BAB IV PENUNDAAN PEMBAYARAN UPAH PANEN JAGUNG DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN LAPUNG PADI PEMILIK SAWAH DI KENAGARIAN PADANG MENTINGGI KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencari kemaslahatan pribadi, keluarga maupun umum. Hal ini

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA-MENYEWA BERANTAI DI JORONG BIARO KENAGARIAN BIARO GADANG KEC. IV ANGKEK KAB. AGAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS TENTANG PEMOTONGAN GAJI KULI KONTRAKTOR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

Transkripsi:

BAB IV PENUNDAAN PEMBAYARAN UPAH PANEN JAGUNG DITINJAU DARI HUKUM ISLAM 1. Alasan-Alasan Pemilik Jagung Melakukan Penundaan Pembayaran Upah Panen Jagung Upah mengupah termasuk salah satu bidang muamalah yang merupakan salah satu bentuk aktifitas antara dua pihak yang berakad guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolong menolong antara sesama manusia. Oleh sebab itu para ulama menilai bahwa ijarah ini merupakan salah satu hal yang boleh dan bahkan perlu dilakukan. Masyarakat Jorong Tampus hidup saling tolong menolong dan hidup saling toleransi terhadap sesamanya, sehingga mereka melakukan berbagai kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil Observasi peneliti terhadap praktek penundaan pembayaran upah panen jagung yang terjadi di Jorong Tampus telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu pekerja akan melakukan pekerjaan panen jagung selama tiga hari dan upah yang akan diberikan, setelah tiga hari tersebut. Namun kenyataannya tidak demikian, bahkan setelah satu minggu petani jagung tidak memberikan upah kepada pekerja panen jagung, karena petani jagung mempunyai alasan-alasan tersendiri dalam melakukan penundaan upah. Dalam melakukan pembayaran upah dalam Islam sangat dianjurkan untuk mempercepat dan tidak mela rang untuk menangguhkan pembayaran upah dengan syarat ada kesepakatan dan kerelaan dari kedua belah pihak dan tidak ada keterpaksaan. (Sabiq 1987, 26). Dalam hal melakukan tindakan melalaikan pembayaran upah terhadap orang yang melakukan pekerjaan hendaklah atas persetujuan dan kerelaan dari pekerja yang telah menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawabnya. Begitu juga dalam pembayaran upah terhadap orang 50

51 yang dipekerjakan, bahkan Islam sangat menganjurkan untuk menyegerakan dalam pembayaran upah. Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan Bapak Palit sebagai petani jagung, mengatakan bahwa bapak palit mempunyai lahan jagung seluas 36 pancang (satu hektar) yang berlokasi di daerah Jorong Tampus dan pekerja panen jagung sebanyak delapan orang, yaitu diantaranya (ibuk tini, sisam, suarni, eti, tuni, sahros, upik, yani) mereka adalah pekerja panen jagung di lahan bapak palit. Disini bapak palit memperkejakan pekerja telah ada kesepakatan yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan, yaitu mulai bekerja dari jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Pekerjaan yang dilakukan pekerja adalah memanen jagung di lahan bapak palit dengan harga yang telah disepakati, dalam satu karung goni Rp 7000, masing-masing pekerja sama, tidak ada perbedaan harga sedikitpun. Serta upah akan diberikan setelah tiga hari. Tetapi permasalahan yang muncul adalah sudah melewati tiga hari upah tidak diberikan oleh bapak Palit melainkan melewati satu minggu upah baru diberikan kepada pekerja panen jagung. Alasan bapak palit melakukan penundaan adalah, pertama dalam penjualan jagung belum sesuai dengan harga yang disepakati antara bapak Palit sebagai petani jagung dengan toke jagung karena Bapak Palit ingin menjual jagung tersebut seharga Rp 2.500 per kg, tapi toke tersebut tidak sanggup membeli Rp 2.500 per kg sehingga bapak palit tidak jadi untuk menjual jagung tersebut. Alasan kedua bapak Palit menunda pembayaran upah pekerja panen jagung adalah, karena jagung yang dipanen tadi belum selesai dipanen seluruhnya oleh pekerja panen jagung sehingga jagung belum bisa dijual. (Palit, 2017)

