BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi dan terarah dengan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka adalah motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH

BAB II KAJIAN TEORI. obyek tersebut. Dalam hal ini Mappier (1982:62) menjelaskan bahwa. Menurut Sukardi (1994:83) bahwa

Motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMPN 4 Kepanjen Kabupaten Malang / Havid Yusuf

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB IV ANALISIS PERILAKU BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL KELAS XI IPA DI MAN MODEL KENDAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain, benda, situasi dan aktivitas-aktivitas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB II MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler atau kegiatan organisasi siswa. Kegiatan-kegiatan yang diadakan

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Belajar dilakukan oleh setiap orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup. Belajar dilakukan dengan sengaja atau tidak, dengan dibantu atau tanpa bantuan orang lain. Belajar itu tidak hanya didapatkan di sekolah tetapi dari lingkungan tempat tinggal kita akan belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dimana dalam belajar ini akan terlihat berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal faktafakta yang tersaji dalam membentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anakanaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks yang diajarkan oleh gurunya (Syah, 2010:87-89). 14

15 Prestasi belajar menurut Depdiknas, merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) di dalam pembelajaran (jurnal, Mursid, 2012:6). Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan (jurnal, Atmoko, 2013:5-6). Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2012:216). Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan (jurnal, Cahyandaru, 2013:30). Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat penulis pahami prestasi belajar adalah penilaian terhadap keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah

16 dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk menentukan posisi siswa dalam kelompoknya. b. Teori-teori Belajar Beberapa teori belajar yang terkenal yaitu: a) Classical Conditioning Teori belajar ini mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. yang penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang kontinyu, dan yang diutamakan belajar yang secara otomatis. b) Koneksionisme Proses belajar menurut Thorndike melalui proses trial and eror dan law of effect, dijelaskan sebagai berikut: a. Trial and eror yaitu Manusia atau organism jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat cobacoba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien.

17 b. Law of effect adalah Segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. c) Teori Psikology Gestalt Belajar menurut psikologi Gestalt dapat dibagi dua, yaitu: a. Dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting, dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. b. Dalam belajar, pribadi atau organism memegang peranan yang sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistik belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2010:90-101). c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid, dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

18 a) Faktor Internal adalah: a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. yang termasuk faktor ini adalah: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a. Faktor intelektif yang meliputi: 1. Faktor potensial adalah kecerdasan dan bakat. 2. Faktor kecakapan nyata adalah prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. a. Faktor Eksternal adalah: a) Faktor sosial yang terdiri atas: 1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat 4. Lingkungan kelompok b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

19 c) Faktor lingkungan fisik, seperti : fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan (Ahmadi & Supriyono, 2013:138). Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dijelaskan di atas, maka dapat penulis beri kesimpulan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kematangan fisik dan psikis, dan faktor lingkungan spiritual atau keagamanan. b. Motivasi a) Motivasi Motivasi adalah kekuatan yang menggerakan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasakan seperti yang mereka lakukan. Perilaku yang termotivasi diberikan kekuatan, diarahkan, dan dipertahankan (King, 2014:64). Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keadaan internal organisme (individu), yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi berperan sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (jurnal, Nurseto, 2010:84).

20 Defenisi motivasi menurut para ahli: 1. Menurut Jamaris, motivasi sebagai suatu tenaga yang mendorong dan mengarahkan perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan atau tenaga yang membuat individu bergerak dan memilih untuk melakukan suatu kegiatan dan mengarahkan kegiatan tersebut ke arah tujuan yang ingin dicapainya (jurnal, Dastumi, 2015:16). 2. Menurut Clayton Alderfer (dalam Hamdu & Agustina, 2011:83) motivasi adalah kecendrungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. 3. Djaali (2014:101) mengemukakan motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan akivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. 4. Nursyamsi (2003:114), motivasi merupakan suatu faktor yang terdapat di dalam diri individu, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran atau tujuan yang diinginkan oleh individu, dengan kata lain motivasi mengacu kepada faktor yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

21 Shaleh (2009:183-184) mengemukakan motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki tiga komponen, yaitu: 1. Menggerakkan yaitu dimana motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. 2. Mengarahkan yaitu motivasi mengarahkan tingkah laku. 3. Menopang artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. b) Macam-macam Motivasi Menurut Woodworth dan Marquis (Shaleh, 2009:193-194). menggolongkan motivasi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan dalam, seperti: makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat atau tidur. 2. Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar. Motivasi ini timbul, jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Jadi motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena perangsang dari luar. 3. Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan ke pada objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, motif ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi,

