa terbanyak, jumlah televisi yang mengudara telah membuat lebarnya pilihan bagi para pemirsa untuk berpindah-pindah dari satu stasiun televisi ke stasiun televisi lainnya. Karena itu, persaingan diantara stasiun televisi semakin ketat dalam meningkatkan program-program yang akan ditayangkan dari masing-masing stasiun televisi tersebut sesuai dengan target audience mereka. Dari kenyataan itu, televisi berlomba-lomba untuk mencari konsep dan kemasan yang diharapkan bisa mendongkrak rating dengan cara membuat program yang bisa menarik perhatian khalayak. Metro TV, misalnya, dari awal kemunculannya telah memiliki konsep sebagai sebuah stasiun televisi berita, kemudian belakangan tvone juga memiliki konsep tidak jauh berbeda. Trans TV dan Trans 7 memiliki program yang bisa dikatakan mirip sekali diantara keduanya, bisa dimaklumi karena memang keduanya bernaung di bawah perusahaan yang sama. Begitu pula dengan stasiun televisi lain yang berkompetisi mencari konsep yang pas demi menarik perhatian khalayak.
3 Berbagai cara untuk mencapai peringkat rating tertinggi akan dilakukan oleh stasiun televisi, seperti menampilkan presenter berpakaian seronok, ada juga yang menampilkan acara-acara hantu. Sebuah tayangan berbumbu kekerasan yang sangat populer pernah harus dihentikan penayangannya karena telah mengakibatkan setidaknya seorang anak terbunuh gara-gara meniru adegan di tayangan itu. Program- program laris menjadi rebutan stasiun televisi. Lalu yang paling populer adalah sinetron-sinetron. Konsep acara talk show atau bincang-bincang di televisi, terutama di Indonesia, selama ini dianggap sebagai konsep acara yang tidak akan pernah bisa mengalahkan rating sinetron atau program acara lainnya. Talk show seringkali dianggap membosankan, terlalu berat untuk dicerna, tidak menarik kemasannya, dan bermacam alasan lain yang membuat talk show semakin terpinggirkan dalam urusan perolehan rating. Memasuki era keragaman tv swasta, program-program talkshow mulai berbenah untuk mencari perolehan rating. Kemasannya pun menjadi lebih variatif, segar, penuh diskusi serta perdebatan, dan bahkan interaktif. Para pemirsa bisa langsung bertanya pada narasumber secara langsung via telepon atau SMS. Program-program talk show di televisi Indonesia saat ini antara lain seperti Satu Jam Lebih Dekat, Tupperware She Can!, Apa Kabar Indonesia Malam, Jakarta lawyers club, today s dialogue, Mata Najwa, Face to Face with Desy Anwar, KICK ANDY, dan lain-lain. Dari beberapa program talk show tersebut, peneliti tertarik untuk memilih Kick Andy sebagai inti dari penelitian ini, karena dapat dikatakan Kick Andy merupakan program talk show yang paling
4 diminati oleh permirsa Indonesia. Hal ini terbukti dengan perolehan penghargaan Panasonic Awards ke-14 (Jumat, 25 Maret 2011) untuk kategori program talk show berita terbaik. 1 Program Kick Andy dibawakan oleh Andy F Noya dan ditayangkan di Metro TV setiap hari Jumat pukul 21.30 WIB dan ditayangkan ulang pada hari Minggu pukul 15.30 WIB. Kick Andy menyajikan topic-topik sosial, seperti kesehatan, pendidikan, budaya dan masalah kemasyarakatan lainnya. KICK ANDY dirancang untuk memberikan inspirasi bagi penonton, misalnya mereka yang cacat tidak merasa terbatas dengan cacatnya, tidak merasa hidupnya hancur. Sebaliknya, mereka justru berprestasi, sehingga memotivasi penonton untuk juga memiliki semangat hidup dan daya juang yang tinggi (Koespradono, 2008, p. 7). Gambar 1.1 Top Ten Information Talkshow AGB Nielsen 1 http://www.kickandy.com/hotnews/14/44/2066/read/kick Andy Raih Panasonic Awards : Kick Andy Raih Panasonic Awards 2011 (diakses hari selasa tanggal 7 feb 2012 jam 18.00)
5 1.2 Rumusan Masalah Dari beberapa program talk show tersebut, peneliti tertarik untuk memilih Kick Andy sebagai inti dari penelitian ini, karena dapat dikatakan Kick Andy merupakan program talk show yang paling diminati oleh permirsa Indonesia. Hal ini terbukti dengan perolehan penghargaan Panasonic Awards ke-14 (Jumat, 25 Maret 2011) untuk kategori program talk show berita terbaik. 2 Penulis ingin mengetahui persepsi dari penonton kick andy di Jakarta khususnya di RW 09 Kelurahan Palmerah Kecamatan Palmerah. Disini penulis juga ingin mengetahui dari dimensi manakah kekuatan dari Program Kick Andy, apakah dari dimensi Presenter, Narasumber, Materi Acara, atau yang lain. 1.3 Ruang Lingkup Program acara KICK ANDY ditayangkan salah satu TV swasta Jakarta yaitu METRO TV, Program Kick Andy dibawakan oleh Andy F Noya dan ditayangkan di Metro TV setiap hari Jumat pukul 21.30 WIB dan ditayangkan ulang pada hari Minggu pukul 15.30 WIB. Menurut Rakhmat Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan proses aktif dan kreatif dimana manusia dalam menafsirkan bendam situasi, orang ataupun peristiwa, melalui beberapa tahapan hingga akhirnya diperoleh sebuah penilaian. Dimulai dari pengindraan 2 http://www.kickandy.com/hotnews/14/44/2066/read/kick Andy Raih Panasonic Awards : Kick Andy Raih Panasonic Awards 2011 (diakses hari selasa tanggal 7 feb 2012 jam 18.00)