52 Kemudian peneliti juga melakukan penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan petani jagung lainnya yang berada di Jorong Tampus yaitu Bapak Darus, ia mengatakan bahwa ia mempunyai Lahan jagung seluas 14 pancang dan dengan jumlah pekerja sebanyak lima orang yaitu (ibuk tini, sisam, suarni, hafnisah, yanti) Bapak Darus memperkerjakan pekerja telah ada kesepakatan yaitu, bekerja mulai dari jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Pekerjaan yang dilakukan pekerja adalah memanen jagung di lahan Bapak Darus dengan harga yang telah disepakati dalam satu karung goni Rp 7000, dan upah akan di berikan setelah selesai bekerja. Namun kenyataannya tidak demikian, upah tidak diberikan setelah bekerja melainkan hampir satu minggu upah baru diberikan. Disini Bapak Darus sebagai petani jagung memberikan alasan bahwa upah tersebut tidak dibayarkan karena keuntungan dari hasil jagung tersebut belum ia dapatkan. Jadi inilah alasan Bapak Darus melakukan penundaan pembayaran upah pekerja. (Darus 2017) Selain itu peneliti juga melakukan penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan petani jagung lainnya yaitu Bapak Buyung, Bapak Buyung mengatakan bahwa bapak buyung mempunyai lahan jagung seluas 12 pancang, dan bapak buyung mempuyai pekerja sebanyak empat orang yaitu (ibuk tini, rohima, yanti, nisfu) dan memperkerjakan pekerja telah ada kesepakatan, yaitu bekerja memanen jagung mulai dari jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore, dan upah dalam satu karung goni Rp 7000, dan upah akan diberikan setelah selesai bekerja, namun kenyataannya tidak demikian. Upah tidak diberikan setelah bekerja melainkan hampir dua minggu upah bari diberikan. Disini Bapak Buyung berasalan bahwa, Bapak Buyung melakukan penundaan pembayaran upah tersebut dikarenakan upah yang tadinya akan diberikan kepada pekerja telah bapak Buyung pakai untuk tambahan modal usaha. (Buyung 2017)

53 Berdasarkan hasil penelitian dengan tiga orang petani jagung, maka penulis dapat memahami bahwa keterlambatan petani jagung dalam pembayaran upah kepada pekerja panen jagung disebabkan karena petani jagung mempunyai alasan-alasan tertentu, seperti harga jagung yang dijual di toke belum sesuai menurut harga yang diinginkan, kemudian jagung tersebut belum selesai semuanya dipanen jadi semuanya belum bisa sekaligus dijual, kemudian upah tersebut belum diberikan dikarenakan keuntungan dari hasil jagung tersebut belum ia dapatkan, dan upah yang tadi akan diberikan telah dijadikan untuk modal usaha. Jadi inilah alasan-alasan petani jagung dalam melakukan penundaan atau menangguhkan upah pekerja panen jagung. 2. Akibat Dari Penundaan Pembayaran Upah Yang dilakukan Oleh Petani Jagung Kepada Pekerja Panen Jagung Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan para pekerja mengatakan bahwa, sebelum melakukan pekerjaan para pekerja tersebut terlebih dahulu diberi tahu berapa upah mereka dan kapan akan dibayarkan upah tersebut, sehingga dalam pembayaran upah tidak terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka dengan adanya ketentuan upah ini pekerja akan dapat melakukan pekerjaannya dengan senang hati dan tanpa ada keterpaksaan. Dalam kesepakatan waktu yang digunakan dalam bekerja, jam kerjanya adalah dari jam 10.00 pagi sampai jam 16.00 sore dengan melakukan pekerjaan yaitu memanen jagung baik itu di lahan bapak palit, darus, ataupun bapak buyung. Sistem pemberian upah memanen jagung adalah sama yaitu Rp. 7000 dalam satu karung goni. Setelah melakukan penelitian dengan dua belas pekerja yaitu (ibuk tini, sisam, suarni, eti, tuni, sahros, upik, yani, hafnisah, yanti, nisfu, rohima) bahwa telah terjadi penundaan pemberian upah yang diberikan oleh petani jagung tanpa ada kesepakatan dengan pekerja. Untuk lebih jelasnya mengenai upah yang diberikan kepada pekerja tersebut maka peneliti

