PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TITIN KUSRINI J

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian praktik keperawatan dan caring melalui laporan perawat ahli.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif dan holistik) yang berfokus pada kepuasan pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh: IDRIS YANI PAMUNGKAS J 210 04 0031 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes, 2007). Untuk mencapai tujuan Indonesia sehat 2010 tersebut sangat di perlukan tenaga, fasilitas, dan pelayanan kesehatan yang memadai. Satu fasilitas yang ada adalah pelayanan kesehatan yang di lakukan di Rumah Sakit yang meliputi pencegahan, pengobatan penyakit, dan promosi kesehatan (Widodo, 1999). Salah satu layanan yang ada di Rumah Sakit adalah layanan pengobatan melalui operasi. Operasi merupakan tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik fisik maupun psikolgisnya misalnya harga diri, gambaran diri, dan identitas diri (Stuart & Sundeen, 1998). 1

2 Sampai saat ini sebagian besar orang beranggapan bahwa operasi merupakan pengalaman yang menakutkan. Reaksi cemas ini akan berlanjut bila klien tidak pernah atau kurang mendapat informasi yang berhubungan dengan penyakit dan tindakan yang di lakukan terhadap dirinya. Setiap orang pernah mengalami periode cemas, apalagi pasien yang akan menjalani operasi. Kecemasan merupakan gejala klinis yang terlihat pada pasien dengan penatalaksanaan medis. Bila kecemasan pada pasien pre operasi tidak segera diatasi maka dapat mengganggu proses pemyembuhan, untuk itu pasien yang akan menjalani operasi harus diberi pendidikan kesehatan untuk menurunkan atau mengurangi gejala kecemasan (Carbonel, 2002). Kecemasan juga dapat terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi hernia. Nama penyakit ini berasal dari bahasa latin herniae yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Hartanto, 2007). Hernia merupakan protusi atau tonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemak dan dinding rongga yang bersangkutan (Sjamsuhidajat, 1997). Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang paling sering berinteraksi dengan pasien, mempunyai kewajiban membantu pasien mempersiapkan fisik dan mental untuk menghadapi operasi, termasuk dalam pemberian pendidikan kesehatan, maka memerlukan ketrampilan komunikasi yang baik. Sikap dan tingkah laku perawat membantu menumbuhkan rasa

3 kepercayaan pasien. Setiap kontak yang di lakukan dengan pasien hendaklah membantu pasien ini meyakini bahwa ia berada diantara orang-orang yang memperhatikan keselamatannya. Salah satu cara melakukan hal ini ialah dengan mencurahkan perhatian sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya dalam merawat pasien. Perawat harus mau mendengarkan semua keluhan pribadi pasien (Widodo,1999). Ada beberapa cara berbeda untuk membantu pasien yang akan di operasi. Beberapa tindakan yang akan mungkin di lakukan adalah penyuluhan kesehatan, kerohanian, pendampingan pasien, dan konsultasi dengan ahli jiwa. Semakin banyak dukungan dari orang (keluarga atau teman) dapat membantu pasien (Smith & Pitaway, 2002). Untuk itu pasien yang akan menjalani operasi perlu di berikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan dengan adanya pesan tersebut masyarakat, keluarga atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik (Notoatmojo, 2003). RSUD Sragen merupakan rumah sakit pemerintah daerah dengan tipe.c yang terletak di jl. Raya Sukowati 534 Sragen. Salah satu misi RS adalah memberikan pelayanan kesehatan profesional kepada pasien. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan profesional adalah pelayanan keperawatan, dimana merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan (Depkes RI, 1985). Intervensi keperawatan dapat dilakukan secara

