KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL ABIRAWA TOP FM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SIKKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2013 KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI BANGKA TENGAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 15 TAHUN 2010

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN BREBES

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis.

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

- 3 - Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENYIARAN TELEVISI MELALUI KABEL

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN:

Komisi Pemilihan Umum Jl. Iman Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telepon : ( ) Fax:

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013

QANUN KOTA SABANG. Nomor 10 Tahun 2010

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Oleh Ketua KPID Sulsel Makassar, 26 Fabruari 2013

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 008/SK/KPI/8/2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KANDAGA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M.KOMINFO/ /2009 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM MELALUI JASA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

: a. bahwa dalam rangka kelancaran penyelenggaraan Siaran Radio Abirawa Top FM, perlu adanya dukungan pendapatan dengan pungutan siaran;

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

TERDIRI DARI 64 pasal, dan 12 bab

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KOTA BATU

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I...

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Perubahan Data. Perizinan Penyiaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA MADIUN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Transkripsi:

- 1 - KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) DAERAH SULAWESI SELATAN Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TERKAIT PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PUBLIK TERHADAP PENGAWASAN PEMBERITAAN, PENYIARAN DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MELALUI LEMBAGA PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) DAERAH SULAWESI SELATAN, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, serta untuk memberikan perlakuan dan ruang yang sama kepada pasangan calon dalam masa kampanye, perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota melalui Lembaga Penyiaran; b. Bahwa KPID Sulawesi Selatan mempunyai wewenang menyusun, menetapkan, mengawasi pelaksanaan, serta memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran; c. Bahwa KPID Sulawesi Selatan berkewajiban menampung dan menindaklanjuti aduan agar masyarakat memperoleh informasi yang layak, benar, merata, adil dan seimbang; d. Bahwa perlindungan kepentingan publik, siaran

- 2 - Mengingat jurnalistik, iklan, dan Siaran Pemilihan Umum Kepala Daerah merupakan hal yang diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran; dan e. Bahwa untuk pelaksanaan pengawasan perlindungan kepentingan publik, siaran jurnalistik, iklan, dan siaran Pemilihan Umum Kepala Daerah sebagaimana disebutkan pada butir d di atas diperlukan petunjuk pelaksanaan. : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4525) 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898); 5. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 25); 6. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 26); 7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; 8. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang pengawasan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.

- 3 - Memutuskan: Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN TERKAIT PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PUBLIK TERHADAP PENGAWASAN PEMBERITAAN, PENYIARAN DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MELALUI LEMBAGA PENYIARAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 2. Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. 4. Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis atau karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. 5. Program Siaran Jurnalistik adalah program yang berisi berita dan/ atau informasi yang ditujukan untuk kepentingan publik berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). 6. Kepentingan Publik adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat diluar kepentingan pribadi dan/atau kelompoknya dalam pemanfaatan spektrum frekuensi radio sebagai ranah publik di bidang penyiaran. 7. Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyrakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lemabaga penyiaran yang bersangkutan. 8. Siaran iklan niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan.

- 4-9. Siaran iklan layanan masayrakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyrakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesa-pesan lainnya kepada masyrakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut. 10. Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Calon Walikota dan Wakil Walikota. 11. Iklan Kampanye adalah penyampaian pesan Kampanye melalui media cetak dan elektronik berbentuk tulisan, gambar, animasi, promosi, suara, peragaan, sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang dimaksudkan untuk memperkenalkan Pasangan Calon atau meyakinkan Pemilih memberi dukungan kepada Pasangan Calon, yang difasilitasi oleh KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 12. Pemberitaan dan Penyiaran Kampanye adalah penyampaian berita atau informasi yang dilakukan oleh media massa cetak, elektronik dan lembaga penyiaran yang berbentuk tulisan, gambar, video atau bentuk lainnya mengenai Pasangan Calon, dan/atau kegiatan Kampanye. 13. Program Pemiliham Umum Kepala Daerah adalah program siaran yang mengandung kampanye, sosialisasi dan pemberitaan tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat Pusat dan Daerah, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan umum Kepala Daerah. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Bagian Pertama Tujuan Pasal 2 Keputusan ini bertujuan untuk memberikan petunjuk pelaksanaan terkait perlindungan kepentingan publik, siaran jurnalistik, iklan dan siaran pemilihan umum Kepala Daerah yang digunakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerag Sulawesi Selatan dalam menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Bagian Kedua Ruang Lingkup Pasal 3 Keputusan ini berisi petunjuk pelaksanaan dari pasal-pasal dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang berkaitan dengan:

