BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Di

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6/23/2011 GASIFIKASI

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

Iklim Perubahan iklim

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang keberadaanya dialam terbatas dan akan habis. dalam kurun waktu tertentu, yaitu minyak bumi, gas alam, dan

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

MAKALAH PENYEDIAAN ENERGI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 GASIFIKASI BATU BARA

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

PENGARUH GAS COOLER DAN FILTER PADA PROSES GASIFIKASI BIOMASSA CANGKANG BIJI KARET MENGGUNAKAN DOWNDRAF GASIFER

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

OLEH : NANDANA DWI PRABOWO ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Penentuan Emisivitas Gasifier Tipe Downdraft Berbahan Bakar Tempurung Kemiri

PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan kompor masak gasifikasi

GASIFIKASI LIMBAH BIOMASSA. Muhammad Syukri Nur, Kamaruddin A. dan Suhendro Saputro Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan,Universitas Darma Persada

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

Pendahuluan ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN. Jika Σ E meningkat kegiatan : - ekonomi - ilmu pengetahuan - apresiasi manusia Akan berkembang dengan subur

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

BAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB 1 PENDAHULUAN ANALISA KARAKTERISTIK ALIRAN DINGIN (COLD FLOW) DI GAS BURNER SITEM GASIFIKASI DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

MINYAK bumi merupakan salah satu energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

ANALISA KARAKTERISTIK GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN PENGATURAN AIR FUEL RATIO (AFR)

PENGARUH FILTER DAN CYCLONE PADA REAKTOR GASIFIKASI TIPE UPDRAFT TERHADAP HASIL PEMBAKARAN SYN-GAS

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

Potensi Pengembangan Bio-Compressed Methane Gases (Bio-CMG) dari Biomassa sebagai Pengganti LPG dan BBG

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN DIMENSI TENGGOROKAN RUANG REDUKSI GASIFIER TIPE DOWNDRAFT UNTUK GASIFIKASI LIMBAH TONGKOL JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

Genset dengan bahan bakar gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran merupakan salah satu proses pengeringan yang ekonomis. Namun, penjemuran merupakan proses yang sangat tergantung dengan cuaca. Penjemuran pada cuaca yang cerah dapat menghasilkan biji dengan kadar air dan warna baik. Faktor lain yang mempengaruhi proses ini adalah lama pengeringan untuk menghindari pertumbuhan jamur. Kebutuhan masyarakat terhadap sistem pengeringan bahan pertanian dengan kriteria biaya operasional rendah dan kinerja memadai semakin meningkat. Sistem pengeringan dengan kriteria tersebut umumnya memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti biomassa, panas bumi, panas radiasi surya dan tidak termasuk didalamnya yang menggunakan bahan bakar minyak (fosil). Beberapa jenis pengeringan dengan kriteria biaya operasional rendah dan kinerja memadai adalah sistem pengering surya yang memanfaatkan mekanisme efek rumah kaca seperti greenhouse effect (GHE) solar dryer (Kamaruddin, 2007). Sistem pengering yang memanfaatkan panas bumi terdapat di Kamojang yaitu Geothernal Energy Dryer for Beans and Grains Drying (Sumotarto, 2007). Pengembangan jenis pengeringan tersebut memiliki daya saing yang tinggi dan sangat dibutuhkan dalam industri pengolahan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. 1

Biomassa merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang tersedia dalam jumlah besar. Salah satu biomassa yang banyak dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah tongkol jagung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 produksi jagung di Indonesia mencapai 17.659.000 ton dan mengalami peningkatan sebesar 1.342.000 ton dari tahun 2008. Jumlah produksi tersebut tentunya akan menghasilkan sisa-sisa panen seperti batang pohon dan tongkol jagung. Berat jagung tersebut merupakan berat total biji jagung ditambah dengan tongkol jagung. Menurut Schneider (1995), jagung mengandung 2 bagian antara lain 20% tongkol jagung dan 80% biji jagung. Dari jumlah produksi jagung pada tahun 2009, berarti dihasilkan sekitar 3.531.800 ton tongkol jagung. Jumlah yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif. Selama ini, limbah tongkol jagung hanya dijadikan pengganti bahan kayu bakar oleh masyarakat, namun hal ini dirasa masih belum maksimal. Menurut Higman dan Burg (2003), gasifikasi limbah pertanian berupa biomassa tongkol jagung dipilih sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan limbah biomassa menjadi energi. Gasifikasi biomassa merupakan suatu proses dekomposisi termal dari bahan-bahan organik melalui pemberian sejumlah panas dengan jumlah oksigen yang terbatas untuk menghasilkan synthesis gas yang terdiri dari CO, H2, CH4 sebagai produk utama dan sejumlah kecil arang karbon dan abu sebagai produk ikutan. Alat yang digunakan untuk proses gasifikasi dinamakan gasifier. Menurut Kasih (2009), telah dilakukan percobaan gasifikasi tongkol jagung menggunakan gasifier tipe downdraft, tongkol jagung tersebut dicacah kecil dengan ukuran kurang dari 15 mm. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat 2

