APLIKASI METODE HILL-CLIMB SEARCH UNTUK EKSTRAKSI DAYA MAKSIMUM PADA SISTEM KONVERSI ENERGI ANGIN

dokumen-dokumen yang mirip
Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

Dimana ρ = kerapatan udara (biasanya 1.22 kg/m 3 ) λ = tip-speed ratio β = pitch angle (dalam derajat) Cp = koefisien daya dari wind turbine

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Desain Sistem Kontrol Pitch Angle Wind Turbine Horizontal Axis Menggunakan Firefly Algorithm

Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kendali Pi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

BAB 1 PENDAHULUAN. energi listrik yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan

Novitasari, et al., Optimalisasi Daya Output Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin...

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Buck-Boost Converter

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAKSIMUM POWER POINT TRACKER MELALUI DETEKSI ARUS

IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimalisasi Daya Pembangkit Listrik Tenaga Angin Turbin Sumbu Horizontal dengan Menggunakan Metode Maximum Power Point Tracker

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

Pengembangan Model Generator Angin Tipe Phasor untuk Keluaran Daya dengan Kapasitas 5-15 kw

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PELACAK ENERGI SURYA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Latar Belakang dan Permasalahan!

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN MENGGUNAKAN DOUBLY FED INDUCTION GENERATOR (DFIG) DENGAN BACK-TO-BACK CONVERTER

Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

Kegiatan Belajar 4: Pembangkit Listrik Tenaga Angin. A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Menjelaskan prinsip pembangkit listrik tenaga angin

LAMPIRAN 1 CATU DAYA TRANSFORMATOR RANGKAIAN SENSOR ARUS SENSOR DAYA. Gambar 1. Realisasi alat

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

Saklar Energi Pemulih Magnetik untuk Soft Starting Motor Induksi Tipe Sangkar Tupai

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya

JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN:

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

Desain Boosting MPPT Tiga Level untuk Distributed Generation Tiga Fasa Presented by: Hafizh Hardika Kurniawan

Prediksi Kecepatan Angin Jangka Pendek Menggunakan Metode Fuzzy Linear Regression Untuk Mendapatkan Masukan Pada Kontroler Turbin Angin

JIEET: Volume 01 Nomor (Journal Information Engineering and Educational Technology) ISSN : X

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Desain dan Pemodelan Maximum Power Point Tracking Menggunakan ANFIS pada Sistem Photovoltaic dengan Buckboost Converter

KONTROL DAYA DENGAN VARIASI KECEPATAN PADA DOUBLE-FED INDUCTION GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

Perancangan dan Realisasi Solar Charge Controller Maximum Power Point Tracker dengan Topologi Buck Converter untuk Charger Handphone

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

PV-Grid Connected System Dengan Inverter Sebagai Sumber Arus. Pada Beban Resistif

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN BUCK CONVERTER DENGAN METODE HILL CLIMBING

Penggunaan Algoritma Incremental Conductance pada MPPT dengan Buck Converter untuk Pengujian Indoor dan Outdoor

ANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

PENERAPAN DOUBLY-FED INDUCTION GENERATOR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3122

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Prawidyasari, et al., Pengendali Sistem Pembangkit Listrik Hibrida Tenaga Angin-PMSG dengan Fuel Cell

ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

PENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya)

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

Optimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

METODE PENGENDALIAN DAYA PADA PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN METODE KENDALI INTERNAL TUGAS AKHIR

Transkripsi:

