PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

PENGARUH FREKUENSI LATIHAN TERHADAP UNDER THE BASKET SHOOT PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 2 MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

Ketrampilan Dasar Bolabasket Mata kuliah ini membahas tentang sejarah dan organisasi bolabasket, teknik dasar permainan bolabasket, pertahanan, dan pe

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLABASKET

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket.

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN ROLL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

PERBEDAAN PENGARUH METODE MASSED PRACTICE

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS BOLABASKET

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh: SAFARUL ANAM NPM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K

PENGARUH MASSED PRACTICE

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERMAIN DAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FARTLEK

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1977: 217) dalam Arif Haryanto (2004: 8).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K

SKRIPSI. Oleh: BAYU SANTOSA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Sujatmi

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BIODATA VALIDATOR. : Taufiq Arif Setyawan, S.pd. Kor. TTL : Temanggung, 16 januari 1985

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PERALATAN DAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN

BAB II KAJIAN TEORI. Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola

OLEH: ARNILA PUSPA MUKTI K SKRIPSI

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR. Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: FAJAR HIDAYAT

PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : ADHI MEDIA PURWIDYATMOKO NIM. K.5605010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A 2009

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN 2009 Oleh : ADHI MEDIA PURWIDYATMOKO NIM. K.5605010 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A 2009

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Agus Margono, M. Kes. Drs. H. M. Mariyanto, M. Kes. NIP. 19580822 198403 1 002 NIP. 19591129 198702 1 001

PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Pada hari : Kamis Tanggal : 08 Oktober 2009 Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang) (Tanda Tangan) Ketua Sekretaris : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. : Drs. Tri Aprilijanto U, M.Kes. Anggota I : Drs. H. Agus Margono, M. Kes Anggota II : Drs. H. M. Mariyanto, M. Kes Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon.H, M.Pd NIP. 131 658 563

ABSTRAK Adhi Media Purwidyatmoko. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 (2) Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Macthed by Subjects Design. Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 yang berjumlah 135 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling, kemudian diambil sampel penelitian sebanyak 30 siswa putra. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan shooting dalam permainan bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5% untuk memenuhi asumsi hasil penelitian dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri uji normalitas dan uji homogenitas Subyek penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu masing-masing kelompok ada 15 siswa dengan ordinal pairing. Kelompok 1 mendapatkan latihan shooting dengan distributed practice, sedangkan kelompok 2 mendapatkan latihan shooting dengan massed practice. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai t hit sebesar 2.432 dan t tabel sebesar 2.145 dengan taraf signifikasi 5%. (t hit > t tabel 5% ). (2) Latihan shooting dengan massed practice (K 2 ) memiliki pengaruh yang lebih baik daripada latihan shooting dengan distributed practice (K 1 ) terhadap kemampuan shooting dalam permainan bolabasket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009. Peningkatan kemampuan shooting bolabasket pada K 1 51.515% < K 2 57.353%.

MOTTO Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesugguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Terjemahan QS. Al Baqoroh : 45) Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati semua itu akan dimintai pertanggungjawabanya. (Terjemahan QS. Al- Isra : 36) Dunia ini seperti lautan yang dalam, banyak sekali manusia tenggelam kedalamnya, oleh karena itu jadikanlah sampanmu itu taqwa kepada Allah isilah lautan itu dengan muatan ilmu kepada Allah dan lengkapilah dengan layar yaitu tawakal kepada Allah, mudah-mudahan engkau akan selamat. (Terjemahan Lukman Al Hakim)

PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada : Bapak dan Ibu tercinta Milla, Intan & Johan Adik tersayang Keluarga Besar Bapak & Ibu Hestri Ayu Gustina yang selalu menemaniku susah ataupun senang Keluarga Besar Bapak Budio Raharjo Teman-teman Angkatan 2005 Adik-adik JPOK FKIP UNS dan Almamater

KATA PENGANTAR Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. H. Agus Margono, M. Kes. selaku pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Drs. H. M. Mariyanto, M. Kes. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Drs. H. Sobirin M, M. Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk penelitian. 7. Siwa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Keluarga Budio Raharjo dan Soemanto Prawiroatmoko yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Keluarga besar Perkumpulan Bola Basket VOLCANO yang telah membantu penelitian sehingga melancarkan penyusunan skripsi. 10. Pengcab Perbasi Karanganyar yang memberikan ijin tempat untuk penelitian. 11. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, September 2009 Penulis

DAFTAR ISI JUDUL.... i PENGAJUAN..... ii PERSETUJUAN...... iii PENGESAHAN...... iv ABSTRAK... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI..... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL.... xiii DAFTAR LAMPIRAN.... xiv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah.. 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian..... 6 BAB II LANDASAN TEORI.. 7 A. Tinjauan Pustaka... 7 1. Permainan Bola Basket.... 7 2. Teknik Dasar Menembak Bola ( Shooting ) 8 3. Latihan... 17 4. Latihan Keterampilan Dalam Permainan Bola Basket... 23 5. Latihan Shooting Dengan Distributed Practice... 24 6. Latihan Shooting Dengan Massed Practice. 26 Halaman B. Kerangka Pemikiran... 28 C. Perumusan Hipotesis..

