BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pada dasarnya inti dari proses pendidikan secara keseluruhan adalah proses belajar mengajar. Menurut UU RI No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agara peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional) Pendidikan dalam belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berhasil di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri ( Syah, 2010: 87). Oleh karena itu perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian harus terus dikembangkan. Hakikatnya pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yang sangat penting, yang biasa disebut dengan Tri Pusat Pendidikan dalam mendukung karakter anak. Tri Pusat Pendidikan pertama yaitu pendidikan informal. Pendidikan informal berlangsung pada keluarga yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain 1

2 yang menjadi tanggung jawabnya. Karakter anak sangat bergantung bagaimana orangtua mendidik anak mulai di dalam kandungan. Pendidikan selanjutnya yang kedua berada pada pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berada di lembaga sekolah. Mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan formal salah satu pembentuk karakter yang biasa dilakukan melalui pembelajaran yang berlangsung, kegiatan ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan, dan pembiasaan. Sasaran karakter yang diterapkan pada pendidikan formal adalah peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Sedangkan pusat pendidikan yang ketiga berada pada pendidikan non formal. Pendidikan karakter yang berada pada lingkup pendidikan non formal berlangsung pada lembaga kursus, pendidikan kesetaraan, lingkungan sekitar tempat tinggal, dan pendidikan keaksaraan (Kementerian Pendidikan Nasional). Berbagai pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, pendidikan karakter sangat diperlukan di setiap pembelajarannya. Tidak sedikit berkembangnya ilmu teknologi dan pengetahuan, membawa dampak positif dan negatif dalam pendidikan. Nilai positif dari perkambangan teknologi dan pengetahuan adalah semakin canggih alat pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru. Sedangkan dampak negatifnya adalah semakin lunturnya pendidikan moral dan budi pekerti peserta didik, hal ini disebabkan oleh derasnya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia secara bebas. Hal ini menyebabkan kurangnya karakter yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa kasus yang terjadi di kalangan pelajar sekolah yang merupakan akibat lunturnya karakter bangsa Indonesia, misalnya perkelahian

3 antar pelajar, penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah, kekerasan yang ada di sekolah dan masih banyak kasus-kasus yang lainnya. Dari beberapa contoh kasus tersebut, maka diperlukan solusi untuk mengatasi kasus yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Solusi yang digunakan untuk mengatasi kasus-kasus tersebut tergantung pada kasus yang dihadapi. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan adanya pendidikan karakter. Sekolah dasar merupakan pondasi utama dalam membentuk karakter bangsa Indonesia. Kepribadian yang dimiliki oleh individu sangat ditentukan ketika mereka masih berada di sekolah dasar. Untuk itu sangat diperlukan pendidikan karakter di sekolah dasar. Guru dapat mengenalkan serta menanamkan pendidikan karakter sejak usia dini, sehingga peserta didik dapat berkembang menjadi pribadi yang berkarakter. Guru membiasakan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat memperoleh pendidikan karakter dengan maksimal. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberi rasa aman (Samsudin, 2008: 48). Dalam hal ini guru memiliki tugas untuk mendesain kegiatan pembelajaran supaya peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan rasa nyaman dan tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Interaksi antara guru dan peserta didik harus terjalin dengan baik, sehingga dapat terjadi komunikasi dua arah dalam kegiatan pembelajaran.

4 Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah juga sangat penting untuk mengembangkan segala potensi yang ada di dalam diri peserta didik, membentuk watak dan karakter suatu bangsa yang memiliki martabat untuk mewujudkan bangsa yang lebih baik. Selain itu tujuan pendidikan merupakan tumpuan solusi dari sekian banyak persoalan sumber daya manusia, problem kemasyarakat, dan membentuk peradaban bangsa yang berkarakter. Karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Samani dan Hariyanto, 2012: 43). Karekter inilah yang akan menjadikan seseorang lebih bisa mengenali, menghargai, dan menilai diri sendiri. Karakter ini terbentuk juga tidak terlepas dari pendidikan yang ada di sekolah. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan pesrta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari sepenuh hati (Samani dan Hariyanto, 2012: 45). Pendidikan karakter yang ada di sekolah tidak terlepas dari peran guru. Guru dapat melakukan kerja sama dengan orangtua peserta didik dalam mengembangkan pendidikan karakter. Hal ini bertujuan supaya pendidikan karakter yang diterima peserta didik dapat berjalan secara optimal. Kerja

