GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG PMS (PRE MENSTRUASI SYNDROME) DENGAN KEJADIAN PMS (di SMA Hang Tuah 1 Surabaya Periode Juli 2012)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

Nisa khoiriah INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

Mitha Destyowati ABSTRAK

INSTRUMEN PENELITIAN MEDAN TAHUN 2010

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN 2015 Ummu Aiman 1, Alfia Novita Ningsih 2 1 Dosen Program Studi Kebidanan 2 Alumni Program Studi Kebidanan STIKes Bina Nusantara ABSTRAK Sindrom Pra yaitu merupakan keluhan-keluhan yang terdiri atas gangguan emosional perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada payudara yang biasanya dimulai satu minggu sampai beberapa hari sampai datangnya haid. Keluhan-keluhan. Di Indonesia dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi, yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Sindrom Pre Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015. Penelitian ini bersifat Deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 yaitu sebanyak 53 orang dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak. Dari hasil penelitian ini diperoleh tentang pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi didapati 24 responden (45,3%) yang berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi dan masih ada sebanyak 31 responden (58,5%) yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan antara pengetahuan dan sikap dengan sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015. Diperlukan upaya penyuluhan untuk dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan berkaitan khususnya dalam program kesehatan reproduksi. mpengaruhi pengetahuan WUS Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Sindrom Pramenstruasi ISSN:2460-4356 51

A. PENDAHULUAN Gangguan menstruasi bisa dikatakan sebagai gangguan yang dialami oleh wanita yang akan mengalami menstruasi. Gangguan tersebut dapat berupa pengurangan energi, mudah marah, nyeri dan regang payudara, napsu makan meningkat, banyak bertumbuhan jerawat serta perut kembung (Arisman, 2009). Dari penelitian di Asia Pasifik, di ketahui bahwa di Jepang Pre Menstrual Syndrom (PMS) dialami oleh 34 % populasi perempuan dewasa. Di Hongkong PMS dialami oleh 17 % populasi perempuan dewasa. Di Pakistan PMS dialami oleh 13 % populasi perempuan dewasa. Di Australia dialami oleh 44 % perempuan (Elvira, 2010). Sementara di Indonesia angka prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi, yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan berat. Sedangkan menurut Harunriyanto (2008) bahwa di Surabaya terdapat 1,07 %-1,31 % wanita dari jumlah penderita PMS datang kebagian kebidanan (Info sehat.com, 2012). Gejala PMS ini bisa lebih parah, dan disebut sebagai disforia pra menstruasi (PMDD), jika sudah mengganggu hubungan sosial dengan lingkungan, baik lingkungan pekerjaan maupun keluarga. Berbagai gejala ini biasanya muncul tujuh atau sepuluh hari sebelum menstruasi, dan hilang beberapa hari setelah pendarahan menstruasi dimulai (Proverawati, 2009). Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap terjadinya gangguan. 75 % wanita pada tahap remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. yang tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita menemui dr. Cakir M et al. Yang dalam penelitiannya menemukan bahwa sindrom pramenstruasi didapatkan pada 40% wanita, dengan gejala berat pada 2-10% penderita (Depkes RI, 2009). Pengetahuan akan membuat seseorang mampu mengambil keputusan. Jadi pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga seseorang mampu menyikapi dengan tepat gangguan yang terjadi pada dirinya, terutama gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksinya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( overt behaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasarkan oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap mahasiswa didapatkan data bahwa sindrom pra menstruasi (67%) dan dismenorea (33%) merupakan keluhan yang dirasakan paling mengganggu. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%) (Sianipar dkk, 2009). Masalah tentang kesehatan reproduksi remaja puteri juga ditemukan di sekolah SMA Negeri I Sei Rampah yaitu tentang sindrom pra haid, dimana siswa yang mengalami gejala-gejala ini sangat mengganggu bila berusaha untuk ISSN:2460-4356 52

