PERANAN PEMBELAJARAN PPKN DAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL ARTIKEL SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB V PENUTUP. Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter terletak pada strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

Kode Kehormatan Pramuka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

STRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang paling urgen dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PERANAN PEMBELAJARAN PPKN DAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL ARTIKEL SKRIPSI Oleh : Restu Dwi Payanti NPM. 13144300031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2017 54

55 PERANAN PEMBELAJARAN PPKN DAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMA NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL Restu Dwi Payanti Universitas PGRI Yogyakarta Restudwi300@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pembelajaran PPKn dan Kegiatan Kepramukaan dalam Membentuk Karakter Siswa Di SMA N 1 Pajangan Bantul. Pengumpulan data dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif deduktif sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Keabsahan data ditempuh dengan cara trianggulasi data, yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan data-data yang lainnya. Simpulan dari penulisan skripsi ini adalah peranan pembelajaran PPKN dan Kegiatan kepamukaan dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri Pajaangan Bantul. Sebagai fasilitator, motivator, teladan, dan pendidik walaupun belum sepenuhnya semua peran dapat dilaksanakan dengan maksimal. Namun, kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan menggunakan metode pendidikan kepramukaan antara lain pengamalan kode kehormatan pramuka disetiap kegiatan, belajar dan melakukan, serta penghargaan berupa tanda kecakapan. Kata Kunci: Karakter, PKn, Pramuka ABSTRACT This research aimed to know the roles of Civics Learning and Scout Activites in Forming students charaecter in Senior High School 1 Pajangan Bantul. Data were collected by documentation. Data analysis used deductive descriptive until produced conclusion from data collected. Data validation was conducted by data triangulation that was by comparting data collected with another data. The conclusion mating is the Roles of Civics Leaming and Scout Activities in Forming Students Character in Senior High School 1 Pajangan Bantul. Meranwhile teachers role as facilitator, motivator, good model, and teacher although was nit be able to do all roles maximally yet. Even though, the activities been executed using scout education method as implementing scout honorary code in every activity, learning by doing, and alos appreciation as proficiancy symbol. Keywords: charaacter, civics sducation, scout.

56 PENDAHULUAN Saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami perkembangan yang sangat komplek akibat pengaruh derasnya arus informasi baik melalui media elektronik maupun media cetak. Dalam kondisi yang seperti ini masyarakat Indonesia selalu berubah, baik yang berada di perkotaan maupun di perdesaan. Melihat kondisi seperti itu, idealnya pendidikan tidak hanya berorentasi pada masa lalu dan masa kini saja, tetapi sudah seharusnya bisa mengantisipasi dan membahas masa depan. Pendidikan hendaknya dapat melihat jauh ke depan, memikirkan tentang apa yang kira-kira akan dihadapi peserta didik dan memberi solusi dan pemecahannya. Pendidikan pada umumnya, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya saat ini bukan lagi sekedar memahami warga negara dan ideologi negara akan tetapi lebih mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Sebab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan dewasa ini menuntut bagaimana peserta didik mampu dan memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki keahlian agar mampu beradaptasi dan mengimbangi perkembangan yang terjadi. Keadaan tersebut mendorang lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, ketrampilan dan mengembangkannya baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Salah satu pendidikan non formal tersebut adalah melalui pendidikan kepramukaan. Memjadikan kreatifitas siswa bertambah dalam segi pembelajaran di luar lingkungan sekolah. Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan yang bersifat non formal berusaha membantu pemerintah

57 dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsa. Hal ini dilihat dari prinsip dasar metodik pendidikan pramuka, yaitu yang tertera dalam Dasadarma Pramuka: 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembita 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011:35) Isi dari Dasadarma tersebut selaras dengan sila-sila Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Dasadarma sebagai kode kehormatan dan sebagai ketentuan moral Pramuka sedangkan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang harus diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia. Karena itu kegiatan kepramukan sebagai non pendidikan membantu siswa dalam memahami lebih lanjut khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran umtuk menjadi warga negara kesaruan republik Indonesia lebih baik lagi. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan nasional

58 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan keadaan yang demikian, maka mendorong penulis untuk mengadakan penelitian di salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, lembaga pendidikan tersebut adalah SMA N 1 Pajangan Bantul. Dari hasil observasi pendahuluan yang penulis melakukan, SMA N 1 Pajangan Bantul adalah lembaga pendidikan tingkat atas yang terletak di Jl. Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta yang bertujuan membantu terbentuknya insan cerdas yang Berbudaya, Berdisiplin dan Berakhlaq Mulia, Berkepribadian Indonesia, Kreatif dan Inovatif, Berprestasi secara Optimal, serta berwawasan Lingkungan. KEJIAN TEORI A. Peranan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan Warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

