BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia lahir di dunia membawa hak-haknya, sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi

I. PENDAHULUAN. sebuah sistem merupakan bagian dari administrasi pemerintahan dan. administrasi Negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN

Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah. dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Masyarakat setiap waktu selalu

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Catatan sipil merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan hukum

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah saja, tetapi juga dari sektor privat. Dalam Undang-Undang No

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bab V KESIMPULAN Kesimpulan. Pasal 29 UUD 1945 Tentang Kebebasan Beragama. Pasal 28E

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam era globalisasi pemerintah memiliki tantangan yang besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi memberikan

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KEMATIAN PLUS

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA AKSI TAHUN 2018 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN JOMBANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (public services). Dengan kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh pemerintah,

LAYANAN INFORMASI PUBLIK 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,

STANDAR PELAYANAN Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA KECAMATAN SE KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang pelayanan pemerintah menjadi sorotan umum,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perlu ada perencanaan yang baik dan bahkan perlu diformulasikan standar

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/26/M.PAN/2/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesadaran hukum merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

1 Beberapa daerah tersebut dalam Putusan MK No. 18/PUU-XI/2013dikutip dari beberapa media yaitu Jawa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dan pemerintah di daerah adalah dalam bidang public service

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 347/KMK.01/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

I. PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

KESIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Kota Bandar Lampung adalah tidak efektif karena:

PEMERINTAH KOTA MAGELAG DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Jl.Veteran No.7 Telp. (0293) , Fax. (0293) MAGELANG 56117

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

I. PENDAHULUAN. adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

BUPATI PURWAKARTA PROPINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. baik (good governance). Menurut Thoha dalam Jurnal Pendayagunaan Aparatur

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA. NOMOR 21 Tahun 2009 TENTANG KARTU INSENTIF ANAK WALIKOTA SURAKARTA,

7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 36 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 861 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

BABI PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik organisasi pendidikan maupun non pendidikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PENDUDUK RENTAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Republik Indonesia memberikan perlindungan, pengakuan,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia lahir di dunia membawa hak-haknya, sudah sepatutnya memiliki masyarakat yang sadar akan pentingnya dan perlunya memiliki bukti tertulis dalam menentukan statusnya. Agar seseorang dapat di akui statusnya, maka perlu mendaftarkan diri pada Lembaga Catatan Sipil (LCS), yang berbentuk Akta Kelahiran. Akta Kelahiran adalah dokumen pengakuan resmi orang tua kepada anaknya dan negara. Akta Kelahiran dicatat dan disimpan di Kantor Lenbaga Catatan Sipil (LCS). Maka pemerintah Kota Gunungsitoli mengeluarkan Peraturan daerah No. 19 Tahun 2010 tentang penyelesaian administrasi kependudukan, sehinggga dapat memberikan pelayanan dengan baik terhadap penerbitan akta kelahiran. Setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan: berbelitbelit, lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak melayani bukan yang dilayani. Hal ini menimbulkan dampak buruk terhadap perkembangan kualitas pelayanan yakni sering terlantarnya upaya 1

peningkatan kualitas pelayanan dan kurang berkembangnya inovasi dalam pelayanan serta kurang terpacunya pemerintah daerah untuk memperbaiki kualitas pelayanan. Agar Pelayanan penerbitan akta kelahiran semakin cepat dan berkualitas, sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Adminitrasi Kependudukan bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang di alami oleh penduduk Indonesia dan warga Negara Indonesia yang berada diluar wilayah kesatuan republik Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kependudukan, dan Peraturan Presiden No. 25 tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Berdasarkan kebijakan pelayanan penerbitan akta kelahiran di atas, maka pemerintah Kota Gunungsitoli memberikan pelayanan penerbitan akta kelahiran kepada masyarakat sesuai prosedur dan peraturan daerah dan peraturan pemerintah. Agar pelayanan penerbitan akta kelahiran diatas berjalan dengan baik, maka lembaga catatan sipil memfasilitasi dalam proses penerbitan akta kelahiran kepada masyarakat berupa informasi awal yang berkenaan dengan penerbitan akta kelahiran., Sehingga pengajuan permohonan penerbitan akta kelahiran dapat berjalan dengan lancar dalam kebijakan diatas, Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil melaksanakan sosialisasi tentang mekanisme pengurusan permohonan, syarat dan penghitungan biaya. 2

