UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
FADEL MUHAMMAD H. NIM.

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN RASIO D/B TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DENGAN RASIO d/b = 1 DAN n = 3 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

PENDAHULUAN TUJUAN TINJAUAN PUSTAKA Geogrid sebagai Material Perkuatan pada Tanah Gambar 1. Gambar 1. Gambar

PENGARUH JUMLAH LAPIS GEOGRID DAN KEDALAMAN DENGAN LEBAR B = 10 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN KEPADATAN RC 70%

terhadap variasi lebar pondasi dan jumlah lapis perkuatan geogrid. PENDAHULUAN

Galuh Ajeng Listyaningrum, As ad Munawir, Yulvi Zaika

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JARAK PONDASI MENERUS DARI TEPI LERENG PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID MAKALAH JURNAL

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID KE PONDASI TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

Keywords: bearing capacity, sand slope, geogridreinforcement, slope angles, footing width.

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN SUDUT KEMIRINGAN LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR RC 85% DENGAN PERKUATAN GEOGRID

Ditha Permata, As ad Munawir, Yulvi Zaika. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Jalan MT. Haryono 167, Jawa Timur, Indonesia

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

ABSTRAK. Kata Kunci : Pasir, Pondasi menerus, Geogrid, Lebar pondasi, Jumlah lapisan geogrid ABSTRACT

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik RICO ANGGRIAWAN NIM.

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 46 O

PENGARUH JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG DAN PANJANG GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik EKKI DARMAWAN PUJO SUSILO NIM.

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR

PENGARUH JARAK LAPIS TERATAS DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN PONDASI MENERUS NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG LERENG TANAH PASIR KEMIRINGAN 51 0 MAKALAH JURNAL

Analisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh: Lestari

PENGARUH LEBAR DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL DENGAN JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG 6 CM TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG

ABSTRAK. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No ISSN

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik JEPRIS HARI SAPUTRA NIM.

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik DANU PURWOWASKITO NIM.

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 56 O

AULIYAH RIZKY SUHASMORO

PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DENGAN PENAMBAHAN SIRIP ULIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN RUMUS EMPIRIS DAN MODEL TEST

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 46

PENGARUH PERKUATAN PILE TERHADAP DAYA DUKUNG PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID DAN KEPADATAN DENGAN RASIO KEDALAMAN = 1 DAN LEBAR PONDASI B = 10 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya Korespondensi : ABSTRAK

PENGARUH VARIASI PANJANG LEMBARAN GEOTEKSTIL DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74%

ABSTRAK. Kata Kunci : daya dukung, tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi panjang pondasi, variasi jarak antar lapis geogrid, overburden.

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PEMODELAN FISIK

PENGARUH KEMIRINGAN LERENG DAN LEBAR PONDASI DENGAN RASIO d/b = 1 TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT

PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL

PENGARUH VARIASI JUMLAH DAN JARAK ANTAR LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR POORLY GRADED

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA LERENG PASIR RC 85% TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

MAKALAH JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : ANDRI ARI SETIAWAN

PENGARUH KEMIRINGAN LERENG DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 51

Pengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak

ABSTRAK. Kata kunci : Daya dukung, pondasi menerus, geotekstil, anyaman bambu, pasir, BCI

AMRU KHIKMI IGAM NIM.

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID PADA SUDUT KEMIRINGAN 46

PENGARUH PERKUATAN ANYAMAN BAMBU TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

PENGARUH PANJANG DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

INFO TEKNIK Volume 15 No. 2 Desember 2014 ( )

PENGARUH RASIO d/b DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID PADA TANAH PASIR TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DENGAN PONDASI MENERUS

Ach. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan

ANALISA PENGARUH BERAT ISI PASIR TERHADAP DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR PADA SUDUT KEMIRINGAN LERENG 56

DAYA DUKUNG ULTIMIT PONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH PASIR YANG DIPERKUAT GEOGRID

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GAMBUT SEBAGAI SUBGRADE JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN DAN GRID BAMBU

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK

PENGARUH PENGGUNAAN CERUCUK DAN ANYAMAN BAMBU PADA DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III DATA PERENCANAAN

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5, Pekanbaru ABSTRACT

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER MOLD STANDARD PROCTOR TERHADAP PARAMETER KOMPAKSI CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

PERILAKU PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR BERSELIMUT DI ATAS TANAH PASIR AKIBAT PEMBEBANAN

Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal Tipe Menerus Pengaruh Kedalaman Tanah Keras

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH YANG DIPERKUAT DENGAN GEOTEXTILE

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Diajukan untuk memenuhi persayaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik PUTRI AGIL FARADITA NIM.