disimpulkan bahwa tongkol jagung dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memproduksi gas. Teknologi gasifikasi biomassa merupakan suatu bentuk konversi energi yang terkandung di dalam biomassa. Pada teknologi ini bahan bakar biomassa diurai di dalam reaktor (ruang bakar) dengan udara terbatas. Dengan kata lain, proses gasifikasi biomassa merupakan proses pembakaran tidak sempurna yang melibatkan reaksi antara oksigen secara terbatas dengan bahan bakar padat berupa biomassa. Uap air dan karbon dioksida hasil pembakaran direduksi menjadi gas yang mudah terbakar, yaitu karbon monoksida (CO), hidrogen (H2) dan methan (CH4). Gas gas produksi ini disebut synthetic gas atau syngas. Gas hasil gasifikasi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan api yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai energi panas pengering bahan pertanian seperti biji-bijian dan umbi-umbian. Pengeringan produk pertanian pada umumnya membutuhkan suhu antara 45-50 o C yang bertujuan untuk menjaga sifat fisik bahan agar tidak rusak. Penukar panas (heat exchanger) sering digunakan untuk proses pengeringan terutama untuk mengatasi kendala asap yang dihasilkan dari pembakaran langsung. Disamping itu, penggunaan penukar panas dapat lebih mengefektifkan pengendalian suhu proses dibandingkan dengan menggunakan energi panas langsung dari pembakaran. Fungsi utama dari penukar panas yaitu mempertukarkan panas dari satu fluida ke fluida lain. Fluida-fluida tersebut dicegah bercampur satu dengan lainnya oleh pembatas seperti dinding pipa. 3

Penukar panas yang umumnya digunakan berupa konfigurasi pipa-pipa atau plat (Syah, 2013). Dari adanya teknologi gasifier dan heat exchanger tersebut maka limbah biomassa diharapkan dapat dimanfaatkan sehingga hasil dari proses gasifikasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pengering. Untuk mendapatkan standar produk pertanian yang diinginkan diperlukan modifikasi sistem peralatan pengeringan dengan menganalisis pola kinerja gasifier dan alat pengering agar output yang dikeluarkan sesuai dengan yang diinginkan misalnya memperhatikan parameter suhu yang diterima langsung ke pengering. Selain itu karena sifat dari produk pertanian yang mudah terpengaruh oleh bau lingkungan maka digunakan alat penerus panas (heat exchanger) sehingga udara panas yang digunakan sebagai pemanas biji diharapkan lebih bersih dan dapat digunakan sebagai pengatur suhu agar tetap konstan. 1.2. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja gasifier dan alat pengering. Kehilangan panas yang diserap oleh dinding (shell) penukar panas tidak diperhatikan. Pengambilan data debit dilakukan ketika kondisi alat dingin dan tidak diperhatikan perbedaan massa jenis aliran udara pada proses heat exchanger. Dalam analisis energi gasifier menggunakan metode pemanasan air. Grate pada gasifier menggunakan ukuran 12,5 cm. Bahan utama adalah tongkol jagung sebagai bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini. Tongkol jagung dalam penelitian ini tidak diperhatikan jenis 4

dan keseragaman ukurannya. Perlakuan bahan biomassa dijemur sebelum digunakan dalam pengujian dan tidak dilakukan pengujian kadar air. Dalam pengambilan tar hanya diambil di bagian cyclone. Untuk variasi pengambilan data digunakan variasi bukaan kran pada input blower yaitu kondisi bukaan penuh blower A, kondisi tertutup pada kran blower A, bukaan seperempat blower B, bukaan setengah blower B dan bukaan penuh blower B. 1.3. Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui pola kinerja gasifikasi tongkol jagung yang dihubungkan ke alat pengering dan untuk mengetahui besarnya efisiensi dari pola kinerja gasifikasi untuk pengeringan. Tujuan Khusus dari Penelitian ini untuk mengetahui : a. Distribusi panas dari gasifier ke alat pengering. b. Efisiensi dari kinerja gasifier dan alat pengering ditinjau dari distribusi energi panas yang terdapat pada kompor dan heat exchanger yang dihubungkan pada box pengering. 1.4. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan keilmuan di bidang energi alternatif, meningkatkan kreatifitas pada diri mahasiswa mengenai pengembangan energi alternatif dengan metode gasifikasi-pengering, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya 5

mengenai penyempurnaan model gasifikasi untuk pengeringan yang efektif dan memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi dari penelitian sebelumnya. 6