- 5-1) Perlindungan Kepentingan Publik, sebagaimana ditetapkan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2); 2) Jurnalistik, sebagaimana ditetapkan Pasal 40 huruf a; 3) Siaran Iklan, sebagaimana ditetapkan Pasal 58; 4) Siaran Pemilihan Kepala Daerah, sebagaimana ditetapkan Pasal 71 dan Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 31 dan pasal 35. BAB III PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PUBLIK Pasal 4 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 11 ayat (1) Standar Program Siaran Tentang Kewajiban Pemanfaatan Penyiaran Untuk Kepentingan Publik dan Tidak Untuk Kepentingan Kelompok Tertentu adalah sebagai berikut: 1) Setiap Program Siaran di luar siaran iklan wajib dimanfaatkan untuk kepentingan publik, tidak untuk kepentingan orang perseorangan, golongan dan/atau kelompok tertentu; dan 2) Program Siaran dinilai tidak memenuhi aspek kepentingan publik, apabila tujuan, jumlah siar, durasi, materi, waktu siar, dan/atau narasumber program siaran hanya dimanfaatkan untuk kepentingan orang perseorangan, golongan dan/atau kelompok tertentu. Pasal 5 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 11 ayat (2) Standar Program Siaran Tentang Larangan Pemanfaatan untuk Kepentingan Pribadi Pemilik Lembaga Penyiaran Bersangkutan dan/atau Kelompoknya adalah sebagai berikut: 1) Setiap program siaran tidak boleh dimanfaatkan oleh atau untuk kepentingan pemilik lembaga penyiaran bersangkutan dan/atau kelompoknya; 2) Program siaran jurnalistik yang melibatkan pemilik dan/atau kelompoknya harus memperhatikan prinsip adil, berimbang, tidak berpihak, tidak beritikad buruk dan berpedoman pada kode etik jurnalistik; 3) Siaran iklan yang melibatkan pemilik dan/atau kelompoknya terkait politik dan pemilihan umum hanya dapat disiarkan pada jadwal kampanye sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan/atau 4) Siaran iklan yang melibatkan pemilik lembaga penyiaran dan/atau kelompoknya wajib dibayar sesuai dengan harga resmi yang berlaku dan diperlakukan sama dengan pengiklan lainnya.

- 6 - BAB IV NETRALITAS ISI PROGRAM SIARAN JURNALISTIK Pasal 6 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 40 huruf a Standar Program Siaran Tentang Prinsip Adil, Berimbang, Tidak Berpihak dan tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antar golongan pada Program siaran jurnalistik adalah sebagai berikut: 1) Isi siaran jurnalistik dinilai berlaku adil apabila memberikan kesempatan yang sama secara proporsional kepada semua pihak yang menjadi obyek pemberitaan; 2) Isi siaran jurnalistik dinilai berimbang apabila memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional; dan/atau; 3) Isi siaran jurnalistik dinilai tidak berpihak apabila memberitakan peristiwa atau fakta tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik lembaga penyiaran; 4) Isi Siaran Jurnalistik dinilai tidak mempertentangkan suku agama ras dan antar golongan, apabila isi siaran tidak merendahkan dan /atau tidak melecehkan suku, agama, ras dan antargolongan. BAB V SIARAN IKLAN DAN IKLAN KAMPANYE Pasal 7 Petunjuk Pelaksanaan Pasal 58 tentang Siaran Iklan adalah sebagai berikut: 1) Siaran iklan terkait dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota tunduk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota; 2) Siaran iklan terkait dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota tunduk pada ketentuan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2017 tentang kampanya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. Pasal 8 Siaran iklan terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dikategorikan dan

- 7 - dihitung sebagai iklan niaga dan iklan layanan masyarakat sesuai dengan ketentuan Pasal 58 dan Pasal 60 Standar Program Siaran Tentang Kewajiban Program siaran iklan bagi lembaga penyiaran. BAB VI SIARAN PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH Pasal 9 1) Program siaran wajib menyediakan waktu yang cukup bagi peliputan pemilihan umum dan/ atau pemilihan umum kepala daerah. 2) Program siaran wajib bersikap adil dan proporsional para peserta pemilihan umum dan/atau pemilhan umum kepala daerah; 3) Program siaran dilarang memihak salah satu pemilhan umum dan/atau Pemilihan Umum Kepala Daerah; 4) Program siaran dilarang dibiayai atau disponsori oleh peserta pemilihan umum dan/atau pemilihan umum kepala daerah, kecuali dalam bentuk iklan 5) Program Siaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan serta peraturan dan kebijakan teknis tentang Pemilihan Umum dan/atau Pemilihan Umum Kepala Daerah yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang; 6) Program Siaran iklan kampanye tunduk pada peraturan perundangundangan, serta peraturan dan kebijakan teknis tentang kampanye yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Pasal 10 Lembaga Penyiaran dalam menyiarkan wawancara atau percakapan langsung dengan penelpon atau narasumber wajib mengikuti ketentuan sebagtai berikut : a. memperoleh dan menyimpan identitas nama, alamat dan nomor telepon penelpon atau narasumber sebelum percakapan atau wawancara disiarkan; dan b. memiliki kemampuan untuk menguji kebenaran identitas penelpon atau narasumber tersebut. Pasal 11 Pewawancara suatu program siaran wajib mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. wajib bersikap netral dan tidak memihak; b. tidak menyudutkan narasumber dalam wawancara; c. memberikan waktu yang cukup untuk narasumber untuk menjelaskan dan/atau menjawab;

- 8 - d. tidak memprovokasi narasumber dan atau menghasut penonton dan pendengar; dan e. wajib mengingatkan dan atau menghentikan penelpon atau narasumber jika penelpon/ atau narasumber menyampaikan hal-hal yang tidak layak disiarkan kepada publik. BAB VII SANKSI ADMINISTRATIF, PENANGGUNG JAWAB DAN TATA CARA PENJATUHAN SANKSI Pasal 11 1) Penjatuhan sanksi administratif, penanggungjawab dan tata cara penjatuhan sanksi mengacu kepada ketentuan yang terdapat pada Standar Program Siaran. 2) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini selain ditujukan kepada program siaran juga dapat dilakukan pada lembaga penyiaran yang bersangkutan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Makassar Pada Tanggal : 2 Maret 2018 MATTEWAKKAN, S.IP.,M.Si.