BAB III METODE PENELITIAN...... 30 A. Tempat dan Waktu Penelitian... 31 B. Metode dan Rancangan Penelitian 31 C. Populasi dan sampel. 31 D. Treatment.. 33 E. Variabel Penelitian 33 F. Teknik Pengumpulan Data 35 G. Teknik Analisis Data. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN.... 35 A. Deskripsi Data... 39 B. Mencari Reliabilitas 39 C. Pengujian Persyaratan Analisis.. 40 1. Uji Normalitas. 40 2. Uji Homogenitas. 41 D. Hasil Analisis Data 41 1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan.. 42 2. Uji perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan.. 42 E. Pembahasan Hasil Analisis Data 43 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.... 45 A. Simpulan..... 48 B. Implikasi...... 48 C. Saran...... 48 DAFTAR PUSTAKA.... 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 50 52

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Fase persiapan gerakan shooting Gambar 2. Fase pelaksanaan gerakan shooting Gambar 3. Fase follow trought gerakan shooting Gambar 4. Pembagian kelompok dalam eksperimen Gambar 5. Rancangan penelitian 14 15 16 32 32 Halaman DAFTAR TABEL Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Shooting Bola Basket Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas.. Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2 Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara 39 40 40 41 42 42 43 44 Halaman

Kelompok 1 dan Kelompok 2 Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Shooting Bola Basket Dalam Persen Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.. 44 45

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 Lampiran 2. Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 Lampiran 3. Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.. Lampiran 4. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 Berdasarkan Urutan Rangking... Lampiran 5. Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Awal Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelompok 1 ( Kelompok Distributed Practice ) Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelompok 2 ( Kelompok Massed Practice ).. Lampiran 8. Uji Reliabilitas. Lampiran 9. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors Kelompok 1 dan Kelompok 2.. Lampiran 10. Uji Homogenitas... Lampiran 11. Uji Perbedaan Kelompok 1 dan Kelompok 2 52 53 54 55 56 57 58 59 63 65 67 Halaman Lampiran 12. Menghitung Nilai Peningkatan Kemampuan Shooting

Dalam Permainan Bola Basket Dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. Lampiran 13. Petunjuk Pelaksanaan Tes Shooting Bola Basket. Lampiran 14. Program Latihan Shooting Dengan Distributed Practice dan Massed Practice.... Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian dari SMA Negeri 1 Karanganyar...... Lampiran 17. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian 75 76 77 79 85 86 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola Basket adalah olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket di Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya, terutama di kalangan pelajar dan remaja. Apalagi pada saat ini permainan telah dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi pemainnya. Misalnya untuk pemain yang jumlahnya terbatas sekarang sudah ada permainan bola basket tiga lawan tiga. Hal ini semakin membuat populernya permainan bola basket. Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolahsekolah. Permainan bola basket sangat cocok untuk pendidikan. Dalam permainan bola basket di samping sangat bermanfaat dalam pembentukan jasmani yang baik, perkembangan rohani siswa juga akan terbentuk dengan baik. Sebab dalam permainan bola basket pemainnya dituntut kerja sama, memiliki daya pikir yang tinggi, disiplin dan sebagainya. Permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang sangat menarik untuk dikembangkan di kalangan pelajar. Sebab, permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang cukup popular di sekolah-sekolah. Permainan bola basket ini juga merupakan salah satu jenis olahraga yang cukup favorit di kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA). Di tingkat SMA permainan ini sering dipertandingkan antar sekolah, baik untuk siswa putra maupun putri. Dalam suatu pertandingan bola

basket, tiap sekolah tentunya menginginkan agar siswanya dapat memperoleh prestasi. Salah satu sekolah yang berusaha untuk meningkatkan prestasi bola basket siswa-siswanya adalah SMA Negeri 1 Karanganyar, yaitu dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler untuk latihan. Dalam upaya untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket seorang pemain dituntut memiliki berbagai kemampuan yang menunjang prestasi tersebut. Di dalam olahraga prestasi termasuk bola basket, diperlukan kondisi fisik yang baik, kemampuan teknik, taktik serta mental bertanding yang baik. Permainan bola basket adalah permainan beregu, dimana suatu regu yang baik, tangguh dan kuat adalah regu atau tim yang mampu melakukan permainan dengan kompak. Dalam hal ini para pemainnya dituntut untuk dapat melakukan kerjasama dengan baik dan kompak. Hal tersebut tidak dapat dicapai tanpa didukung oleh kualitas keterampilan maupun kemampuan fisik dari masing-masing individu. Teknik merupakan unsur dasar yang harus dimiliki dalam permainan bola basket. Oleh karena itu untuk dapat mencapai prestasi dalam permainan bola basket setiap pemain harus dapat menguasai dan menerapkan barmacam-macam teknik dasar yang ada dalam permainan bola basket. Teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola basket terdiri dari: operan (passing), menangkap (catching), menembak (shooting), menggiring (dribbling), olah kaki (foot work), pivot, jumping, dan gerak tipu. Tujuan dari permainan bola basket adalah untuk memasukkan bola kedalam keranjang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka. Kemampuan memasukkan bola kedalam keranjang atau melakukan shooting merupakan unsur yang terpenting dalam permainan bola basket. Oleh karena itu untuk dapat menjadi pemain bola basket yang baik, seorang pemain harus mempunyai kemampuan memasukkan bola ke keranjang lawan atau melakukan shooting dengan akurat. Karena pentingnya kemampuan melakukan shooting dalam permainan bola basket, maka kemampuan shooting para pemain bola basket harus ditingkatkan melalui latihan. Penguasaan teknik shooting yang dimiliki siswa-siswa SMA Negeri 1 Karanganyar, masih kurang. Hal ini terlihat dimana siswa-siswa tersebut, dalam melakukan shooting kurang akurat, sehingga hasilnya kurang optimal. Dengan demikian untuk meningkatkan dalam pencapaian prestasi bola basket penguasaan terhadap kemampuan shooting para siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar harus ditingkatkan. Agar mampu melakukan shooting dengan baik, teknik dalam melakukan shooting harus dikuasai dengan baik pula. Untuk meningkatkan prestasi bola basket yang dicapai oleh para siswa SMA Negeri 1 Karanganyar, khususnya pada siswa putra kelas II, kemampuan shooting perlu