PERUBAHAN PERILAKU TANAH EKSPANSIF AKIBAT STABILISASI DENGAN DSM BERPOLA TRIANGULAR MENGGUNAKAN KAPUR KADAR 8%

Efek Kerapatan Relatif (Dr) Terhadap Daya Dukung Fondasi Dangkal pada Tanah Pasiran dengan Beban Sentris

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DAN GRID BAMBU DENGAN BANTUAN PROGRAM PLAXIS

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

PENGARUH KONSISTENSI TANAH LEMPUNG TERHADAP STABILITAS FONDASI MENERUS BERDASARKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN ABSTRAK

REKAYASA PONDASI I Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENURUNAN TANAH PASIR TERHADAP LUASAN PONDASI BERBENTUK PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI ENAM

Transkripsi:

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN LEBAR PONDASI DENGAN RASIO d/b = 1 DAN N= 3 LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF 70% PADA PONDASI MENERUS NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik IZZATUL AINI NIM. 135060101111019 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN LEBAR PONDASI DENGAN RASIO d/b = 1 DAN N= 3 LAPISAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF 70% PADA PONDASI MENERUS (Effect Top Layer Spacing and Width Foundation with Depth d/b=1 and Number of Geogrid=3 for Bearing Capacity on Sand Soil with Relative Compaction 70% of Strip Footing) Izzatul Aini, Suroso, As ad Munawir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp (0341) 567886 Email: ainiizza1@gmail.com ABSTRAK Tanah pasir lepas memiliki sifat yang kurang menguntungkan bagi suatu konstruksi. Permasalahan utama pada pasir lepas adalah penurunan dan daya dukung tanah yang rendah apabila diberikan beban diatasnya. Maka dari itu digunakan geogrid sebagai metode perbaikan tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pondasi menerus yang diletakkan pada tanah pasir dengan RC 70% dengan rasio kedalaman pondasi dan jarak lapis geogrid teratas terhadap daya dukung tanah pasir. Hasil dari pondasi menerus dengan perkuatan akan dibandingkan dengan pondasi tanpa perkuatan. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pengaruh variasi lebar pondasi (B) dan pengaruh efek letak lapisan geogrid teratas (u) terhadap daya dukung ultimit dan penurunan pada pondasi menerus. Uji model yang dilakukan di laboratorium mengunakan 3 lapis perkuatan geogrid dengan rasio d/b = 1. Rasio yang digunakan adalah variasi lebar pondasi (B) sebesar 6 cm; 8 cm; 10 cm dan variasi rasio u/b sebesar 0,25; 0,5; 0,75. Kata kunci: daya dukung, tanah pasir, pondasi menerus, geogrid, variasi lebar pondasi, variasi jarak lapis teratas geogrid. ABSTRACT The loose sand soil has a disadvantage for a construction. The main problem with loose sand is the decrease and low soil carrying capacity is given above it. Therefore geogrid is used as a method. This research was conducted to determine the effect of swimming pool with RC 70% with comparison of foundation depth and geogrid layer distance of soil bearing capacity. The result of the foundation continues with retrofitting will be compared with the foundation without reinforcement. The parameters observed in this research are the effect of variation of foundation width (b) and the effect of geogrid location effect on (u) on ultimate capability and decrease on the foundation. Model test conducted in laboratory using 3 layer of reinforcement geogrid with ratio d / B = 1. The ratio used is the variation of foundation (B) width of 6 cm; 8 cm; 10 cm and variation of ratio of u / B equal to 0,25; 0.5; 0.75. Key words: bearing capacity, loose sand, strip footing, geogrid, variation width of foundation, the upper distance of geogrid layer variation. PENDAHULUAN Perencanaan pondasi harus memperhatikan kekuatan tanah yang ada dibawahnya agar dapat memikul beban diatasnya tanpa mengalami kegagalan geser (Shear failure) dan penurunan (Settlememt) yang masih dapat ditolerir untuk konstruksi tersebut. Tanah pasir lepas memiliki sifat kurang menguntungkan bagi konstruksi karena nilai kerapatan relatif yang rendah. Metode perbaikan tanah pada kasus ini dapat dilakukan dengan penambahan geogrid yang bertujuan untuk meningkatkan kuat geser dan daya dukung tanah. TUJUAN Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh perkuatan tanah pasir dengan membandingkan daya dukung tanah pasir tanpa menggunakan perkuatan dan menggunakan perkuatan geogrid variasi lebar pondasi (B) dan pengaruh efek letak

