III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler strain cobb 398 sebanyak 100 ekor. Ayam tersebut dipelihara

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

METODE PENELITIAN. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

Transkripsi:

19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain Cobb mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi secara acak kedalam 20 unit percobaan, masing-masing terdiri terdiri dari 4 perlakuan probiotik dan 5 ulangan. 3.1.2 Probiotik Bahan penelitian yang digunakan adalah susu sapi fermentasi dan kombinasi dari susu fermentasi dan susu kedelai fermentasi sebagai probiotik yang diberikan secara force feeding kepada objek penelitian dengan jumlah yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Dosis pemberian probiotik sebanyak 2% dari bobot badan ayam. Jenis susu yang digunakan sebagai bahan dasar yaitu susu sapi dan susu kedelai dengan jenis bakteri yaitu Streptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Bifidobacterium bifidum. Probiotik yang digunakan dibuat di Laboratorium Riset dan Pengujian Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 3.1.3 Ransum Percobaan Ransum yang digunakan selama penelitian adalah ransum berbentuk mash. Kandungan protein pada ransum adalah 21,97%, dan kandungan energi 3011 Kkal/kg. Kandungan Nutrien dan Formulasi bahan pakan percobaan dapat dilihat pada tabel berikut.

20 Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penelitian EM PK LK SK Ca P Lis Met Bahan Kkal/ Pakan...%... kg Jagung 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 Bungkil kedelai 2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 Tepung ikan 3080 45,00 9,00 1,00 5,50 2,80 5,00 1,80 Minyak kelapa 8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Tepung tulang 0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 CaCO3 0 0,00 0,00 0,00 40 0,00 0,00 0,00 Premix 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,50 0,50 L-Lysin 0 95,80 0,00 0,00 0,00 0,00 78,50 0,00 DL-Met. 0 58,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 99,0 Sumber: Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2015). Tabel 2. Formulasi Ransum Penelitian Bahan Pakan Jumlah (%) Jagung 60,00 Bungkil Kedelai 31,05 Tepung Ikan 4,20 Minyak 2,26 Tepug Tulang 1,28 CaCO3 0,50 Premix 0,50 Lysin 0,06 Methionine 0,15 Total 100,00 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia (2017). Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Penelitian Kandungan Satuan Jumlah Energi Metabolis Kcal/kg 3011 Protein Kasar % 21,97 Ca % 1,10 P % 0,45 Methionine % 0,58 Lysin % 1,33 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia (2017).

21 3.1.4 Kandang Percobaan Kandang yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kandang sistem litter yang terbuat dari bahan bambu dengan ukuran 70 cm 70 cm 70 cm dan setiap petak diisi oleh 5 ekor ayam. Setiap kandang diberi nomor sesuai dengan perlakuan dan ulangannya. Setiap kandang dilengkapi dengan alas sekam dan lampu pijar yang berfungsi sebagai brooder dan penerangan. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan (round feeder) dan tempat air minum (round waterer). 3.1.5 Alat Penelitian 1) Alat yang digunakan dalam proses pemeliharaan kandang antara lain: a) Kandang percobaan. b) Lampu dan kabel, sebagai penerang sekaligus pemanas sebagai pengganti brooder. c) Wing tag, untuk memberi identitas pada ayam sesuai perlakuan dan ulangan. d) Tempat pakan (round feeder) dan tempat minum (round waterer). e) Timbangan digital kapasitas 10 kg, untuk menimbang pakan dan ayam. f) Plastik, untuk menampung pakan per unit percobaan per minggu. g) Karung, untuk menyimpan pakan dan sekam dalam jumlah banyak. h) Higrotermometer, untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam kandang. i) Peralatan kebersihan meliputi sapu, gayung, ember, sikat, selang. 2) Alat yang digunakan dalam mengambil larutan probiotik antara lain: a) Gelas ukur, untuk mengukur probiotik yang telah dicampurkan dengan susu sapi dan susu kedelai. b) Toples, untuk menampung probiotik yang telah dicampurkan dengan susu sapi dan susu kedelai.

