BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hatta (2010) Rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom namun harus terkoordinasi dalam sistem tersebut. Ketiga pilar tersebut adalah pilar pemilik, pilar profesional kesehatan dan pilar manajemen. Ketiga pilar tersebut masing-masing mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Keserasian atau ketidakserasian antara ketiga pilar tersebut menentukan berhasil tidaknya misi satu rumah sakit. Menurut Permenkes 269 tahun 2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Berkas rekam medis berisi formulir-formulir penting yang isinya merupakan milik pasien. Mulai dari identitas sosial, data klinis, serta formulir-formulir persetujuan untuk dilakukannya tindakan medis. Contoh formulirformulir yang terdapat di berkas rekam medis yaitu ringkasan masuk dan keluar, resume, lembar operasi, lembar identifikasi bayi lahir hidup, lembar persetujuan, dan lembar kematian. Menurut Hatta (2010) resume merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis resume harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Menurut jurnal internasional yang berjudul Quality Assessment of a Discharge Summary Sistem (1995) tertulis bahwa terdapat kekurangan dalam kelengkapan resume. Hal ini bukan hanya terjadi di luar negeri saja bahkan di Indonesia ketidaklengkapan resume juga terdapat di berbagai rumah sakit baik swasta maupun negeri. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penelitian yang mengangkat tentang masalah ketidaklengkapan resume seperti ditemukannya ketidaklengkapan resume di rumah sakit di Jakarta, Ciamis, Semarang, Banjarnegara, Tegal, Magelang, Bandung, dan Klaten dan mungkin di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Sedangkan untuk di Yogyakarta sendiri hal ini juga menjadi masalah di berbagai rumah sakit di Yogyakarta dengan banyaknya penelitian yang mengangkat masalah tersebut seperti di Rumah Sakit Bethesda, Rsu At-Turots Al-Islamy, RSU Rizki 1
2 Amalia Medika, RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede, RS. Mata Dr. Yap, RSJ Grhasia, dan RSUD Sleman. Menurut akreditasi rumah sakit pada standar APK.3.2.1 resume pasien pulang harus lengkap. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis pada pasal 4 ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien dan pada pasal 6 dikatakan bahwa dokter, dokter gigi dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggungjawab atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis. Dapat dikatakan bahwa lengkap tidak lengkapnya resume sepenuhnya bergantung kepada dokter. Rumah Sakit Happy Land merupakan rumah sakit swasta dengan tipe D dan belum pernah dilakukan penelitian tentang kelengkapan resume di rumah sakit tersebut. Sebagian besar rumah sakit swasta besar di Yogyakarta telah menggunakan resume elektronik sehingga sudah pastilah pengisian resume oleh DPJP sudah lengkap sehingga tidaklah akurat jika penelitian ini dilakukan di rumah sakit yang sudah memiliki resume elektronik. Sedangkan resume di Rumah Sakit Happy Land masih manual yang ditulis dengan tulisan tangan. Sehingga menurut peneliti penelitian ini akan lebih akurat dilakukan di Rumah Sakit Happy Land dimana pengisian resume masihlah manual. Menurut study pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta pada tanggal 17 Januari 2017 diambil sempel 10 berkas rekam medis rawat inap secara acak dan dilakukan analisis kelengkapan pada formulir resume dokter. Didapatkan hasil bahwa 2 resume dokter lengkap dan 8 resume dokter tidak lengkap. Bahkan terdapat juga berkas rekam medis rawat inap yang tidak terlampir formulir resume padahal dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 3 ayat 2 tertulis bahwa isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari memuat beberapa daftar formulir yang didalamnya harus terdapat ringkasan riwayat pulang atau resume. Selain itu ditemukan juga resume yang hanya berisi identitas pasien sedangkan komponen lainnya tidak diisi oleh dokter penanggungjawab. Sebagian besar resume yang tidak lengkap terdapat pada bagian autentikasi dimana menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 5 yaitu setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Ketidaklengkapan resume akan mempengaruhi penilaian akreditasi karena merupakan salah satu aspek penilaian dalam akreditasi, selain itu
3 resume juga akan mempengaruhi jalannya klaim BPJS karena resume digunakan oleh petugas rekam medis untuk mengkoding diagnosa, jika resume tidak lengkap akan mempengaruhi kontinuitas pelayanan medik. Oleh karena itu resume haruslah lengkap. Berdasarkan profil Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta. Rumah Sakit Happy Land berdiri sejak tahun 2003 dimana sudah 14 tahun berdiri. Oleh sebab itu tentunya dokter yang bekerja di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre memiliki masa kerja yang berbeda-beda dengan kriteria dokter lama dan dokter baru karna sudah lamanya rumah sakit tersebut berdiri. Untuk itu peneliti ingin meneliti tentang Hubungan Lama kerja Dokter dengan Kelengkapan Pengisian Resume di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah perlu dilakukannya penelitian mengenai Bagaimana hubungan antara lama kerja dokter dengan kelengkapan pengisian resume di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta?. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara lama kerja dokter dengan kelengkapan pengisian resume di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui persentase kelengkapan lembar resume dokter di Rumah Sakit Happy Land Yogyakarta b) Mengetahui ada tidaknya hubungan antara lama kerja dokter dengan kelengkapan pengisian resume di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta D. Manfaat 1. Manfaat Praktis a) Bagi rumah sakit Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi rumah sakit dalam mengambil tindakan agar persentase angka kelengkapan pengisian resume oleh dokter dapat menjadi lebih tinggi dari sebelumnya bahkan dapat mencapai persentase 100%.