lapisan geogrid teratas (u) terhadap daya dukung dan penurunan pada pondasi menerus. Serta mendapatkan nilai optimum dari kedua variasi. KAJIAN PUSTAKA Kepadatan Relatif Pasir Tanah pasir termasuk tanah granular yaitu tanah berbutir kasar dengan ukuran diameter butiran berkisar antara 2 0,6 mm yang tidak mempunyai komponen kohesi atau tidak ada daya ikat antar butiran partikel (c = 0). Sedangkan, kepadatan relatif pasir didefinisikan sebagai prosentase nilai perbandingan dari berat volume kering pada pemodelan atau di lapangan dengan berat volume kering maksimum di laboratorium menurut percobaan standar atau modifikasi proctor. Persamaan dari kepadatan relative sebagai berikut: RC = x 100% Dimana: = Kepadatan relative di lapangan = Kepadatan relative di laboratorium Geogrid Geogrid termasuk jenis geosintetik yang berbentuk jaring (web) terbuka. Fungsi utama geogrid adalah sebagai perkuatan karena adanya elemen-elemen tarik yang dapat memberikan perkuatan ketika tanah diberi beban diatasnya dan memiliki gaya interlock yaitu saling mengunci dengan bahan pengisi di sekelilingnya. 1. Keruntuhan geser umum (general shear failure). 2. Keruntugan geser local (local shear failure). 3. Keruntuhan penetrasi (penetration failure atau punching shear failure). Gambar 2. Macam keruntuhan pondasi (Vesic, 1963) (a) Keruntuhan geser umum, (b) Keruntuhan geser local dan (c) Keruntuhan penetrasi Pola Keruntuhan di Bawah Pondasi dengan Perkuatan Huang dan Menq (1997) menjelaskan bahwa kedalaman pondasi dan lebar efek wide-slab mempengaruhi peningkatan daya dukung tanah. Ketika mencapai beban ultimit, kegagalan tanah yang terjadi diasumsikan terjadi selebar B = B + 2d tan α dengan B adalah lebar pondasi, d adalah kedalaman perkuatan, dan α adalah sudut keruntuhan yang terjadi. Gambar 1. Geogrid tipe biaksial Pola Keruntuhan di Bawah Pondasi Tanpa Perkuatan Vesic (1963) dalam buku yang ditulis oleh Hardiyatmo (2014), mengatakan jika mekanisme keruntuhan pondasi dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu: Gambar 3. Mekanisme kegagalan wide-slab pada tanah degan perkuatan untuk pondasi

Penentuan Daya Dukung Tanah (q u ) Dalam menentukan penurunan pondasi digunakan metode 0,1B Method, yaitu dengan membatasi nilai dari penurunan tersebut sebesar 10% dari lebar pondasi. Metode ini di cetuskan oleh Briaud dan Jeanjean (1994). METODE PENELITIAN Pengujian Dasar Dalam penelitian ini dilakukan penelitian dasar pada tanah, yaitu antara lain: a. Pemeriksaan analisis saringan (grain size analysis) mengikuti ASTM C-136-46 b. Pemeriksaan berat jenis tanah (specific gravity) mengikuti ASTM D-854-58 c. Kepadatan standar (compaction) mengikuti ASTM D-698-70 d. Pemeriksaan kekuatan geser langsung (direct shear) mengikuti ASTM D-3080-72 e. Pemeriksaan kadar air tanah (water content) mengikuti ASTM D-2216-90 Jumlah dan Perlakuaan Benda Uji Gambar 4. Metode penentuan nilai daya dukung pada pondasi dangkal metode 0,1 Method Bearing Capacity Ratio dan Settlement Reduction Factor Bearing Capacity Ratio (BCR) dideinisikan sebagai rasio dari daya dukung tanah dengan perkuatan dengan daya dukung tanah tanpa perkuatan. q BCRs q (R) BCRu = Bearing Capacity Ratio saat pada titik tertentu q R = Nilai daya dukung tanah pada titik tertentu dengan perkuatan q u = Nilai daya dukung tanah pada titik tertentu tanpa perkuatan Penelitian menggunakan benda uji sebanyak 9 buah dengan 3 variasi lebar pondasi sebesar 6 cm, 8 cm, 10 cm dan 3 variasi rasio u/b sebesar 0,25; 0,5; dan 0,75 pondasi yang digunakan adalah menerus, diletakkan pada tanah pasir dengan RC= 70%. Pengujian dilakukan pada box persegi panjang yang terbuat dari besi dan fiber glass dengan dimensi panjang 1,5 m, lebar 1,0 m, dan tinggi 1,0 m. Perlakuan pengujian menggunakan jumlah lapis geogrid berjumlah 3 dan rasio d/b sama dengan 1. Uji pembebanan dilakukan dengan memasang LVDT dan load cell guna mengukur besarnya beban yang diterima. Pembebanan dilakukan bertahap tiap 50 kg hingga beban tidak dapat ditambahkan lagi atau hingga pondasi mengalami keruntuhan. Gambar 6. Detail Uji Pembebanan Gambar 5. Penentuan BCR untuk titik runtuh tidak diketahui