6 (sensasi) melalui alat-alat indra manusia, dalam sebuah penelitian indra penglihatan dan indra pendengaran diberikan stimulus, lalu dikirim ke otak untuk akhirnya ditafsirkan hingga memperoleh persepsi. (Rakhmat, 2001, p. 75). Menurut Desideranto dalam Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat (2003 : 16) persepsi adalah penafsiran suatu obyek, peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran seseorang dari situasi tertentu. Pengertian persepsi menurut Bimo Walgito(2002:54) adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa persepi adalah kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Dalam konteks penelitian ini, persepsi diberi pengertian sebagai kemampuan seseorang untuk menafsirkan atau menyimpulkan sesuatu pesan secara indrawi. Menafsirkan atau menyimpulkan sesuatu pesan berarti memberikan pendapat, tanggapan atau penilaian terhadap pesan tersebut. Dalam menonton televise, pada hakikatnya akan menghasilkan sebuah persepsi seseorang dalam menyaksikan sebuah tayangan bias dijadikan bahan penelitian. Persepsi seseorang tentang tayangan dapat berbeda-beda, maka dari itu sebuah program acara televise sebaiknya dikemas secara menarik agar dapat menarik perhatian pemirsanya. Tanyangan yang menarik diharapkan bisa
7 dipersepsikan sebagai tayangan yang mampu membuat pemirsanya ingin terus menonton program tersebut, sehingga persepsi yang timbul dari hasil mereka menonton sebuah program televisi sama dengan tujuan program tersebut. Contoh pada program acara komedi orang mempersepsikan acara ini sebagai acara yang menghibur dan sebagai penghilang stress. Begitu pula dengan tayangan talkshow, orang pasti akan mempersepsikan berbeda-beda sebuah tayangan talkshow karena penyajiannya ada yang formal, semi formal, dan lainnya. Penelitian ini dilakukan sengan metode survey dengan kuisioner, penulis menyebarkan kuisioner di lapangan ke pria dan wanita dewasa mulai usia 30 tahun hingga 50 tahun keatas di Kelurahan Palmerah Kecamatan Palmerah Jakarta Barat. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Berdasarkan ruang lingkup di atas, demikianlah penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : Mengetahui bagaimana Persepsi khalayak tentang tayangan talkshow KICK ANDY di METRO TV. Manfaat Penelitian Dari Penelitian yang akan dilakukan ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu, manfaat akademis dan manfaat praktis. a) Manfaat Akademis Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan dan pemikiran terhadap studi ilmu komunikasi, khususnya
8 di bidang broadcasting yaitu studi mengenai persepsi khalayak tentang tayangan talkshow KICK ANDY di METRO TV. b) Manfaat untuk Praktisi Bagi praktisi Broadcasting maupun pertelevisian indonesia khususnya stasiun METRO TV penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi. Bagi praktisi program talkshow KICK ANDY penelitian ini dapat mengetahui persepsi khalayak tentang tayangan KICK ANDY di METRO TV. 1.5 Metodologi Penelitian Riset komunikasi bisa dibedakan berdasarkan pendekatannya. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan falsafah yang mendasari suatu metodologi riset. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu riset yang datanya menggunakan angka-angka. Metodologi riset kuantitatif berdasarkan pendekatan positivisme (klasik/objektif). (Kriyantono, 2006, p. 51) Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek kekuasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reabilitas dan validitas. (Kriyantono, 2006, p. 55)
9 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri: 1. Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset mengganggap bahwa realitas terpisah dan ada diluar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. 2. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sample yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. (Kriyantono, 2006, p. 56) Dalam riset kuantitatif dikenal metode survey. Metode survey adalah metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survey proses pengumpulan dan analisis data bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. (Kriyantono, 2006, p. 59) Dalam metode survey terdapat jenis survey deskriptif yaitu jenis survey yang digunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah prilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel. Dalam riset ini menggambarkan variabel Persepsi khalayak dalam riset Persepsi Khalayak Tentang Tayangan KICK ANDY di METRO TV (Studi Deskriptif Penonton Kick Andy di Jakarta)
10 1.6 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab pertama ini mengutarakan penjelasan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneltian, dan kegunaan penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian. BAB II Landasan Teori Bab ini berisi uraian tentang teori-teori sesuai rumusan masalah, Dalam bentuk penelitian ini, peneliti akan menggunakan paduan teori Komunikasi Massa, Teori Media Massa, Teori televisi, Teori Persepsi,, Teori SOR, dan lain-lain. BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi definisi konseptual, definisi operasional, jenis penelitian yang digunakan, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil Peneltian Bab ini menjelaskan mengenai deskriptif hasil penelitian berdasarkan berbagai teori, konsep dan argumentasi yang dikemukakan oleh peneliti. BAB V Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan secara keseluruhan dari hasil analisis yang diperoleh serta saran yang diberikan peneliti sesuai dengan kesimpulan tersebut.