BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI 2 JENIS-JENIS MOBILITAS SOSIAL

PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

MOBILITAS SOSIAL. Pertemuan Kesembilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MATERI ULANGAN HARIAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

Modul ke: Sosiologi STRATIFIKASI SOSIAL II. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

BAB 9: SOSIOLOGI MODERNISASI. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI. e. Kemakmuran masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembahasan ketimpangan ekonomi di Indonesia umumnya terbatas pada

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. akan menyebabkan terjadinya regional disparity. Oleh karena itu, pedesaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

A. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpindah-pindah atau kesiapsiagaan untuk bergerak. Sedangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

MOBILITAS SOSIAL. 1. Pengertian Mobilitas Sosial

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. maupun secara lambat, atau perubahan yang direncanakan maupun perubahan yang

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendapatan atas tenaga kerja dan lahan.di tingkat rumah tangga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

STRATIFIKASI SOSIAL. Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB 2 LANDASAN TEORI

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang

BAB I PENDAHULUAN. devisa, serta pertanian juga berfungsi dalam mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

Diharapkan. Perubahan. Tidak diharapkan. Vertikal. Mobilitas Sosial. Horisontal. Mobilitas Geografik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak pernah terlepas dari masalah kependudukan, salah satunya

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

4. Kajian Sosio-Teologis Terhadap Perubahan Peran Perempuan dalam Keluarga

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

PEMBAHASAN SOAL SOSIOLOGI PAKET A TAHUN Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat transisi dan menuju masyarakat modern. Perubahan itu mengakibatkan terjadinya mobilitas sosial pada seseorang. Hal tersebut dikarenakan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas sehingga manusia berupaya untuk mendapatkan yang lebih baik, akan menempatkan seseorang pada suatu kedudukan yang lebih tinggi dimana kedudukan tersebut memberikan gambaran status seseorang. Mobilitas sosial terus terjadi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Mobilitas tersebut dapat dirasakan oleh semua manusia dari mata pencaharian, kedudukan, pendapatan, urbanisasi, dan sebagainya, serta didukung pula oleh sikap manusia sehingga mobilitas sosial akan cepat terjadi. Menurut Pitirim A Sorokin, mobilitas sosial adalah bentuk perpindahan status dan peranan seseorang atau sekelompok orang dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah (Setiadi, 201:503). Misalnya, seseorang ibu rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai petani, berladang, dan sebagainya kini beralih mata pencaharian ke sektor industri. perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility). Mobilitas sosial pada masyarakat transisi akan sangat mudah dijumpai karena salah satu faktor pendorongnya adalah industrialisasi. Dengan adanya industri di suatu daerah maka akan mempermudah bagi seseorang untuk melakukan mobilitas sososial. Perkembangan industri

berpengaruh langsung bagi kehidupan sosial dan ekonomi seperti pola hubungan atau sistem interaksi, gaya hidup, cara berfikir, lapangan kerja, dan pendapatan, yang semuanya dapat berubah dalam masyarakat setempat akibat dari adanya industri tersebut. Masyarakat ditekankan untuk dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang selalu berubah dari masyarakat agraris misalnya ke masyarakat industri. Keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat merupakan bentuk dan partisipasi dalam mewujudkan pembangunan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Dimana perusahaan memerlukan masyarakat sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri begitupun sebaliknya masyarakat memerlukan perusahaan tersebut dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan tersebut. Oleh karena itu aktivitas perusahaan tidak dapat dipungkiri memiliki dampak sosial terhadap masyarakat sekitarnya. Keberadaan perusahaan juga sangat berpengaruh besar terhadap terjadinya mobilitas sosial pada perempuan yang dulunya perempuan hanya beraktifitas di ranah domestik, namun pada saat ini perempuan mempunyai aktifitas yang produktif misalnya dengan beralih profesi menjadi karyawan di suatu perusahaan. Industrialisasi sangat berkembang di pulau Jawa. Banyak perusahaan yang membuka dan mengembangkan industrinya secara cepat hal tersebut didukung oleh infrastruktur dan suprastruktur yang menunjang untuk melakukan industrialisasi disamping jumlah penduduk di daerah Jawa sangat tinggi maka dibutuhkan untuk tenaga kerja atau karyawan dalam menjalankan industrialisasi. Salah satu industri yang menyerap tenaga kerja perempuan yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi. Dilihat dari lokasi geografis objek penelitian menjelaskan bahwa masyarakat berada di antara perkotaan dan pedesaan atau disebut dengan masyarakat transisi.

Masyarakat transisi adalah masyarakat yang mengalami perkembangan dari situasi tradisional dan secara berangsur-angsur sudah mulai mengalami perkembangan kehidupan baik dalam tatanan sosial maupun struktur sosial (Werteim, 1999: 31). Jika dilihat masyarakat Desa Titisan disini mengalami mobilitas sosial vertikal keatas (social climbing). Hal ini ditandai dengan masuknya individu-individu yang berkedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Seperti yang terlihat di Desa Titisa yang pada mulanya perempuan yang bermata pencaharian sebagai petani, berladang, buruh cuci dan sebagainya, bahkan yang tidak mempunyai mata pencaharian kini beralih mata pencaharian ke tingkatan yang lebih tinggi yaitu sebagai pekerja industri. Disini terlihat bahwa mobilitas sosial vertikal ini terjadi kepada masyarakat yang ingin meningkatkan kedudukannya. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Mobilitas Sosial Perempuan Pada Masyarakat Transisi (Studi Kasus Desa Titisan Kec. Sukalarang Kab. Sukabumi Jawa Barat). 1.2. Identifikasi Masalah Penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini, yaitu dengan adanya mobilitas sosial pada masyarakat banyak yang berganti dari segi mata pencaharian yang mulanya bertani, berladang, nelayan, sekarang menjadi pekerja industri. Namun dari analisa saya menemukan perbedaan yaitu masyarakat sekitar kawasan industri GSI dimana perusahaan tersebut banyak menyerap tenaga kerja perempuan sebagai pekerja dibanding laki-laki sehingga mobilitas sosial pada masyarakat lebih berdampak pada kaum perempuan yang lebih dinamis dilihat dari strata, kedudukan dan kelas sosial dibandingkan kaum laki-laki yang cenderung stagnan.

