BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan pendidikan,terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar, teknik dan strategi pemain olahraga, internalisasi nilai nilai (sportifitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Program pendidikan jasmani sekolah dan kesehatan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. James Naismith. Dalam pelaksanaannya setiap regu dituntut untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

Dedi Asmajaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, disamping memliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembangkitan motivasi dan dilakukan pada setiap jenjang pendidika formal.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

2015 PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakang ini sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan. Dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut, bangsa indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi. Perlu diketahui bahwa kualitas seorang akan terlihat jelas dalam bentuk kemampuan dan kepribadian sewaktu orang tersebut harus berhadapan dengan tantangan atau harus mengatasi suatu masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat memiliki warga yang berkualitas tinggi diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembianaan mutu sumber daya manusia. Karena itu upaya pembinaan bagi masyarakat dan peserta didik melalui pendidinkan jasmani dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan pembangkitan motivasi dan dilakukan pada setiap jenjang pendidikan formal. Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di sekolah, menuntut guru dan siswa untuk bersikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Setiap siswa harus mendapatkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, untuk setiap 1

2 pelajaran selalu dikaitkan dengan manfaatnya dalam lingkungan sosial masyarakat. Sikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dari siswa tidaklah mudah,fakta yang terjadi adalah guru dianggap sumber belajar yang paling benar. Proses pembelajaran yang terjadi memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas belajar. Sikap anak didik yang pasif tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada mata pelajaran tertentu saja tetapi hampir semua mata pelajaran termasuk penjas. Sebenarnya banyak cara yang harus dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan bantuan metode. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi mengajar yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa pendidikan jasmani bergantung pada proses pembelajaran yang dihadapi oleh siswa. Dalam pembelajaran penjas guru harus menguasai materi yang diajarkan dan cara menyampaikannya. Cara penyampaian pelajaran sering disebut metode pembelajaran merupakan faktor yang penting diperhatikan oleh seorang guru, cara penyampaian pelajaran dengan cara satu arah akan membingungkan siswa, karena siswa akan menjadi pasif (bersifat menerima saja) tentang apa yang dipelajarinya, sehingga proses belajar membosankan.

3 Metode pengajar merupakan cara guru berinteraksi dengan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran memberikan andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar, karena pengunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai tentu akan menghasilkan sesuatu kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien, dan diharapkan mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Penggunaan metode yang tepat sesuai dengan kondisi dan suasana kelas serta dengan melakukan variasi metode pembelajaran akan meningkatkan motivasi belajar mengajar. Bola basket adalah salah satu cabang olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket di indonesia pada saat ini semakin banyak peminatnya, terutama dikalangan pelajar dan remaja. Pada saat ini permainan ini telah dimodifikasi disesuiakan dengan kondisi. Hal ini semakin membuat populernya permainan bola basket. Bola basket juga merupakan cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai paedagogis, fisiologis, intelektual, dan sosiologis. Sehingga dapat dikatakan keberadaan bola basket ini secara tidak langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia yang berkualitas fisik dan mental. Permainan bola basket merupakan permainan yang dimainkan secara beregu, oleh karena itu kerjasama tim merupakan salah satu faktor untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan tersebut perlu adanya keterampilan gerak dalam menguasai teknik-teknik dasar yang baik untuk mencapai hasilyang optimal. Permainan bola basket dilakukan oleh dua regu yaitu 5 lawan 5. Tiap regu

4 berusaha memasukan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Seperti yang dijelaskan dalam buku FIBA (2008:15) bahwa, bola basket dimainkan oleh dua regu yang masingmasing regu terdiri atas lima pemain. Setiap pemain berusaha memasukkan mencetak angka ke keranjang lawan dan mencegah regu lain mencetak angka. Bola boleh dioper, digelindingkan atau dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan. Penguasaan teknik dasar dalam permainan bola basket merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan terutama teknik dasar dribble. Dribble merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu tim untuk meraih kemenangan, sebab kemenangan ditentukan oleh penguasaan bola yang baik agar dapat memasukkan lebih banyak bola ke basket. Pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus berpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan rancangan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan metode pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Di Sekolah Menengah Kejuruan Yapim Taruna Sei Rotan Deli Serdang permainan bola basket merupakan salah satu materi bahasan yang diajarkan oleh

5 seorang guru pendidikan jasmani kepada siswanya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMK Yapim Taruna Sei Rotan Deli Serdang khususnya pada saat proses pembelajaran sepak bola materi Dribbling, siswa melakukannya masih kurang baik. Hal itu terjadi karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam melakukan materi yang diajarkan. Guru kurang tepat dalam memilih gaya mengajar sehingga hasil akhir pembelajaran Dribbling pada permainan bola basket kurang baik. Gaya mengajar yang digunakan guru yaitu gaya komando sehingga siswa hanya mengikuti instruksi dari guru yang membuat siswa jadi kurang kreatif. Selain itu faktor sarana dan prasarana juga mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini karena saat pembelajaran penjas khususnya materi Dribbling, bola yang digunakan hanya 1 buah sehingga proses pembelajaran tidak efektif. Informasi yang diperoleh dari tes awal dari 25 siswa yang ada pada kelas X TKJ hanya ada 6 siswa yang paham teknik melakukan dribbling dalam permainan bola basket. Adapun nilai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang ditentukan sekolah tersebut adalah 75. Berarti dari data tersebut sekurangnya hanya sekitar 24% dari jumlah siswa yang ada, yang berhasil memahami mengenai tentang cara melakukan dribbling bola basket yang benar. Namun nilai itu belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal secara klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu sekitar 75% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka perlu dilakukan perubahan atau inovasi baru dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan strategi belajar yang lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar siswa