APLIKASI METODE HILL-CLIMB SEARCH UNTUK EKSTRAKSI DAYA MAKSIMUM PADA SISTEM KONVERSI ENERGI ANGIN Dwiana Hendrawati 1), M. Denny Surindra 1) 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, S.H Tembalang- Semarang (50275) E-mail: d_hendrawati@yahoo.com Abstract This paper presents the application of maximum power tracking of the wind energy conversion systems (WECS). The tracking method based on the Hill-Climb Search (HCS) with Duty Cycle DC-DC converter as a control parameter. Since HCS show many specific advantages (does not need field tests and is independent of wind turbine characteristics), it is important to check quantitatively the efficiency of HCS method. The optimization is performed by means of a firefly algorithm that selects the optimal duty cycle of converter, in order to maximize the WECS power. The effectiveness of the HCS method is validated by simulation for WECS equipped Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG). Keywords: WECS, HCS, Duty Cycle, DC-DC Converter Abstrak Paper ini membahas penerapan pelacakan daya maksimum pada sistem konversi energi angin (SKEA). Metode pelacakan yang digunakan adalah HCS (Hill-Climb Search) dengan Duty Cycle converter DC-DC sebagai parameter kontrol. Pemilihan metode ini didasarkan pada kemudahan aplikasinya karena tidak memerlukan data karakteristik turbin angin atau pengukuran kecepatan angin. Optimasi menggunakan algoritma Firefly yang menghasilkan nilai duty cycle konverter yang optimal, sehingga daya SKEA maksimal. Metode pelacakan HCS yang diterapkan tersebut divalidasi dengan simulasi untuk SKEA dilengkapi dengan generator sinkron magnet permanen (PMSG). Kata Kunci: SKEA, HCS, Duty Cycle, Konverter DC-DC PENDAHULUAN Energi angin merupakan sumber energi terbarukan yang pemanfaatannya meningkat signifikan mulai akhir abad ke-20. Pada tahun 2035 ditargetkan meningkat menjadi pemasok 18% energi dunia dari 2,6% pada tahun 2014 (bp.com, 2016). Potensi energi angin di Indonesia sebesar 970 MW dan baru sekitar 1,96 MW yang dimanfaatkan (BPPT, 2015), menjadikan pengembangan pemanfaatan energi angin mempunyai prospek yang bagus. Meskipun Energi angin melimpah, penggunaan Energi angin masih sangat terbatas; karena permasalahan ketidakstabilan pembangkitan daya. Besarnya daya yang dihasilkan bervariasi sesuai dengan perubahan kecepatan angin. Mengingat potensi energy angin ini, dalam decade akhir ini, beberapa Negara berupaya untuk pengembangannya (bp.com, 2016). Pemanfaatan energy angin diupayakan melalui pengembangan teknologi pada SKEA (Sistem Konversi Energy Angin). Keberhasilan pengembangan teknologi SKEA yang ditujukan pada jumlah daya output, ditentukan dari akurasi daya puncak/maksimum (MPP/ Maximum Power Point) yang dapat dicapai/dilacak oleh sistem control/kendali SKEA. Sistem kendali Maximum Power Point Tracker (MPPT) diterapkan pada system kendali untuk melacak MPP pada PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 2097 134

nilai kecepatan angin yang bervariasi (Thongam & Ouhrouche, 2010). MPPT berupaya mendapatkan nilai MPP (Maximum Power Point) pada setiap nilai kecepatan angin (Mali & Kushare, 2013), baik di bawah atau di atas nilai kecepatan angin nominal, sehingga selalu diperoleh daya maksimum pada setiap nilai kecepatan angin. Beberapa metode MPPT yang dipublikasikan, perbedaannya terletak pada aspek teknik seperti sensor yang digunakan, kompleksitas, biaya, efektivitas, kecepatan konvergensi, ataupun perangkat keras yang dibutuhkan (Morales, 2010). Kendali MPPT ini terlepas dari jenis generator yang digunakan, baik SKEA menggunakan generator sinkron magnet permanen (PMSG/ Permanent Magnet Synchronous Generators), generator induksi sangkar tupai (SCIG/ Squirrel Cage Induction Generators) dan generator induksi ganda (DFIG/ Doubly Fed Induction Generator); dapat meningkatkan daya sebesar 11% -50% dibandingkan tanpa MPPT (Koutroulis & Kalaitzakis, 2006). Dari tiga metode kontrol MPPT, yaitu Pengendalian rasio kecepatan ujung (TSR/ Tip Speed Ratio), umpan balik sinyal Daya (PSF/ Power Signal Feedback) dan Hill-Climb Search (HCS); metode HCS merupakan metode yang paling sederhana (Wei, Wei, Zhang, Qiao, & Qu, 2014). Pada metode HCS tidak diperlukan data karakteristik daya (turbin dan generator) yang optimal atau pengukuran kecepatan angin serta dapat beroperasi pada kecepatan variabel. Dengan perbedaan keandalan yang tidak signifikan, tetapi kompleksitas dan biaya aplikasi yang lebih rendah, menjadikan metode HCS lebih luas pengembangannya untuk penelitian dalam pengembangan teknologi SKEA (Mali & Kushare, 2013). Parameter yang dikendalikan pada metode HCS adalah tegangan referensi atau duty cycle converter (Thongam & Ouhrouche, 2010). Dari pengendalian pada kedua parameter ini, pengendalian parameter duty cycle lebih menjamin kestabilan system (Santosh, Kumar, & Sumathi, 2014). Dengan mempertimbangkan keunggulan-keunggulan tersebut, metode MPPT yang diterapkan pada SKEA ini adalah pengendalian parameter duty cycle dengan metode HCS, untuk mencapai MPP. Dalam merealisasikan MPPT dengan metode HCS dibutuhkan prosedur optimasi yang dapat mencari dan memastikan bahwa daya maksimum yang dihasilkan tidak hanya merupakan nilai maksimum local, tetapi merupakan nilai maksimum global. Dalam paper ini digunakan algoritma optimasi firefly, karena terbukti efektif menyelesaikan permasalahan optimasi global (Citraningrum, Soedibyo, Ashari, & Pamuji, 2015; Hendrawati, Soeprijanto, & Ashari, 2016). Metode pengendalian HCS merupakan metode kontrol langsung yang mudah diterapkan dan tidak membutuhkan hardware yang rumit. Dasar dari MPPT ini adalah kesesuaian impedansi antara sumber dan beban, yang akan dapat memaksimalkan daya keluaran. Parameter yang dikendalikan pada metode ini adalah tegangan referensi atau duty cycle konverter. Untuk paper ini parameter yang digunakan adalah duty cycle converter. Gambar 1 Prinsip Pengendalian HCS PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 2097 135