4 b) Bagi peneliti 1. Dapat menerapkan teori biostatistik dalam pengolahan data yang didapat di bangku kuliah. 2. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara lama kerja dokter dengan kelengkapan pengisian resume. 2. Manfaat teoritis a) Bagi institusi pendidikan 1) Dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran 2) Dapat digunakan sebagai bahan pembanding dan pengembangan serta dapat digunakan sebagai bahan diskusi pembelajaran. b) Bagi peneliti lain Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pengembangan penelitian di masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Saputri (2016) dengan penelitian Analisis Penyebab Ketidaklengkapan Resume Medis Pasien Rawat Inap di RSU At-Turots Al-Islamy Yogyakarta. Hasil penelitian Saputri (2016) yaitu alur pengisian resume medis dilakukan setelah DPJP visit dan pasien dinyatakan boleh pulang. Resume medis yang paling banyak tidak diisi pada komponen laporan penting dan autentikasi. Penyebab yang mengakibatkan data identitas tidak terisi lengkap, yaitu proses pengisian oleh keluarga pasien, waktu pengisian oleh petugas, dan prioritas pendaftaran terhadap pasien. Sedangkan penyebab yang mengakibatkan data klinis dan autentikasi tidak terisi lengkap, yaitu kepadatan aktivitas DPJP, pengisian item bukan tanggungjawab DPJP, DPJP tidak melakukan visit, dan kurangnya peran perawat bangsal. Upaya untuk melengkapi resume medis, yaitu mengembalikan kepada DPJP saat jadwal poli selesai, diberikan surat teguran, sosialisasi, dan memberi kertas peringatan ketidaklengkapan. Ketidaklengkapan resume medis pada data klinis dan autentikasi disebabkan oleh DPJP sedangkan pada data identitas pasien oleh petugas rekam medis. Persamaan antara penelitian Saputri dengan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti kelengkapan pengisian resume. Variabel penelitian Saputri dan peneliti sama yaitu dokter dan lembar resume. Perbedaan penelitian Saputri dengan penelitian peneliti adalah penelitian Saputri mencari tentang penyebab ketidaklengkapan resume sedangkan peneliti meneliti tentang
5 hubungan lama kerja dokter dengan kelengkapan pengisian resume. Tyyasari (2015) dengan penelitian Dampak Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Pasien Rawat Inap Setelah 1x24 Jam. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui tingkat ketidaklengkapan resume medis setelah 1x24 jam, mengetahui dampak ketidaklengkapan pengisian resume setelah 1x24 jam, dan upaya petugas dalam mengatasi ketidaklengkapan pengisian lembar resume setelah 1x24 jam di Unit Rekam Medis Lestari Raharja Magelang. Persamaan dari penelitian Tyyasari dengan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti ketidaklengkapan resume. Sedangkan perbedaan penelitian Tyyasari dengan penelitian peneliti adalah fokus penelitian Tyyasari untuk mencari dampak yang ditimbulkan dari ketidaklengkapan pengisian resume sedangkan penelitian peneliti untuk mencari hubungan antara lama kerja dokter dengan kelengkapan pengisian resume di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre Yogyakarta. Sayekti (2014) dengan penelitian Hubungan Lama Masa Kerja Perawat dengan Kelengkapan Pengkajian Keperawatan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Sruweng Tahun 2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki 16,67% sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan 83,33%. Responden dengan pendidikan terakhir DIII Keperawatan berjumlah 91,70%, SPK berjumlah 4,20%, S1 Keperawatan dan NERS berjumlah 1,00%, serta S1 Keperawatan berjumlah 3,10%. Responden dengan status kepegawaian tetap berjumlah 26,00% sedangkan pegawai tidak tetap berjumlah 74,00%. Responden yang termasuk dalam kategori lama masa kerja baru berjumlah 57,30% sedangkan responden yang masuk kategori lama masa kerja lama berjumlah 42,70%. Berkas rekam medis yang masuk kedalam kategori buruk adalah 53,41%, sedangkan berkas rekam medis yang masuk dalam kategori baik adalah 46,59%. Ada hubungan lama masa kerja perawat dengan kelengkapan berkas rekam medis rawat inap (signifikansi (p) = 0,0001 dan koefisien korelasi (r) = -0,216). Persamaan antara penelitian Sayekti adalah sama-sama mencari hubungan antara 2 variabel dan juga persamaan pendekatan penelitian yaitu penelitian kuantitatif. Perbedaan penelitian Sayekti dengan penelitian peneliti terletak pada variabel penelitian dimana penelitian Sayekti menggunakan variabel perawat dan lembar pengkajian keperawatan. Sedangkan peneliti menggunakan variabel dokter dan lembar resume.