1. Pengertian Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik

BAB II KAJIAN TEORI. instruction, terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu: belajar (learning) dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan lingkungannya. Perubahan yang berarti bahwa. memimpin anak-anak membawa ke arah tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB IV ANALISIS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur an telah terhimpun

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. yang integral dari pendidikan agama. Memang bukan satu-satunya faktor yang

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid,

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB V PEMBAHASAN. dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi

BAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

UJIAN PRAKTIK. UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL Pendidikan Agama Islam. Tahun Pelajaran 2011/2012 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB IV PENERAPAN TEORI DISCRIMINATION LEARNING PERSPEKTIF ROBERT M. GAGNE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Qur an Hadits 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris instruction, terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu: belajar (learning) dan mengajar (teaching), kemudian disatukan dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan belajar-mengajar yang selanjutnya populer dengan istilah pembelajaran (Instruction). 5 Pembelajaran intinya adalah perubahan, dan perubahan tersebut diperoleh melalui aktivitas merespon terhadap lingkungan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan proses interaksi edukatif antara dua unsur yaitu peserta didik yang belajar dan guru yang mengajar, dan berlangsung dalam suatu ikatan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan peserta didik sebagai anak 5 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 180. 10

11 didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran Qur an Hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar peserta didik memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan al- Qur an dan Hadits melalui kegiatan pendidikan. 2. Pengertian Mata Pelajaran Qur an Hadits di Madrasah Ibtida iyah Mata pelajaran Qur an Hadits di Madrasah Ibtida iyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-qur an dan Hadits dengan benar. Selain itu juga mencangkup hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-qur an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. 6 Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk : a. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri. 6 Peraturan Menteri Agama Replublik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, 19.

12 b. Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. c. Fondasi bagi pendidikan berikutnya. Secara substansial mata pelajaran Qur'an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari, dan mempraktikkan ajaran serta nilai-nilai yang terkandung dalam al-qur an dan Hadits. Al-Qur'an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. 3. Karakteristik Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Mata pelajaran Al-Qur an Hadist adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al- Qur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. 7 Dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur an dan Hadist sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku 7 Abdul Mujib, Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya, 1993), 66.

13 sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah Swt. Tujuan pembelajaran Al-Qur an Hadits pada dasarnya merupakan rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan tujuan tersebut dirumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu, tujuan dibuat berdasarkan pertimbangan faktor-faktor masyarakat, peserta didik itu sendiri, serta ilmu pengetahuan (budaya). Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran Al-Qur an Hadits harus didasarkan pada harapan tentang sesuatu yang diharapkan dari hasil proses kegiatan pembelajaran. 8 Perumusan tujuan pembelajaran Al-Qur an Hadits merupakan panduan dalam memilih materi pelajaran, menentukan strategi pembelajaran dan memilih alat-alat pembelajaran yang akan digunakan sebagai media pembelajaran, dan sebagai dasar bagi guru untuk mengantarkan peserta didik mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu, perumusan tujuan juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan alat-alat penilaian hasil belajar. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan 8 Ahmad Abu. Metode Khusus Pendidikan Agama. (Bandung: CV Amrico, 1986), 73.

14 bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, serta fondasi bagi pendidikan berikutnya. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. 4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Qur an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Ruang lingkup mata pelajaran Qur an Hadits di Madrasah Ibtidai yah meliputi : a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-qur an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-qur an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya, serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan, keutamaaan membaca al-qur an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,

15 silaturahmi, takwa, keutamaan memberi, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih. 9 5. Tujuan Mata Pelajaran Qur an Hadits Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. 10 Tujuan pembelajaaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran, dan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik. 11 Mata pelajaran Qur an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk: a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al- Qur an dan Hadits. b. Mendorong, membimbing prilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-qur'an dan Hadits c. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat al-qur an dan Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. 9 Peraturan Menteri Agama Replublik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, 23. 10 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:PT. RINEKA CIPTA, 2008), 6. 11 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2007), 133.

