BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga perantara penyalur dana dari pihak surplus unit

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang sudah diatur dalam Undang-undang Perbankan. Namun pada

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ekonomi. Perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, terjadi pertumbuhan bank-bank yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan intermediasi (Maretha, 2015). Menyalurkan suatu dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Konsep perbankan syariah telah terbukti bertahan terhadap goncangan krisis moneter pada tahun 1997. Sistem bagi hasil yang ditetapkan oleh bank syariah terbukti ampuh menopang operasional bank syariah. Sistem tersebut mampu menyelamatkan bank syariah, sehingga tetap tegar di masa krisis ekonomi tanpa meminta uluran tangan pemerintah. Fenomena ini membuat pertumbuhan lembaga keuangan dengan sistem syariah tumbuh menjamur di Indonesia. Pemerintah pun membuat kebijakan tentang perbankan syariah dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992. Undang- Undang yang legitimasi dan meletakkan dasar bagi eksistensi bank Islam di Indonesia, melegalkan praktik sistem perbankan Islam yang bebas dari sistem bunga. Dengan semakin pesatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia maka pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Perbankan dengan prinsip syariah merupakan bagian dari ekonomi syariah yang dasar hukumnya tidak bisa lepas dari Al-Qur an dan As- Sunah. Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yang dimaksud Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Bank dalam bentuk dasarnya banyak memberikan manfaat, karena disana bertemu para pemilik, pengguna dan pengelola dana. Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (IAI;2002;31.1).

Bank di Indonesia terbagi dalam dua kelompok, yaitu (Kasmir;2003;30) : 1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. 2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, yaitu bank berdasarkan prinsip syariah yang belum lama ini berkembang di Indonesia. Kehadiran perbankan syariah terutama didorong oleh kebutuhan terhadap perbankan yang bebas bunga, tidak bersifat spekulatif dan pembiayaan usaha riil. Bank syariah didirikan untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Jika dilihat pada bank umum, pembiayaan disebut kredit (loan), sementara di bank syariah disebut pembiayaan (financing) dengan hanya memberi dan menerima balas jasa berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil. Pembiayaan bank syariah lebih diarahkan pada pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang menekankan pola hubungan kemitraan (partnership) antara bank dengan nasabah. Prinsip bagi hasil (Muhammad;2005;176) adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Sistem bagi hasil ini secara tidak langsung merupakan bentuk penolakan terhadap sistem bunga bank konvensional, karena bunga bank diharamkan dalam ajaran Islam. Bunga bank dinilai sebagai riba yang berarti tambahan dalam bentuk uang akibat penundaan pelunasan hutang. Dalam menyalurkan dananya pada nasabah (Adiwarman Karim (2004;87), secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu : 1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli. 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa. 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. 4. Pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap. Dalam hal ini, bank syariah seharusnya lebih banyak menerapkan model pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), karena pembiayaan inilah yang menjadi keunggulan kompetitif bank syariah. Tetapi, harus disadari

penyaluran pembiayaan bagi hasil merupakan model yang tidak mudah untuk dikembangkan karena mempunyai risiko relatif tinggi karena adanya masalah ketidak-pastian return yang mempengaruhi pendapatan bank. Salah satu bank konvensional yang membuka unit syariah yaitu Bank Mandiri. Bank Mandiri membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Sehingga kegiatan usaha berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri. Melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa produk dana dan produk pembiayaan diantaranya BSM Giro (Prinsip Wadi ah Yad Dhamanah), Tabungan BSM (Prinsip Mudharabah Muthlaqah), BSM Deposito (Prinsip Mudharabah Muthlaqah), BSM Obligasi, BSM Pembiayaan Mudharabah, BSM Pembiayaan Musyarakah, BSM Pembiayaan Kepemilikan Rumah. BSM Pembiayaan Mudharabah mempunyai tujuan untuk memberikan kemudahan bagi orang-orang yang ingin menjadi usahawan handal melalui sistem ekonomi Islam yang menjanjikan keadilan dan kebersamaan dalam berusaha. Pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad Mudharabah, sedangkan yang dimaksud dengan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana salah satu pihak bertindak sebagai shahib al-maal yang menyediakan modal seratus persen, dan satunya lagi bertindak sebagai mudharib yang mengelola modal usaha. Keuntungan dibagi menurut nisbah bagi hasil yang disepakati saat akad. Apabila terjadi kerugian yang diakibatkan sesuatu hal yang datang dari luar pengetahuan dan kemampuan mudharib, maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab shahib al-maal. Namun apabila kerugian disebabkan kelalaian yang disengaja mudharib, maka hal