6 khususnya hasil belajar Dribbling pada permainan bola basket. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut perlu diusahakan perbaikan pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan penalaran siswa. Guru merupakan tokoh sentral dalam menentukan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Selama ini kegiatan belajar mengajar yang dilakukan hanya terfokus pada guru dan hanya mengikuti instruksi dari guru sepenuhnya (komando). Ketika guru mengajar hanya menggunakan gaya komanado dan memberikan contoh tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan belajar, maka siswa cenderung pasif, kemudian siswa lebih banyak menunggu instruksi yang diberikan guru, hal inilah yang kemudian membuat siswa jadi kurang kreatif dan kurang aktif. Pada saat proses pembelajaran siswa harus di tuntun agar dapat berkreasi dalam memecahkan masalah-masalah saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa akan lebih paham jika mereka di tuntun untuk mencari informasi sebanyakbanyaknya mengenai materi yang sedang diajarkan oleh guru. Jadi untuk menunjang daya kreatif siswa dan keaktifan siswa maka gaya mengajar guru harus di ubah. Selama ini umumnya guru hanya menggunakan gaya komando, hal itulah yang dapat menghambat kreatifitas siswa dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun selain gaya mengajar banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah motivasi, minat, bakat, semangat, kondisi fisik, sarana atau media pembelajaran, guru, metode atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan lain-lain. Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam pembelajaran untuk memungkinkan siswa dapat mempelajari penjas khususnya materi Dribbling bola basket menjadi lebih mudah, lebih cepat,

7 lebih bermakna, efektif dan menyenangkan, salah satunya adalah melalui metode V.A.K dan variasi pembelajaran. Bahan pelajaran yang kompleks seperti melakukan dribbling sangat memerlukan metode pembelajaran yang tepat serta variasi pembelajaran. Metode pembelajaran visual auditory kinesthetic (VAK) adalah metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan siswa merasa nyaman. Melalui Metode V.A.K dan variasi pembelajaran siswa diajarkan untuk memahami bagaimana cara belajar dan bagaimana cara berfikir, melakukan pembelajaran berdasarkan akifitas dan memanfaatkan indra sebanyak mungkin. Metode V.A.K yang merupakan singkatan dari kata Visual (belajar dengan melihat,mengamati dan menggambarkan sesuatu), Auditory (belajar berbicara dan mendengar sesuatu), dan kinestetik (Belajar melalui aktivitas fisik atau bergerak dan berbuat atau keterlibatan langsung). Alasan rasional menggunakan metode Visual Auditory Kinestetik dan variasi pembelajaran adalah bahwa siswa akan melihat, mendengar dan mempraktekkan secara langsung bagaimana proses dribbling yang sebenarnya. Pembelajaran Dribbling akan lebih Menarik jika siswa dilibatkan secara aktif saat pembelajaran. Namun penggunaan metode VAK sangat jarang dilaksanakan dalam pembelajaran. Metode ini merupakan alternatif yang dapat dipilih dalam pengajaran penjas, mengingat dalam pengajaran penjas diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan siswa melalui penggabungan tiga gaya yaitu gaya

8 visual, gaya auditory dan gaya kinestetik. Di dalam penggunaan gaya ini, guru harus berusaha meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Penerapan metode pembelajaran VAK dan variasi pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi dribbling bola basket diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi dribbling bola basket. Setelah dilakukannya evaluasi proses dengan menggunakan Visual Auditory Kinesthetic (VAK) dan variasi pembelajaran, hasil belajar siswa dapat diukur melalui serangkaian tes hasil belajar dribbling bola basket. Berdasarkan Penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang, Penerapan Metode V.A.K (Visual Auditory Kinesthetic) dan Variasi Pembelajaran Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Pada Permainan Bola Basket Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Sei Rotan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah : 1. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Model pembelajaran monoton 3. Terbatasnya pengetahuan guru mengenai pembelajaran dribbling. 4. Masih banyak siswa yang belum memahami materi dribbling bola basket. 5. Rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam materi pembelajaran dribbling bola basket.

9 C. Pembatasan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian ini sehingga terfokus dan spesifik maka masalah dibatasi pada Penerapan Metode V.A.K (Visual Auditory Kinesthetic) dan Variasi Pembelajaran,dribbling zig zag, dribbling maju kedepan, dribbling sambil berlari Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dribling Pada Permainan Bola Basket Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Sei Rotan Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Apakah penerapan metode Variasi Auditory Kinesthetic (VAK) dan Variasi Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dribbling dalam permainan bola basket pada siswa kelas X SMK Yapim Taruna Sei Rotan Tahun Ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dribbling bola basket melalui penerapan metode visual auditory kinesthetic (VAK) dan variasi pembelajaran pada siswa kelas X SMK Yapim Taruna Sei Rotan Tahun Ajaran 2015/2016.

10 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi guru Pendidikan Jasmani dapat Menambah Wawasan Tentang Pembelajaran dribbling di SMK Yapim Taruna Sei Rotan Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Bagi Siswa dapat Mengatasi kesulitan Dalam Belajar dribbling di SMK Yapim Taruna Sei Rotan Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Bagi Peneliti dapat Memperkaya Wawasan Dalam Pembelajaran Bola Basket khususnya materi pembelajran Dribbling.