PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB II KAJIAN TEORITIS

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Kelas VIII A SMP 10 November Binangun Dengan Pendekatan Kontekstual

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

YUNICA ANGGRAENI A

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

Panggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Amsih NIM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu. yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari empat keterampilan berbahasa. Dilihat dari proses pemerolehan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

ZULFA SAFITRI A54F100040

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS V

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas IV SDN 1 Balukang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008), efektivitas berasal dari

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KELAS IX SMP ISLAM AN-NISA CILAKU CIANJUR

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN. Kriteria utama untuk mengajar dengan efektif ialah apakah mengajar itu

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

Nuriati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Oleh : Vira Ismis Kairat

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. lainnya (Permana dan Utari Sumarmo, 2007: 117). Koneksi matematika harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE INKUIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

Transkripsi:

36 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK karangan argumentasi berada dalam batas kategori sangat baik 3 orang, baik 10 orang, sedang 10 orang, dan rendah 2 orang. Hasil analisis siklus II menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 23 orang mahasiswa atau 92% dari jumlah mahasiswa. Jadi, hasil analisis tersebut jika dihubungkan dengan interval ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas maka penelitian ini dinyatakan tuntas atau mengalami peningkatan. Kata Kunci: Menulis Karangan Argumentasi Pendekatan Kontekstual.

37 PENDAHULUAN Tulisan merupakan salah satu alat komunikasi karena tulisan adalah hasil suatu kegiatan menulis. Dengan demikian, tulisan merupakan salah satu alat komunikasi dengan menggunakan media bahasa tulis. Walaupun saling berkaitan dengan bahasa lainnya, kegiatan menulis dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya, yaitu menulis bersifat ekspresif, menulis bersifat produktif, dan menulis bersifat aktif. Oleh karena itu, komunikasi melalui tulisan itu bersifat tidak langsung, sehingga penulis tidak dapat menjelaskan sesuatu yang diekspresikan dengan unsur-unsur pembantu komunikasi lainnya. Pembelajaran kontektual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya,2005;30). Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan permasalahannya, yaitu apakah dengan menggunakan pendekatan kontekstual keterampilan menulis Karangan Argumentasi dapat meningkat? PEMBAHASAN Secara umum menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami. Menulis juga merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Dapat dikatakan bahwa menyalin atau mengkopi huruf-huruf ataupun dalam menyusun suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami tersebut beserta representasinya (Tarigan,2008:22). Pada prinsipnya fungsi utama dari tulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan pada pelajar berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan seseorang merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi seseorang dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Tulisan dapat membantu seseorang untuk menyelesaikan pikiran-pikiran mereka tidak jalan, seseorang menemukan apa yang sebenarnya mereka pikirkan dan rasakan mengenai orangorang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Menulis adalah suatu bentuk berpikir tetapi justru berpikir bagi pembaca tertentu dan bagi waktu-waktu tertentu. Salah satu tugas-tugas terpenting penulis adalah menguasai prinsipprinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam atau dengan cara tertentu. Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Keterampilan menulis adalah salah satu kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh manusia yang lazim dikenal dengan komunikasi secara tertulis. Menurut Suparno dan Yunus (2007:1) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Lado dalam Tarigan, (1992:21) menyatakan bahwa menulis adalah menghiraukan atau melukiskan lambang-lambang grafik suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik itu. Pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sehingga metode ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Akibatnya sering mengabaikan pengetahuan awal siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa adalah Pendekatan Kontekstual (CTL). Dalam pembelajaran keterampilan menulis terhadap siswa SMP digunakan pembelajaran kontekstual dengan model pendekatan kontekstual. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

38 siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada informasi. Guru hanya mengolah kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student Convered daripada Teacher Convered. Menurut komalasari (2008), pendekatan kontekstual menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor-faktor kebutuhan individual siswa dan peran guru. Menurut Suyanto (2003:1), CTL dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang bermakna yang diharapkan dapat membantu mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dikelas dengan konteks situasi kehidupan nyata. Pendekatan kontekstual secara umum adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar proses lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan, baik disekolah maupun diluar sekolah (Nurhadi dan Sendok 2003:5). Tugas guru dalam kelas kontekstual adalah membentuk siswa mencapai tujuannya. Dalam kelas guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengolah kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Dalam pembelajaran kontekstual ada tujuh prinsip pendekatan kontekstual. Konsruktivisme, komponen ini merupakan landasan filosofis (berfikir) pendekatan CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna. Berdasarkan prinsip ini siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. Bertanya, komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajaran dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informsi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa. Berdasarkan prinsip ini pemerolehan pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa. Bertanya aktif dapat memudahkan kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya yang mengarah kepertanyaan inti guna dipecahkan bersama oleh siswa. Selanjutnya guru menyampikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Menemukan, komponen menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap penomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Sutrisno (2008) mengemukakan bahwa inquiry merupakan tingkahlaku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Jadi, inquiry berkaitan dengan aktifitas dan keterampilan aktif yang focus pada pencarian pengetahuan untuk memuaskan rasa ingin tahu. Masyarakat belajar, konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik di dalam maupun di luar kelas. Pembelajaran yang dikemas dalam berdiskusi kelompok yang anggotanya heterogen, dengan jumlah yang bervariasi, sangat mendukung komponen learning community ini. Dalam kelas pembelajaran kontekstual, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya

39 bersifat heterogen, baik dilihat kemampuannya maupun kecepatan belajar, minat dan bakatnya. Pemodelan, komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa diikuti dengan modul yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud bisa berupa pemberian contoh tentang, misalnya cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertonton suatu penampilan. Refleksi, komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah, dan merespons semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang tejadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Penilaian autentik, komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar mahasiswa. Gambaran perkembangan pengalaman nahasiswa ini perlu diketahui dosen setiap saat agar bisa memastikan benar tidak proses belajar mahasiswa. Penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika proses pembelajaran mahasiswa berlangsung. Pendekatan yang digunakan dalam pendekatan pembelajaran menulis karangan argumentasi ini adalah pendekatan kontekstual. Kaitan antara pembelajaran menulis dengan pendekatan ini adalah terdapat pada langkah pembelajaran. Langkah pertama yang dilakukan adalah dosen memberikan contoh sebuah karangan argumentasi dengan menunjukkan sebuah objek misalnya gedung sekolah. Dari objeki itu diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan sebuah karangan, karena melihat sendiri objek yang akan ditulis dalam sebuah karangan. Melalui pendekatan kontekstual ini diharapkan mahasiswa merasa lebih mudah dalam menulis karena mahasiswa sudah mempunyai gambaran yang telah diberikan oleh peneliti melalui sebuah contoh dan diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan ide, pikiran, dan gagasannya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. METODE PENELITIAN Jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Subjek Penelitian, subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester V-A Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas 45 Makassar 2014. yang berjumlah 25 mahasiswa, yang terdiri atas 13 mahasiswa lakilaki dan 12 siswa perempuan. Subjek penelitian ini, dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Teknik Pengumpulan Data, peneliti bermaksud menyelidiki tiga faktor, yaitu input, proses, dan output. Peneliti menggunakan dua jenis instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen yang dimaksud adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Untuk keadaan awal mahasiswa (input), peneliti meminta mahasiswa menulis karangan argumentasi. Karangan mahasiswa dianalisis untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa. Untuk mengamati aktivitas mahasiswa selama proses belajar berlangsung. Untuk output, peneliti mengetes kemampuan mahasiswa menulis karangan argumentasi dengan diterapkannya pendekatan kontekstual. Teknik Analisis Data, data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif. Model penilaian penelitian ini adalah penilaian analitik dengan skala penilaian 1-100. Model penilaian ini diadaptasi dari Nurgiyantoro, 2005. HASIL PENELITIAN karangan argumentasi pada siklus I berada dalam

40 batas kategori sedang. Setelah tindakan berakhir penelitian menganalisis proses dan hasil tindakan I menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 19 orang mahasiswa atau 76%. Jadi, hasil analisis tersebut jika dihubungkan dengan interval ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas, maka penelitian ini dinyatakan belum tuntas. Masalah-masalah yang ditemukan kemudian dijadikan landasan untuk merancang tindakan selanjutnya sebagai langkah perbaikan dari tindakan ini, yaitu siklus II. karangan argumentasi pada siklus II berada dalam batas kategori sangat baik 3 orang, baik 10 orang, sedang 10 orang, dan rendah 2 orang. Setelah tindakan berakhir penelitian menganalisis proses dan hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 23 orang mahasiswa atau 92% dari jumlah mahasiswa. Jadi, hasil analisis tersebut jika dihubungkan dengan interval ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas maka penelitian ini dinyatakan tuntas Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: PT Indeks. Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Rafika Aditama. Mahmud, Saifuddin. 2003. Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching Learning). Banda Ace: Dinas Pendidikan NAD dan Universitas Syiah Kuala. Masnur Muslich. 2009. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. Suparno dan Yunus. 2006. Menulis Karangan. Bandung: Angkasa Raya. Sutrisno, Joko. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa. http://www.erlangga.co.id. Deakses pada tanggal 21 April 2008.Tarigan, 2008. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. SIMPULAN karangan argumentasi berada dalam batas kategori sangat baik 3 orang, baik 10 orang, sedang 10 orang, dan rendah 2 orang. Hasil analisis siklus II menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 23 orang mahasiswa atau 92% dari jumlah mahasiswa. Jadi, hasil analisis tersebut jika dihubungkan dengan interval ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai 75 ke atas maka penelitian ini dinyatakan tuntas atau mengalami peningkatan. DAFTAR PUSTAKA Anggaraini. 2006. Karangan Argumentasi. Jakarta: Bumi Aksara. Blanchard. A. 2001. Contextual Teaching and Learning. Online.http:/www. Johnson, David W and Rogert T. Johnson. 2002. Meaningfuul assesment: A Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon. Johnson Lou Anne, 2009.