BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SECARA LISAN MELALUI METODE SOSIODRAMA

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kebeberapa arah. Adapun aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan, perilaku dan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, nilai moral dan agama serta pengembangan bahasa, kognitif, seni dan fisik motorik. Teori-teori perkembangan merupakan dasar pendidikan bagi anak usia dini sebab kebanyakan teori pendidikan anak usia dini dikembangkan berdasarkan teori perkembangan anak. Teori perkembangan anak dijadikan dasar bagi pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini harus menjadi acuan dan landasan dalam melaksanakan dan mengembangkan pola pendidikan bagi anak usia dini. Adapun prinsip yang dimaksud mencakup beberapa konsep, yaitu prinsip pengamatan dengan menggunakan 1

2 indra penglihatan, prinsip peragaan, prinsip bermain sambil belajar, prinsip otak aktifitas, prinsip kebebasan, prinsip keterkaitan dan keterpaduan. Dalam teori-teori perkembangan terdapat pengertian tentang perkembangan itu sendiri yaitu suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagian hasil keterkaitanya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai urutan-urutan perubahan yang yang bersifat sistematis. Menurut Libert (dalam Marsudi, 2004: 4), perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan, dimana perkembangan lebih mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang nampak. Prinsip-prinsip perkembangan anak antara lain, anak berkembang secara holistik yaitu terdapat hubungan yang sangat erat antara aspek perkembangan estetis, efektif, kognitif, bahasa, fisik dan sosial anak. Perkembangan anak terjadi dalam urutan yang teratur yaitu dalam arah yang relative dapat diprediksi, perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam didalam dan diantara anak yaitu setiap anak berkembang sesuai dengan dirinya sendiri tidak ada anak yang sama persis sekalipun kembar, perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya yaitu perkembangan didasarkan pada masa lalu, sekarang dan masa akan datang. Perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif yaitu pengalaman yang dilalui seseorang mempunyai pengaruh positif maupun negative terhadap perkembangan selanjutnya. Montessori menemukan masa

3 peka yang muncul dalam rentang perkembangan anak usia dini terutama pada usia 2 tahun sampai 6 tahun. Masa peka ini merupakan masa munculnya berbagai potensi tersembunyi atau kondisi dimana suatu fungsi jiwa membutuhkan rangsangan tertentu untuk berkembang. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek perkembangan bahasa. Dimana dalam perkembangan bahasa mencakup kemampuan membaca, menulis, menyimak, mendengar, berbicara dan berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain, bahasa berfungsi sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Perkembangan dalam aspek bahasa dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraba. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya. Bahasa merupakan salah satu cara yang utama untuk mengekpresikan pikiran atau perasaanya. Perkembangan kemampuan berbahasa anak ditaman kanak-kanak dipengaruhi oleh banyaknya latihan untuk menggunakan segala sesuatu dan juga adanya rangsangan-rangsangan, untuk perkembangan kearah pemikiran yang positif, jika sel-sel syaraf tidak dirangsang maka potensi-potensi yang ada lambat laun fungsinya berkurang dan mati. Perkembangan berbahasa anak ditandai dengan adanya kemampuan, yaitu anak mampu menjawab petanyaan dari guru, anak mampu menceritakan kejadian disekitarnya secara sederhana,

4 anak mampu menjawab pertanyaan dari sebuah cerita yang sudah diceritakan guru, anak mampu menceritakan gambar seri. Permasalahan yang dialami anak didik kelompok A2 di TK Desa Gumpang yaitu anak cenderung diam bila ditanya, keterbatasan kata-kata yang diketahuinya, anak-anak yang belum bersosialisasi dengan teman sebayanya dan rendahnya kemampuan anak didik dalam berbahasa lisan. Bila masalah ini tidak segera mendapat solusi maka sangatlah sulit dan sederajat anak didik mencapai prestasi yang memuaskan. Terutama bahasa yang dimiliki anak rendah antara lain dikelas anak banyak mendengarkan bunyi, mereka kurang mendapatkan pendapatnya sendiri sehingga anak lebih banyak menerima informasi daripada mengeluarkan pendapatnya, mengakibatkan bahasa dan kosa kata yang dimiliki anak terbatas. Kosakata yang dimiliki anak usia dini sering mengacaukan bentuk menurut konteks seperti kamu, aku, sini, situ. Permasalahan tersebut di atas muncul disebabkan karena adanya bilingual, terutama setelah mereka mengenal media televisi dan memasuki dunia pendidikan. Lingkungan tidak selalu sesuai dengan keinginannya sehingga ia harus belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya termasuk perkembangan bahasa penting untuk anak itu (Lilian, 1981). Permasalahan yang lain antara lain penggunaan metode yang kurang tepat dan mempengaruhi pemahaman bahasa yang dimiliki anak. Penyebab lainnya dalam kegiatan bercerita, metode yang dapat meningkatkan bahasa anak kurang digunakan, sehingga penambahan kosa kata anak masih terbatas. Kurangnya pemahaman guru tentang penggunaan metode yang tepat untuk