mendapat prioritas dalam latihan. Penguasaan kemampuan shooting pemain hanya dapat dicapai jika pemain melakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Untuk memperoleh hasil memuaskan dalam melakukan latihan shooting perlu memilih bentukbentuk latihan yang tepat. Bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan shooting diantaranya adalah latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice. Yang dimaksud latihan dengan distributed practice, menurut Iwan Setiawan (1985:46) adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat. Dalam latihan dengan distributed practice diantara ulangan yang dilakukan selalu diselingi istirahat dalam periode yang cukup. Pelaksanaan latihan shooting dengan distributed practice dalam penelitian ini yaitu melakukan shooting beberapa kali dimana diantara tiap ulangannya di selingi dengan istirahat dalam periode yang cukup. Adapun yang dimaksud dengan latihan massed practice, menurut Iwan Setiawan (1985:46) adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat. Latihan dengan massed practice merupakan latihan secara berkesinambungan tanpa diselingi istirahat atau diselingi istirahat tapi dalam periode yang singkat atau pendek. Pelaksanaan latihan shooting dengan massed practice dalam penelitian ini yaitu melakukakn shooting beberapa kali dengan diselingi istirahat dalam periode yang pendek. Kedua metode latihan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, apalagi setelah melakukan latihan untuk menguatkan power otot lengan. Latihan shooting dengan metode distributed practice dan massed practice tersebut memiliki tingkat keefektivan dan pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan shooting. Demikian juga, jika kedua latihan tersebut diterapkan pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009. Untuk mengetahui keefektivan latihan tersebut maka perlu dilakukan penelitian. Oleh karena itulah, maka penelitian ini bermaksud untuk mengkaji tentang Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perlunya peningkatan pembinaan bola basket dikalangan pelajar.

2. Perlunya peningkatan kualitas keterampilan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental dalam upaya pencapaian prestasi bola basket. 3. Pentingnya kemampuan melakukan shooting dalam permainan bola basket. 4. Kemampuan shooting pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar perlu ditingkatkan melalui latihan. 5. Latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice sebagai alternatif pilih untuk meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan bola basket. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka permasalahannya perlu dibatasi. Pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Latihan shooting dengan distributed practice untuk meningkatkan keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009. 2. Latihan shooting dengan massed practice untuk meningkatkan keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009. 3. Kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009. D. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009? 2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009?

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut untuk mengetahui : 1. Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009? 2. Latihan mana yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009? F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat sebagai pedoman Guru Olahraga di SMA Negeri 1 Karanganyar, khususnya untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar shooting dalam permainan bola basket. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam memilih bentuk latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Karanganyar.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Bola Basket Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk mendapatkan skor atau nilai dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soebagio Hartoko (1994:1) bahwa : Bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan tiap regu ialah memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan mennguasai bola atau membuat angka. Bola boleh dioperkan, ditepuk, digelindingkan, atau digiring sambil memantul-mantulkan (dribble) ke segala arah. Bola basket merupakan olah raga permainan beregu yang dapat dimainkan baik putra maupun putri, permainan ini menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan. Bola boleh diumpan, dilempar dan boleh dipantulkan ke lantai ditempat, atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola kedalam keranjang lawan, untuk mendapatkan nilai. Pemenangnya adalah regu yang dapat mengumpulkan nilai dengan memasukkan bola kedalam keranjang yang lebih banyak. Pencapaian prestasi dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling menentukan terhadap pencapaian prestasi dalam bola basket yaitu faktor kemampuan dari atlit itu sendiri. Faktor dari dalam diri atlit yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket yaitu faktor kemampuan teknik, fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bermain merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket. Menurut Frank Mc Guire (1991:14) bahwa, pendekatan yang tepat untuk memberikan latihan, dimulai dengan pengajaran tentang teknik dasar. Teknik yang ada dalam permainan bola basket harus dilatihkan secara berulang-ulang agar teknik tersebut menjadi suatu gerakan yang otomatis. Karena menurut Frank Mc Guire (1991:15) bahwa, pengulangan terhadap drill sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia untuk menguasai teknik dalam basket. Teknik dasar merupakan unsur dasar yang harus dikuasai pemain, untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket. Teknik dasar dalam permainan bola basket menurut Soebagio Hartoko (1994:22) meliputi :