59 menjadi Warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945. Menurut Somantri (2001:154) mengemukakan bahwa: PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar Warga Negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi Warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Berdasarkan modul Kapita Selekta PKn (2006: 7) Pengertian PKn adalah: Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan Warga Negara dengan negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dilihat bahwa PKn merupakan suatu mata pelajaran yang membekali siwa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan Warga Negara dengan negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara yang bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia agar menjadi Warga Negara yang mampu diandalkan oleh bangsa dan negara. Jadi pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

60 suatu wahana untuk dapat menciptakan Warga Negara Indonesia yang memiliki perilaku yang mencerminkan nilai luhur Pancasila yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. B. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas (kemedikbud: 2010) Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalu pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

61 Menurut Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas (Kemendiknas, 2010). Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berlandaskan kebijakan-kebijakan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Menurut (Lickona dalam Saptono, 2011: 23). Berdasarkan pemaparan di atas pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja. Guna membentuk kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang nilai-nilai karakternya tidak relatif sehingga terbentuk ciri atau karakteristik tertentu yang ditanamkan dan dipraktekkan secara sadar dan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan. C. Gerakan Pramuka Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 2010 pasal 1 tentang Gerakan Pramuka, menyatakan bahwa : 1) Pramuka adalah Warga Negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan satya pramuka dan dharma Pramuka 2) Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka. 3) Gerakan pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan 4) Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan Pramuka Indonesia menurut (Azwar, 2012:4) adalah nama organisaasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan

62 kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti rakyat muda yang Suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi: Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan yang dimaksud Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pramuka adalah organisasi di luar lingkungan sekolah dan keluarga, yang boleh diikuti semua Warga Negara Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki atau perempuan, yang aktif dalam pendidikan kepramukaan dan mengamalkan satya dan dharma Pramuka. METODE PENELITIAN Metode dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi di Sekolah SMA Negeri 1 Pajangan Bantul.. Data yang digunakan terdiri atas data primer yang

63 diperoleh dari hasil wawancara di lapangan, serta data sekunder berupa buku-buku dan data-data lain yang relevan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu pemecahan masalah dengan mengumpulkan dan menyusun data kemudian dianalisa dan diinterpretasikan, serta dengan menggunakan metode deduktif, yaitu pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Teknik pemeriksaan keabsahan data digunakan trianggulasi data. Penelitian ini mengunakan tiga metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. HASIL PENELITIAN Bagaimana peranan pembelajaran PPKn dan kegiatan kepramukaan dalam membentuk karakter siswa di SMA N 1 Pajangan Bantul?. Dua kegiatan pembelajaran untuk membentuk karakter siswa. Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter, peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk karakter, hambatan dalam membentuk karakter serta upaya dalam menghadapi hambatan dalam membentuk karakter. Kegiatan belajar pembelajaran dilakukan setiap hari dengan 6 hari belajar dan semua kelas sudah memakai kurikulum baru 2013. Mata pelajaran PPKn diberikan waktu 2 jam per minggu di setiap pertemuan. Kegiatan kepramukaan dilaksanakan pada hari Kamis jam 14.00-16.00 WIB. Kegiatan pramuka bagi kelas 10 wajib mengikuti dan dibantu Dewan Ambalan dalam kegiatan tersebut. Pembelajaran PPKn sangat berkaitang dengan penilaian sikap dan perilaku peserta didik dan kegiatan pramuka berkaitan sikap dan keterampilan peserta didik. Pemerintah juga sudah mencanangkan kegiatan

64 ekstrakulekuler kepramukaan wajib yang disebut pada Permen No. 14 tahun 2014 tentang Kegiatan Kepramukaan. Hambatan yang ditemui guru PKn dan pembina pramuka dalam membentuk karakter pada peserta didik adalah sebagai berikut: Hambatan yang ditemui guru melalui pembelajaran PKn dalam membentuk karakter pada siswa antara lain: Banyaknya muatan materi di dalam mata pelajaran PKn membuat guru harus mampu membagi waktu antara menyelesaikan materi dengan menanamkan nilai-nilai sehingga terbentuk karakter pada siswa; kurangnya minat dari peserta didik atau siswa dalam mempelajari PKn; Beraneka ragamnya latar belakang siswa. Hambatan pembina pramuka dalam membentuk karakter antara lain: kurangnya dukungan pihak sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan; pramuka masih dipandang dengan sebelah mata; beraneka ragamnya karakteristik peserta didik. Upaya guru PKn dan pembina pramuka dalam menghadapi hambatan yang ditemui ketika membentuk karakter pada peserta didik yaitu: Upaya guru PKn dalam menghadapi hambatan yang ditemui adalah: guru melakukan pengamatan sepanjang proses pembelajaran berlangsung; guru melaksanakan metode diskusi untuk mengefektifkan waktu; guru menghimbau siswa supaya menggali informasi melalui berbagai media ketika di rumah dan mendiskusikannya ketika di sekolah. Upaya pembina pramuka dalam menghadapi hambatan yang ditemui adalah: Mendasarkan diri pada niat yang ikhlas untuk mengabdi dan memberikan