22 3) Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel antara lain: a) Pinset anatomi, untuk menjepit atau memegang organ yang dijadikan sampel. b) Pisau, untuk memotong organ yang dijadikan sampel. c) Gunting, untuk memisahkan organ yang dijadikan sampel. d) Toples untuk wadah sampel. 3.1.6 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam proses analisis antara lain: 1) Ileum, sebagai objek yang diamati dalam percobaan. 2) Alkohol 90% 3) Larutan NaCl fisiologis untuk membersihkan sampel usus halus. 4) Larutan fiksatif untuk mengawetkan sampel. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Percobaan (1) Tahap Persiapan 1. Kandang a) Kandang dibersihkan menggunakan detergen dan air mengalir. b) Kandang disanitasi dengan cara pengapuran pada bagian alas dan dinding kandang satu minggu sebelum ayam dimasukan serta mencuci peralatan pakan dan minum ayam. c) Sekam dipasang sebagai litter pada lantai kandang. d) Kertas koran dipasang pada dinding unit kandang dan di atas sekam.

23 e) Sehari sebelum DOC datang semua peralatan kandang dan perlengkapannya seperti tempat ransum, tempat minum, sekam, dan brooder disemprot dengan desinfektan. f) Lampu pemanas (brooder) dinyalakan setelah penyemprotan selesai dan kering. g) Setiap unit kandang diberi nomor sesuai perlakuan dan ulangan secara acak. h) DOC dipasang wing tag sesuai perlakuan dan ulangan secara acak serta ditimbang bobot badannya. 2. Pembuatan Ransum Pembuatan ransum sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan kemudian dilakukan pembuatan ranasum di mini feedmill Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Bahan pakan dengan jumlah penggunaan terkecil terlebih dahulu dicampurkan dengan sebagian dari bahan pakan terbanyak kemudian semua bahan pakan dimasukkan kedalam mixer dan ditunggu sampai homogen, selanjutnya pakan dimasukkan kedalam karung. 3. Pembuatan Probiotik a) 4 kultur bakteri murni berbentuk freeze dried dikeluarkan dari ampul dan masing-masing dibiakkan di media de Man Rogosa Sharpe bouillon (MRS) Broth kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 16 jam sehingga didapat biakkan murni turunan pertama (F1). b) F1 diambil sebanyak 0,1% (5µ) dan masing-masing dibiakkan di media de Man Rogosa Sharpe bouillon (MRS) Broth kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 16 jam sehingga didapat biakkan murni turunan kedua (F2).

24 c) F2 diambil sebanyak 0,1% (5µ) dan masing-masing dibiakkan di media susu skim steril kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 16 jam sehingga didapat biakkan murni pada media susu. d) Biakkan murni dalam media susu diambil sebanyak 5% dan masing- masing dibiakkan di media susu skim steril kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 16 jam sehingga didapat biakkan siap pakai. e) Susu sapi dan susu kedelai yang telah disterilisasi dicampurkan dalam satu wadah dengan perbandingan yang telah ditetapkan sesuai perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian masingmasing biakkan dimasukkan sebanyak 1,25% diinkubasi pada suhu 37 C selama 16 jam. f) Probiotik siap digunakan. (2) Tahap Pemeliharaan a) Ternak percobaan sebanyak 100 ekor dibagi ke dalam 20 unit kandang, masing-masing terdiri dari 5 ekor ayam. b) Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pada pagi hari dan sore hari c) Ransum diberikan sesuai dengan umur ayam. Pada minggu pertama, ransum yang diberikan sebanyak 20 gram/ekor/hari, minggu kedua 42 gram/ekor/hari, minggu ketiga 70 gram/ekor/hari dan minggu keempat sebanyak 101 gram/ekor/hari dan minggu kelima 130 gram/ekor/hari (NRC, 1994). d) Air minum diberikan secara adlibitum. e) Tempat minum dicuci setiap hari pada sore hari

