ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET

ANALISA PERFORMA MENARA PENDINGIN PADA PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

BAB III METODE PENELITIAN

Ach. Taufik H., et al., Analisis Beban Kalor. 1

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Analisa Performance Menara Pendingin Tipe Induced Draft Counterflow Tower With Fill Sebagai Pendingin Pengecoran Baja

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 Pada P.T. XYZ, Tambun Bekasi

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA COOLING TOWER

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

Campuran udara uap air

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 5 No. 3, September 2016 (1-6)

PENGUJIAN DIRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI VERTIKAL DENGAN ALIRAN SEARAH

BAB V ANALISA PERHITUNGAN DARI BEBERAPA ALAT. V.1 Hasil perhitungan beban pendingin dengan memakai TRACE 700

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP EFEKTIFITAS PENDNGINAN EVAPORASI DENGAN KONTAK LANGSUNG TANPA MENGGUNAKAN BANTALAN PENDINGIN

UJI PRESTASI PENDINGINAN EVAPORASI KONTAK TIDAK LANGSUNG (INDIRECT EVAPORATIVE COOLING) DENGAN VARIASI TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN AIR

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA SUHU COOLING TOWER PADA PENGELASAN CO2 PANA ROBO TA 1400

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

BAB II LANDASAN TEORI

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KINERJA SUATU MENARA PENDINGIN

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN...

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI COOLING PAD BERBAHAN SUMBU KOMPOR DENGAN PENAMBAHAN VARIASI DUCTING BERBENTUK SILINDER DAN BALOK ABSTRAK

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

HUMIDIFIKASI DEHUMIDIFIKASI

COOLING TOWER. Disusun oleh : Ahmad Andriansyah Pratama ( ) Wiliardy Pramana ( ) Muhamad Wandy Amrullah ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

Pengaruh sudut alur sekat terhadap unjuk kerja menara pendingin (cooling tower)

Cooling Tower (Menara Pendingin)

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA REFRIGERASI WATER CHILLER PADA PT GMF AEROASIA

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

PENINGKATAN EFISIENSI AIR COOLER DENGAN SERABUT KELAPA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATUBARA PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER TERHADAP KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

PENELITIAN KINERJA INDUCED DRAFT COOLING TOWER DENGAN POTONGAN PIPA PVC Ø 1 INCI SEBAGAI FILLING MATERIAL

Analisa performansi cooling pad tanpa saluran udara dan dengan saluran udara

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

PENGARUH JENIS SPRAYER TERHADAP EFEKTIVITAS DIRECT EVAPORATIVE COOLING DENGAN COOLING PAD SERABUT KELAPA

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM :

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ANALISA PERFORMASI PADA MENARA PENDINGIN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS EKSERGI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB II LANDASAN TEORI

Perbandingan Unjuk Kerja Menara Pendingin Sistem Terbuka dan Tertutup

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Nama Mahasiswa : HAYKEL FIBRA PRABOWO NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. PRABOWO, M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA SISTEM REFRIGERASI PADA TATA UDARA SENTRAL. M. Nuriyadi ABSTRACT

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR. Ir.

Transkripsi:

