BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya dalam aspek fisik intelektual, emosional, sosial dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak. ditentukan oleh maju-mundurnya pendidikan bangsa itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

I. PENDAHULUAN. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, sehat jasmani dan rohani. Tahun 2016 kegiatan pembelajaran di sekolah dasar sudah mulai menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat pembelajaran yang menekankan kepada kompetensi inti dan kompetensi dasar, bersifat tematik dan melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui pendekatan scientific mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan dan tulisan),menganalisis (menguhungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita atau konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, dan lain-lain). Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Tujuan pembelajaran tematik adalah mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama, mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi,agar peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata seperti bercerita, bertanya, 1

2 menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain dan menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas manusia yang jauh lebih baik dan menambah wawasan yang lebih luas, serta dengan menggunakannya pembelajaran tematik membuat siswa jauh lebih aktif dan mandiri. Hasil pembelajaran merupakan proses yang dirancang teratur untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Menurut Permendikbud No. 53 Tahun 2015 pasal 5 ayat 1 Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas IV SDN Asmi Bandung terdapat masalah dimana hasil belajar masih rendah pada pembelajaran tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku. Hal tersebut ditandai oleh rendahnya nilai siswa terhadap materi ajar pada saat guru menjelaskan, sehingga guru harus menjelaskan kembali. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku salah satunya adalah dalam proses pembelajaran, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada proses pembelajaran masih kurang sesuai dengan kondisi siswa dikelas. Selain itu, guru masih kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru melakukan tes atau evaluasi sebagian siswa tidak dapat menjawab soal evaluasi sehingga hasil evaluasi siswa pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dimana masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Dari jumlah siswa 30, hanya 13 siswa yang mendapatkan nilai tuntas memenuhi KKM atau sekitar 43,33% dan siswa lain mendapatkan nilai di bawah 75 (dibawah KKM) yang artinya belum tuntas atau sekitar 56,67%. Dengan demikian tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang yang diharapkan.

3 Selain itu, ditemukan juga beberapa tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan harapan guru, seperti kurang percaya diri ketika KBM berlangsung, bergurau dengan teman saat diterangkan, tidak mengerjakan PR, tidak mau membuat catatan, tidak mau memperhatikan saat diterangkan dan lain sebagainya. Perilaku yang ditunjukan sebagian anak tersebut merupakan suatu tindakan yang negatif yang akan menghambat pencapaian hasil belajar. Jika kondisi pembelajaran yang demikian terus berlangsung tanpa ada perbaikan, maka tujuan dari pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu peneliti hendaknya dapat mengatasi masalah pembelajaran tersebut, salah satunya yaitu dengan merubah model pembelajaran yang digunakan dari model konvensional berupa ceramah dengan model inkuiri. Untuk mempelajari sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu siswa untuk mendengarkan, melihat/membaca, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan yang lain. Yang paling penting siswa perlu melakukan memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan, dan melakukan tugastugas yang bergantung pada pengetahuan yang telah mereka miliki atau harus mereka capai. Kita tahu bahwa siswa belajar paling baik dengan cara melakukan. Model pembelajaran yang efektif akan membantu siswa membayangkan objek yang diharapkan dalam pembelajaran. Melalui model inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa diberikan kebebasan untuk mencari konsep-konsep yang ada dalam materi berdasarkan penemuannya. Dalam metode inkuiri siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah. Melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya akan mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa dan siswa tidak akan cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut juga akan berdampak pada hasil belajar siswa.

4 Piaget mendefinisikan model inkuiri sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Diharapkan dengan menggunakan model Inkuiri ini dapat dijadikan pengetahuan dan pembelajaran bermakna serta relevan bagi siswa, memberi kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri serta bisa bekerja sama dengan teman sebaya, gurupun hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti sebagai penulis bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Indahnya Kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada Siswa Kelas IV SDN Asmi Bandung Kecamatan Regol Kota Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasakan uraian diatas dapat disimpulkan pada masalah-masalah sebagai berikut : 1. Dalam proses pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar Negeri Asmi Bandung anak cenderung tidak memahami pengetahuan sehingga kurangnya hasil belajar. 2. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada guru. 3. Guru kurang mampu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Asmi Bandung. 5. Kurangnya percaya diri siswa kelas IV saat menjawab pertanyaan guru.

5 C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah secara umum dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : Apakah penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema Indahnya Kebersamaan subtema Indahnya Keberagaman Budaya Bangsaku di kelas IV SDN Asmi Bandung? Rumusan masalah umum tersebut dapat dijabarkan secara khusus yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanan model Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dala tema Indahnya Kebersamaan pada siswa kelas IV SDN Asmi Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan model Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam tema Indahnya Kebersamaan pada siswa kelas IV SDN Asmi Bandung? 3. Apakah melalui model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam tema Indahnya Kebersamaan pada siswa kelas IV SDN Asmi Bandung? 4. Apakah melalui model Inkuiri dapat meningkatkan percaya diri siswa kelas IV SDN Asmi Bandung? D. Pembatasan Masalah Memperhatikan hasil diidentifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanyaan pertanyaan penelitian yang telah diutarakan, diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun, menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka dalam penelitian ini penulis memandang perlu memberikan batasan masalah secara jelas sebagai berikut : 1. Objek dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa SD kelas IV di SDN Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung 2. Penulis melakukan penelitian pada tema Indahnya Kebersamaan mengenai hasil belajar siswa dan percaya diri siswa 3. Dari sekian banyak sub tema pada tema Indahnya Kebersamaan, dalam penelitian ini hanya akan mengkaji dan menelaah pembelajaran pada subtema 1 Keragaman Budaya Bangsaku