54 telah melakukan penelitian dengan beberapa pekerja panen jagung yang berada di Jorong Tampus tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 20 April 2017 dengan dua belas pekerja panen jagung yaitu ibuk tini, sisam, suarni, eti, tuni, sahros, upik, yani, hafnisah, yanti, nisfu, dan rohima. Dimana petani jagung telah melakukan penundaan pembayaran upah pekerja panen jagung sebanyak dua belas pekerja dan banyak dampak atau akibat yang dirasakan oleh petani jagung diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Ibuk tini adalah pekerja panen jagung yang bekerja di lahan jagung milik bapak palit, dan juga di lahan bapak darus, dan buyung. Dalam pembayaran upah pekerja telah ada kesepakatan sebelumnya, di lahan bapak palit upah akan diberikan setelah tiga hari bekerja, dan dalam tiga hari Ibuk Tini dapat memanen jagung sebanyak 30 karung goni dengan mendapatkan upah Rp 210.000 dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, ibuk Tini tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu ibuk tini baru mendapatkan upah. Sedangkan di lahan bapak darus, upah pekerja akan diberikan setelah bekerja, dan dalam sehari ibuk tini dapat memanen jagung sebanyak 13 karung goni dengan upah Rp. 91.000 dalam sehari. Namun bapak darus tidak membayarkan upah tersebut setelah bekerja, melainkan lewat dari satu minggu upah baru dibayarkan. Selain itu ibuk tini juga pernah bekerja di lahan bapak buyung, dalam pembayaran upah pekerja telah ada kesepakatan yaitu setelah bekerja upah akan diberikan. Dalam sehari ibuk tini dapat memanen jagung dilahan bapak buyung sebanyak 11 karung goni dengan upah Rp. 77.000 dalam sehari, namun bapak buyung tidak membayarkan upah tersebut setelah bekerja melainkan hampir dua minggu baru upah tersebut dibayarkan. Jadi akibat dari penundaan pembayaran upah yang dilakukan oleh tiga petani jagung tersebut terkadang ibuk Tini merasa keberatan dan bahkan kecewa karena

55 upah tersebut dapat ia jadikan sebagai biaya tambahan uang jajan anak-anaknya ke sekolah. (Tini, 2017) 2. Ibuk Sisam Sebagai pekerja panen jagung, dalam pembayaran upah pekerja telah ada kesepakatan dengan petani jagung. Ibuk sisam bekerja di lahan bapak palit, dan juga di lahan bapak darus. Di lahan bapak palit upah akan diberikan setelah tiga hari. Dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 27 karung goni dengan upah Rp 189.000 dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, ia tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu ia baru mendapatkan upah. Sedangkan di lahan bapak darus upah akan diberikan setelah bekerja, dalam sehari ia dapat memanen jagung sebanyak 12 karung goni dengan upah Rp 84.000 dalam sehari. Namun ia tidak mendapatkan upah tersebut dalam sehari, melainkan upah diberikan setelah satu minggu. Jadi dari penundaan pembayaran upah yang dilakukan oleh kedua petani jagung tersebut terkadang Ia merasa kecewa, karena upah tersebut akan dijadikan sebagai biaya tambahan untuk sekolah anak-anaknya. (Sisam, 2017) 3. Ibuk Eti sebagai pekerja panen jagung melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan yaitu upah akan diberikan setelah tiga hari. Ibuk eti bekerja memanen jagung di lahan bapak palit, dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 25 karung goni dengan upah Rp. 175.000 upah yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk eti tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu ibuk eti baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Eti tidak bisa membeli kebutuhan alat-alat sekolah untuk anaknya. (Eti, 2017) 4. Ibuk Tuni adalah salah seorang pekerja panen jagung di lahan bapak palit, sebelum melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan yaitu upah pekerja akan diberikan setelah tiga hari. Dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 20 karung goni dengan upah Rp 140.000