22 manipulasi, menaruh minat. Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif. Ada dua macam-macam motivasi : 1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Kegiatan belajar mengajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. 2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang karena adanya perangsangan dari luar. Kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajar sendiri Ciri-ciri Motivasi. Menurut Johnson, Schwitzgebel dan Kalb( Djaali, 2014:109) mengatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan. 2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya. 3. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

23 4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain. 5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencari apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan. Orang yang bermotivasi tinggi punya ciri-ciri tersendiri di antaranya yaitu: 1. Optimis, mereka yakin apa yang dilakukan akan berhasil. Rasa optimis ini penting untuk dimiliki karena akan meningkatkan semangat untuk memberikan yang terbaik. Keyakinan ini membuat mereka beraktifitas dengan sepenuh hati. 2. Berani menerima tantangan, orang yang termotivasi berani untuk menerima tantangan. Melakukan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Mencoba sesuatu yang baru. Tentu saja tantangan yang diterima ini bersifat positif. Bukan menerima tantangan untuk tawuran atau pesta minuman keras. 3. Mandiri dan bertanggung jawab, bisa bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan adalah ciri lain dari orang yang termotivasi. Mereka bisa bekerja tanpa harus diperintah

24 dan diawasi oleh orang lain. Resiko yang mungkin terjadi dari apa yang dikerjakan sudah siap mereka terima. 4. Punya gairah hidup, senyum dan semangat itulah yang mudah terlihat dari orang yang bermotivasi tinggi. Gairah hidupnya menyalanyala seperti api yang membakar kayu. Perjalanan hidup ini mereka jalani dengan langkah pasti. Semangat terus. Mereka punya seribu alasan untuk mengerjakan sesuatu sementara orang yang tidak punya motivasi akan mencari seribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu. 5. Memiliki cita-cita, keinginan yang tertanam dalam pikiran dan ingin diwujudkan itulah cita-cita. Mereka selalu punya cita-cita yang dijadikan target dalam melangkah. Setelah satu cita-cita tercapai, citacita lain sudah menunggu untuk dikejar. Target mereka jelas sehingga tahu kemana langkah kaki akan menuju. 6. Dikejar waktu, mereka seakan-akan selalu sibuk dengan aktifitas. Banyak hal yang harus mereka kerjakan jadi mereka seperti dikejar waktu. Tak ada waktu untuk melakukan aktifitas sia-sia apalagi perbuatan tak berguna. 7. Kreatif, jika ada halangan atau hambatan yang menghadang, orang yang punya motivasi tinggi akan mencari alternatif lain untuk dilalui. Mereka tidak berhenti melangkah ketika ada tembok tinggi menjulang yang menghadang. Mereka akan mencari cara untuk bisa melewati

25 tembok tersebut. Kreatifitas akan muncul dan menjadi ciri khas mereka dalam bekerja. 8. Menikmati hidup, enjoy aja, mereka menikmati hidup ini dengan cara selalu mensyukuri apa yang diterima. Meskipun itu belum sesuai dengan harapan. Mereka lapang dada menerima kenyataan yang ada. Tidak perlu mengeluh apalagi bersumpah serapah ketika harapan belum jadi kenyataan. Terima saja itu sebagai bagian dari proses perjalanan hidup. 9. Berfikir positif, selalu berpandangan positif dalam memandang persoalan. Mereka mengutamakan prasangka baik. Dengan begitu hati mereka tidak terkotori oleh prasangka yang bisa menghambat mencapai cita. 10. Mencari hikmah, apapun yang terjadi diambil hikmahnya saja. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Mereka belajar untuk memperbaiki diri dari kegagalan yang terjadi. Selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa. Ambilah hikmah itu dan jadilah orang yang lebih baik (http://akhmadfarhan.com/ciri-ciri-orang-bermotivasi-tinggi/ 15-12-2016 14:26 wib). c) Motivasi Dalam Islam Mujib dan Mudzakir (2002:244) mendefenisikan Motivasi adalah akumulasi daya dan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk mendorong, merangsang, menggerakan, membangkitkan dan memberi