65 ilmu kepada peserta didik; Tidak mudah menyerah dan putus asa walaupun banyak orang yang memandang sebelah mata pada kegiatan kepramukaan; upaya yang dilakukan dalam menghadapi beranekaragamnya karakteristik peserta didik atau siswa adalah dengan menjalankan musyawarah mufakat, dan menjadikan pengalaman di masa lampau sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan atau keputusan di masa yang akan datang. SIMPULAN Guru PKn sebagai pendidik diharapkan mampu menjadi teladan bagi peserta didik atau siswanya. Guru PKn sebagai pengajar, diharapkan mampu menciptakan metode pembelajaran aktif yang semakin baik. Guru PKn sebagai fasilitator, diharapkan mampu mengusahakan sumber belajar yang lebih banyak untuk peserta didik. Pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan yang berdimensi pendidikan karakter diharapkan selalu mampu memberikan teladan yang baik bagi peserta didiknya. Pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan yang berdimensi pendidikan karakter diharapkan lebih mengemas kegiatan menjadi lebih menarik lagi. Pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan diharapkan mampu mengusahakan dan

56 memanfaatkan media pembelajaran. Pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan diharapkan mampu menghapus pendapat pihak-pihak yang menganggap bahwa pramuka sebagai kegiatan kuno dan hanya sebagai bentuk pemborosan. SARAN 1. Bagi Pembina pramuka, Pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan diharapkan mampu mengusahakan dan memanfaatkan media pembelajaran. Pembina pramuka dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan diharapkan mampu menghapus pendapat pihak-pihak yang menganggap bahwa pramuka sebagai kegiatan kuno dan hanya sebagai bentuk pemborosan. 2. Bagi Guru PKn, Guru PKn sebagai pendidik diharapkan mampu menjadi teladan bagi peserta didik atau siswanya. Guru PKn sebagai pengajar, diharapkan mampu menciptakan metode pembelajaran aktif yang semakin baik. Guru PKn sebagai fasilitator, diharapkan mampu mengusahakan sumber belajar. 56

57 DAFTAR PUSTAKA Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Hasil Munaslub Gerakan Pramuka Tahun 2013. Jakarta. Anggaran Rumah Tangga Hasil Munaslub Gerakan Pramuka Tahun 2013. Jakarta. Azwar, Azrul. 2014 Mengenal Gerakan Pramuka. Jakarta: Erlangga Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Budimansyah, Burhan, Wirman. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, dan Undang-Undang dasar 1945, jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Burhan Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Burhan, Wirman. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, dan Undang- Undang dasar 1945. jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Depdiknas.2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. Munandir. 2009. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta : Av Publiher Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Jakarta. Kwarnas. 2011. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Yogyakarta: Kwatir Cabang Kota Yogyakarta. Lampiran Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Jakarta. Pusdiklatda DIY. 2011. Buku Khursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Yogyakarta. Riduwan. 2010 Belajar Mudah Penelitian.Bandung Alfabeta Somantri, Nu man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

58 Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia. Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Jakarta: Esensi, divisi Penerbit Erlangga. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sumardi Suryabrata. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Tim SKU Penegak dan Panduan. 2011. Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Penegak. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. UKM Pramuka IPB. 2012. Sejarah Geralkan Pramuka. (Online): (http://pramuka.lk.ipb.ac.id/files/2012/11/sejarah-gerakan-pramuka.pdf) diunduh tanggal 12 Juli 2017. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 tentang Gerakan Pramuka.

59 BIODATA PEMULIS Nama : Restu Dwi Payanti NPM : 13144300031 Prodi Fakultas Universitas : PPKn : Keguruan dan Ilmu Pendidikan : PGRI Yogyakarta Alamat : Rt02/Rw02, Desa Banjarejo, Kedungampel, Cawas, Klaten. Judul Skripsi : Peranan Pmbelajaran PPKn Dan Kegiatan Kepramukaan Dalam Membentuk Karakter Siswa Di SMA Negeri 1 Pajangan Bantul.