- 1 - KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) DAERAH SULAWESI SELATAN Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TERKAIT PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PUBLIK TERHADAP PENGAWASAN PEMBERITAAN, PENYIARAN DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MELALUI LEMBAGA PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) DAERAH SULAWESI SELATAN, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, serta untuk memberikan perlakuan dan ruang yang sama kepada pasangan calon dalam masa kampanye, perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota melalui Lembaga Penyiaran; b. Bahwa KPID Sulawesi Selatan mempunyai wewenang menyusun, menetapkan, mengawasi pelaksanaan, serta memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran; c. Bahwa KPID Sulawesi Selatan berkewajiban menampung dan menindaklanjuti aduan agar masyarakat memperoleh informasi yang layak, benar, merata, adil dan seimbang; d. Bahwa perlindungan kepentingan publik, siaran
- 2 - Mengingat jurnalistik, iklan, dan Siaran Pemilihan Umum Kepala Daerah merupakan hal yang diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran; dan e. Bahwa untuk pelaksanaan pengawasan perlindungan kepentingan publik, siaran jurnalistik, iklan, dan siaran Pemilihan Umum Kepala Daerah sebagaimana disebutkan pada butir d di atas diperlukan petunjuk pelaksanaan. : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4525) 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898); 5. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 25); 6. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 26); 7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; 8. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang pengawasan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
- 3 - Memutuskan: Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN TERKAIT PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PUBLIK TERHADAP PENGAWASAN PEMBERITAAN, PENYIARAN DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MELALUI LEMBAGA PENYIARAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 2. Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. 4. Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis atau karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. 5. Program Siaran Jurnalistik adalah program yang berisi berita dan/ atau informasi yang ditujukan untuk kepentingan publik berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). 6. Kepentingan Publik adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat diluar kepentingan pribadi dan/atau kelompoknya dalam pemanfaatan spektrum frekuensi radio sebagai ranah publik di bidang penyiaran. 7. Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyrakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lemabaga penyiaran yang bersangkutan. 8. Siaran iklan niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan.
- 4-9. Siaran iklan layanan masayrakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyrakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesa-pesan lainnya kepada masyrakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut. 10. Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Calon Walikota dan Wakil Walikota. 11. Iklan Kampanye adalah penyampaian pesan Kampanye melalui media cetak dan elektronik berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara, peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang dimaksudkan untuk memperkenalkan Pasangan Calon atau meyakinkan Pemilih memberi dukungan kepada Pasangan Calon, yang difasilitasi oleh KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 12. Pemberitaan dan Penyiaran Kampanye adalah penyampaian berita atau informasi yang dilakukan oleh media massa cetak, elektronik dan lembaga penyiaran yang berbentuk tulisan, gambar, video atau bentuk lainnya mengenai Pasangan Calon, dan/atau kegiatan Kampanye. 13. Program Pemiliham Umum Kepala Daerah adalah program siaran yang mengandung kampanye, sosialisasi dan pemberitaan tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat Pusat dan Daerah, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan umum Kepala Daerah. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Bagian Pertama Tujuan Pasal 2 Keputusan ini bertujuan untuk memberikan petunjuk pelaksanaan terkait perlindungan kepentingan publik, siaran jurnalistik, iklan dan siaran pemilihan umum Kepala Daerah yang digunakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerag Sulawesi Selatan dalam menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Bagian Kedua Ruang Lingkup Pasal 3 Keputusan ini berisi petunjuk pelaksanaan dari pasal-pasal dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang berkaitan dengan:
- 5-1) Perlindungan Kepentingan Publik, sebagaimana ditetapkan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2); 2) Jurnalistik, sebagaimana ditetapkan Pasal 40 huruf a; 3) Siaran Iklan, sebagaimana ditetapkan Pasal 58; 4) Siaran Pemilihan Kepala Daerah, sebagaimana ditetapkan Pasal 71 dan Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 31 dan pasal 35. BAB III PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PUBLIK Pasal 4 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 11 ayat (1) Standar Program Siaran Tentang Kewajiban Pemanfaatan Penyiaran Untuk Kepentingan Publik dan Tidak Untuk Kepentingan Kelompok Tertentu adalah sebagai berikut: 1) Setiap Program Siaran di luar siaran iklan wajib dimanfaatkan untuk kepentingan publik, tidak untuk kepentingan orang perseorangan, golongan dan/atau kelompok tertentu; dan 2) Program Siaran dinilai tidak memenuhi aspek kepentingan publik, apabila tujuan, jumlah siar, durasi, materi, waktu siar, dan/atau narasumber program siaran hanya dimanfaatkan untuk kepentingan orang perseorangan, golongan dan/atau kelompok tertentu. Pasal 5 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 11 ayat (2) Standar Program Siaran Tentang Larangan Pemanfaatan untuk Kepentingan Pribadi Pemilik Lembaga Penyiaran Bersangkutan dan/atau Kelompoknya adalah sebagai berikut: 1) Setiap program siaran tidak boleh dimanfaatkan oleh atau untuk kepentingan pemilik lembaga penyiaran bersangkutan dan/atau kelompoknya; 2) Program siaran jurnalistik yang melibatkan pemilik dan/atau kelompoknya harus memperhatikan prinsip adil, berimbang, tidak berpihak, tidak beritikad buruk dan berpedoman pada kode etik jurnalistik; 3) Siaran iklan yang melibatkan pemilik dan/atau kelompoknya terkait politik dan pemilihan umum hanya dapat disiarkan pada jadwal kampanye sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan/atau 4) Siaran iklan yang melibatkan pemilik lembaga penyiaran dan/atau kelompoknya wajib dibayar sesuai dengan harga resmi yang berlaku dan diperlakukan sama dengan pengiklan lainnya.