56 dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Tuni tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Tuni baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Tuni tidak bisa lagi membayar angsuran kredit dalam peralatan dapur.(tuni, 2017) 5. Ibuk Sahros adalah pekerja panen jagung di lahan bapak palit, bahwa upah akan diberikan setelah tiga hari bekerja. Dalam tiga hari ibuk sahros dapat memanen jagung sebanyak 20 karung goni dengan upah Rp. 140.000 dalam tiga hari. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Sahros tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Sahros baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Sahros tidak dapat memberikan uang jajan lebih untuk anak-anaknya kesekolah. (Sahros, 2017) 6. Pekerja panen jagung lainnya adalah Ibuk Upik yang bekerja di lahan bapak palit dengan perjanjian upah akan diberikan setelah tiga dalam tiga hari ibuk eti dapat memanen jagung sebanyak 15 karung goni dengan upah Rp. 105.000. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Upik tidak mendapatkan upah selama tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Upik baru mendapatkan upah. Terkadang Ibuk Upik merasa keberatan, karena upah tersebut akan dijadikan sebagai tambahan modal untuk usaha kecil-kecilan. (Upik, 2017) 7. Selanjutnya Ibuk Yani yang bekerja di lahan bapak Palit, Sebelum melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan yaitu upah akan diberikan setelah tiga hari bekerja. Dalam tiga hari ibuk yani dapat memanen jagung sebanyak 15 karung goni dengan upah Rp. 105.000 upah yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ibuk Yani tidak mendapatkan upah setelah tiga hari, melainkan melewati satu minggu Ibuk Yani baru mendapatkan upah. Akibat dari

57 penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Yani tidak bisa membeli beras yang lebih bagus atau yang lebih mahal. (Yani, 2017) 8. Selanjutnya adalah Yanti pekerja panen jagung di lahan bapak darus, dan juga di lahan bapak buyung. Di lahan bapak darus dalam perjanjian upah akan diberikan setelah satu hari, dalam sehari yanti dapat memanen jagung sebanyak 9 karung goni dengan upah Rp. 63.000 upah yang akan diterima oleh yanti. Namun kenyataannya tidak demikian yanti tidak mendapatkan upah tersebut dalam sehari melainkan melewati satu minggu upah baru diterima oleh yanti. Sedangkan di lahan bapak buyung ia dapat memanen jagung sebanyak 10 karung goni dengan upah Rp. 70.000 yang akan diterima dalam sehari, namun kenyataannya tidak demikian upah tidak dibayarkan, melainkan hampir dua minggu upah baru diberikan. Terkadang Yanti merasa kecewa, karena upah tersebut akan dijadikan uang jajan untuk sekolah(yanti, 2017) 9. Selanjutnya Ibuk suarni adalah satu satu pemanen jagung yang bekerja di lahan bapak palit, dan juga bapak darus. Sebelum melakukan pekerjaan telah ada kesepakatan sebelumnya baik itu di lahan bapak palit maupun bapak darus. Di lahan bapak palit upah akan diberikan setelah tiga hari, dalam tiga hari ia dapat memanen jagung sebanyak 20 karung goni dengan upah Rp. 140.000 yang akan diterima dalam tiga hari. Namun kenyataannya tidak demikian upah tidak diberikan setelah tiga hari melainkan melewati satu minggu upah baru diberikan. Selain itu ibuk suarni juga bekerja di lahan bapak darus, dalam perjanjian upah akan diberikan setelah bekerja, di lahan bapak darus ia dapat memanen jagung sebanyak 13 karung goni dengan upah Rp. 91.000 upah yang akan diterima. Namun bapak darus tidak membayarkan upah terebut melainkan melewati satu minggu upah baru diberikan. Jadi terkadang Ibuk Suarni merasa