itu merupakan tanggung jawab mudharib dan wajib menggantikan modal shahib al-maal. Berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan, pendapatan merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan usaha baik usaha dagang, industri maupun jasa. Bank syariah memperoleh pendapatannya dengan melakukan penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perusahaan termasuk yang bergerak dibidang jasa perbankan berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan karena dengan peningkatan pendapatan maka perusahaan akan meningkatkan laba. Pendapatan bagi hasil merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari hasil pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah. Untuk mengitung pendapatan bagi hasil yang berasal dari pembiayaan yang diberikan kepada nasabah/mudharib sebelumnya dihitung dahulu nisbah bagi hasilnya. Setelah diperoleh nisbah bagi hasil untuk bank dan nasabah/mudharib, maka dapat dihitung bagian besar masing-masing pihak. Walaupun usaha nasabah/mudharib sudah direncanakan dengan sebaikbaiknya tetap saja mempunyai risiko untuk gagal, karena faktor ketidakpastian. Adanya risiko pembiayaan bermasalah dimana nasabah/mudharib tidak dapat membayar angsuran beserta bagi hasil (kredit macet) kepada bank akan berpengaruh kepada pendapatan bank. Pada kondisi ini, jika perbankan harus mengakui pendapatan saat kontrak diselesaikan, maka akan menghasilkan laba yang tidak wajar. Sebaliknya, jika pendapatan diakui pada saat kontrak sedang berjalan, perusahaan harus memperhatikan tingkat objektivitasnya. Sebagai pertanggungjawaban bank syariah maka diperlukannya ketentuan atau pedoman dalam melaksanakan pembiayaan tersebut untuk memiliki suatu kebijakan akuntansi yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 105 tentang Mudharabah. Agar mendapatkan suatu informasi keuangan yang dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dalam PSAK No. 105 Istilah Mudharabah adalah : akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. (paragraf 4) Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersamaan dalam akad. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk membahas tentang Tinjauan atas Pengakuan Pendapatan Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan PSAK Nomor 105 pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Setiabudi Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yaitu : 1. Bagaimana pengakuan pendapatan pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Setiabudi Bandung 2. Bagaimana penerapan PSAK No. 105 dalam pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Setiabudi Bandung 1.3 Tujuan Kerja Praktek Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan maka laporan tugas akhir ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan pendapatan pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Setiabudi Bandung 2. Untuk mengetahui penerapan PSAK No. 105 dalam pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Setiabudi Bandung

1.4 Kegunaan Kerja Praktek Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung pada pihak yang berkepentingan, seperti dijabarkan sebagai berikut : 1. Kegunaan bagi Penulis Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan gambaran yang lebih jelas tentang pengakuan pendapatan pembiayaan mudharabah. Selain itu, penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Diploma III Universitas Widyatama Bandung. 2. Kegunaan bagi Perusahaan Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan. Serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengakuan pendapatan pembiayaan mudharabah. Sehingga dengan gambaran tersebut dapat dijadikan tolak ukur manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan. 3. Kegunaan bagi Pembaca Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan juga bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga hal tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan judul dari tugas akhir ini. 1.5 Metode Tugas Akhir Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan data dan informasi yang sebenarnya dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, dan menganalisis khususnya informasi dan data mengenai pengakuan pendapatan pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh

perusahaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik Studi Lapangan (Field Research) Yaitu teknik yang dilakukan dengan tujuan memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dalam tugas akhir. Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan staf terkait yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b) Kerja praktik, yaitu peninjauan secara langsung ke perusahaan yang menjadi objek pengamatan selama waktu yang ditentukan. c) Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. 2. Teknik Studi Kepustakaan (Library Research) Teknik pengumpulan data menggunakan buku-buku kepustakaan yang dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori yang memadai, yang dapat mendukung pembahasan yang dilakukan. 1.6 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek Lokasi kerja praktik untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk tugas akhir ini adalah di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Setiabudi, jalan Setiabudi no 169D, Bandung. Adapun waktu kerja praktik dilaksanakan mulai tanggal 6 Februari 2012 sampai dengan 6 Maret 2012.