(1) Operan (passing) (2) Menangkap (catching) (3) Menembak (shooting) (4) Menggiring (dribble) (5) Olah kaki (foot work) (6) Pivot (7) Jumping (8) Gerak tipu Unsur-unsur teknik dasar tersebut harus mendapat perhatian yang serius bagi para pelatih, Pembina maupun pemain bola basket. Dari berbagi macam teknik dalam permainan tersebut, teknik dasar yang sangat penting dalam permainan bola basket adalah kemampuan shooting untuk memasukkan bola kedalam keranjang. 2. Teknik Dasar Menembakkan Bola (Shooting) Tujuan dalam permainan adalah berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah lawan untuk memasukkan bola ke dalam keranjang tim tersebut. Segala kemampuan teknik, taktik, dan strategi dikerahkan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sebab, kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh jumlah dari hasil tembakan yang dibuat oleh suatu regu. Oleh karena itu, keterampilan memasukkan bola sangat penting bagi pemain bola basket. Setiap pemain harus dilatih kemampuan memasukkan bola, agar memiliki kemahiran dalam memasukkan bola. a. Macam-macam Teknik Memasukkan Bola Teknik dasar menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang dalam permainan bola basket cukup banyak macamnya dan bervariasi. Menurut Soebagio Hartoko (1994:43-44), bahwa macam-macam teknik menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang antara lain adalah : (1) Tembakan tolak dua tangan dari dada (2) Tembakan tolak dua tangan dari atas kepala (3) Tembakan tolak satu tangan (4) Tembakan lay-up (5) Tembakan dengan didahului menggiring masuk langsung mengadakan tembakan lay-up (6) Tembakan loncat dengan dua tangan (7) Tembakan loncat dengan satu tangan (8) Tembakan kaitan (9) Tembakan lain-lain gaya

Berkaitan dengan jenis-jenis tembakan ini, menurut Hal Wissel (1996:46) mengemukakan bahwa: Hampir semua pemain penembak dengan tujuh teknik dasar tembakan : one-hand shot (tembakan satu tangan), free throw (lemparan bebas), jump shot (tembakan sambil melompat), three point shot (tembakan tiga skor), hook shot (tembakan mengait), lay-up dan runner. Jenis teknik dasar memasukkan bola kedalam keranjang dalam permainan bola basket selalu berkembang sesuai dengan situasi dan perkembangan. Jenis shooting yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah teknik shooting lemparan bebas dengan tolakan satu tangan. b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keterampilan shooting Faktor - faktor keterampilan shooting merupakan teknik yang sangat penting dalam permainan bola basket. Oleh karena itu, semua pemain menguasai dan memiliki keterampilan shooting dengan baik dan akurat. Untuk dapat melakukan keterampilan shooting dengan akurat tidaklah mudah, tetapi harus melalui latihan secara berulang-ulang, rutin, dan teratur. Menurut Soebagio Hartoko (1994:33) bahwa, sebenarnya rahasia daripada menembak mahir adalah ketekunan latihan, dan sekali lagi latihan dalam setiap peningkatannya secara tepat. Dengan latihan yang tekun, maka akan membuat kebiasaan yang mengarah pada otomatisasi gerakan, sehingga dapat menambah ketepatan dalam melakukan tembakan (shooting). Kemampuan seorang pemain dalam melakukan tembakan, sangat dipengaruhi oleh teknik dasar gerakan yang dilakukan dalam pelaksanaan menembak. Dalam pelaksanaan pertandingan ada berbagai faktor yang menentukan terhadap hasil tembakan. Dalam hal ini Soebagio Hartoko (1994:44) mengemukakan bahwa, hal-hal yang ikut menentukan mudah atau sukarnya menembak ialah : (1) Dekat jauhnya antara jarak basket dengan penembak (2) Mobilitas penembak (3) Sikap permulaan penembak (4) Frekuensi tembakan (5) Situasi Dari hal-hal yang ikut menentukan mudah sukarnya menembak di atas dapat dijelaskan sebagai berkut Soebagio Hartoko (1994:44) : (1) Jarak Keranjang Dengan Penembak Jarak keranjang dengan penembak menentukan terhadap hasil tembakan yang dilakukan. Jika jarak keranjang dengan penembak jauh maka akan sulit bagi penembak untuk dapat memasukkan bola