58 kecewa, karena akibat dari penundaan tersebut Ibuk Suarni Tidak bisa membeli beras yang lebih mahal dari sebelumnya. (Suarni, 2017) 10. Selanjutnya hafnisah yang bekerja di lahan bapak darus dengan perjanjian upah akan diberikan setelah bekerja. dalam sehari hafnisah dapat memanen jagung sebanyak 10 karung goni dengan upah Rp. 70.000. Namun kenyatannya tidak demikian, Hafnisah tidak mendapatkan upah setelah bekerja, melainkan melewati satu minggu Hafnisah baru mendapatkan upah. Hafinisah sangat kecewa akibat penundaan tersebut, karena upah tersebut akan ia jadikan sebagai tambahan uang jajan sekolah. (Hafnisah, 2017) 11. Kemudian Nisfu yang bekerja di lahan bapak buyung dengan telah ada kesepakatan yaitu upah akan diberikan setelah bekerja. Dalam sehari ia dapat memanen jagung sebanyak 10 karung goni dengan upah Rp. 70.000 yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ia tidak mendapatkan upah setelah bekerja, melainkan hampir dua minggu Ia baru mendapatkan upah. Terkadang ia merasa kecewa karena upah tersebut akan ia jadikan untuk membeli peralatan sekolah. (Nisfu, 2017) 12. Kemudian Rohima yang bekerja di lahan bapak buyung dengan telah ada kesepakatan yaitu upah pekerja akan diberikan setelah bekerja. Dalam sehari ia dapat memanen jagung sebanyak 15 karung goni dengan upah Rp. 105.000 yang akan diterima. Namun kenyatannya tidak demikian, Ia tidak mendapatkan upah setelah bekerja, melainkan hampir dua minggu Ibuk Rohima baru mendapatkan upah. Akibat dari penundaan pembayaran upah tersebut Ibuk Rohima tidak bisa lagi membeli tembakau dan membeli peralatan dapur. (Rohima, 2017)

59 Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan dua belas pekerja panen jagung tersebut, maka peneliti dapat memahami bahwa pekerja panen jagung sangat membutuhkan upah yang akan diterima oleh pekerja panen jagung, tetapi upah tersebut telah ditunda oleh petani jagung, akibat dari penundaan upah tersebut adalah pekerja panen jagung merasa kecewa karena upah tersebut akan dijadikan sebagai biaya tambahan uang jajan anak-anaknya ke sekolah, serta tidak bisa lagi membeli beras yang lebih mahal dari sebelumnya, ada yang tidak bisa membeli kebutuhan alat-alat sekolah untuk anaknya, ada juga yang tidak bisa membayar angsuran kredit dalam peralatan dapur, ada juga yang tidak dapat memberikan uang jajan lebih untuk anak-anaknya kesekolah, serta ada yang tidak bisa membeli peralatan sekolah, dan tidak bisa lagi membeli tembakau dan membeli peralatan dapur. Jadi dari hasil penelitian dengan dua belas orang pekerja peneliti dapat menyimpulkan bahwa pekerja sangat kecewa dan tidak rela atas upah yang diterima pada hal pekerja sudah bekerja secara maksimal sesuai dengan perjanjian, tetapi upah yang diharapkan oleh pekerja waktu pembayarannya sering terjadi keterlambatan. 3. Analisis Hukum Islam Tentang Perbuatan Petani Jagung Terhadap Penundaan Pemberian Upah Kepada Pekerja Panen Jagung Membayar upah merupakan kewajiban bagi seorang yang mengupahkan atau memperkerjakan orang, dan menerima upah bagi orang yang diupah atau dipekerjakan adalah haknya, karena upah itu merupakan ganti atau imbalan jasa yang telah dikerjakan. Di Jorong Tampus kegiatan upah mengupah ini banyak ditemui salah satunya adalah mengupahkan seseorang menjadi pekerja panen jagung. Dalam kegiatan upah mengupah ini banyak hal yang harus diperhatikan sehingga dalam melakukan kegiatan upah mengupah ini tidak bertentangan dengan ketentuan syariat Islam dan apa yang dilakukan akan diridhoi oleh Allah SWT.