70 70 B = 6, 8, 10 cm B 100 Gambar 7. Model tes percobaan tanpa perkuatan geogrid B = 6, 8, 10 cm B d = B Analisis Daya Dukung Tanah Pasir Tanpa Perkuatan Ada beberapa cara pendekatan perhitungan secara analitik pada tanah tanpa perkuatan yang digunakan. Pada penelitian ini, digunakan Metode sebagai berikut: Tabel 1. Nilai daya dukung berdasarkan analitik tanpa perkuatan d/b 1 B (cm) Daya Dukung Tanah Ultimit (kn/m 2 ) Meyerhoff Hansen Vesic EKSPERIMEN 6 61,8528 57,9654 64,7737 66,4263 8 81,8824 76,6961 85,7738 94,7939 10 101,9120 95,4268 106,7739 119,2593 6B n = 3 d = B u Sv = 0,25B 100 Gambar 8. Model tes percobaan dengan perkuatan geogrid Metode Analisis Data Dari hasil uji pembebanan, didapatkan data beban serta penurunan yang terjadi pada pondasi. Data yang diambil merupakan data dari tanah pasir tanpa perkuatan dan dengan perkuatan variasi jarak lapis pertama geogrid ke pondasi dan lebar pondasinya. Daya dukung dihitung dengan Persamaan berikut: Dimana, Pu = beban maksimum yang dicatat saat uji pembebanan A = luasan pondasi PEMBAHASAN Dari pengujian dasar didapatkan hasil tanah pasir tergolong simbol SP (Poorly Graded Sand), nilai GS = 2,605. Berat isi kering ( maksimum sebesar 1,745 gr/cm 3 dengan kadar air optimum (OMC) sebesar 16,9 %. Tetapi untuk penelitian ini mengambil kadar air sebesar 14 %., serta kepadatan relatif 70% sebesar 1,2215 gr/cm 3 Gambar 9. Perbandingan nilai daya dukung untuk tanah tanpa perkuatan dengan faktor kedalaman Analisis Daya Dukung Tanah Pasir dengan Perkuatan Pada pengujian yang dilakukan pada tanah dengan perkuatan geogrid dengan variasi lebar pondasi (B) dan jarak lapisan teratas geogrid (u/b) didapatkan nilai daya dukung yang disajikan Tabel 2. Tabel 2. Nilai daya dukung berdasarkan eksperimen tanah dengan variasi lebar pondasi (B) dan jarak lapisan teratas geogrid (u/b) Lebar Pondasi (B) Jarak Lapisan Teratas (u/b) Penurunan (mm) s/b (%) qu (kn/cm 2 ) 6 cm 0,25 6 10 106,125 0,5 6 10 129,574 0,75 6 10 87,373 8 cm 0,25 8 10 157,925 0,5 8 10 188,41 0,75 8 10 133,875 10 cm 0,25 10 10 216,766 0,5 10 10 250,921 0,75 10 10 193,556