ke dalam keranjang. Makin jauh jarak penembak dengan keranjang, maka akan semakin sulit untuk melakukan tembakan. Sebaliknya, makin dekat jarak keranjang akan mudah untuk melakukan tembakan. Oleh karena itu, untuk memasukkan bola pemain harus berusaha untuk mendekati keranjang. (2) Mobilitas Penembak Gerakan yang dilakukan pemain pada saat menembak akan mempengaruhi keberhasilan dalam menembak. Menembak dari sikap diam ditempat memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar dari pada menembak dalam keadaan bergerak memutar. (3) Sikap Permulaan Menembak Sikap permulaan menembak mempengaruhi tingkat kesulitan dalam upaya memasukan bola ke dalam keranjang. Penembak dengan sikap permulaan menghadap kearah keranjang akan lebih mudah dari pada menembak dari sikap permulaan serong atau membelakangi keranjang. (4) Frekuensi Tembakan Frekuensi tembakan merupakan jumlah kesempatan yang diberikan penembak untuk melakukan tembakan. Lebih sedikit kesempatan yang diberikan pada penembak, maka untuk melaksanakan tembakan akan lebih sukar. Maka dalam permainan bola basket semua pemain harus berusaha untuk menciptakan kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk melakukan tembakan. (5) Situasi Situasi atau keadaan yang terjadi, baik keadaan pemain itu sendiri maupun situasi disekitarnya memberikan pengaruh terhadap hasil tembakan. Keadaan pemain itu sendiri seperti kelelahan, penguasaan terhadap keseimbangan yang kurang dan mental yang buruk akan mengurangi keberhasilan dalam melakukan tembakan. Selain itu situasi dari luar seperti misalnya ada penjaga yang menghalanghalangi akan mempersulit dalam melakukan tembakan. c. Pelaksanaan Teknik Dasar Shooting Shooting atau tembakan yang dimaksud adalah menembakan bola ke jala atau karanjang dari belakang garis hukuman dengan jarak 4,6 meter. Secara teknis, kunci pokok keberhasilan dalam melakukan tembakan adalah pola gerakan (dasar mekanika) shooting tersebut. Dasar mekanika dalam melakukan tembakan menurut Hal Wissel (1996:46) antara lain, pandangan, keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, irama tembakan, dan pelaksanaannya. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik tembakan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pandangan

Pada saat melaksanankan tembakan, pandangan mata harus cermat dan terpusat pada keranjang. Pemain harus memusatkan perhatian dan pandangan mata ke arah keranjang. Pandangan mata harus terfokus pada sasaran yang akan dituju. Dengan pandangan yang cermat akan dapat menambah keakuratan dalam melakukan tembakan. 2) Keseimbangan Dalam melakukan tembakan, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan tembakan akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel (1996:46) bahwa, berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan anda. kemampuan dalam memberikan tenaga dan mengontrol irama tembakan tersebut akan menambah keakuratan dalam melakukan tembakan. Menurut Hal Wissel (1996:46) bahwa, posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan. Oleh karena itu posisi kaki harus tepat, dan sikap kepala harus segaris dengan kaki. Dasar penumpu tubuh manusia pada waktu berdiri adalah kaki. Agar keseimbangan dapat terjaga dalam melakukan tenbakan kaki harus direntangkan selebar bahu, dan badan tegak agar kepala segaris dengan dasar penumpu tersebut. 3) Posisi Tangan Posisi tangan sangat penting dalam melakukan tembakan pinalti. Untuk menembak adalah penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola sebagai penjaga keseimbangannya. Posisi ini disebut blac-ung-tuck. Tangan untuk menembak bebas dan tidak perlu menjaga keseimbangan bola. Tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari terentang secukupnya. Ibu jari tangan penembak rileks dan tidak terentang lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan atas). Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari, jadi tidak berada pada telapak tangan. Tangan yang tidak menembak di bawah bola. Berat bola seimbang paling (jari manis dan kelingking). Lengan dari tangan yang tidak menembak pada sisi yang leluasa dengan siku menunjuk ke belakang dan kesamping. Tangan yang menembak secara langsung di belakang bola, jari telunjuk pada titik tengah, bola dilepaskan dari jari telunjuk. Pada lemparan bebas jari telujuk tepat di katup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan sentuhan ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan yang lembut tapi tepat. 4) Pengaturan Siku Bola didepan dan diatas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Siku-siku tetap didalam, bola sejajar dengan basket (ring). Beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak di belakang bola saat siku didalam. Pada kasus seperti ini,