16 d. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi. 6. Materi Surat-Surat Pendek pada Kelas IV di Madrasah Ibtida iyah (س و ر ( suwar Surat dari segi bahasa merupakan jamak dari kata yang berarti kedudukan atau tempat yang tinggi, sesuai dengan kedudukan al-qur an karena diturunkan dari tempat yang tinggi yaitu Lauh al- mahfuzh dari Allah SWT. Surat adalah kumpulan dari beberapa ayat, surat harus memiliki sejumlah ayat minimal 3 ayat seperti dalam surat al-kautsar. Al-Qur'an terbagi kepada 4 bagian, masing-masing bagian memiliki nama tertentu, sebagaimana sabda Nabi saw. "Aku diberi as-sab'ut thiwal (tujuh yang panjang) sebagai ganti Taurat, aku diberi al-mi'in (ratusan) sebagai ganti Zabur, aku diberi al-matsani sebagai ganti Injil, dan aku diberi kelebihan dengan al-mufashshal." As-Sab'ut thiwal ialah: al-baqarah, Ali Imran, an-nisa, al- Maidah, Al-An'am, al-a'raf dan Yunus. Al-Mi'in (Surat yang jumlah ayatnya lebih atau mendekati 100), Al-Matsani (Surat yang jumlah ayatnya di bawah al-mi'in. Al-Mufashshal (surat yang jumlah ayatnya di bawah al-matsani, surat pendek). Dinamakan demikian karena banyaknya fashal (pemisah) antara surat-suratnya dengan Basmalah. 12 Surat-surat pendek disebut Al-Mufasshal atau Al-Muhkam, meliputi Surat 12 Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel, Studi Al Qur an. (Surabaya: UIN SA Press, 2011), 10.

17 Al-Hujurat hingga surat An-Nas. Lebih lanjut dikatakannya bahwa Al- Mufasshal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a. Panjang, meliputi surat Al-Hujurat (surat ke 49) hingga surat An- Naba (surat ke 78). b. Sedang, meliputi surat An-Naba (surat ke 78) hingga surat Ad-Dhuha (surat ke 93). c. Pendek, meliputi surat Ad-Dhuha (surat ke 93) hingga surat An-Naas (surat ke 114). 13 Surat-surat pendek dalam penelitian ini adalah bagian dari al- Qur an dalam mata pelajaran al-qur an Hadits kelas IV MI Baitur Rohim Ganting Gedangan Sidoarjo yaitu: Surat al-lahab dan al-insyirah. a. Surat al-lahab Surat al-lahab adalah surat yang ke-111 dalam al-qur an. Surat ini terdiri dari 5 ayat dan termasuk surat makkiyah. Nama al- Lahab diambil dari ayat tiga yang berarti gejolak api. Surat al-lahab turun sesudah surat an-nasr. Dinamakan al-lahab karena di dalamnya menceritakan tentang penentangan Abu Lahab dan istrinya terhadap dakwah nabi Muhammad saw dan balasan yang akan diterimanya. 13 Syarifuddin, Ahmad. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai AlQur an, ( Jakarta: Gema Insani: 2004), 83.

18 ب س م الل ه الر ح ن الر ح يم Artinya : 1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa. 2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. 3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. 5. yang di lehernya ada tali dari sabut. b. Surat al-insyirah Surat al-insyirah adalah surat ke-94 dalam al-qur an. Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat makiyyah (surat yang diturunkan di Makkah). Surat ini diturunkan sesudah surat ad- Duha. Nama al-insyirah diambil dari lafal nasyrah pada ayat pertama yang berarti melapangkan. Surat al-insyirah menerangkan bahwa kemudahan akan mengikuti kesulitan Rasulullah saw dalam menyampaikan dakwah. Allah Swt telah mempersiapkan Rasulullah saw untuk menerima tanggung jawab yang berat, yaitu

19 menyampaikan dakwah. Allah Swt membuka hati beliau untuk menerima ilmu dan hikmah. Semua itu menjadi bekal untuk memikul beban dakwah. Dengan demikian, Rasulullah saw tidak merasa berat memikulnya. Allah Swt memerintahkan agar setelah menunaikan suatu tugas, disusul dengan mengerjakan tugas yang lain. 14 ب س م الل ه الر ح ن الر ح يم Artinya : 1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, 5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 14 Fata Choirul, Cinta al-qur an dan Hadist 4 (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2015), 27.