25 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT0 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK Hutriadi Pratama Siallagan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta E-mail: 43520086@student.mercubuana.ac.id Abstrak -- Pada proses produksi baja sangat erat kaitannya dengan pendinginan baik untuk proses pendinginan baja maupun pendinginan mesin-mesin produksi supaya terhindar dari over heat sehingga dapat bekerja dengan optimal. Pada PT Krakatau Steel menggunakan beberapa sistem pendingin salah satunya adalah sistem pendingin cooling tower 8330 CT 0. Sistem pendingin tersebut digunakan untuk menunjang proses produksi dan juga pendinginanan mesin produksi khusunya pada Slab Steel Plant (SSP), dengan peran yang sangat besar maka cooling tower 8330 CT 0 harus diketahui bagaimana kinerjanya. Skripsi ini membahas tentang analisis kinerja Cooling tower 8330 CT 0 dengan membandingkan data teori dengan data aktual berdasarkan perhitungan-perhitungan sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja dari Cooling tower 8330 CT 0 tersebut. Dari hasil analisis diperoleh penurunan efisiensi sebesar 22,353%, kapasitas pendinginan 7.033,35 Kj/s, Hal tersebut diakibatkan oleh temperatur air yang masuk Cooling tower 8330 CT 0 tidak terlalu tinggi, karena SSP sedang dalam pengerjaan revitatalisi, agar lebih efektif dan efisien Cooling tower 8330 CT 0 sebaiknya lebih dimamfaatkan lagi untuk pendingin objek lainnya sehingga temperatur air yang masuk tidak terlalu rendah. Kata kunci: Pendinginan, temperatur, Cooling tower 8330 CT 0. PENDAHULUAN Dalam proses produksi produk khususnya pada Slab Steel Plant (SSP), sistem pendinginan sangat dibutuh baik dalam proses produksi juga untuk menjaga suhu pada mesin produksi agar dapat bekerja secara optimal. Sistem pendingin yang digunakan salah satunya adalah cooling tower. Cooling tower yang dibahas pada penelitian ini adalah cooling tower induced draft 8330 ct 0. Cooling tower didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah udara dan air yangberfungsi mendinginkan air dengan mengontakannya keudara sehingga menguapkan sebagian kecil dari air tersebut. Dengan peran yang sangat penting maka perlu diketahui bagai mana kinerja dari cooling tower dengan membandingkan antara data teori dengan data aktual melalui perhitungan matematis yang pernah dipelajari diwaktu perkuliahan. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif karena data penelitian yang didapat berupa angka-angka. Metode penelitian kualitatif lebih menekankan kepada hasil data dari masingmasing interpretasi yang ditemukan di lapangan. Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah anrara lain: melakukan studi literature tentang cooling tower dengan mengumpulkan data informasi baik dari buku, internet, jurnal dan juga diskusi dengan dosen pembimbing. Menentukan variabel penelitian yaitu parameter-parameter yang akan diteliti seperti:. Suhu wet bulb udara masuk menara; 2. Suhu dry bulb udara masuk menara; 3. Suhu air masuk menara; 4. Suhu air keluar menara; 5. Debit air, merupakan data untuk mendapatkan laju aliran massa air L; 6. Debit udara, merupakan data untuk mendapatkan laju aliran massa udara G; 7. Untuk beberapa data dapat diasumsikan yaitu: a. Aliran massa udara dikendalikan fan sehingga G konstan. b. Cp air = 4,9 kj/kg.k dari Tabel A.3 heat transfer. Kemudian pengambilan data di PT. Krakatau Steel baik data teori (data standar) dan juga data aktual pada saat cooling tower beroperasi, pengolahan data yang telah diambil, analisis data dan pembahasan dan penarikan kesimpulan dan saran. Tabel. Data Teori Cooling Tower 8330 CT0 No Parameter Besaran Twb 27 o C 2 T out, udara 47,5 o C 3 T in, air 58 o C 4 T out, air 38 o C 5 Debit Air 64 m 3 /jam 6 Debit Udara 345.600 m 3 /jam 7 Rotasi Motor.500 rpm