- 6 - BAB IV NETRALITAS ISI PROGRAM SIARAN JURNALISTIK Pasal 6 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 40 huruf a Standar Program Siaran Tentang Prinsip Adil, Berimbang, Tidak Berpihak dan tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antar golongan pada Program siaran jurnalistik adalah sebagai berikut: 1) Isi siaran jurnalistik dinilai berlaku adil apabila memberikan kesempatan yang sama secara proporsional kepada semua pihak yang menjadi obyek pemberitaan; 2) Isi siaran jurnalistik dinilai berimbang apabila memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional; dan/atau; 3) Isi siaran jurnalistik dinilai tidak berpihak apabila memberitakan peristiwa atau fakta tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik lembaga penyiaran; 4) Isi Siaran Jurnalistik dinilai tidak mempertentangkan suku agama ras dan antar golongan, apabila isi siaran tidak merendahkan dan /atau tidak melecehkan suku, agama, ras dan antargolongan. BAB V SIARAN IKLAN DAN IKLAN KAMPANYE Pasal 7 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 58 tentang Siaran Iklan adalah sebagai berikut: 1) Siaran iklan terkait dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota tunduk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota; 2) Siaran iklan terkait dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota tunduk pada ketentuan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2017 tentang kampanya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Pasal 8 Siaran iklan terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dikategorikan dan
- 7 - dihitung sebagai iklan niaga dan iklan layanan masyarakat sesuai dengan ketentuan Pasal 58 dan Pasal 60 Standar Program Siaran Tentang Kewajiban Program siaran iklan bagi lembaga penyiaran. BAB VI SIARAN PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH Pasal 9 1) Program siaran wajib menyediakan waktu yang cukup bagi peliputan pemilihan umum dan/ atau pemilihan umum kepala daerah. 2) Program siaran wajib bersikap adil dan proporsional para peserta pemilihan umum dan/atau pemilhan umum kepala daerah; 3) Program siaran dilarang memihak salah satu pemilhan umum dan/atau Pemilihan Umum Kepala Daerah; 4) Program siaran dilarang dibiayai atau disponsori oleh peserta pemilihan umum dan/atau pemilihan umum kepala daerah, kecuali dalam bentuk iklan 5) Program Siaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan serta peraturan dan kebijakan teknis tentang Pemilihan Umum dan/atau Pemilihan Umum Kepala Daerah yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang; 6) Program Siaran iklan kampanye tunduk pada peraturan perundangundangan, serta peraturan dan kebijakan teknis tentang kampanye yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Pasal 10 Lembaga Penyiaran dalam menyiarkan wawancara atau percakapan langsung dengan penelpon atau narasumber wajib mengikuti ketentuan sebagtai berikut : a. memperoleh dan menyimpan identitas nama, alamat dan nomor telepon penelpon atau narasumber sebelum percakapan atau wawancara disiarkan; dan b. memiliki kemampuan untuk menguji kebenaran identitas penelpon atau narasumber tersebut. Pasal 11 Pewawancara suatu program siaran wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. wajib bersikap netral dan tidak memihak; b. tidak menyudutkan narasumber dalam wawancara; c. memberikan waktu yang cukup untuk narasumber untuk menjelaskan dan/atau menjawab;
- 8 - d. tidak memprovokasi narasumber dan atau menghasut penonton dan pendengar; dan e. wajib mengingatkan dan atau menghentikan penelpon atau narasumber jika penelpon/ atau narasumber menyampaikan hal-hal yang tidak layak disiarkan kepada publik. BAB VII SANKSI ADMINISTRATIF, PENANGGUNG JAWAB DAN TATA CARA PENJATUHAN SANKSI Pasal 11 1) Penjatuhan sanksi administratif, penanggungjawab dan tata cara penjatuhan sanksi mengacu kepada ketentuan yang terdapat pada Standar Program Siaran. 2) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini selain ditujukan kepada program siaran juga dapat dilakukan pada lembaga penyiaran yang bersangkutan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Makassar Pada Tanggal : 2 Maret 2018 MATTEWAKKAN, S.IP.,M.Si.