20 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. B. Kemampuan Menghafal Al-Qur an 1. Pengertian Kemampuan Menghafal Al-Qur an Istilah kemampuan menghafal al-qur an terdiri dari tiga kata yaitu kemampuan, menghafal dan al-qur an. Ketiga kata tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lain. Ketiganya mewakili satu pengertian yang utuh, yakni pengertian kemampuan menghafal al-qur an. Definisi kemampuan itu sendiri mempunyai arti kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. 15 Mengahafal menurut bahasa adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. 16 Menurut pendapat awam menghafal merupakan proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Definisi itu merupakan suatu terapan pada masalah belajar menghafal al-qur an. Setelah belajar beberapa lama, ia akan mampu menghafalkan apa yang dibaca atau didengar dan yang tertulis dengan aksara arab didalam kitab suci al-qur an. Menghafal al-qur an adalah salah satu kegiatan mulia dan bermanfaat di dalam agama Islam. 15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta : Balai Pustaka, cet. 4, 1993), 57. 16 Ibid., 58.

21 Menghafal al-qur an ialah salah satu kegiatan terpuji didalam Islam yang dikenal dapat berfaidah baik di dunia dan di akhirat kelak. Kemampuan menghafal al-qur an adalah suatu kecakapan atau kemampuan secara baik dan benar dalam menghafal ayat-ayat al-qur an dengan cara melafalkan secara lisan yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Kemampuan menghafal al-qur an adalah suatu keahlian atau kemampuan dalam mengingat dan melafalkan huruf hijaiyah dengan benar dan tepat, dapat menghafal kalimat dari rangkaian huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kaidah yang baku atau sesuai dengan ilmu tajwidnya. Menghafal al-qur an berbeda dengan menghafal buku atau kamus. Ia adalah kalamullah, yang akan mengangkat derajat mereka yang menghafalnya, oleh karena itu para penghafal al-qur an perlu mengetahui metode atau upaya agar dapat mencapai derajat tinggi di sisi Allah SWT melalui menghafal dengan baik dan benar. 2. Tujuan Kemampuan Menghafal Al-Qur an Tujuan dari menghafal al-qur an dalam pendidikan sebagai kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan menghafal yang telah ditetapkan saerta menumbuhkan rasa cinta dan keagungan al-qur an dalam jiwanya. Tujuan menghafal al-qur an secara umum pada dasarnya adalah agar kemutawattiran (keruntutan) al-qur an tidak terputus dan tidak tersentuh penyimpangan. Ketika menghafal

22 pembaca juga dapat memahami bahwa segala sesuatu dalam kehidupan harus berkiblat kepada sumber hukum yaitu al-qur an. Sedangkan tujuan dari menghafal salah satunya untuk meningkatkan kelancaran, ketepatan tajwid, makhorijul huruf dan tartil dalam kemampuan menghafal pada peserta didik. 17 Proses belajar menghafal al-qur an dengan menghafal dapat mendorong peserta didik agar dapat membaca dengan fasih dan juga dapat mengetahui maksud dan arti ayat yang akan dihafalkan, karena dalam menghafal peserta didik akan melewati tahap membaca, menghayati yang nantinya juga akan mengetahui arti dan maksud ayat tersebut. Selain itu alasan mengapa peserta didik lebih senang belajar dengan cara menghafal ada beberapa hal, diantaranya: a. Karena belajar dengan cara menghafal adalah yang paling sederhana dan mudah. b. Karena adnya kecemasan atau perasaan tidak mampu menguasai, sebagai pemecahannya maka bahan dicoba dikuasai dengan menghafalkannya. c. Karena ada tekanan pada jalannya pelajaran, untuk menutupi kekurangan-kekurangan diatasi dengan menghafalkannya. 17 Tasyrifin Karim, Yusuf Sulaiman, Panduan Praktis Belajar Baca Tulis Al-Qur an Pertemuan metode Iqro Terpadu, (Surabaya : PT. Bina Ilmu Offset, 1999), 7.