60 Dalam Islam segala bentuk tindakan muamalah diatur dengan baik sehingga benar-benar mendatangkan kemaslahatan bagi semua masyarakat. Seperti kegiatan muamalah syirkah, jual beli, ijarah dan sebagainya. Semua telah diatur dengan baik dalam Islam dan masingmasing bentuk kegiatan muamalah ini memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Dalam akad ijarah yang berarti upah mengupah banyak hal yang harus dipenuhi sehingga akad itu benar-benar sesuai dengan ketentuan Islam. Salah satu hal yang berkaitan erat dengan upah mengupah ini adalah tentang pembayaran upah bagi pekerja yang telah melakukan suatu pekerjaan. Pembayaran upah ini adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam kegiatan upah-mengupah karena hal ini merupakan suatu rukun yang ada dalam kegiatan upah-mengupah, apabila salah satu rukun saja cacat atau tidak ada maka akad tersebut tidak sah dan telah melanggar dari ketentuan Islam. Berarti Akad ijarah merupakan suatu akad perjanjian yang berisikan penukaran sesuatu yang dibolehkan oleh Syari at Islam dengan jalan memberikan imbalan atau ganti rugi dalam jumlah tertentu. Hal ini terbukti bahwa seseorang boleh menyewakan tenaganya kepada petani jagung dengan menerima upah ketika jagung telah selesai dipanen, dan pemberian upah tersebut menurut aturan yang disepakati tanpa menzalimi salah satu pihak yang berakad. Pada kegiatan upah mengupah memanen jagung yang terjadi di Jorong Tampus Kec. Lembah Melintang Kab. Pasaman Barat terdapat permasalahan yang tidak sesuai dengan konsep ijarah yang di atur dalam Islam. Dimana pekerja panen jagung merasa dibohongi atau ditipu oleh petani jagung tersebut, padahal pekerja panen jagung telah melakukan kesepakatan upah akan diberikan setelah tiga hari, tapi kenyataanya tidak demikian. Hampir satu minggu upah panen jagung tidak diberikan oleh petani jagung, melainkan upah tersebut ditunda atau ditangguhkan oleh petani jagung.

61 Islam memberikan aturan-aturan tertentu dalam pembayaran upah ini, islam memberikan aturan-aturan yang dapat mendatangkan kebaikan bagi semua pihak sehingga benar-benar dapat mewujudkan kemaslahatan bagi semua pihak melakukan akad. Dalam memperkerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan maka hendaklah terlebih dahulu pekerja itu diberi tahu berapa upah mereka agar tidak terjadi perselisihan dan kesalah pahaman antara orang yang mengupah dengan orang yang diupah dalam hal berapa upah yang harus mereka terima. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi yang berbunyi : عن ابن سعيد اخلدر ى رضي اهلل عنو: أن النيب صل اهلل عليو و سلم قال: من أستأجر أجريا فليسم لو أجرتو )رواه ابن رزاق والبخاري( Artinya: Dari Abu Sa id Al-Khudri r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: barang siapa memperkerjakan seorang buruh hendaklah ia menyebutkan tentang jumlah upahnya. (H.R Imam Abdul Razak). (Asqalani 1991, 459) Dari ayat di atas dijelaskan bahwa apabila seorang hendak mengup ah seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan maka terlebih dahulu hendaklah ditentukan upahnya, agar terjadi kesepakatan dan kerelaan diantara kedua belah pihak orang yang mengupah atau orang yang diupah, sehingga pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan senang hati dan ikhlas dan dengan adanya penentuan upah tersebut dapat mencegah terjadinya perselisihan. Dalam melakukan pembayaran upah ini, dalam Islam sangat dianjurkan untuk mempercepat dan Islam juga tidak melarang untuk menangguhkan pembayaran upah dengan syarat ada kesepakatan dan kerelaan dari kedua belah pihak dan tidak ada rasa keterpaksaan. (Asqalani 1991, 459).