5 samayang terjalin antara guru dan orangtua dapat dilakukan dengan melalui adanya sosialisasi. Pendidikan olahraga ialah bagian yang integral dari seluruh proses pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan fisik, mental, emosi dan sosial melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya (Dwiyogo, 2010:214). Pendidikan olahraga lebih menekankan pada aktivitas gerak peserta didik. Dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya sekedar menyampaikan teori saja tetapi juga mengajak peserta didik untuk melakukan praktek secara langsung. Praktek yang dilakukan oleh peserta didik, selain untuk memenuhi kewajiban menempuh mata pelajaran, pendidikan olahraga juga berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh masing-masing peserta didik. Hasil observasi awal yang dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar, guru mengembangkan pendidikan karakter dengan cara mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang di dalamnya terkandung nilai pendidikan karakter adalah mata pelajaran olahraga. Karena pembelajaran olahraga tidak hanya mengandalkan pemberian materi di dalam kelas tetapi dengan melakukan aktivitas jasmani yang biasa dilakukan di luar kelas. Sehingga guru membiasakan peserta didik untuk bersikap yang mencerminkan pendidikan karakter ketika peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran olahraga. Salah satu contohnya yaitu, peserta didik sportif, disiplin, jujur, serat bertanggung jawab saat mengikuti sebuah permainan yang dilakukan oleh guru. Dari penjelasan tersebut, peneliti memperoleh judul penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar.

6 Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akan mengakaji lebih dalam tentang pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi. Penelitian ini akan memaparkan secara rinci tentang pelaksaan pendidikan karakter, kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter serta upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di dalam latar belakang, peneliti dapat merumuskan penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar? 2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar? 3. Upaya apa saja yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar.

7 2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar. 3. Mendekripsikan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga kelas IV di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam melaksanakan pendidikan karakter. Selain itu untuk menambah wawasan dalam meningkatkan dan mengembangkan pendidikan karakter khususnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran olahraga. 1.4.2 Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Selain itu dapat mengetahui secara langsung proses pelaksanaan pendidikan karakter khususnya dalam pembelajaran olahraga. b) Bagi Guru Sebagai masukan pengetahuan dan menambah wawasan dalam pelaksanaan pendidikan karakter untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pendidikan karakter yang sudah ada di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar khususnya dalam pembelajaran olahraga.

8 c) Bagi Siswa Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan siswa tentang pendidikan karakter. Sehingga siswa dapat menerapkan nilai-nilai karakter yang ada dalam kehidupan sehari-hari. d) Bagi Sekolah Sebagai pedoman dan masukan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah. 1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka ruang lingkup dan keterbatasan pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar pada semester genap Tahun Ajaran 2014-2015. Penelitian ini akan mengamati guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran olahraga. 2. Agar tidak terjadi perluasan persepsi, maka penelitian ini dibatasi hanya pada mata pelajaran olahraga. 3. Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini adalah kesesuaian guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga, cara guru menyampaikan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga, aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran olahraga.

9 1.6 Definisi Istilah 1. Pembelajaran atau instruksional adalah suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan da diaktulisasikan serta diarahkan pada pencapaian tujuan dan penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar (Supriadie, 2012:9). 2. Pendidikan karakter dapat dipahami bahwa pokok utama pendidikan karakter ialah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagamaan. Dengan pendidikan karakter ini diharapkan akan dapat menciptakan generasi-generasi yang berkepribadian baik dan menjunjung asas-asas kebajikan dan kebenaran di setiap langkah kehidupan (Fadlillah dan Khorida, 2013:23-24). 3. Pendidikan olahraga sering pula diartikan dengan gerak badan, gerak fisik, gerakan jasmani, hakikatnya berarti gerakan jasmani manusia atau dapat disebut pula gerak manusiawi (human movement). Tidak semata-mata gerak otot tetapi gerak manusia seutuhnya. Gerak itu merupakan sesendi. Esensi pendidikan jasmani adalah yang mengikuti batasan gerak dan waktu (Rosdiani, 2013:149).