Dari Gambar 4.10 dapat dilihat tanah yang telah diberi perkuatan geogrid memiliki nilai daya dukung yang lebih besar daripada tanah tanpa perkuatan. Hal ini dikarenakan tanah dapat menahan gaya tarik sehingga dapat menambah daya dukung pada tanah secara signifikan meningkatan tanah terlebih tanah pasir buruk dalam menahan gaya tarik. Pada sampel penelitian tanah tanpa perkuatan maupun dengan perkuatan disepakati penurunan dihentikan sebesar 40% dari pondasi terlebar,yaitu : Lebar pondasi terlebar = 10 cm Penurunan = 40% Jadi, 40% x 10cm = 4cm = 40mm Diambil penurunan hanya 40% dari lebar pondasi karena melihat dari beberapa jurnal yang membatasi untuk nilai penurunannya. Pada sampel tanah tanpa perkuatan dan tanah dengan perkuatan memiliki pola yang tidak jauh beda. Pada grafik disajikan hubungann pondasi tanpa perkuatan dengan d/b=1 dibandingkan pondasi tanah dengan perkuatan d/b=1 variasi jarak teratas geogrid u = 0,25; 0,5 dan 0,75. Masingmasing grafik memiliki pola yang sama yaitu tanah dengan perkuatan memiliki hasil yang signifikan pada kenaikan daya dukung tanah. Tiap grafik dibandingkan dengan lebar pondasi yang sama. Hanya saja nilai daya dukung tanah perkuatan menurun pada u=0,75b untuk hasil semua variasi lebar pondasi. Jadi nilai daya dukung tanah terbesar pada u=0,5 kemudian 0,25 dan terakhir u=0,75. Analisis Bearing Capacity Ratio Nilai BCR didapatkan melalui pondasi pada tanah saat mengalami penurunan 10% dari lebar pondasi. Bearing Capacity Ratio (BCR) dengan Variasi Lebar Pondasi (B) Berdasarkan pengujian pembebanan yang dilakukan pada setiap variasi lebar pondasi pemodelan tanah pasir, maka didapatkan nilai Bearing Capacity Ratio (BCR) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara itu grafik perbandingan nilai BCR untuk variasi lebar pondasi ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 4.10 Hubungan Daya Dukung dan Penurunan Pada Tanah Pasir Dengan Perkuatan Geogrid Dan Tanpa Perkuatan Dengan Variasi Lebar Pondasi (B) = 6cm, 8cm dan 10cm

Tabel 3. Peningkatan daya dukung pada variasi lebar pondasi (B) u/b B qu(r) qu BCR (cm) (kn/m 2 ) (kn/m 2 ) (%) 0,25 6 106,125 66,426 1,598 8 157,925 94,794 1,666 10 216,766 119,259 1,818 0,5 6 129,574 66,426 1,951 8 188,410 94,794 1,988 10 250,921 119,259 2,104 0,75 6 87,373 66,426 1,315 8 133,875 94,794 1,412 10 193,556 119,259 1,623 Tabel 4. Peningkatan daya dukung pada variasi lebar pondasi (B) B (cm) qu(r) qu BCR u/b (kn/m 2 ) (kn/m 2 ) (%) 6 0,25 106,125 66,426 1,598 0,50 129,574 66,426 1,951 0,75 87,373 66,426 1,315 8 0,25 157,925 94,794 1,666 0,50 188,410 94,794 1,988 0,75 133,875 94,794 1,412 10 0,25 216,766 119,259 1,818 0,50 250,921 119,259 2,104 0,75 193,556 119,259 1,623 Gambar 10. varisi B Perbandingan nilai BCR untuk Dapat dilihat dari gambar 10. menunjukkan pengaruh variasi lebar pondasi (B) terhadap daya dukung tanah pasir pada pondasi menerus. Dari hasil penelitian yang ditunjuukan Gambar 10. tersebut diketahui bahwa nilai daya dukung yang paling besar didapatkan ketika variasi lebar pondasi (B)=10cm. Jadi semakin besar lebar pondasi semakin besar nilai daya dukung tanah. Apabila diurutkan daya dukung terbesar yaitu pondasi 10cm kemudian pondasi 8cm dan terakhir pondasi 6cm. Sedangkan untuk jarak pertama geogrid (u) terbesar pada 0,5B. Bearing Capacity Ratio (BCR) dengan Variasi Jarak Lapis Pertama (u/b) Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada setiap variasi rasio jarak lapisan pertama geogrid (u/b) pada tanah pasir, maka didapatkan nilai Bearing Capacity Ratio (BCR) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4. Sementara itu grafik perbandingan nilai BCR, untuk variasi rasio jarak lapisan pertama geogrid (u/b) ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11. Perbandingan nilai BCR untuk varisi u/b Dapat dilihat dari gambar 4.15 menunjukkan pengaruh variasi jarak teratas geogrid dengan lebar pondasi (u/b) terhadap daya dukung tanah pasir pada pondasi menerus. Dari hasil penelitian yang ditunjuukan Gambar 4.15 tersebut diketahui bahwa nilai daya dukung yang paling besar didapatkan ketika nilai (u/b)=0,5. Kenaikan terjadi pada u/b=0,25-0,5 dengan kenaikan maksimum pada u/b=0,5 lalu mengalami penurunan pada u/b=0,75. Untuk lebar pondasinya pada B=10cm. Apabila diurutkan daya dukung terbesar yaitu 0,5B kemudian 0,25B dan terakhir 0,75B. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan variasi jarak lapis geogrid teratas (u/b) dan variasi lebar pondasi (B) dengan rasio Df/B=1 dan jumlah lapis geogrid (N) = 3 terhadap daya dukung tanah pasir dengan pondasi menerus, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Daya dukung pada tanah pasir dengan perkuatan menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan tanah pasir tanpa