METODE PENELITIAN Letak pengendali HCS pada SKEA ditunjukkan pada gambar 2. Pengendali HCS selalu mencari daya maksimum dengan dasar tegangan dan arus keluaran turbin angin. Pengendalian hanya tergantung pada besarnya daya pada saat tertentu dan hubungan antara perubahan daya dan kecepatan. Perkalian tegangan dan arus atau daya ini bervariasi berdasarkan duty cycle yang diberikan ke converter. Selanjutnya data daya tersebut digunakan untuk menghitung duty cycle optimal yang diperlukan agar perkalian tegangan dan arus (daya) maksimum. Hal ini berulang hingga untuk nilai daya maksimal untuk kecepatan angin yang tertentu. (a) (b) Gambar 2 Skema SKEA (a) dan Metode HCS dengan duty cycle sebagai parameter terkendali pada SKEA (b) Algoritma Optimasi Dalam mencapai titik maksimum tersebut diperlukan proses optimasi. Algoritma optimasi untuk mengaplikasikan MPPT adalah Firefly Algorithm (FA). FA akan mendeteksi daya maksimum total, sehingga tidak terjebak pada daya maksimum lokal. Dua parameter penting dalam FA adalah intensitas cahaya dan fungsi keatraktifan (Yang, 2010). Intensitas cahaya I merupakan fungsi jarak r : Keatraktifan ( Firefly sebanding dengan intensitas cahaya : (1) dengan dan adalah intensitas cahaya dan keatraktifan awal dari Firefly, adalah koefisien penyerapan cahaya. Jarak antara 2 firefly i and j pada x i dan x j adalah dengan x i,k adalah komponen ke k dari koordinat x i, firefly ke-i. Pergerakan firefly i menuju tingkat intensitas yang terbaik adalah: (2) (3) (4) dengan suku pertama adalah posisi saat ini, suku kedua menentukan attractiveness firefly yang intensitas cahayanya dilihat oleh firefly lain yang berdekatan dan suku ketiga PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 2097 136

mendefinisikan pergerakan acak dari firefly dengan distribusi acak Gaussian atau metode acak lainnya. Koefisien α adalah α ε (0,1), parameter pengacakan yang ditentukan antara 0 1 Fungsi tujuan pada proses optimasi ini adalah daya dan posisi firefly merupakan representasi duty cycle. Dengan MPPT, diupayakan daya meningkat dari sebelumnya. Algoritma MPPT dengan metode P & O diterapkan untuk menjaga titik operasi agar berada pada P maks (slope nol). Jika titik operasi berada pada daerah slope positif (sebelah kiri P maks ) maka pengontrol harus memindahkan titik operasi ke kanan mendekati P maks, dan sebaliknya. Perancangan MPPT ini membutuhkan dua parameter untuk menentukan slope yaitu tegangan input konverter (V l ) dan arus input konverter (I l ). P l = V l (n). I l (n) (5) Selisih pembacaan Daya (P l ) dan tegangan (V l ) dengan data sebelumnya yaitu P l (n-1) dan V l (n-1), didapatkan ΔP dan ΔV. Slope = ΔP/ ΔV (6) Nilai duty cycle D berkisar antara 0 1, yang diketahui besarnya dari tegangan keluaran V out dan tegangan masukan V in konverter. D = (V out +V D )/(V in + V out +V D ) (1) Gambar 3 Rangkaian Pengendalian Duty Cycle Konverter HASIL DAN PEMBAHASAN Spesifikasi SKEA yang digunakan adalah jari-jari blade turbin angin 40 m dengan daya output 518,4 kw pada saat kecepatan angin u = 12 m/s. Hasil simulasi daya output pada kecepatan angin tersebut dapat dilihat pada table 1. Dalam proses optimasi, jumlah Firefly yang digunakan menunjukkan nilai-nilai duty cycle yang diwakili. Dengan memperhitungkan fungsi converter pada SKEA yang digunakan sebagai penaik tegangan, sehingga nilai duty cycle yang diharapkan antara 0,50 1,00; maka jumlah Firefly yang ditentukan sebanyak 11. 11 Firefly tersebut berturut-turut mewakili nilai duty cycle 0,50; 0,55; hingga 1,00 dengan kenaikan nilai sebesar 0,05. Tercapainya kondisi optimal dibatasi oleh konvergensi dan atau jumlah iterasi. Kondisi konvergen tercapai apabila semua firefly menunjuk pada nilai daya yang sama. Jika kondisi konvergen tidak tercapai pada jumlah iterasi awal yang ditetapkan, perlu dievaluasi jumlah iterasinya. Untuk proses optimasi ini, jumlah iterasi ditentukan sebesar 10.000. PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 2097 137