5 pembelajaran bercerita mengakibatkan anak kurang mendapat informasi tentang keasyikan dan keseruan kejadian-kejadian dalam cerita. Solusi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak didik kelompok A2 di TK Desa Gumpang, salah satunya dengan bercerita, karena dengan adanya cerita anak anak mengikuti alur cerita sehingga anak akan mengungkapkan pendapatnya dengan bahasa yang dimiliki anak. Cerita untuk anak merupakan saran yang tepat untuk memperkaya kosa kata lebih banyak dan akan mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah dan mengembangkan wawasan berfikir. Dengan membacakan cerita dengan alat peraga berupa gambar seri akan membawa anak mengalami perasaan positif dalam arti anak bisa menikmati isi cerita dan bisa meniru tokoh dalam cerita yang baik. Permasalahan tersebut bisa ditangani, antara lain melalui pilihan kata (diksi) dalam cerita. Diksi cerita dalam kaitan ini memberikan tawaran terhadap bentuk-bentuk kata yang akan diadupsi anak serta memberikan kontek linguistik yang memadai sehingga anak dapat mengakui sisi maknanya sekaligus. Metode bercerita gambar seri salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan anak karena dengan melihat berbagai macam gambar-gambar anak akan mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa yang dimiliki sehingga akan menambah kosakata yang dimiliki. Pencapaian keberhasilan mengacu pada bidang pengembangan bahasa yang memusatkan pada indikator bercerita gambar seri.

6 Berdasarkan uraian diatas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Kelas A2 Di TK Desa Gumpang Kecamatan Kartosuro Kabupaten Dati II Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Perkembangan bahasa anak pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan baik berasal dari dalam diri anak (Internal) maupun dari luar anak (Eksternal). Pada dasarnya tidak ada faktor tunggal yang menentukan perkembangan bahasa pada anak, beberapa masalah yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak antara lain: Tingkat Kecerdasan, minat, Motivasi belajar, adanya sarana, prasarana, dan sebagainya. Dalam konteks ini tentu saja masih banyak lagi masalah yang dapat dikemukakan yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak. Salah satunya yang berkaitan dengan Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Metode Bercerita. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Upaya peningkatan kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Metode Bercerita Kelas A2 di TK Desa Gumpang Kecamatan Kartasuro Kabupaten Dati II Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

7 C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang terkait dengan judul sangat luas, sehingga tidak mungkin di lapangan permasalahan yang ada itu dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah sehingga persoalan yang akan diteliti menjadi lebih jelas. Dalam hal ini perlu dibatasi ruang lingkup dan pemfokusan masalah sehingga persoalan yang diteliti menjadi jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari. Dalam hal ini untuk membatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti sebagai berikut: 1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah aspek-aspek dari penelitian yang menjadi sasaran penelitian meliputi: a. Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak melalui Metode bercerita b. Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan dengan Gambar seri 2. Subjek Penelitian Subjek Penelitian adalah Seluruh anak Kelas A2 TK Desa Gumpang Kecamatan Kartasuro Kabupaten Dati II Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011, yang berjumlah 17 anak. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu;

8 Apakah metode bercerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelas A2 TK Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Dati II Sukoharjo? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelas A2 TK Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Dati II Sukoharjo. 2. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan berbahasa lisan melalui metode bercerita gambar seri anak kelas A2 TK Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Dati II Sukoharjo. b. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa lisan melalui metode bercerita gambar seri pada anak kelas A2 TK Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Dati II Sukoharjo. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman guru tentang kegiatan bercerita di sekolah, membantu guru, orang tua dalam kegiatan bercerita

9 di sekolah serta menambah wawasan guru yang nantinya dapat di terapkan pada anak didik kelas A2 di TK Desa Gumpang Kecamatan Kartosuro Kabupaten Dati II Sukoharjo. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Guru Hasil penelitian ini bagi guru semakin menarik dalam memberikan kegiatan bercerita. b. Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai pembelajaran bercerita, diantaranya yang menyangkut penyediaan media pembelajaran dan penyediaan buku-buku bacaan yang memadai. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat memotivasi Kepala Sekolah untuk memberi kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bahasa terutama dalam metode bercerita. c. Bagi Peserta Didik Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan siswa tentang pembelajaran bercerita, mampu mengekpresikan dan menambah kosa kata berbahasa pada anak.

10 d. Bagi Penelitian lain Semoga dari hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan penelitian yang nantinya dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. e. Bagi Pengambil Kebijakan Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu peneliti lain dalam proses penelitian yang nantinya dilakukan sehingga peneliti tersebut dapat lebih baik dalam proses pembuatannya dan menjadikannya sebagai titik acuan dalam penelitian.