23 d. Karena pengalaman dan kebiasaan 18 3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menghafal Al-Qur an Faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal al-qur an pada peserta didik selain dari dalam diri adalah bagaimana sikap guru atau pengajar dalam menyampaikan materi al-qur an. Penggunaan media, strategi dan teknik yang inofatif dan menarik digunakan dalam mengajar, adanya motivasi, baik dari guru maupun dari keluarga (orang tua). Selain kesiapan guru, dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca, diperlukan kesiapan-kesiapan peserta didik. Kesiapankesiapan tersebut meliputi kesiapan fisik, psikologis, pendidikan, dan IQ: a. Kesiapan fisik, maksudnya anak yang sehat akan lebih cepat belajar menghafal. b. Kesiapan psikologis, maksudnya jika anak merasa nyaman, maka anak menjadi percaya diri. c. Kesiapan pendidikan, pendidikan yang pertama dari keluarga, sedangkan pendidikan di sekolah merupakan penanggung jawab utama. d. Kesiapan IQ bergantung pada pengalaman peserta didik, perolehan kosa kata, kebiasaan berbicara, konsentrasi, daya nalar, dan kemampuan mengikuti petunjuk. 19 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), 190.

24 Lebih lanjut penting bahwa untuk mengetahui terlebih dahulu kemampuan dan keterampilan yang harus ada dalam belajar menghafal dan membaca, yaitu: 1) Fasih dalam berbicara Kemampuan menjelaskan kosa kata, maka bacaannya dapat dimengerti orang lain. 2) Kemampuan mendengar Anak yang memiliki kemampuan mendengar yang baik dari orang dewasa akan mudah mengulanginya. Begitupun sebaliknya, jika anak memiliki gangguan pendengaran akan menghambat keberhasilan dalam membacanya. 3) Kemampuan melihat Penglihatan anak yang kurang baik dapat menyebabkan penglihatan terhadap obyek baca terganggu. 4) Pengaruh lingkungan Lingkungan rumah yang tidak peduli akan pendidikan anaknya akan membuat anak mengalami kesulitan. 5) Faktor emosi Membaca merupakan hal yang sangat penting, maka aktifitas membaca sangat memerlukan keadaan emosional yang hal itu dipengaruhi oleh persolan pribadinya. 6) Kecerdasan Keterlambatan anak membaca banyak disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah. 20 19 Mustofa, Fahim. Agar Anak Anda Gemar Membaca. (Bandung: Hikmah:2005), 31. 20 Ibid., 32.

25 4. Indikator Penilaian Menghafal Adapun yang penulis maksud dengan kemampuan menghafal al- Qur an adalah kemampuan menghafal al-qur an yang meliputi tiga komponen, yaitu : a. Kefasihan Makhorijul Huruf Yaitu sesuai dengan tempat keluarnya huruf, yang berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf al-qur an secara benar dan jelas, membedakan bunyi huruf hijaiyah yang hampir sama. Makhorijul Huruf itu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yaitu : Al- Jauf (lubang/rongga mulut), Al-Halqu (tenggorokan/kerongkongan), Al-Lisanu (lidah), Asy-Syafatain (dua bibir) dan Al-Khoisyum (janur hidung). b. Ketepatan Tajwid Yang dimaksud ketepatan tajwid yaitu ilmu pengetahuan cara membaca al-qur an dengan baik tertib menurut makharijul huruf, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya secara benar dan tartil. 21 Idgham artinya memasukkan atau melebur suatu huruf kepada huruf setelahnya. Ikhfa artinya menyamarkan/ menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin, cara membacanya ditahan sejenak. Ghunnah Apabila ada huruf mim dan 21 Tombak alam, Ilmu tajwid Populer 17 Kali Pandai, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), 15.