Tabel 1 Hasil simulasi daya SKEA pada kecepatan angin 12 m/s pada keaktratifan firefly β yang berbeda β Daya Optimasi (kw) Tegangan (kv) Arus (A) Daya Maksimum (kw) Efisiensi 0,1 474.4 4.5 105.4 518.4 0.921 0,2 480.6 4.4 109.2 518.4 0.927 0,3 475.9 4.5 105.8 518.4 0.918 0,4 466.1 4.6 101.3 518.4 0.899 Parameter firefly α dan γ tidak digunakan karena keacakan pencarian dan factor kecerahan (variasi kecepatan angin) tidak diperhitungkan. Hasil optimasi hanya ditentukan oleh parameter β yang menunjukkan keakuratan pencarian, karena proses optimasi hanya ditentukan oleh kecepatan Firefly dalam pencarian titik optimal. Gambar 4 Simulasi MPPT HCS dengan algoritma Firefly untuk optimasi Daya SKEA (a) (b) (c) (d) Gambar 5. Hasil simulasi dengan β = 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 berturut-turut pada (a) (d) PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 2097 138

Hasil simulasi menunjukkan bahwa efisiensi tertinggi dicapai pada saat β = 0,2 sebesar 92,7 %; dan efisiensi akan semakin menurun dengan bertambah besarnya nilai parameter β. Bila dibandingkan dengan metode MPPT yang lain (TSR dan PSF), dimana efisiensi daya rata-rata 91 % (Koutroulis & Kalaitzakis, 2006); menunjukkan bahwa metode HCS layak dipertimbangkan sebagai metoda MPPT pada SKEA. SIMPULAN Metode MPPT HCS yang digunakan dalam desain SKEA ini, menunjukkan efisiensi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan metode TSR dan PSF. Metode HCS yang sederhana aplikasinya karena tanpa melibatkan data variasi kecepatan angin dan karakteristik turbin angin (hanya melibatkan daya output) serta terbukti efisiensinya tinggi, dapat direalisasi untuk memperoleh MPP pada SKEA. Efisiensi yang dapat dicapai dengan metode ini rata-rata 90 % DAFTAR PUSTAKA bp.com. (2016). 2016 Energy Outlook. BPPT. (2015). Outlook Energi Indonesia 2015. (Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya, Ed.). BPPT. Citraningrum, M. S., Soedibyo, Ashari, M., & Pamuji, F. A. (2015). Design of Frequency Control on Hybrid Wind-Diesel with PID Firefly. In Electronics Symposium (IES), 2015 International (pp. 26 30). IEEE. Hendrawati, D., Soeprijanto, A., & Ashari, M. (2016). Optimal power and cost on placement of Wind turbines using Firefly Algorithm. In Proceeding - 2015 International Conference on Sustainable Energy Engineering and Application: Sustainable Energy for Greater Development, ICSEEA 2015. http://doi.org/10.1109/icseea.2015.7380746 Koutroulis, E., & Kalaitzakis, K. (2006). Design of a Maximum Power Tracking System for, 53(2), 486 494. Mali, S. S., & Kushare, B. E. (2013). MPPT Algorithms : Extracting Maximum Power from Wind Turbines, 1(5), 199 202. Morales, D. S. (2010). Maximum Power Point Tracking Algorithms for Photovoltaic Applications. Aalto University. Santosh, B. R., Kumar, V., & Sumathi, S. (2014). Implementation of Perturb & Observe and Fuzzy Logic Control MPPT of PV System Using SEPIC Converter, 1(4), 311 316. Thongam, J. S., & Ouhrouche, M. (2010). MPPT Control Methods in Wind Energy Conversion Systems, (1). Retrieved from www.intechopen.com Wei, C., Wei, C., Zhang, Z., Qiao, W., & Qu, L. (2014). Intelligent Maximum Power Extraction Control for Wind Energy Conversion Systems Based on Online Q- learning with Function Approximation Intelligent Maximum Power Extraction Control for Wind Energy Conversion Systems Based on Online Q-learning with Function Approximation. http://doi.org/10.1109/ecce.2014.6954074 Yang, X. (2010). Firefly Algorithm, L evy Flights and Global Optimization. http://doi.org/10.1007/978-1-84882-983-1 PROSIDING Vol. 01, Tahun 2016 ISSN: 2477 2097 139