Dalam melaksanakan tugasnya yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli sebagai lembaga yang berhak menerbitkan akta kelahiran, hasil fasilitasi penerbitan akta kelahiran akan memberikan dampak yang berguna bagi masyarakat yang mengurus penerbitan akta kelahiran. Dengan demikian, jika dicermati inti kebijakan publik diatas adalah untuk mengetahui penerapan kebijakan terhadap proses percepatan pelayanan penerbitan akta kelahiran. Meskipun Pemerintah Kota Gunungsitoli telah menggulirkan kebijakan terhadap pelayanan penerbitan akta kelahiran. Namun tidak serta merta diimbangi dengan pelayanan yang semakin baik. Hasil pengamatan pendahuluan peniliti dilapangan terlihat adanya gejala-gejala yang menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan penerbitan akta kelahiran. Masalah yang peneliti dapatkan dari observasi sementara adalah kekecewaan yang dialami masyarakat mengenai kecepatan dan ketepatan dalam memberi layanan dan kurangnya keadilan dalam pemberian layanan dimana mereka lebih mengutamakan kerabat serta keluarganya, dengan kata lain apabila mereka mempunyai kerabat atau keluarga, maka pengurusannya juga akan lebih cepat dan gampang (Wawancara pada tgl.18/11/2013). Gejala-gejala tersebut, antara lain setiap pengurusan akta kelahiran masyarakat selalu dibebani dengan aturan-aturan administrasi yang sangat membingungkan karena masih banyak masyarakat dari desa atau kecamatan yang jauh dari perkotaan masih belum mendapatkan informasi bagaimana aturan pengurusan akta kelahiran yang merupakan lemahnya jangkauan sosialisasi pemerintah daerah dalam menginformasikan tata cara pengurusan akta kelahiran. 3

Kemudian di tambah dengan biaya-biaya yang tidak resmi yang membebani masyarakat, prosedur pelayanan terlalu birokraktis, dimana masih ada masyarakat dari desa dan kecamatan yang jauh dari perkotaan masih belum mengetahui kegunaan dari penerbitan akta kelahiran. Sehingga masyarakat kurang simpatik (kecewa) terhadap layanan yang diperoleh. Gejala lainnya, tidak adanya kepastian waktu mengenai pengurusan penerbitan akta kelahiran. Lama pengurusan atau waktu standar yang dijanjikan oleh pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, ternyata realisasinya diatas satu bulan bahkan lebih, tetapi apabila diurus oleh calo dapat selesai dalam waktu satu minggu. Tentu saja ini akan mengakibatkan kekecewaan masyarakat terhadap bentuk pelayanan yang diterima. Gejala lain menunjukkan, ketika pemohon sampai di kantor lembaga catatan sipil, sikap para petugas kurang memberikan perhatian. Terkadang pemohon dibiarkan menunggu sampai urusan yang lain selesai hingga jam istirahat tiba, pemohon terpaksa menunggu hingga saat jam istirahat selesai, namun ternyata sama saja. Pada akhirnya pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengatakan jam kantor sudah selesai dan si pemohon dipersilahkan untuk kembali mengurusnya pada jadwal kantor berikutnya. Sehingga menimbulkan munculnya keluhan-keluhan para pemohon terhadap perilaku aparat dalam memperoleh pelayanan akta kelahiran, sikap aparatur itu membuat pengharapan para pemohon pelayanan penerbitan akta 4

kelahiran justru menimbulkan kekecewaan akan layanan dari petugas Catatan Sipil. Mengamati fenomena di atas, tampaknya gejala kualitas pelayanan birokrasi hampir merata (sama) di seluruh Indonesia, dengan terlihat gejala-gejala mengenai pelayanan yang belum memenuhi harapan klien. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian di atas. Peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kualitas pelayanan penerbitan akta kelahiran yang mana sepengetahuan peneliti sampai saat ini belum ada penelitian yang menyoroti hal yang sama. Atas pemikiran tersebut peneliiti berkeyakinan bahwa kajian ini sangat penting dan strategis karena benar-benar memberikan manfaat bagi pelaksana pelayanan penerbitan. Sebab apabila tidak dilakukan pembenahan oleh pemerintah Kota GunungSitoli dan melupakan kepentingan masyarakat sebagai pemberi kedaulatan dikhawatirkan akan merusak citra pemerintah daerah itu sendiri. Maka pada kesempatan ini, maka penulis mengajukan judul Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Kualitas Pelayanan Penerbitan Akta Kelahiran (Studi Kasus di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah untuk riset ini adalah Bagaimana pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam pelayanan 5

penerbitan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam pelayanan penerbitan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian dapat bermanfaat berdasarkan beberapa kepentingan, Pertama bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai masalah dan proses penerbitan akta kelahiran. Kedua bagi masyarakat, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui bagaimana cara mendapatkan akta kelahiran yang sesuai dengan prosedur pelayanan yang ada. Ketiga bagi pengamat, riset ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melaksanakan penelitian yang lebih jauh mengenai kebijakan penerbitan akta kelahiran. Keempat bagi pemerintah, riset ini bermanfaat sebagai pertimbangan dan bahan masukan mengenai kebijakan yang berhubungan dengan pelayanan penerbitan akta kelahiran. 6