1.3. Rumusan Masalah Berdasar pada identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya dapat disusun sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk mobilitas sosial perempuan pada masyarakat transisi di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi? 2. Apa faktor mobilitas sosial perempuan pada masyarakat transisi di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi? 3. Apa dampak mobilitas sosial perempuan pada masyarakat transisi di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi? 1.4. Tujuan Penelitian Penulis melakukan penelitian yang berada di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi dengan adanya mobilitas sosial perempuan yang terjadi pada masyarakat transisi dimana terdapat industri yang membutuhkan karyawan wanita dalam skala besar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk mobilitas sosial perempuan pada masyarakat transisi dan faktor-faktor mobilitas sosial perempuan pada masyarakat transisi di Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. 1.5. Kegunaan Penelitian 1.5.1. Kegunaan Akademis Kegunaan Akademis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas terakhir dalam program strata satu (S1), Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut dan sebagai data dasar bagi perkembangan sistem pendidikan guna terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Adapun untuk menambah khasanah perpustakaan ilmu sosial yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa jurusan sosiologi untuk mengkaji dan memperdalam keilmuannya. 1.5.2. Kegunaaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu ikut berpartisipasi dalam mengisi literatur yang membahas mengenai kajian penelitian mengenai mobilitas sosial perempuan pada masyarakat transisi.

Hasil penelitian bisa dijadikan bahan, data dan informasi bagi berbagai pihak dalam melihat persoalan tentang pembangunan industri GSI terhadap tingkat kesejahteraan dan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi pemerintah dalam pembangunan industri. 1.6. Kerangka Pemikiran Menurut Pitirim A Sorokin mobilitas dapat diartikan sebagai bentuk perpindahan status dan peranan seseorang atau sekelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial yang tinggi atau dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah (vertikal) atau perpindahan kelas sosial denga derajat yang searah atau horizontal (Setiadi, 2011: 503). Mobilitas sosial dapat berupa peningkatan atau penurunan dari segi status dan peranan seseorang atau sekelompok orang yang biasanya dapat dilihat dari segi penghasilan yang diperolehnya. Misalnya, seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan akhirnya ia berhasil dan sukses dalam bidang pekerjaannya. Contoh lain, seorang anak pengusaha yang ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan dan kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (social mobility). Dari uraian tersebut jelas bahwa mobilitas erat kaitannya dengan stratifikasi sosial, yaitu sistem pelapisan masyarakat secara vertikal yang terbagi atas kelas-kelas sosial. Kelas-kelas sosial ini dibedakan atas kelas sosial atas, menengah, dan bawah yang tersususn dari atas ke bawah atau

dari bawah ke atas. Kelas-kelas sosial ini diukur dari status dan peranan yang melekat dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat (Setiadi, 2011: 504). Mobilitas sosial dapat di kelompokan ke dalam dua bentuk, yaitu mobilitas sosial horizontal dan vertikal. Mobilitas sosial horizontal yaitu peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya, dari kelompok sosial satu ke kelompok sosial lainnya dalam posisi sederajat. Sedangkan gerak sosial vertikal yaitu perpindahan individu dari kedudukan sosial yang satu ke kedudukan sosial lainnya dalam posisi yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, dalam gerak sosial vertikal ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sosial naik (social climbing), dan gerak sosial turun (social sinking). Dalam membahas mobilitas sosial pada masyarakat transisi tidak terlepas dari pengaruh perubahan sosial yang mempengaruhi struktur di dalam masyarakat. Mobilitas sosial tidak lain adalah gerak masyarakat, baik itu secara individu maupun secara kelompok dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain dalam ruang lingkup yang sama dan dari lapisan yang lebih rendah ke lapisan yang lebih tinggi. Seperti yang diketahui bahwa mobilitas sosial adalah merupakan gerak masyarakat dalam struktur sosial. Sedangkan masyarakat transisi merupakan masyarakat yang mempunyai pola stratifikasi terbuka sehingga mobilitas pada individu dan kelompok masyarakat akan mengalami perkembangan. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pembangunan industri namun demikian mobilitas sosial yang terjadi didominasi oleh kaum perempuan karena kebutuhan tenaga kerja di industri didominasi oleh kaum perempuan sehingga kaum laki-laki tidak terlalu dipengaruhi oleh terjadinya perubahan sosial.

Adanya mobilitas sosial pada masyarakat banyak yang berganti dari segi mata pencaharian yang mulanya bertani, berladang, nelayan, sekarang menjadi pekerja, karyawan dan adapun sebagai penambang. Seperti yang terlihat disini perempuan yang berprofesi di ranah domestik seperti berladang, bertani, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak memiliki pendapatan beralih profesi menjadi pegawai disuatu industri dan mendapatkan pendapatan dan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan pekerja di industri GSI di Desa Titisan Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi sebelum dan sesudah menjadi pekerja. Adapun skemanya yaitu : Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Mobilitas Sosial Bentuk Mobilitas Sosial Status Sosial Pendidikan Ekonomi Kependudukan Perempuan