62 Berdasarkan hasil penelitian peneliti, Tindakan menunda pembayaran upah pekerja panen jagung yang terjadi di Jorong Tampus disebabkan karena petani jagung mempunyai alasan-alasan tertentu, seperti harga jagung yang dijual di toke belum sesuai menurut harga yang diinginkan, kemudian alasan kedua jagung tersebut belum selesai semuanya dipanen jadi semuanya belum bisa sekaligus dijual, kemudian alasan ketiga upah yang tadi terkadang dijadikan untuk modal usaha, dan alasan ke empat adalah upah tersebut belum diberikan dikarenakan keuntungan dari hasil jagung tersebut belum ia dapatkan. Tindakan seperti ini bertentangan dengan hukum Islam, karena membayar upah sesegera mungkin adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam agama. Sebagaiamana hadis Nabi SAW yang berbunyi: عن ا بن عمر ر ضى اهلل عنهما قا ل: قال ر سو ل اهلل ص.م ا عطو اا ال جري ا جر ه قبل ا ن جيف عر قو )رواه ا بن ما جو ) Artinya: Dari ibn Umar berkata semoga Allah meridhoinya sesungguhnya Rasul SAW bersabda: berikanlah upah pekerja sebelum keringat buruh atau pekerja itu kering. (HR,Ibnu Majah). (Mansyur 1992, 516) Dilihat dari hadis di atas menunjukkan bahwa orang yang memperkerjakan buruh mempunyai tanggung jawab moral terhadap buruh tersebut untuk membayar upah dan menyegerakannya. Artinya upah pekerja atau (buruh) dibayarkan secepatnya atau dengan kata lain selesai bekerja buruh langsung menerima upahnya. Dalam hal melakukan tindakan melalaikan pembayaran upah terhadap orang yang melakukan pekerjaan hendaklah atas persetujuan dan kerelaan dari pekerja yang telah menyelesaikan pekerja atau tanggung jawabnya. Begitu juga halnya dalam melakukan pembayaran upah terhadap orang yang diperkerjakan, bahkan Islam sangat menganjurkan untuk menyegerakan dalam pembayaran upah.

63 Allah membenci orang yang memperkerjakan buruh sesuka hatinya, menyuruh buruh bekerja lalu tidak menunaikan upahnya sesegera mungkin, apabila memperkerjakan seorang buruh sebelumnya harus membicarakan penentuan upah yang akan diterima oleh pekerja, karena hal itu akan berpengaruh pada waktu pembayaran upah dan tidak ada alasan untuk tidak membayarkan upah apabila pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja telah selesai dikerjakannya. Serta janganlah menunda-nunda atau melalaikan upah pekerja sebab, Allah sangat membenci orang yang menganiaya sesama manusia. Sebagaiamana firman allah dalam surat Al-Baqarah ayat 279 dijelaskan sebagai berikut : Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Berdasarkan data di Jorong Tampus bahwa pihak pekerja panen jagung dengan petani jagung telah terjadi kesepakatan di awal dimana petani jagung memberikan upah kepada pekerja panen jagung setelah bekerja tiga hari dan sesuai dengan gaji yang didapatkan dan yang telah disepakati. Di sini petani jagung dan pekerja panen jagung telah terjadi kesepakatan dan salah satu pihak ingkar janji dengan janji yang telah disepakati kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut telah terjadi di awal sebelum pekerja panen jagung melakukan pekerjaannya.

