BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang yang mengalami kesulitan masalah, baik lahiriah maupun bathiniyah menyangkut kehidupannya, terutama dalam hidup keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi mandiri dan dewasa dalam hidup dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan mu amalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1 Bimbingan konseling Islam mempunyai tujuh jenis layanan yaitu layanan orientasi agama, layanan informasi keagamaan, layanan penempatan dan penyaluran bakat keberagamaan, layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama, layanan konseling agama perorangan/individual, layanan konseling agama kelompok, layanan bimbingan agama kelompok. Bimbingan konseling Islam berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman agama, pengobatan, pengentasan masalah keberagamaan, pencegahan dan penangkalan timbulnya masalah dan kesulitan beragama, fungsi pembinaan dan pengembangan hidup keberagamaan manusia. 2 Bimbingan konseling Islam diberikan kepada semua umat manusia bertujuan untuk mengentaskan permasalahan dan kesulitan yang dialaminya atau dalam 1 Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Padang: Angkasa Raya, 2004), h.118 2 Ibid., h. 111 1
2 mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia dalam segala aspek dan aktivitas kehidupannya agar bahagia di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S al-maidah ayat 2: (الماءدة : (٢ Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. (Q.S. al-maidah:2) Ayat di atas menjelaskan bahwa dianjurkan kepada umat manusia untuk saling menolong dalam berbuat kebaikan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa bimbingan konseling Islam sangat dibutuhkan untuk memanusiakan manusia atau menyempurnakan akhlak dan atau mengembangkan potensi diri manusia seoptimal mungkin. Selain itu juga ditegaskan dalam Q.S. az-zariyat ayat 56: (الذاریات : (٥٦ Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (Q.S. az-zariyat:56) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Salah satu makna ibadah dalam Islam adalah pengembangan potensi yang dimiliki manusia seoptimal mungkin, sehingga dengan berkembangnya potensi itu manusia bisa mendekatkan dan menyatukan jiwa. 3 Hal ini sesuai dengan tujuan bimbingan 3 Yahya Jaya, Kesehatan Mental, (Padang: Angkasa Raya, 2002), h. 98
3 konseling Islam yaitu agar manusia bisa mengembangkan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin. Ibadah adalah suatu tindakan yang dilaksanakan berdasarkan tata cara dan aturan Allah dan Rasul-Nya, mencakup segala bentuk perbuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dapat mendorong untuk meningkatkan kearah kesempurnaan, berguna untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan jiwa dan kebutuhan manusia menurut semestinya sehingga ibadah itu menjadi kebutuhan-kebutuhan yang berguna serta mempengaruhi kepada keadaan jiwa rohani Islam. 4 Salah satu ibadah yang paling dianjurkan Allah merupakan fardu ain bagi setiap muslim adalah ibadah shalat. Shalat merupakan ibadah yang dibawa Nabi Muhammad SAW dari peristiwa Isra dan mikraj. Ibadah tersebut langsung diterima Rasul dari Allah SWT melalui munajat dengannya di Sidratul Muntaha. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti, kedudukan dan peranan ibadah shalat dalam Islam. Shalat merupakan ajaran inti dari ibadah Islam dan kebutuhan jiwa muslim tertinggi yang tidak boleh diabaikan dalam kehidupan dunia. 5 Hukum shalat adalah fardhu ain. Dasar kewajiban shalat dapat dilihat dalam al-qur an tentang pujian dan janji baik yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang mendirikan shalat. Allah SWT dalam Q.S. al-baqarah ayat 3-5: 87 4 Rahman Ritongga & Zainudin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.3 5 Yahya Jaya, Psikoterapi Agama Islam, (Padang: IAIN Imam Bonjol, 1999), Cet, ke-1, h.