perkuatan geogrid, baik pada variasi rasio u/b maupun variasi B. 2. Berdasarkan variasi jarak perkuatan geogrid teratas dari dasar pondasi disimpulkan bahwa jarak optimum yang menghasilkan peningkatan daya dukung tanah terbesar adalah di rasio u/b = 0,5 B 3. Berdasarkan variasi lebar pondasi disimpulkan bahwa semakin lebar pondasi yang digunakan, maka akan semakin besar pula nilai daya dukung tanah tersebut. 4. Dilihat dari hasil analisis BCR bahwa nilai daya dukung tanah pasir yang menghasilkan nilai maksimum terdapat pada lebar pondasi (B)= 10cm dan jarak lapis perkuatan geogrid teratas (u/b) = 0,5. Saran Pada penelitian ini membutuhkan ketelitian, waktu yang cukup, dan metode pelaksanaan yang baik untuk tercapainya kesempurnaan dalam hasil penelitian. Oleh karena itu, ada bebrapa saran untuk penelitian selanjutnya yang sejenis antara lain sebagai berikut. 1. Dalam melaksanakan penelitian ini diperlukan metode dan pelaksanaan yang baik dalam proses pemadatan. Kesungguhan ketelatenan dan kerja keras sangat berpengaruh di dalamnya karena jika hasil pemadatan kurang baik maka dapat berakibat daya dukung dan penurunannya kurang sempurna. 2. Konsistensi dalam pemberian beban karena kecepatan pompa yang sulit dikendalikan dapat mempengaruhi penurunan pondasi. 3. Dasar box yang mengalami lendutan saat diberikan beban pasir maupun saat pengujin sample. 4. Frame profil WF pada box uji yang digunakan sebagai balok penyangga beban yang sudah mengalami sedikit lendutan dan kemiringan akibat pembebanan yang dilkukan secara terus-menerus. Hal tersebut mengakibatkan beban yang membebani pondasi pada tanah pasir mengalami kemiringan, oleh karena itu membutuhkan perbaikan pada box uji tersebut. 5. Setelah selesai membuat sample tanah diharapkan segera di uji karena kontrol volume tanah yang susah yaitu air pada pasir yang cepat sekali turun. DAFTAR PUSTAKA ASTM. 2002. ASTM D 4439-02 Standard Terminology for Geosynthetics. United States: ASTM Chang, C.S., Cerato, A.B. and Lutenegger, A.J. (2010). Modeling the Scale Effect of Granular Media for Strength and Bearing Capacity. International Journal of Pavement Engineering. Chen, Q. 2007. An Experimental Study on Characteristics and Behavior of Reinforced Soil Foundation. Disertasi. Tidak dipublikasikan. China: Tongji University. Das, B.M. 2011. Principles of Foundation Engineering Seventh Edtion. Stamford: Cengage Learning. Direktorat Jendral Bina Marga. 2009. Modul Pelatihan Geosintetik. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Marga. Guido V.A., Biesiadecki, G.L., & Sullivan and M.J. 1985. Bearing Capacity of Geotextile Reinforced Foundation. Proceedings of the 11th International Conference on Soil Mechanics and Foundation of Engineers. 1777-1780 Huang, C.C. & Menq, F.Y. 1997. Deep Footing and Wide-Slab Effects on Reinforced Sandy Soil. Geotechnical and Geoenvironmental Engineering, ASCE. 123(1):30-36. Latha G. Madhavi & Somswanshi (2009), Bearing Capacity of Square Footing on Geosynthetic Reinforcrd Sand, India, Departement of Civil Engineering Patra, C.R. 1999. Ultimate Bearing Capacity of Shallow Foundations on Geogrid- Reinforced Sand. India: National Institute of Technology. Suroso, As ad Munawir, dan Herlien Indrawahyuni. 2007. Buku Ajar Teknik Pondasi. Malang: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.