6 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. b. Untuk mengetahui pelaksanaan perencanaan pembelajaran penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Inkuiri pada tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Hasil penelitian ini diharapkan guru dan peneliti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang model Inkuiri. Mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. b. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan perencanaan pembelajaran penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema

7 Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. c. Mendeskripsikan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Inkuiri tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Asmi Bandung dalam tema Indahnya Kebersamaan setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri. 2) Meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Asmi Bandung terhadap bahan ajar. 3) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Asmi Bandung. 4) Meningkatkan percaya diri siswa kelas IV SDN Asmi Bandung dalam mengemukakan pendapatnya. b. Bagi Guru 1) Dapat menambah pengetahuan guru dalam mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan Model Inkuiri. 2) Meningkatkan model pembelajaran di kelas IV SDN Asmi Bandung yang mengutamakan pada hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Inkuiri. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pendidikan siswa di SDN Asmi Bandung. 2) Meningkatkan kualitas sekolah. 3) Meningkatkan penggunaan berbagai model pembelajaran.

8 d. Bagi Peneliti 1) Mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. 2) Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan perencanaan pembelajaran penerapan model Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. 3) Mendeskripsikan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model Inkuiri tema Indahnya Kebersamaan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku kelas IV SDN Asmi Bandung. G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variable dalam bentuk yang dapat di ukur. Untuk mengatasi ketidakjelasan makna dan perbedaan pemahaman. Mengenai istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka istilah tersebut perlu di jelaskan. Definisi operasional dan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut : Piaget (dalam Kurniawan, 2008, hlm. 14) mendefinisikan bahwa model pembelajaran Inkuiri sebagai pembelajaran yang mempersiapakan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan orang lain. Kuslan dan Stone (Dahar dan Liliasari 1986, dalam Iskandar,1996/1997, hlm. 68) mendefinisikan pendekatan Inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuan.

9 Pembelajaran Inkuiri menekankan proses mencari dan menemukan, sedangkan peran siswa dalam strategi ini mencari dan menemukan sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa. Strategi pembelejaran Inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran ini akan terasa lebih bermakna. Strategi ini sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, krtitis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran Inkuiri berorientasi pada keterlibatan siswa secara maksimal dalam kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses Inkuiri. Ada tiga ciri dalam pembelajaran Inkuiri, yaitu: Pertama, strategi Inkuiri menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menemukan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis. Menurut Sanjaya (2009, hlm. 68), penggunaan Inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa mampu interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan), prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir (Learning ho to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).

10 Pendekatan Inkuiri adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta dan membangun konsep-konsep dan teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti para ilmuan, tetapi keterampilan Inkuiri tidak menjadikan setiap siswa menjadi ilmuan. H. Sistematika Skripsi Penelitian skripsi dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas disusun dengan sistematika sebagai berikut : 1. Bagian Pembuka Skripsi Adapun bagian pembuka didalam skripsi disusun dengan urutan sebagai berikut : a. Halaman Sampul b. Halaman Pengesahan c. Halaman Moto dan Persembahan d. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi e. Kata Pengantar f. Ucapan Terimakasih g. Abstrak h. Daftar Isi i. Daftar Tabel j. Daftar Gambar k. Daftar Lampiran 2. Bagian Isi Skripsi Sistematika yang ada dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu : a. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan ini bermaksud untuk mengantarkan pembaca kedalam suatu masalah diantaranya sebagai berikut : 1) Latar belakang masalah, 2) Identifikasi masalah,

11 3) Rumusan Masalah, 4) Tujuan Penelitian, 5) Manfaat Penelitian, 6) Definisi Operasioanal, dan 7) Sistematika Skripsi. b. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Bab II ini berisikan deskripsi teoritis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, bijaksana, peraturan yang ditunjang hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Adapun isi dari bab II ini adalah sebagai berikut : 1) Kajian teori, 2) Hasil penelitian, 3) Kerangka pemikiran dan paradigma penelitian 4) Asumsi dan hipotesis. c. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkahlangkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Adapun isi dari bab III ini sebagai berikut : 1) Metode penelitian, 2) Desain penelitian, 3) Subjek dan Objek penelitian, 4) Pengumpulan data dan Instrumen penelitian, 5) Teknik analisis data, 6) Prosedur penelitian. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menyampaikan dua hal utama, yaitu sebagai berikut : 1) Temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan

2) Pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. 12 e. Bab V Simpulan dan Saran Merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian, kesimpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil penelitian dan analisis data. Sedangkan, saran merupakan rekomendasi yang ditunjukkan kepada peneliti berikutnya tentang tindak lanjut ataupun masukan hasil penelitian.