pertama-tama tangan di belakang bola dan kemudian gerakan siku ke dalam sejauh mana. menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus, bersamaan dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritmis tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Lutut sedikit lentur. Tekuk lutut dan kemudian rentangkan sepenuhnya di dalam gerakan naik turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan bahu terentang ke arah atas. Ketika tembakan dimulai bola diatur kembali mulai dari tangan penyeimbang ke tangan menembak. Cara terbaik saat menyinggungkan bola adalah dengan menarik pergelangan tangan sampai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberikan pelepasan yang cepat dan follow through yang konsisten. Arah lengan, pergelangan tangan dan jari lurus pada ring dengan sudut kemiringan 45 sampai 60 derajat, rentang lengan lurusnya sampai siku. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari pelenturan pergelangan tangan dan jari depan ke bawah. Bola lepas dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus tembakan. Keseimbangan tangan dipertahankan pada bola sampai titik pelepasan. 5) Irama Tembakan Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan tembakan adalah koordinasi antara pandangan mata, posisi kaki, gerakan batang tubuh dan gerakan lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel (1994:47) bahwa, menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tenaga dorongan yang diberikan pada bola tergantung dari jarak tembakan. Untuk jarak dekat lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar. Tembakan jarak jauh memerlukan tenaga atau dorongan kaki, punggung dan bahu. Ritme yang lancer dan follow through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak. Setelah bola lepas dari jari tengah, lengan bertahan untuk tetap diatas dan terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target. Telapak tangan menghadap ke bawah, dan telapak tangan keseimbangaan menghadap ke atas. Mata bertahan pada sasaran, dan lengan tetap di atas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap kembali masuk. 6) Pelaksanaan Tembakan Berdasarkan pelaksanaannya teknik shooting dibagi menjadi beberapa tahap, tahap-tahap gerakan di dalam melakukan shooting merupakan gerak yang berkesinambungan dan harus dilakukan dengan koordinasi gerakan yang baik. Menurut Hal Wissel (1994:47) bahwa, secara garis besar pelaksanaan tembakan terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan follow through. Pelaksanaan tiap tahapan teknik shooting tersebut adalah sebagai berikut :

Fase Persiapan Gambar 1. Fase persiapan gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:48 ) Keterangan : 1. Lihat target 2. Kaki terentang selebar bahu 3. Jari kaki lurus 4. Lutut dilenturkan 5. Bahu dirilekskan 6. Tangan yang tidak menembak berada dibawah bola 7. Tangan untuk menembak di belakang bola 8. Ibu jari rileks 9. Siku masuk ke dalam 10. Bola diantara telinga dan bahu

Fase Pelaksanaan Keterangan : Gambar 2. Fase pelaksanaan gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:49 ) 1. Lihat target 2. Rentangkan kaki, punggung, bahu 3. Rentangkan siku 4. Lenturkan pergelangan dan jari-jari ke depan 5. Lepaskan ibu jari 6. Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas 7. Irama yang seimbang Fase Follow-Through

Gambar 3. Fase follow-through gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:49 ) Keterangan : 1. Lihat target 2. Lengan terentang 3. Jari telunjuk menunjuk pada target 4. Telapak tangan ke bawah saat shooting 5. Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas 3. Latihan a. Pengertian Latihan Prestasi dalam olahraga membutuhkan berbagai kemampuan khusus yang hanya dapat dicapai melalui proses latihan. Adapun pengertian latihan atau training, menurut Harsono (1988:101) adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihannya atau pekerjaannya. Menurut Sudjarwo (1993:14), latihan adalah suatu proses sistematis secara berulang-ulang secara konstan (ajeg) dengan selalu memberikan peningkatan beban latihan. Dari pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa latihan olahraga adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periode dan berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan pada jadwal, pola dan sistem serta metodik tertentu untuk mencapai tujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam latihan meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan mental. b. Prinsip-prinsip Latihan Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Dengan penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar diharapkan prestasi seorang atlet akan dapat meningkat. Menurut Harsono (1988:102-112), prinsip-prinsip dasar latihan yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga adalah sebagai berikut : (1) Prinsip beban lebih (overload principle), (2) Prinsip perkembangan menyeluruh, (3) Prinsip spesialisasi, dan (4) Prinsip individualisasi.