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 26 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dengan data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data. 3. Data Teori Cooling Tower 8330 CT0. Range = Suhu air masuk (T in, air) suhu air keluar (T out, air) = 58 o C 38 o C = 20 o C 2. Approach = Suhu air keluar (T out, air) Suhu wet bulb (Twb) = 38 o C 27 o C = o C 3. Efektifitas = 00% =,, = 00% = 64.56 % 4. Laju Aliran Massa Air (L) L= Q air x ρ air 58 o C, 00% Massa jenis air 58 o C pada (Tabel A.3, Heat Transfer, John H. Lienhard) = 983.9 kg/m 3 = 64 m 3 /jam x 983.9 kg/m 3 = 630.686 kg/jam = 75.9 kg/s Q = 75.9 kg/s x 4,9 kj/kg.k x 293 o K = 25. 076,73 kj/s 2. Diagram Psikrometrik Untuk mencari kelembapan relative (Relative Humidity), Rasio Kelembapan (Humidity Ratio), dan Enthalpi dari suhu bola basah dan suhu bola kering dengan kondisi: Barometric Pressure:760 (mm Hg) = 760 (mm Hg) Atmospheric Pressure: 0.325 (kpa) Maka diperoleh: Tabel 2. Hasil Psikometrik dengan software COOLERADO HDPsyChart TDB TWB RH W (g/kg) h (kj/kg) 35 27 54.46 9.375 84.893 3. Integrasi Stepwise Cooling tower terbagi menjadi 0 bagian seperti dalam gambar di bawah, dimana penurunan suhu air 2 ºC pada tiap-tiap bagian seperti gambar di bawah ini: 5. Laju Aliran Massa Udara (G) G= Q udara x ρ udara 35 o C Massa jenis udara 35 o C pada (Tabel A.4, Fundamental of Heat and Mass Transfer, Incopera) =,348 kg/m 3 = 345.600 m 3 /jam x,348 kg/m 3 = 392.80 kg/jam = 08,939 kg/s 6. Perbandingan L/G Cooling Range = =.608 7. Menghitung Kehilangan Air Akibat Evaporation Loss (We) We = 0,00085 x 64 m 3 /jam x 20 = 0,897 m 3 /jam 8. Menghitung kehilangan air akibat Drift Loss (W D) Wd = 0,2 % x 64 m 3 /jam =,29 m 3 /jam 9. Menghitung kehilangan air akibat Blow down (W B) 0,897 m 3/jam = = 5,56 m /Jam,7 0. Menghitung make up water cooling tower = 5,56 m /jam + 0,897 m / jam +,29 m /jam = 27,747 m 3 /jam. Kapasitas Pendingin (Q) Cooling Tower Gambar. Pembagian Ruas Volume Data Teori Keseimbangan energi pada bagian paling bawah (ruas 0 ke ruas ) akan memberikan hasil dari persamaan berikut: h h L = (4,9 kj/kg.k) (dt K) G a, a,0 =,608 4,9 kj/kg.k 2 K = 3,4763 kj/kg a. Air pada ruas bagian ruas ini memiliki suhu rata-rata 39 C. b. Entalpi udara yang meninggalkan bagian paling bawah (h a,) adalah: h a, = h a,0 + 3,989 kj/kg = (84,893 + 3,989) kj/kg = 98,369 kj/kg Maka rata-rata entalphi h a pada ruas ini adalah: (84,893 kj/kg + 98,369 kj/kg) / 2

27 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 = 9,63 kj/kg c. Pada bagian paling bawah, air mempunyai suhu 39 C dan entalpi udara jenuh pada suhu air ini adalah 58,445 kj/kg pada (tabel A.2 W.F.Stoecker) d. Harga (h i - h a) m dalam bagian paling bawah ini yaitu: 58,445 kj/kg 9,63 kj/kg = 66,84 kj/kg Maka, = ( ) 66, 84 kj/kg = 0,0496 kj/kg e. Bergerak ke atas menuju bagian kedua dari bawah, untuk mencari h i h a m dilakukan prosedur yang sama. Entalpi udara yang masuk ke bagian kedua dari bawah sama dengan entalpi udara yang meninggalkan bagian pertama yaitu 98,369 kj/kg. Perhitungan-perhitungan untuk mencari jumlah / h i h a m hingga ke ruas ke sepuluh. Dengan demikian dapat diketahui tingkat panas yang dilepas dari air: hc A 4,9Lt c h h pm i = 4,9. 75,9 kj/s. 2 K. 0,033280 = 5,696 kj/s Dq = L. (4,9 kj/kg.k). dt a = G. dh a = 08,939 kg/s. (22, 98 9,63 kj/kg) = 3.22,878 kj/s 3.2 Data Aktual Cooling Tower 8330 CT0 Tabel 3. Data Aktual Cooling Tower 8330 CT0 No Parameter Besaran Twb 24,50 o C 2 Tdb 29,37 o C 3 T out, udara 36,2 o C 4 T in, air 45, o C 5 T out, air 36,42 o C 6 Debit Air 64 m 3 /jam 7 Debit Udara 345.600 m 3 /jam 8 Rotasi Motor 500 rpm. Range = Suhu air masuk (T in, air) suhu air keluar (T out, air) = 45, o C 36,42 o C m = 8,69 o C 2. Approach = Suhu air keluar (T out, air) Suhu wet bulb (Twb) = 36,42 o C 24,50 o C =,92 o C 3. Efektifitas = 00% = 00%.. = 42,63 % 4. Laju Aliran Massa Air (L) L = Q air x ρ air 45, o C. Massa jenis air 45, o C pada (Tabel A.3 John H. Lienhard) adalah 990,056 kg/m 3 = 64 m 3 /jam x 990,056 kg/m 3 = 634.625 kg/jam = 76,284 kg/s 5. Laju Aliran Massa Udara (G) G = Q udara x ρ udara 29,24 o C Massa jenis udara 29,24 o C pada (Tabel A.4 Incopera) =,539 kg/m 3 = 345.600 m 3 /jam x,539 kg/m 3 = 398.803,488 kg/jam = 0,778 kg/s 6. Perbandingan L/G Cooling Range = =,59 7. Menghitung Kehilangan Air Akibat Evaporation Loss (We) We = 0,00085 x 64 m 3 /jam x 8,65 = 4,72 m 3 /jam 8. Menghitung kehilangan air akibat Drift Loss (W D) Wd = 0,2 % x 64 m 3 /jam =,29 m 3 /jam 9. Menghitung kehilangan air akibat Blow down (W B) 4,72 m 3/jam = = 6,73 m /Jam,7 0. Menghitung make up water cooling tower M = 6,73 m /jam + 4,72m / jam +,29 m /jam = 2,732 m 3 /jam. Kapasitas Pendingin (Q) Cooling Tower Q = ṁ.cp. T = 76,284 kg/s x 4,9 kj/kg.k x 28,69 o K = 208.064,673 kj/s 2. Diagram Psikometrik Untuk mencari kelembapan relative (Relative Humidity), Rasio Kelembapan (Humidity Ratio), dan Enthalpi dari suhu bola basah dan suhu bola dengan kondisi. Barometric Pressure: 760 (mm Hg)