berprestasi di sekolah atau menghadapi ujian. Ada sekitar 60% remaja putri yang mengalaminya sindrom pra haid. Sindrom pra haid yang timbul seperti rasa lemas, perut nyeri/kram dan kembung, nyeri pada payudara, susah tidur, nafsu makan berkurang, sulit berkonsentrasi, sehingga diantara mereka itu tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah (Anonim, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2013 di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015. Dari 295 siswi, penulis berhasil mendapatkan informasi melalui pembagian kuesioner terhadap 10 orang siswi tentang sindrom pra menstruasi, dengan hasil 3 siswi (30%) berpengetahuan baik, 3 siswi (30%) berpengetahuan cukup dan 4 siswi (40%) berpengetahuan kurang tentang gangguan menstruasi. Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 orang siswi ada 6 orang siswi yang mengalami sindrom pra haid. Sindrom pra haid yang timbul seperti nyeri/kram perut, regang pada payudara, timbul jerewat dan emosi yang labil. Adapun alasan pengambilan tempat di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda adalah dikarenakan siswi SMA Negeri 2 Kejuruan Muda ada 40% yang tidak mengerti tentang pengertian dan cara penanganan Sindrom Pra yang sebenarnya. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Sindrom Pra di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 B. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat Deskriptif kuantitatif (pendekatan waktu) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Dengan desain cross sectional (silang) dimana variabel independen dan dependent dikumpulkan secara bersamaan. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoadmodjo, 2010). 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan yang menjadi objek dalam penelitian. Yaitu seluruh remaja putri di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015. a. Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Yaitu siswi kelas XI yang telah mempelajari tentang sistem reproduksi dan menstruasi secara detail serta memiliki waktu yang cukup untuk dilakukan penelitian. b. Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel. Yaitu siswi kelas X, karena di kelas X belum ada pelajaran mengenai sistem reproduksi dan siswi kelas XII, yang sedang mengikuti ujian nasional dan ujian akhir sekolah. Sampel merupakan sebahagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak dan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini didapat menggunakan rumus sebagai berikut: = 1 + ( ) ISSN:2460-4356 53

Keterangan : : besarnya jumlah sampel : jumlah populasi 1 : konstanta tetap : presisi (derajat ketepatan) = 1 + ( ) 109 = 1 + 109(0,1 ) 109 = 1 + 109(0,01) = 109 1 + 1,09 = 109 2,09 = 52,15 = 53 Sehingga sampel yang diangkat sebanyak 53 orang Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan rumus Proportional Random Sampling dimana jumlah sampel tiap-tiap kelas di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara yaitu pengambilan sampel pada setiap strata (kelas) secara proporsional agar setiap orang memiliki peluang yang sama (proportional stratified random sampling) yaitu dengan cara : 1. Sampel yang diambil berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus : n = x N x S Dimana, n : Jumlah sampel proporsional x : Jumlah populasi proporsional N : Jumlah populasi total n = S : Jumlah sampel total Maka rumus jumlah sampel secara proporsional sebagai berikut: x jumlah sampel = Jumlah sampel yang diambil tiap kelas Setelah itu dibuat daftar list dari nomor 1 sampai 109 Penentuan sampel dengan cara mencabut undian/lotre, dilakukan seterusnya sampai sejumlah sampel yang diinginkan yaitu 53 responden. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil penelitian pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2015 dengan jumlah sampel yang didapat sebagai responden yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 53 responden, diperoleh data sebagai berikut: 1. Remaja Puteri Yang Mengalami Sindrom Pra Tabel.1 Distribusi Frekuensi Remaja Putri Yang Mengalami Sindrom Pra di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 No Remaja Puteri Yang Mengalami Sindrom Pra Frekuensi Persentase (%) 1 Ya 30 56,6 % 2 Tidak 23 43,4 % Jumlah 53 100 % ISSN:2460-4356 54