4 mandiri maupun kolaborasi, intervensi mandiri perawat antara lain termasuk pendidikan kesehatan pada pasien pre operasi hernia untuk menurunkan kecemasan. Berdasarkan data yang terdapat dibagian Rekam Medis RSUD Sragen rata-rata tiap bulan pada tahun 2007 terdapat 15-25 penderita yang menjalankan operasi hernia. Berdasarkan catatan keperawatan ruang bedah Mawar, Teratai, dan Wijaya Kusuma RSUD Sragen, penderita yang akan dilakukan tindakan pembedahan pada kasus diatas, 10% dilakukan penundaan karena peningkatan kecemasan. Kecemasan yang terjadi dapat berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah, sehingga tindakan anastesi atau pembedahan ditunda. Studi pendahuluan yang dilakukan berdasarkan wawancara terhadap 5 penderita pre operasi hernia 3 orang pasien menyatakan kurang puas dengan pendidikan kesehatan yang diberikan perawat. Dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Hernia di RSUD Sragen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas rumusan masalah penelitian ini adalah: Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Hernia Di RSUD Sragen?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia di RSUD Sragen. 2. Tujuan Kusus: a. Mengetahui gambaran kecemasan pasien pre operasi hernia sebelum pendidikan kesehatan. b. Mengetahui gambaran kecemasan pasien pre operasi hernia sesudah pendidikan kesehatan. c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi hernia di RSUD Sragen. D. Manfaat Penelitian 1.Bagi pasien Diharapkan mampu mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia dan memberikan kepuasan terhadap pelayanan asuhan keperawatan sehingga pasien menerima tindakan operasi sebagai jalan penyembuhan. 2. Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik pada pasien pre operasi hernia.

6 3. Bagi Pendidikan Dapat memberikan gambaran tentang manfaat pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Hernia di RSUD Sragen, sepengetahuan penulis belum pernah diteliti sebelumnya, tetapi ada beberapa penelitian yang hampir sama dan mendukung penelitian ini : 1. Penelitian Widayanti (2005), tentang Analisis Respon Psikologis Klien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, yang menyimpulkan bahwa klien yang menjalani terapi Hemodialisa mengalami kecemasan. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh widayanti dengan peneliti adalah penelitian Widayanti menganalisis hubungan respon psikologis klien hemodialisa yang bersifat studi kasus, dan menggunakan desain penelitian eksploratif dan kualitatif. Sedangkan penelitian peneliti bersifat kuantitatif dan menggunakan desain penelitian one grop pre test- post test. Persamaannya adalah sama- sama menganalisis kecemasan pada pasien yang akan dilakukan penatalaksanaan medis. 2. Penelitian Rahma (2000), tentang Pengaruh Teknik Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Post Laparatomi Di

7 IRNA I-A2 dan B3 RSUD Dr. Sarjito Yogyakarta, yang menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara komunikasi terapeutik yang di lakukan oleh perawat terhadap skor kecemasan pasien. Perbedaan penelitian Rahma dengan penelitian peneliti adalah penelitian rahma mengambil sample dari pasien post Laparatomi di RSUD dr. Sardjito Yogyakarta. Sedangkan penelitian peneliti mengambil sampel penelitian pasien pre operasi hernia di RSUD Sragen. Persamaanya adalah samasama menganalisis kecemasan pada pasien yang akan dilakukan penatalaksanaan medis. 3. Penelitian Rini (2006), tentang Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Propil Tekanan Darah Pada Pasien Pre Operasi Tur Of Prostat Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Dr. Moewardi Surakarta, yang menyimpulkan adanya hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan propel tekanan darah pada pasien pre operasi tur of prostat. Perbedaannya adalah pada penelitian Rini menggunakan metode cross sectional sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi. Persamaanya adalah samasama menganalisis kecemasan pada pasien yang akan dilaksanakan penatalaksanaan medis. 4. Penelitian Supriyanti (2007), Hubungan antara pengetahuan dan sikap dalam aplikasi pencegahan anxietas pasien pre operasi elektif di RSO Dr. Suharso Surakarta, yang menyimpulkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dalam aplikasi pencegahan anxietas pasien pre operasi elektif. Perbedaan penelitian Supriyanti dengan penelitian

8 peneliti adalah penelitian supriyanti bersifat deskriptif korelatif yang menekankan pada hubungan antara pengetahuan dan sikap dalam aplikasi pencegahan anxietas pasien pre operasi elektif di RSO Dr. Suharso Surakarta, sedangkan penelitian peneliti menekankan pada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia. Persamaanya adalah sama- sama menganalisis kecemasan pada pasien yang akan dilakukan penatalaksanaan medis.