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 28 Atmospheric Pressure: 0.325 (kpa) Tabel 4. Hasil Psikometrik dengan soft ware COOLERADO HDPsyChart TDB TWB RH W (g/kg) H (kj/kg) 29.37 24.50 67.38 7.49 74,20 3. Integrasi Stepwise Cooling tower terbagi menjadi 0 bagian seperti dalam gambar dibawah, dimana penurunan suhu air 0,865 ºC pada tiap-tiap bagian seperti gambar dibawah ini: e) Bergerak ke atas menuju bagian kedua dari bawah, untuk mencari h i h a m dilakukan prosedur yang sama. Entalpi udara yang masuk ke bagian kedua dari bawah sama dengan entalpi udara yang meninggalkan bagian pertama yaitu 79,995 kj/kg. Perhitungan-perhitungan untuk mencari jumlah / h hingga ke ruas ke sepuluh. m i h a Dengan demikian dapat diketahui tingkat panas yang dilepas dari air: hc A 4,9Lt c h h pm i a m = 4,9. 76,284 kg/s. 0,869 K. 0,39997 Kj/kg = 89,859 kj/s dq = L. (4,9 kj/kg.k). dt = G. dh a = 0,778 kg/s. (29,244 77,098 kj/kg) = 5.776,629 kj/s Gambar 2. Ruas Cooling tower Data Aktual Keseimbangan energi pada bagian paling bawah (ruas 0 ke ruas ) akan memberikan hasil dari persamaan berikut: h h L = (4,9 kj/kg.k) (dt K) G a, a,0 =,59. 4,9 kj/kg.k. 0,869 K = 5,794 kj/kg a) Air pada ruas bagian ruas ini memiliki suhu rata-rata 36,85 C b) Entalpi udara yang meninggalkan bagian paling bawah (h a,) adalah: h a, = h a,0 + 5,794 kj/kg = (74,20 + 5,794) kj/kg = 79,995 kj/kg Maka rata-rata entalphi h a pada ruas ini adalah, (74,20 kj/kg + 79,995 kj/kg) / 2 = 77,098 kj/kg c) Pada bagian paling bawah, air mempunyai suhu 36,85 C dan entalpi udara jenuh pada suhu air ini adalah 42,77 kj/kg Pada (tabel A.2 W.F.Stoecker) d) Harga (h i - h a) m dalam bagian paling bawah ini yaitu: 42,77 kj/kg 77,098 kj/kg = 65,079 kj/kg = kj/kg ( ) 90, 574 = 0,05365 kj/kg Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh hasil; Tabel 5. Hasil Perhitungan Range, Approach, Cooling Range T,In T,Out Twb Tdb Range Approach Cooling Range TEORI 58 38 27 35 20.608 AKTUAL 45. 36.4 24.5 29.37 8.69.92.59 Gambar. 3 Grafik kinerja cooling tower Tabel 6. Hasil Perhitungan evaporation loss, drift loss, blow down, dan makeup water Make up We WD WB (m 3 /jam) (m 3 /jam) (m 3 water /jam) (m 3 /jam) Data Teori 0.897.29 5.67 27.747 Data Aktual 4.72.29 6.73 2.732