64 Berdasarkan hasil penelitian peneliti dengan seluruh pekerja panen jagung sebanyak dua belas pekerja dan salah satu contoh nya yaitu bernama Ibu Tini mengatakan bahwa perjanjian upah yang telah disepakati adalah setelah tiga hari bekerja, namun kenyataannya tidak demikian, upah tidak dibayarkan melainkan melewati satu minggu upah tersebut baru dibayarkan. Maka di sini pihak pekerja panen jagung merasa ditipu dan dibohongi karena upah yang akan dibayarkan tidak sesuai dengan perjanjian yang telah dilakukan, antara pemanen jagung dengan pemilik jagung. (Tini, 2017) tidak jauh perbedaan dengan proses ijarah yang dilakukan antara pekerja panen jagung dengan petani jagung, yang mana pekerja panen jagung merasa dirinya dibohongi. Dengan demikian pihak pekerja panen jagung merasa dirinya itu tadlis atau merasa dirinya ditipu, tetapi baru tahu setelah selesai pekerjaan dilakukan, maka pihak pekerja panen jagung itu merasa keberatan atau tidak rela. Dalam sebuah kaidah fikih menyatakan bahwa: ا آلصل يف املعاملة اإلباحة إالأن يدل دليل على حتر ميها Artinya: Hukum atas semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya Dalam kaidah ini adalah bahwa dalam setiap muamalah atau transaksi pada dasarnya boleh seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, kerjasama, perwakilan dan lain-lain, kecuali yang tegas diharamkan seperti mengakibatkan kemudharatan, tipuan, judi, riba. Dalam prinsip kerelaan, kerelaan dalam syarat ini kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah, dan para pihak berbuat atas kemauan sendiri. Apabila salah seorang terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah. Karena Allah melarang penindasan atau intimidasi sesama manusia tapi dianjurkan saling meridhoi sesamanya.

65 Seperti dalam al-qur an surat An-Nisa: 29, yaitu: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Maksud dari ayat di atas harta orang adalah bahwa sesama manusia tidak dibolehkan memakan atau mengambil harta orang lain dengan cara tidak benar, dengan cara apapun kecuali atas dasar suka sama suka, dengan adanya suatu kesepakatan tanpa adanya unsur saling merugikan satu dengan yang lain. Tindakan penghianatan oleh satu pihak terhadap pihak lainnya. Hal itu jelas-jelas melanggar hukum, maka akadnya tidak sah. (Haroen 2000, 232). Hal ini berdasarkan kaidah yang berbunyi: اآلصل يف العقد رضى املتعا قدين Artinya: Dasar dari akad adalah keridhoan kedua belah pihak. (Djazuli 2011, 131) Maksud dari kaidah di atas adalah adanya keridhoan dalam transaksi. Oleh karena itu transaksi barulah sah apabila didasarkan kepada keridhoan kedua belah pihak. Jadi tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak dalam keadaan terpaksa, dipaksa atau juga merasa tertipu. Bila saja terjadi pada waktu awal akad para pihak sudah saling meridhoi tapi kemudian salah satu pihak merasa tertipu, artinya hilang keridhoannya, maka akad itu menjadi batal.

66 Selain itu, pelaksannaan upah mengupah yang terjadi antara pekerja panen jagung dengan petani jagung di Jorong Tampus Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, hal ini memudharatkan salah satu pihak yaitu pekerja panen jagung merasa ditipu atau dibohongi dalam hal penerimaan upah, karena dalam pembayaran upah tidak sesuai dengan perjanjian. Sebagaimana sesuai dengan kaidah fiqh yang mengatakan bahwa: الضرريزال Artinya: Kemudharatan itu harus dihilangkan. Maksudnya kaidah diatas adalah manusia itu harus dijauhkan dari tindakan menyakiti baik dirinya maupun orang lain. Dalam konsep upah mengupah yang tidak sesuai dengan Hukum Islam yaitu dalam hal syaratnya dan didukung oleh unsur tadlis, yang mana upah yang mereka terima tidak sesuai dengan akad awal, yang mana mereka tidak mendapatkan upah yang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dari awal. Jadi berdasarkan penjelasan di atas, upah mengupah yang terjadi di Jorong Tampus Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman barat itu tidak sah. Berdasarkan ayat dan hadis di atas lebih memperkuat penulis untuk menyatakan bahwa menurut hukum Islam sistem upah mengupah yang dilakukan oleh petani jagung kepada pekerja panen jagung hukumnya adalah tidak sah karena dalam pembayaran upah kepada pekerja tidak sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan terjadi penundaan pembayaran oleh petani jagung.

67 Jadi penundaan pembayaran upah panen jagung di Jorong Tampus Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat ditinjau dari Hukum Islam adalah tidak sah, karena petani jagung ingkar janji dalam kesepakatan atau perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak, dan para pekerja panen jagung merasa kecewa dan tidak rela, bahkan mereka merasa dibohongi atas perbuatan yang dilkukan oleh petani jagung tersebut.