26 nun yang bertasydid. Qalqalah yaitu memantulkan atau menekan hufuf qalqalah baik karena sukun maupun waqaf. c. Kelancaran Menghafal Bacaan (Murottal) Yaitu menghafal Al-Qur an yang memfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan, ketepatan dalam membaca, dan lagu al-qur an atau tartil (perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa) dengan irama tertentu. Macam-macam irama dalam al-qur an bayyâtî, shâba, hijâz, nahâwand, ra`ts, jiharkah, sika. Ketiga komponen tersebut disatukan dan dijadikan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca dan menghafal al-qur an. Masingmasing komponen berisi indikator secara bertingkat menunjukkan adanya penguasaan kemampuan dalam makharijul huruf, ketepatan tajwid dan kelancaran menghafal bacaan. C. Media Card Sort 1. Pengertian Media Card Sort Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau penyalur. Selain itu media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. 22 Media Card Sort merupakan salah satu media pembelajaran yang termasuk dalam media sederana karena cara membuatnya mudah, 22 Arief S.Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), 6.

27 penggunaannya tidak sulit, dan bisa disesuaikan dengan materi yang sifatnya pengulangan informasi dan hafalan. Media sederhana yang bahan dasarnya mudah diperoleh, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. 23 Media ini bertitik tolak dari suatu pendekatan yang mengutamakan aktivitas komunikasi yang sesungguhnya agar kelak peserta didik dapat dengan mudah untuk menghafalkan surat pendek. Card Sort berasal dari dua kata yaitu card dan sort. Card bermakna kartu dan Sort bermakna sortir atau pilih. Card Sort berarti memilah dan memili kartu. Card Sort adala kartu yag cara menggunakannya dengan disortir. 24 Media Card Sort sebagai salah satu media pembelajaran merupakan alat penyalur informasi yang digunakan untuk mengajarkan konsep dan mengaktifkan peserta didik dalam belajar. Media Card Sort dapat mempermahir peserta didik dalam kenyusun kalimat atau ayat-ayat menjadi satu untaian surat. Untuk mempermahir menyusun kata-kata ke dalam satu kalimat dapat pula digunakan teknik yang serupa dengan menggunakan kartu-kartu yang berisi kata-kata. Kartu-kartu kata itu disusun secara acak (tidak beraturan), dan peserta didik ditugaskan untuk membaca cepat kata-kata 23 Djamarah, Syaiful, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 126 24 Melvin L Siberman, Active Learning 101 Cara Aktif Peserta didik Aktif, (Bandung: Nusa Media & Nuansa, 2009), 157.

28 pada kartu-kartu itu dengan urutan yang benar. Latihan ini mempermahir keterampilan peserta didik dalam membaca cepat juga dalam menghafal al-qur an. Misalnya: Kata-kata yang diletakkan secara tidak beraturan itu ke bawah harus dibaca dengan benar oleh peserta didik. Dibalik setiap kartu kata dapat dituliskan arti kata itu, sehingga latihan peserta didik dapat dilanjutkan dengan memahami arti. Pada prinsipnya, kartu kata untuk latihan menghafal surat pendek ini dapat pula digunakan pada papan flannel atau papan kantong. Kartukartu itu diletakkan dalam kantong-kantong pada papan tersebut, sehingga jika susunan urutan kartu diubah maka kalimat yang disusun di papan itu pun akan berubah. 25 25 Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), 124.

29 Media Card Sort merupakan salah satu dari berbagai media yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab ataupun surat pendek. 26 Adapun konsep pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, maka mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini, mereka secara aktif menggunakan seluruh inderanya, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari. Proses pembelajaran juga harus dilaksanakan dengan suasana menyenangkan dan mengesankan. Pembelajaran yang menyenangkan adalah apabila peserta didik berani mencoba sesuatu sesuai keinginan, berani bertanya bila ingin tahu, berani mengemukakan pendapat dan berani mempertanyakan gagasan orang lain. Suasana pembelajaran yang seperti ini akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. 2. Tujuan Penerapan Media Card Sort Media Card Sort bertujuan untuk melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran, yaitu untuk meyakinkan dan memastikan bahwa tiap kelompok dapat menerapkan kemampuan atau prosedur dengan 26 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press, 2009), 8.