2. Pengetahuan Remaja Putri Tabel.2 Distribusi Frekuensi PengetahuanRemaja Putri Tentang Sindrom Pra di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 Pengetahuan remaja putri tentang Frekuensi Sindrom Pra 1. Baik 13 24,5 No Persentase (%) 2. Cukup 16 30,2 3. Kurang 24 45,3 Jumlah 53 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, yang mayoritas terdapat 24 responden (45,3%) berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi. 3. Sikap Remaja Putri Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Sindrom Pra di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 No Sikap remaja putri tentang Sindrom Pra Frekuensi Persentase (%) 1. Positif 22 41,5 2. Negatif 31 58,5 Jumlah 53 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, yang mayoritas terdapat 31 responden (58,5%) yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi. 4. Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Sindrom Pra Tabel. 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Sindrom Pra Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Tahun 2015 N o Pengeta huan Sindrom Pra Ya Tidak Jumlah F % F % F % 1 Baik 7 53,8 6 46,2 13 100 2 Cukup 13 81,2 3 18,8 16 100 3 Kurang 10 41,7 14 58,3 24 100 Jumlah 30 23 53 100 Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa dari 53 responden, didapatkan remaja puteri yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi dan memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 responden (58,3%). 5. Sikap Remaja Putri Terhadap Sindrom Pra Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Terhadap Sindrom Pra Di SMA Negeri Kejuruan Muda Tahun 2015 No Sikap Sindrom Pra Ya Tidak Jumlah F % F % F % 1 Positif 12 52,4 10 47,6 22 100 2 Negatif 18 59,4 13 40,6 32 100 Jumlah 30 23 53 100 ISSN:2460-4356 55

Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa dari 53 responden, didapatkan remaja puteri yang mengalami sindrom pra menstruasi dan memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 19 responden (59,4%). 2. Pembahasan 1. Sindrom Pra Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 berdasarkan Pengetahuan Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juni 2015 dengan jumlah responden 53 orang, maka dapat dibahas hasilnya sebagai berikut: Pada tabel. 4 diatas dari 53 responden, mayoritas yang berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 24 (45,3%) responden dengan 14 (58,3%) responden yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi yang memiliki pengetahuan kurang dan minoritas yang berpengetahuan cukup dan tidak mengalami sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 3 (18,8%) responden. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan secara persentase yang menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja putri tentang sindrom pra menstruasi. Dimana semakin tinggi pengetahuan maka akan semakin baik pula pemahaman remaja putri dalam menghadapi sindrom pra menstruasi. Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang sindrom pra menstruasi disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan remaja putri serta kurangnya tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja. Sindrom Pra yaitu merupakan keluhan-keluhan yang biasanya dimulai satu minggu sampai beberapa hari sampai datangnya haid, walaupun kadangkadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Keeluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa rasa malas, gelisah, sulit tidur nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada payudara (Prasetyaningtyas, 2007). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengam sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Ayu Mustika (2012) tingkat pengetahuan mahasiswi yang berpengetahuan baik 9 mahasiswi (19,57%), berpengetahuan cukup 28 mahasiswi (60,86 %). Dan yang berpengetahuan kurang yaitu 9 mahasiswi (19,57%). Dari data diatas tingkat pengetahuan mahasiswi kebidanan tingkat II tentang gangguan menstruasi terbanyak yaitu pada kategori cukup yaitu sebesar 28 mahasiswi (60,86%). Asumsi penelitian mengatakan pengetahuan responden yang masih kurang bisa saja karena jarang menerapkan pengetahuan yang mereka miliki khususnya tentang sindrom pra menstruasi ini. Pada dasarnya suatu pengetahuan menjadi sempurna dan akan selalu teringat apabila dipahami. Selain itu sumber ISSN:2460-4356 56

informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin banyak dan lengkap informasi yang diperoleh, maka akan semakin baik pula pengetahuannya. 2. Sindrom Pra Di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 berdasarkan Sikap Pada tabel.5 diatas dari 53 responden, mayoritas yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 31 (58,5%) responden dengan 10 (47,6%) responden yang memiliki sikap positif dan mengalami sindrom pra menstruasi dan minoritas yang memiliki sikap positif tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 22 (41,5%) responden. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan secara persentase yang menunjukkan bahwa remaja putri lebih banyak bersifat negatif terhadap sindrom pra menstruasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan serta tidak adanya keinginan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakukan secara positif, sehingga remaja putri lebih cenderung memiliki sikap yang negatif. Azwar (2012) sikap adalah Sikap adalah suatu pola prilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, yang merupakan respon terhadap stimulasi sosial yang telah terkoordinasi. Sikap dapat juga didefenisikan sebagai aspek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek (Azwar, 2012). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sondang Sidabutar (2012) dari 67 responden terdapat 28 (41,8%) responden yang memiliki sikap positif dan sebesar 39 (58,2%) responden yang memiliki sikap negatif. Jadi mayoritas yang memiliki sikap negatif yaitu sebesar 24 (52,2%) responden. Menurut asumsi peneliti menunjukkan sikap dapat memengaruhi remaja putri tentang sindrom pra menstruasi, dikarenakan remaja putri kebanyakan memiliki sikap negatif. Pada dasarnya sikap mempengaruhi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, semakin positif sikap remaja putri maka akan semakin baik dalam menyikapi sindrom pra menstruasi. D. PENUTUP 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015, maka daat disimpulkan sebagai berikut: Dari 53 responden, mayoritas yang berpengetahuan kurang tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebesar 24 (45,3%) responden dengan 14 (58,3%) responden yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi yang memiliki pengetahuan kurang. Dari 53 responden, mayoritas responden yang memiliki sikap negatif tentang sindrom pra menstruasi yaitu sebanyak 31 (58,5%) dengan 10 (47,6%) responden yang memiliki sikap positif dan mengalami sindrom pra menstruasi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/. (Dikutip pada tanggal 18 Maret 2015). ISSN:2460-4356 57

Anonim. 2012. http://www.bluishy.blogspot.com (Dikutip pada tanggal 18 Maret 2015). Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Azwar. 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Brunner dan Suddarth, 2008. (Dikutip pada tanggal 23 Maret 2015). Depkes RI. 2009. Majalah Kedokteran Indonesia. http://www.depkesri.go.id/ reproduktif, health/ Indonesia Magazine physician.html (Dikutip pada tanggal 11 Maret 2015). Elvira dan Sylvia, D., 2010. Sindrom Pra- Normalkah?. Jakarta : FKUI Humam, 2003. http://satriodamarpanuluh.blogspot. com/2011/06/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html (Dikutip pada tanggal 22 april 2015). Info Sehat.com. http://informasisehatwanita.html 2012. (Dikutip pada tanggal 25 Maret 2015). Manan, El. 2011. Miss V. Yogyakarta: Buku Biru Machfoedz, Irham. 2009. Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran Disertai Contoh Thesis, Skripsi, KTI. Jakarta: Fitramaya. Maulana.2009. Ilmu Penelitian dan Pengetahuan. Yogyakarta: Fitramaya Musa, Arisman. 2008. Gizi Dalam daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran Palembang EGC Nashruna, Ifana, dkk. 2012. Hubungan Aktivitas Olahraga Dan Obesitas Dengan Sindrom Pra. Surakarta: Gaster Notoatmodjo, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan., Jakarta: Salemba Medika Prasetyaningtyas, Deasylawati. 2007. Tetap Happy Saat. Surakarta: Indiva Media Kreasi: Proverawati, Atikah. 2009. Yogyakarta: Nuha Medika. Menarche. Saydam, Syafni. 2012. Waspadai Penyakit Reproduksi. Jawa Barat.: Pustaka Reka Cipta Sherwen, dkk. 2012. http://klipingut.wordpress.com (Dikutip pada tanggal 16 Maret 2015). Sianipar, Olaf, dkk. 2009. Artikel Penelitian. http://www.google.com/ (Dikutip pada tanggal 22 Maret 2015). Suparman dan Ivan. 2011. http://www.tabloid-wanita- ISSN:2460-4356 58

indonesia.com/ (Dikutip pada tanggal 18 Maret 2015). Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Yahya, Najibah. 2010. Kesehatan Reproduksi Pra Nikah. Jakarta: Tiga Kelana ISSN:2460-4356 59