Adapun menurut A. Hamidsyah Noer (1996:8-11), prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam latihan olahraga terdiri dari : (1) Latihan yang dilakukan hendaknya berulang-ulang (2) Latihan yang diberikan harus cukup berat (3) Latihan yang diberikan harus cukup meningkat (4) Latihan yang harus dilakukan secara teratur (5) Kemampuan berprestasi Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan mengenai prinsip yang penting dalam latihan, khususnya latihan teknik yaitu meliputi, prinsip beban lebih (overload principle), prinsip perkembangan menyeluruh, prinsip pengulangan dan keteraturan, prinsip kekhususan (spesialissasi) serta prinsip individualisasi. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan diuraikan sebagai berikut : 1) Prinsip Beban Lebih (Overload Principle) Prinsip beban lebih merupakan prinsip dasar dalam latihan. Sebab kemampuan atlit hanya akan meningkatkan jika beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya. Menurut Pate R, Rotella R. & Mc Clenaghan B. (1993:318) mengemukakan bahwa, sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuikan diri pada tuntunan fungsi yang melebihi dari pada yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya tersebut, akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Beban kerja dalam latihan harus cukup berat, yaitu berada diatas ambang rangsang latihan. Menurut Harsono (1988:103) bahwa, Kalau beban latihan terlalu ringan atau tidak ditambah (tidak diberi overload), maka berapa lamapun kita berlatih, betapa seringpun kita berlatih atau sampai bagaimana lelahpun kita mengulang-ulang latihan tersebut, peningkatan prestasi tidak akan mungkin. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi atlit beban yang diberikan latihan harus lebih berat dari sebelumnya. Oleh karena itu prinsip beban lebih ini harus benar-benar diterapkan dalam pelaksanaan latihan. Tetapi harus selalu diingat, bahwa beban latihan yang diberikan tidak boleh terlalu berat dan berlebihan. Sebab jika beban latihan yang diberikan tersebut terlalu berat dan berlebihan, yang diperoleh bukanlah kemajuan kondisi fisik, tetapi sebaliknya akan terjadi cidera dan fisik menurun karena sakit. Untuk menghindari pemberian beban yang berlebihan, maka peningkatan beban latihan diberikan secara progresif. Yang dimaksud dengan peningkatan beban secara progresif adalah peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Dengan pemberian beban tersebut maka kemampuan tubuh akan berkembang terus.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh Sasaran dalam latihan olahraga adalah perkembangan fisik atlit secara menyeluruh. Meskipun pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus tersebut harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik yang baik secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:109) yang mengatakan bahwa, secara fungsional, spesialisasai dan kesempurnaan penguasaan suatu cabang olahraga didasarkan pada perkembangan multilateral ini. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga prinsip perkembangan menyeluruh ini harus diterapkan. 3) Prinsip Pengulangan dan Keteraturan Prinsip dasar dalam melakukan latihan adalah prinsip pengulangan dan keteraturan. Apalagi dalam melatih suatu keterampilan dalam olahraga, gerakan yang dilatihkan harus dilakukan secara berulang-ulang secara teratur. Gerakan yang dilatihkan harus dilakukan berulang-ulang sehingga terjadi otomatisasi gerakan. Hal ini sesusi dengan pendapat A. Hamidsyah Noer (1995:91) yaitu bahwa, dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus maka akhirnya gerakan tersebut akan menjadi gerakan yang otomatis. Berkaitan dengan hal tersebut Harsono (1988:102) mengemukakan bahwa: Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetitions) yang konstan maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan merupakan gerakangerakan yang otomatis dan reflektif yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan-latihan tersebut. Pencapaian prestasi dalam permainan bola basketdapat dicapai jika diunjang kemampuan teknik yang dilakukan secara otomatis dan reflektif. Keterampilan dasar yang ada dalam permainan bola basket harus dilatihkan secara berulang-ulang dan teratur agar ketrampilan tersebut menjadi suatu gerakan yang otomatis dan reflektif. Menurut Frank Mc Guire (1991:15) bahwa, pengulangan terhadap drill sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia untuk menguasai skill-skill dalam basket. Gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif, merupakan gerakan yang dilakukan dengan cepat dan efisien dalam penggunaan tenaga. Hal ini akan memungkinkan pencapaian prestasi yang lebih baik. 4) Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik kondisi fisik, gerakan dan sistem energi yang digunakan selama latihan. Latihan yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu hanya akan memberikan pengaruh yang besar terhadap komponen tersebut. Berdasarkan hal tersebut, agar aktivitas latihan itu mempunyai pengaruh yang baik, latihan yang

dilakukan harus bersifat khusus, sesuai dengan unsur kondisi fisik dan jenis olahraga yang akan dikembangkan. Dalam hal ini Soekarman (1987:60) mengemukakan bahwa, latihan itu harus khusus untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan. Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut pada pengembangan potensi energi maupun penampilan dari ketrampilan olahraga yang berkembang. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Kekhususan tersebut yaitu menyangkut sistem energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk latihan-latihan yang dilakukan harus bersifat khas sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan. Program latihan yang disusun untuk meningkatkan prestasi permainan bola basket, juga harus berpegang teguh pada prinsip kekhususan latihan ini. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot, kelompok otot yang dilatih dan sistem energi yang dikembangkan dalam latihan tersebut harus sesuai dengan karakteristik permainan bola basket. Jika latihan yang dirancang tersebut memperhatikan prinsip ini, maka latihan tersebut akan lebih efektif, sehingga hasil yang dicapai akan lebih optimal. 5) Prinsip Individual Latihan yang diberikan kepada atlet hendaknya bersifat individual, Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:13) mengemukakan bahwa, meskipun sejumlah atlit dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang sama. Hal ini dikarenakan bahwa tiap-tiap orang memiliki ciri-ciri yang berbeda. Karena masing-masing individu berbeda-beda satu dengan yang lain, maka setiap orang dalam berlatih harus dengan bebannya masing-masing. Faktor-faktor karakteristik individu atlit harus dipertimbangkan dalam menyusun dan memberikan latihan. Pete et al (1993:318) menyatakan bahwa : Faktor umur, seks (jenis kelamin), kematangan, tingkat kebugaran pada saat itu, lama berlatih, ukuran tubuh, bentuk tubuh dan sifat-sifat psikologis harus menjadi bahan pertimbangan bagi pelatih dalam merancang peraturan latihan bagi tiap olahragawan. Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan berdasrkan karakteristik dan kondisi individu atlit. Sehingga sangat bijaksana jika pelatih memberikan latihan kepada atlitnya secara individu. Agar tujuan dari suatu latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Prestasi dalam olahraga dapat meningkat jika latihan-latihannya dilakukan dengan berlandaskan prinsip-prinsip latihan yang benar.