30 benar. Media Card Sort juga dapat meningkatkan keakraban dengan peserta didik dan untuk memudahkan dalam mempelajari materi yang bersifat psikomotorik. 27 Tujuan media ini untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons peserta didik, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, mendukung, dan menarik hati. Karena, pada dasarnya proses pembelajaran merupakan pemberian stimuus-stimulus kepada peserta didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri mereka. Dan dengan memberikan media ini pada peserta didik dapat membuat mereka lebih aktif dan membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan sukses. Lebih jauh lagi, pembelajaran yang seperti ini akan mudah disimpan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri peserta didik. 3. Langkah-Langkah Pembuatan dan Penerapan Media Card Sort Media Card Sort dalam penerapannya mempunyai langkahlangkah agar peserta didik mampu menghafal dan membaca ayat-ayat suci al-qur an tanpa terkesan membosankan dan terpaksa, antara lain: 1) Guru memilih ayat-ayat al-qur an yang bersambung dengan rapi, yang dapat dibagi rata ayat-ayatnya kepada peserta didik. 2) Ayat-ayat tersebut ditulis atau diketik Arab dengan jelas (di atas kertas atau karton yang agak tebal) dengan mengosongkan ruang 27 Melvin. L. Silberman, Active Learning 101 Cara Aktif Peserta didik Aktif..., 238.

31 antara ayat satu dengan ayat lainnya (satu ayat dapat dibagi ke dalam dua atau lebih). 3) Lembaran ayat-ayat itu dipotong-potong menjadi satu kepingan kertas untuk satu ayat (atau sebagian dari satu ayat). Apabila jumlah peserta didik banyak, ayat-ayat itu dapat ditulis beberapa kali (atau di foto copy) dan kemudian peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapatkan potongan-potongan kertas yang sama dengan kelompok lain. 4) Dengan bergabungnya peserta didik dalam kelompok, mereka dapat memulai menyusun ayat-ayat secara berurutan. Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi mufrodat dan memahami ayat tersebut. Guru dapat mengamati keterlibatan secara aktif setiap peserta didik dalam menyempurnakan ayat-ayat tersebut. 5) Setelah setiap kelompok menemukan urutan ayat yang benar dan disetujui oleh masing-masing anggota kelompok, guru menugaskan pada masing-masing kelompok agar masing-masing individu tiap kelompok menyebutkan ayat-ayat surah secara estafet sehingga membentuk rangkaian ayat yang berurutan. 6) Guru meminta peserta didik menghafalkan ayat-ayatnya 2-3 menit. Peserta didik dilarang menulis atau memperlihatkan hasil diskusi kepada kelompok yang lain.

32 7) Guru meminta peserta didik agar potongan-potongan kertas yang telah mereka susun dikumpulkan kembali. (Ini dimaksudkan agar setiap peserta didik dapat berpartisipasi aktif untuk menghasilkan suatu sambungan ayat yang teratur dan benar sesuai dangan Al- Qur an). 28 4. Kelebihan dan Kelemahan Media Card Sort Dalam teknik atau media pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, seperti media Card Sort. Media ini mempunyai kelebihan yaitu cocok jika diterapkan untuk materi-materi yang bersifat psikomotorik atau materi-materi yang bersifat seperti materi bercerita dan bacaan sholat, tetapi kelemahannya strategi ini tidak cocok degunakan pada materi yang bersifat teoritis. Dalam buku Cooperative learning dalam praktek berkelompok mempunyai kelebihan diantaranya adalah dapat meningkatkan partisipasi antar peserta didik, interaksi lebih mudah dan lebih banyak kesempatan untuk konstruksi masing-masing kelompok. Sedangkan kekurangannya adalah jika dalam satu kelompok ada yang tidak aktif maka akan sedikit ide yang muncul dan jika kelompoknya banyak maka akan membutuhkan waktu yang banyak. 29 28 Arsyad Azhar, Media Pembelajaran..., 122. 29 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Aktif Peserta didik Aktif..., 238.