29 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 Gambar 4. Grafik evaporation loss, drift loss, blow down, dan makeup water Tabel 7. Hasil Perhitungan Efektifitas dan Tingkat Panas yang Dilepas dan kapasitas Cooling Tower Efektifitas h ca/ C pm ( kj/s) Kapasitas Cooling Tower ( kj/s) Data Teori 64,56 5,70 25.076,73 Data Aktual 42,63 89,86 208.043,38 Dari tabel di atas dapat digambarkan grafik efektifitas dan tingkat panas yang dilepas antara data teori dengan data aktual Cooling Tower 8330 CT 0. analisis kinerja cooling tower 8330 ct 0 pada water treatment plant-2 PT Krakatau Steel Persero.Tbk adalah sebagai berikut: a. Dari hasil analisis kinerja cooling tower 8330 ct 0 dapat dikatakan kurang efektif karena kurang optimalnya kemampuan cooling tower akibat temperatur air yang akan didinginkan pada data aktual jauh lebih rendah dibandingkan dengan data teori. b. Untuk perbandingan performance antara data teori dengan data aktual adalah sebagai berikut:. Efektifitas dari Cooling Tower 8330 CT0 untuk data teori adalah 64,5%, data aktual 42,6% terdapat penurunan sebesar 22,35; 2. Kalor yang dilepas air ke udara (dq) untuk data teori adalah 3.22,878 kj/s, data aktual 5.776,629 kj/s; 3. kapasitas pendinginan dari Cooling Tower 8330 CT0 untuk data teori adalah 25.076,73 Kj/s sedangkan data aktual 208.043,38 Kj/s terdapat penurunan sebesar 7.033,35 Kj/s; 4. Besarnya kehilangan air akibat evavorasi sehingga perlu adanya tambahan air (make up water) dari Cooling Tower 8330 CT0 untuk data teori adalah 27,747 m 3 / jam sedangkan data aktual 2,732 m 3 / jam. DAFTAR PUSTAKA Gambar 5. Grafik efektifitas Gambar 6. Grafik efektifitas dan kapasitas Cooling Tower 6. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis yang dibahas pada tugas akhir ini dengan judul [] Awwaludin,M.,Santosa,P.,&Suwardiyono. (203). Perhitungan Kebutuhan Cooling Tower Pada Rancang Bangun Untai Uji Sistem Kendali Reaktor Riset. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN, 9(), 38-4. [2] EL-WAKIL,M.M.,&Jasjfi,E.(992). Instalsi Pembangkit Daya Power PlantTechnology.Jakarta: Erlangga. [3] (205). Analisis performa Cooling Tower LCT 400 pada PT XYZ, Tambun Bekasi. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 3(), 2-5. [4] Abdunnaser. (203). Studi perbandingan dari pengaruh variasi temperatur austenitisasi yang dilakukan sampai pada terciptanya dua fasa yaitu fasa austenite dan ferlit.bina Teknika, 9 (2) 208-24. [5] Stoecker,W.F.,Jones.W.J., & Hara.S. (996).RefigrasidanPengkondisian Udara. Jakarta: Erlangga. [6] TaufikAch,H.,Digdo Listyadi,S.,& Hary,S. (204). Analisis Beban Kalor Cooling Tower Induced Draft Counter Flow Dengan Bahan Pengisi Bamboo Wulung.Jember. Universitas Jember, (), 2-3.