4 (البقرة : (٥ ٣ Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al-Baqarah:3-5) Celaan dan ancaman yang diberikan Allah SWT kepada orang yang meninggalkan atau melalaikan shalat, firman Allah SWT surat Al-Ma un ayat 4-5: (الماعون : (٥ ٣ Artinya: Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orangorang yang lalai dari shalatnya. (Q.S. Al-Ma un:4-5) Ayat di atas menjelaskan bahwa ibadah shalat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat manusia. Kesempurnaan dan kesuksesan (kesehatan dan kebahagiaan) jiwa manusia itu hanya diperoleh dengan cara mengilhami jiwa dengan jalan ketakwaan. Dalam ayat ini bukanlah persoalan mudah, karena dalam kenyataannya banyak orang berdusta dalam agama dan lalai dari shalatnya. Untuk itulah bimbingan dan konseling Islam penting dalam kehidupan keberagamaan. Selanjutnya dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW:
5 قل صل فا ءما فان م تثتطع فقا عدا فان م تثتطع فعل جنب (رواه البخاري ( Artinya: Shalatlah engkau dengan bediri, kalau engkau tidak mampu maka duduklah, dan kalau engkau tidak mampu untuk duduk maka shalatlah dengan berbaring. (H.r. Imam Bukhari) Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa jika tidak sanggup melakukan shalat dengan berdiri maka duduklah, jika tidak sanggup juga maka berbaringlah. Sesungguhnya Allah tidaklah mempersulit umatnya, dan salah satunya adalah tata cara shalat seperti ini bisa dilakukan umat ketika sedang dalam keadaan sakit. Kondisi sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Keberadaan rumah sakit sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesembuhan pada masyarakat. Pasien di rumah sakit tidak hanya mengalami sakit secara fisik, tetapi kondisi spiritual pasien juga sangat lemah. Sebagian pasien yang berada dirumah tidak ada yang melaksanakan shalat, alasan mereka tidak melaksanakan shalat bermacammacam, salah satunya adalah mereka dalam keadaan sakit bagaimana hendak melaksanakan shalat. Jika tidak ada yang mengingatkan dan membimbing pasien untuk beribadah ketika sakit, maka mereka tidak akan ada yang melaksanakan ibadah. Untuk itu mereka sangat membutuhkan tenaga profesional yaitu Konselor Ruhani Islam (Konseris), untuk di sekolah disebut dengan konselor, dan untuk yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) disebut dengan Ruhul Islam (Ruhis). Pelayanan bimbingan ibadah bagi pasien yang berada di rumah sakit dapat diberikan melalui tujuh layanan bimbingan konseling Islam, yaitu:
6 layanan orientasi agama, layanan informasi keagamaan, layanan penempatan dan penyaluran bakat keberagamaan, layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama, layanan konseling agama perorangan/individual, layanan konseling agama kelompok, layanan bimbingan agama kelompok. 6 Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada dua jenis layanan yaitu layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama, karena layanan ini selalu diberikan oleh Ruhul Islam (Ruhis) pada saat memasuki ruangan pasien pasca operasi dan ini juga termasuk kegiatan rutin yang dilakukan setiap memasuki ruangan pasien oleh Ruhul Islam (Ruhis) di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. Layanan informasi keagamaan adalah salah satu layanan kepada umat (pasien) menerima dan memahami berbagai informasi keberagamaan bertujuan untuk membekali umat beragama dengan berbagai hal yang sangat berguna bagi pengembangan hidup keberagamaan. 7 Layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama adalah layanan kepada pasien agar mampu mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar agama dengan baik, materi pengajian agama yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar agamanya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar agama lainnya agar berguna bagi kehidupan keberagamaan. Layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama disebut juga dengan layanan penguasaan 6 Yahya Jaya, Op. Cit. h.118-121 7 Ibid.
7 konten. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Yahya jaya bahwa layanan penguasaan konten adalah salah satu jenis layanan konseling yang memungkinkan orang atau umat beragama mengembangkan sikap dan tingkah laku keberagamaan yang baik dalam pembelajaran agama, materi belajar agama yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta berbagai aspek dari tujuan dan kegiatan belajar agama yang berguna bagi pengembangan kehidupan beragama ke arah yang lebih baik. 8 Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama dapat disebut sebagai layanan pengusaan konten, untuk selanjutnya penulis akan memakai istilah layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama. Melalui layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama pasien dapat mengetahui betapa pentingnya ibadah shalat. Pasien yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasien pasca operasi besar seperti operasi jantung, usus buntu, dan tumor. Operasi adalah tindakan pemeriksaan, tindakan pembedahan. 9 Operasi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat penyakit yang diderita oleh pasien. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 07 Desember 2016, pasien pasca operasi di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang dari 7 orang pasien pasca operasi, hanya 5 orang yang melaksanakan shalat selain dari itu tidak ada yang melaksanakan shalat. Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang terdapat 1 orang 8 Yahya Jaya, Wawasan Profesional Konseling KSKK Islam, (Padang: IAIN Imam Bonjol), 2014, h.101 9 William, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung:Citra Umbara, 1996), h.379