c. Penyusunan Program Latihan Program latihan yang baik merupakan sarana untuk mencapai tujuan latihan secara optimal. Penyusunan program latihan perlu memperhatikan mengenai faktor-faktor yang menentukan hasil latihan. Menurut Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984:12-14) bahwa, Pada pembuatan program latihan harus meliputi faktor berikut : (1) Tipe Latihan (2) Intensitas Latihan (3) Frekuensi Latihan (4) Lama Latihan (5) Peningkatan Faktor-faktor dalam penyusunan program latihan tesebut diuraikan sebagai berikut : (1) Tipe Latihan Latihan yang dilakukan harus sesuai dengan tipe jenis olahraga yang akan dikembangkan. Oleh karena itu, latihan yang dilakukan harus memperhitungkan dengan cermat mengenai tipe dari unsur yang akan dikembangkan dalam latihan tersebut. Misalnya unsur yang akan dikembangkan adalah keterampilan shooting, maka harus diperhitungkan dengan cermat mengenai unsur gerakan dan unsur kondisi fisik yang diperlukan dalam gerakan tersebut. Tipe latihan yang dilakukan dalam melatih keterampilan shooting harus sesuai. Dalam shooting sangat diperlukan koordinasi dan ketepatan, maka tipe latihan yang diberikan harus mengandung unsur pengembangan koordinasi dan ketepatan shooting. (2) Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan berat ringannya dosis latihan yang harus dilakukan seorang atlit menurut A. Hamidsyah Noer (1995:229), pengertian intensitas jumlah beban dalam latihan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan benar pelaksanaannya. Ukuran kesungguhan dalam pelaksanaan latihan merupakan bentuk dari intensitas latihan. Tinggi atau rendahnya latihan akan menetukan terhadap hasil latihan. Apabila intensitas suatu latihan tidak memadahi, maka pengaruh latihan terhadap peningkatan kemampuan fisik sangat kecil, bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya apabila intensitas latihan terlalu tinggi kemungkinan dapat menimbulkan cedera atau sakit. Latihan yang baik yaitu latihan dengan intensitas yang berada dalam ambang rangsang latihan yang dimilki atlit itu tersebut. Dalam hal ini Harsono (1988:103) berpendapat bahwa, atlit harus berlatih dengan beban kerja yang ada diatas ambang rangsang kepekaannya (threshold of sesitifity). (3) Frekuensi dan Lamanya Latihan Frekuensi adalah jumlah berapa kali latihan dilakukan tiap minggunya. Lamanya latihan merupakan lama waktu yang diperlukan untuk melatih hingga terjadi perubahan yang nyata, yaitu

berupa peningkatan kemampuan dalam melakukan kerja. Dalam hal ini M. Sajoto (1995:35) mengemukakan bahwa, para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan program latihan tiga kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama enam minggu atau lebih. Dengan latihan yang dilakukan tiga kali seminggu secara teratur selama enam minggu kemungkinan sudah menampakkan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan keterampilan dan kondisi fisik. (4) Peningkatan Setelah melakukan latihan tubuh akan selalu mengadakan adaptasi terhadap stimulus yang diberikan dalam latihan. Agar peningkatan keterampilan dan kemampuan tubuh dapat meningkat terus maka latihan yang diberikan harus selalu diberikan. Peningkatan beban latihan dilakukan setiap satu minggu latihan, karena organisme tubuh baru akan beradaptasi setelah kurun waktu satu minggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Nosseck (1982:49) yang menyatakan periode stabilitas atau adaptasi organisme terhadap rentetan beban yang lebih tinggi selesai dalam waktu yang berbeda, paling tidak satu atau dua minggu. Peningkatan latihan yang diberikan tersebut harus selalu berpegang teguh pada prinsip peningkatan beban secara progresif. 4. Latihan Keterampilan Dalam Permainan Bola Basket Keterampilan teknik merupakan suatu landasan pokok dalam usaha mencapai prestasi yang optimal dalam bola basket. Setiap pemain bola basket harus memiliki keterampilan teknik dengan baik. Usaha untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar dapat dilakukan melalui latihan. a. Ciri-ciri Latihan Teknik Latihan teknik memiliki cirri-ciri yang bersifat khusus. Adapun ciri-ciri latihan teknik menurut Suharno HP. (1985:43) adalah sebagai berikut : (1) Pada dasarnya teknik relevan dengan cabang olahraga, (2) Ulangan gerakan (repetition) biasanya banyak, (3) Gerakan dari yang mudah ke gerakan yang sukar, serta gerakan dari bagian keseluruhan atau sebaliknya, dan (4) Semua gerakan diawali dengan daya pikir kemudian ke otomatis gerakan teknik. Melatih teknik tujuannya untuk mengotomatisasikan gerak sesuai dengan teknik yang diperlukan dalam olahraga yang dikembangkan. Latihan teknik dalam prmainan bola basket, adalah latihan yang bertujuan untuk mengembangan penguasaan gerak di dalam cabang olahraga bola basket. b. Prinsip-prinsip Dalam Latihan Ketrampilan Pengulangan gerakan merupakan prinsip utama dalam pelaksanaan latihan keterampilan. Dengan melalui gerakan yang diulang-ulang, gerakan yang dilatihkan akan dapat dilakukan secara