25 f) Probiotik diberikan dengan cara force feeding pada sore hari. Perlakuan yang diberikan diantaranya P0,, P2 dan P3 yang telah disiapkan sesuai kebutuhan yaitu 2% dari bobot badan ayam. g) Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari (pagi dan sore) dengan menggunakan termometer bola kering/ dry bulb (db) dan termometer bola basah/ wet bulb (wb) yang diletakkan pada dinding kandang. h) Keadaan ayam diperiksa setiap hari, bila ada ayam yang mati maka ayam tersebut dikuburkan untuk menghindari timbulnya penyakit bagi ayam lain. (3) Tahap Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke-45 penelitian. Sampel diambil dengan cara membedah perut ayam untuk mendapatkan ileum pada hari ke-45. Sampel dicuci menggunakan larutan NaCl fisiologis kemudian dimasukkan kedalam wadah yang berisi larutan fiksatif lalu dianalisis untuk mengetahui lebar, tinggi dan jumlah villi-villinya. Sampel ileum diambil dari satu ekor ayam untuk setiap ulangan pada masing-masing perlakuan. Total sampel usus halus yang diambil yaitu 20 sampel. Pemilihan sampel didasarkan pada bobot badan ayam yang mendekati bobot rata-rata pada masing-masing flock. (4) Tahap Analisis Sampel Sampel yang telah direndam dalam larutan fiksatif kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui lebar, tinggi dan jumlah villi-villinya. Analisis dilakukan di Laboratorium Biosistem (Fisiologi Hewan), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah morfometrik yang meliputi lebar, tinggi dan jumlah villi ileum dengan satuan µm. Prinsip penentuan

26 lebar, tinggi dan jumlah villi ini menggunakan Metoda Paraffin Pewarnaan Haemotoksin Eosin. Prosedur dan langkah metode ini terlampir (Lampiran 1&2). 3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan 5 kali pengulangan, sehingga didapat 20 unit percobaan. Perlakuan terdiri atas: P0 P2 P3 = Tanpa pemberian probiotik = Pemberian probiotik 100% SSF = Pemberian probiotik 50% SSF + 50% SKF = Pemberian probiotik 75% SSF + 25% SKF Keterangan: SSF SKF = Susu sapi fermentasi = Susu kedelai fermentasi Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = μ + α i + ε ij Keterangan: Y ij = respon hasil pengamatan karena perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = nilai tengah populasi (rataan umum) α i = pengaruh perlakuan (dosis) ke-i ε ij = galat percobaan dari perlakuan ke-i pengamatan ke-j i = perlakuan ke-i (1,2,3,4) j = ulangan ke-j (1,2,3,4,5) Hipotesis yang diuji: H0 ; t0 = t1 = t2 = t3 H1 ; t0 t1 t2 t3 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama Kaidah keputusan: - Bila Fhitung Ftabel terima H0

27 - Bila Fhitung > Ftabel tolak H0 Berdasarkan model matematika di atas diperoleh daftar sidik ragam seperti dalam Tabel 4. Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap Sumber Keragaman db JK KT F hit F tabel Perlakuan (t-1) JKP KTP KTP/KTG Galat t (r-1) JKG KTG Total (tr-1) JKT Keterangan: t = Perlakuan r = Ulangan db = Derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah Apabila hasil analisis varian yang diperoleh berbeda nyata, maka untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan tersebut dilakukan Uji Jarak berganda Duncan dengan rumus: Sx = KTGalat r LSRx = SSRx x Sx Keterangan: Sx = Simpangan Baku KTG = Kuadrat Tengah Galat SSRx = Studentized Significant Range LSRx = Least Significant Range r = Ulangan d = Selisih rata-rata antar perlakuan Kaidah keputusan: d LSRx, maka tidak berbeda nyata d LSRx, maka berbeda nyata

28 3.2.4 Tata Letak Kandang Penelitian Tata letak kandang percobaan harus diacak sehingga setiap perlakuan mendapatkan peluang yang sama untuk menempati suatu flock. Pengacakan dilakukan dengan software Microsoft Excel. Tata letak kandang penelitian dapat dilihat pada Ilustrasi 1. 1 2 3 4 5 P3 P3 P3 P0 6 7 8 9 10 P2 P0 P3 P2 P2 11 12 13 14 15 P0 P0 16 17 18 19 20 P2 P3 P0 P2 Ilustrasi 1. Tata Letak Kandang Penelitian