BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan.pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, dirancang dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Guru pedidikan jasmani merealisasikan tujuannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Proses belajar pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. jasmani untuk materi tembakan bebas (free throw) bola basket pada siswa kelas

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. James Naismith. Dalam pelaksanaannya setiap regu dituntut untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. serta usaha yang dilakukan secara sadar melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Samsudin (2008 : 2) mendefenisikan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Sukintaka (2004 : 16), memberi batasan tentang pendidikan jasmani yaitu pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras, seimbang. Fungsi dan tujuan pengajaran pendidikan jasmani merupakan media atau sarana perolehan keterampilan dan pengembangan yang bersifat jasmaniah yang juga diharapkan

melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan kedalam akivitas jasmani termasuk keterampilan olahraga. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, trampil, meningkatkan dan pemeliharaan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Salah satu contoh aktifitas pisik dalam pendidikan jasmani terdapat pada suatu pola permainan olahraga diantaranya bola basket. Imam Sodikun (1992 : 2), menyatakan bahwa bola basket adalah cabang olahraga yang mempuyai nilai-nilai paedagogi, fisiologi, intelektual, dan sosiologi. Melalui pelajaran bola basket peserta didik dilatih untuk rajin, tekun, ulet, disiplin, bertanggung jawab dan lain-lain. Permainan bola basket merupakan salah satu permainan populer yang menyenangkan, mendidik, menghibur dan menyehatkan. Permainan bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, dimana masing-masing regu memiliki lima pemain. Dimana setiap regu akan berusaha memasukkan bola kedalam ring basket. Bola basket sudah menjadi salah satu materi pelajaran wajib yang perlu diajarkan kepada peserta didik khususnya di SMA. Disamping itu bola basket juga merangsang lebih cepat motorik anak dan meningkatkan kebugaran jasmani dan dapat menanamkan jiwa-jiwa sosial. Itu salah satu alasan permainan bola basket dimasukkan kedalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan salah satu sub materi pokok lay up shoot. Menurut Ahmadi (2007 : 19) menyatakan bahwa tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket,

hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerak dua langkah. Pada materi pembelajaran bola basket teknik dasar yang paling sulit dipahami siswa untuk memperaktekkannya dengan tepat adalah teknik melakukan lay up shoot. Dimana siswa kadang terlihat kesulitan untuk melangkahkan kakinya dengan tepat pada saat melakukan lay up shoot, dan masih banyak siswa yang kadang ragu-ragu pada saat akan melakukan gerakan lay up shoot. Serta siswa juga kadang tidak melakukan teknik lay up shoot sesuai dengan proses yang sebenarnya misalnya posisi kaki pada saat melangkah, cara tangan pada saat melakukan tembakan, mengangkat lutut untuk melompat dan menembak sesuai dengan teknik yang benar yang harus dilakukan siswa, kadang siswa kurang begitu paham mengenai masalah itu. Dari hasil observasi peneliti di SMA Negeri 1 Padangsidimpuan dari segi fasilitas-fasilitas olahraga yang ada disana bisa dibilang cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya permainan bola basket, seperti adanya lapangan bola basket yang terbilang dalam kondisi cukup baik dan ketersediaan alat dan perlengkapan yang memadai. Namun masih banyak dijumpai para siswa yang kurang terampil pada permainan bola basket khususnya sub materi lay up shoot, terlihat dari hasil nilai siswa pada materi permainan bola basket yang masih banyak tidak mencapai nilai ketuntasan sekolah yang ditentukan. Nilai ketuntasan sekolah pada sub materi lay up shoot ini yang ditentukan sekolah adalah 75 % yaitu atas pertimbangan kompleksitas indikator, daya dukung guru dan sarana prasarana yang ada dan juga intake siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar lay up dalam permainan bola basket pada siswa adalah gaya mengajar yang digunakan oleh guru pendidikan jasmani. Gaya mengajar guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi permainan bola basket di SMA Negeri 1 Padangsidimpuan selama ini cenderung berpedoman pada gaya mengajar komando yang dapat dilihat berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan Bapak Syamsul Lubis, S.Pd salah seorang guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Padangsidimpuan. Dengan gaya mengajar komando ini menyebabkan proses belajar siswa kurang aktif dan kurang partisipasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani sehingga berakibat rendahnya pencapaian nilai hasil belajar lay up shoot pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu tindakan yang mampu meningkatkan proses aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi bola basket dengan sub materi lay up shoot, sehingga mampu memperbaiki proses hasil belajar lay up pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan, dengan cara penerapan gaya mengajar inklusi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan suatu perlakuan yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar, sebab dengan begitulah siswa akan aktif dalam melakukan kegiatan gerak olahraga. Dengan aktifnya siswa mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, maka dengan sendirinya kesegaran jasmani pada siswa akan lebih baik dan dengan begitulah proses pembelajaran pendidikan jasmani akan terlaksana dengan baik. Sesuai dalam uraian diatas dibutuhkan gaya mengajar yang diharapkan mampu mengatasi

kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda. Salah satu gaya mengajar yang memperhatikan tingkat kesulitan siswa adalah gaya mengajar inklusi. Muska Mosston(1992 : 178) menegaskan bahwa, Gaya inklusi atau cakupan pada prinsipnya adalah memberikan bentuk tugas yang sama dengan tingkat kesulitan yang berbeda dimana gaya mengajar inklusi ini memperkenalkan berbagai tingkat tugas. Gaya mengajar inklusi atau cakupan memiliki kelebihankelebihan yang antara lain adalah siswa lebih aktif dalam mengembangkan aspirasi atau ide-ide yang akan dikembangkan sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri dan juga siswa dapat lebih mandiri menilai kemampuannya sendiri, apakah siswa sudah dapat melaksanakan dengan hasil yang maksimal atau tidak. Pada gaya mengajar inklusi guru berperan sebagai pembuat keputusankeputusan sebelum pertemuan, merencanakan seperangkat tugas-tugas dalam berbagai tingkat kesulitan yang sesuai dengan perbedaan individu serta memungkinkan siswa lebih efektif, kreatif untuk berpindah tugas dari tugas yang mudah ketugas yang lebih sukar dengan demikian siswa diharapkan mengambil keputusan dimana keputusan itu didasarkan pada tugas-tugas yang telah disediakan guru kemudian melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya serta melakukannya. Selanjutnya siswa menentukan untuk mengulang tugas-tugas apabila pelaksanaannya belum mantap sesuai dengan keriteria. Kemudian melanjutkan memilih tugas yang lebih sulit atau yang lebih mudah berdasarkan berhasil atau tidaknya tugas awal. Pendekatan gaya mengajar inklusi menekankan pada pemberian kebebasan yang lebih luas kepada siswa. Maka dengan demikian penulis merasa tertarik mengadakan pengkajian penelitian dengan judul Perbaikan Hasil Belajar lay up shoot Bola Basket

Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar lay up shoot pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2012/2013? 2) Apakah terdapat perbaikan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2012/2013 melalui gaya mengajar inklusi? 3) Bagaimanakah gaya mengajar inklusi dapat memperbaiki hasil belajar lay up shoot bola basket pada siswa kelas XI SMA Negei 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2012/201? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk menghindari terjadinya interpretasi yang berbeda dan masalah yang lebih luas, maka penulis membatasi masalah yang hendak diteliti pada perbaikan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket melalui gaya mengajar inklusi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran.2012/2013.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah perbaikan hasil belajar lay up shoot bola basket melalui penerapan gaya mengajar inklusi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2012/2013. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan gaya inklusi terhadap perbaikan hasil belajar lay up shoot bola basket siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui bagaimana gaya inklusi dapat memperbaiki hasil belajar lay up shoot bola basket siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Untuk menambah motivasi peserta didik dalam melakukan lay-up shoot bola basket karena permainan bola basket itu sangat mudah dilakukan.

F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini : 1. Masukan bagi mahasiswa FIK Unimed khususnya sebagai calon seorang guru olahraga dalam memilih gaya mengajar yang tepat pada materi pelajaran bola basket. 2. Memberikan informasi kepada guru penjas SMA Negeri 1 Padangsidimpuan tentang penerapan gaya mengajar inklusi terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2012/2013 3. Sebagai bahan informasi dalam mempertimbangkan memilih gaya mengajar yang tepat pada materi pelajaran lay up shoot bola basket. 4. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman dalam bidang mengajar khususnya dalam hal gaya mengajar.