8 Ruhul Islam (Ruhis) dalam memberikan layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama agar pasien selalu berserah diri kepada Allah SWT dan melaksanakan ibadah shalat walaupun dalam keadaan sakit. Ruhul Islam (Ruhis) memasuki ruangan pasien pasca operasi sebanyak 1 kali dalam memberikan layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama tentang ibadah shalat yang berlangsung selama 10-15 menit. Namun ternyata dari 7 orang pasien yang sudah menerima layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama hanya 5 orang yang melaksanakan ibadah shalat, sedangkan 2 orang lainnya tidak melaksanakan ibadah shalat. bahwa: Hal di atas diperkuat oleh wawancara dengan Ruhul Islam (Ruhis) Pasien di rumah sakit telah diberikan layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama akan tetapi tidak semua pasien yang melaksanakan ibadah shalat. 10 Untuk memperkuat informasi juga dilakukan wawancara dengan bapak SY pasien pasca operasi dirawat diruangan Siti Mukmin (zall pria), ia menyatakan bahwa: Dua hari yang lalu ustad rumah sakit ini sudah masuk kesini dan beliau ceramah tentang ibadah shalat, tapi bagaimana saya hendak melaksanakan shalat nak, saya masih dalam keadaan sakit. 11 2016 10 Syukril Hidayat, Ruhul Islam, Padang Panjang, Wawancara Langsung, 07 Desember 11 Bapak SY, Pasien, Padang Panjang, Wawancara Langsung, 07 Desember 2016
9 Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa masih ada pasien yang meninggalkan shalat walaupun sudah diberikan layanan informasi keagamaan dan layanan bimbingan pembelajaran/pengajian keberagamaan oleh Ruhul Islam (Ruhis). Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti atau mengkaji lebih mendalam permasalahan ini dengan meneliti langsung di RSI Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. Oleh karena itu peneliti memilih permasalahan ini dengan diberi judul: Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam terhadap Pasien Pasca Operasi tentang Ibadah Shalat di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah Bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling Islam terhadap pasien pasca operasi tentang ibadah shalat di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang? 2. Batasan Masalah Agar lebih terarahnya penelitian ini, maka peneliti lebih memfokuskan pada: a. Layanan informasi keagamaan terhadap pasien pasca operasi tentang ibadah shalat di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang.
10 b. Layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama terhadap pasien pasca operasi tentang ibadah shalat di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana layanan informasi keagamaan terhadap pasien pasca operasi tentang ibadah shalat di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. b. Untuk mengetahui bagaimana layanan bimbingan pembelajaran/ pengajian agama terhadap pasien pasca operasi tentang ibadah shalat di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. 2. Kegunaan Penelitian a. Untu pihak rumah sakit, penelitian ini menjadi sumber informasi tentang kegiatan konselor Islam di rumah sakit. b. Sebagai pedoman bagi konselor Islam tentang layanan bimbingan konseling Islam terhadap ibadah shalat pasien pasca operasi. c. Sebagai upaya memperkaya wawasan dalam bidang penelitian tentang layanan bimbingan konseling Islam terhadap ibadah shalat pasien pasca operasi besar. d. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang peduli tentang layanan bimbingan konseling Islam terhadap ibadah shalat pasien pasca operasi besar.
11 D. Penjelasan Judul Layanan Bimbingan : Usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau Konseling Islam kelompok orang yang mengalami kesulitan masalah, baik lahiriah maupun bathiniyah yang menyangkut kehidupannya, terutama dalam hidup keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam hidup dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan mu amalah melalui berbagai jenis layanan. 12 Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada dua jenis layanan yaitu layanan informasi keagamaan dan bimbingan pembelajaran/ pengajian agama. Ibadah Shalat : Shalat menurut pengertian istilah ialah suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Shalat disyariatkan pada malam isra Mi raj. Hukumnya adalah fardhu ain bagi setiap orang muslim yang mukallaf, yang ditetapkan dengan dalil al-qur an, sunnah dan ijma. 13 12 Yahya Jaya, Op.Cit. h. 118 13 Rahman Ritonga & Zainudin, Fiqh Ibadah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 87
12 Pasien : Pasien adalah salah satu orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya di tempat praktek. 14 Pasien yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasien pasca operasi besar seperti operasi jantung, usus buntu, dan tumor. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka sistematika penulisan dibagi kepada beberapa bab: BAB I : Memuat tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan. BAB II : Memuat tentang landasan konseptual-teoritis yang berisikan tentang pengertian bimbingan konseling Islam, fungsi bimbingan konseling Islam, tujuan bimbingan konseling Islam, bidang bimbingan konseling Islam, jenis layanan bimbingan konseling Islam, pengertian ibadah shalat, macammacam shalat, rukun shalat wajib dan syarat-syarat shalat, tata cara pelaksanaan ibadah shalat wajib, shalat untuk pasien atau orang sakit, dan tujuan dan hikmah ibadah shalat wajib. 14 Soekidjo Notoadmojo. Promosi Kesehatan Dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta : 2007
13 BAB III : Memuat tentang metode penelitian yang berisikan pengertian metode penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV : Memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan tentang layanan bimbingan konseling Islam terhadap ibadah shalat pasien pasca operasi di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Yarsi Padang Panjang. BAB V : Penutup memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang membangun dari penulis.