26 harapan pada tingkah laku. Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang benar-benar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih baik. Makin tinggi motivasi hidup seseorang maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara kuantitas maupun kualitas. Shaleh (2009:196-197) menjelaskan dalam Al-Qur an ditemukan beberapa statement yang baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan beberapa bentuk dorongan yang mempengaruhi manusia, dorongan-dorongan yang dimaksud berbentuk instingtif dalam bentuk dorongan naluriah, maupun dorongan terhadap hal-hal yang memberikan kenikmatan. Dalam surat Ar- Rum: 30 menjelaskan: Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Ruum: 30) Pada ayat di atas menekankan sebuah motif bawaan dalam wujud fitrah, sebuah potensi dasar. Potensi dasar yang memiliki makna sifat bawaan, mengandung arti sejak diciptakan manusia memiliki sifat bawaan yang

27 menjadi pendorong untuk melakukan berbagai macam perbuatan, tanpa disertai dengan peran akal, sehingga terkadang manusia tanpa disadari bersikap dan bertingkah laku untuk menuju pemenuhan fitrah. Potensi dasar dapat mengambil wujud dorongan-dorongan naluriah di mana pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang di dalam hal ini biasa juga disebut naluri, yaitu: 1. Dorongan naluri mempertahankan diri Naluri mempertahankan diri ini terwujud secara bologis dalam wujud dorongan untuk mencari makanan jika lapar, menghindar diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, dan mencari perlindungan untuk hidup aman. 2. Dorongan naluri mengembangkan diri Naluri mengembangkan diri sendiri juga merupakan sebuah potensi dasar manusia. Dorongan ingin tahu dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia makin maju dan makin tinggi. 3. Dorongan naluri diri mempertahankan jenis Manusia ataupun hewan secara sadar maupun tidak sadar, selalu menjaga jenisnya ataupun keturunannya tetap berkembang dan hidup. Dorongan nafsu ini diantara lain terjelma dalam adanya perjoodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak-anak, (Shaleh 2009:198-203)

28 Dari ketiga bagian naluri tersebut, maka setiap kebiasaan, tindakan dan sikap manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Jadi menurut teori naluri ini, untuk melihat motivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. c. Kegiatan Ekstrakurikuler a) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Suryosubroto (2009:286-287) menjelaskan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan, kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolahsekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan proses untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misal kegiatan olah raga, kesenian, pramuka, PMR, dan berbagai macam keterampilan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang di lakukan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

29 Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatankegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler. Beberapa defenisi kegiatan ekstrakurikuler menurut para ahli: 1. Menurut Ambo Elo Adam dan Ismail Tolla, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah sebagai penunjang pendidikan formal yang berlangsung di dalam sekolah. 2. Menurut Nawawi mengartikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah pengalaman langsung yang dikendalikan oleh sekolah untuk membentuk pribadi seutuhnya (jurnal, Djafri, 2008:137). Dari beberapa defenisi yang dijelaskan di atas dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam pelajaran dan tujuannya untuk menambah pengalaman, dan pengetahuan selain beajar tatap muka di kelas. Untuk mendapat pengetahuan tidak hanya belajar di dalam kelas atau antara murid dengan guru, tetapi di luar pembelajaran di kelas juga dapat menambah pengalaman dan pengetahuan.

30 b) Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut Amir Daien dalam buku proses belajar mengajar di sekolah (Suryosubroto, 2009:288-290), kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua bagian yaitu: bersifat rutin dan bersifat periodik: 1. Kegiatan bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan secara terus-menerus, seperti: latihan bola volley, sepak bola, dan bulu tangkis, sedangkan 2. Kegiatan eksrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sata, misal lintas alam, kemping, dan pertandingan olahraga. Menurut Oteng Sutisna dalam buku proses belajar mengajar di sekolah, bahwa banyak klub dan organisasi yang bersifat ekstrakurikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa di antaranya adalah seni music atau karawitan, drama, olah raga, publikasi dan klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran. Klub-klub ini biasanya mempunyai seorang penasehat seorang guru yang bertanggung jawab tentang mata pelajaran yang serupa. Ada juga organisasi-organisasi lain yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran seperti klub piknik, pramuka, dan PMR. biasanya semua klub dan organisasi itu menpunyai penasehat dan program kegiatan disetujui oleh kepala sekolah.

31 Adapun jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi: a. Pramuka sekolah, b. Olah raga dan kesenian, c. Kebersihan dan keagamaan sekolah, d. Tabungan pelajar dan pramuka (tapelpram), e. Majalah sekolah, f. Warung atau kantin sekolah, g. Usaha kesehatan sekolah. c) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Kegiatan ekstrakurikuler haru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. D. Hubungan Motivasi berprestasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Shaleh (2009:183) mengemukakan motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Suryosubroto (2009:287),

32 mengemukakan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilakukan oleh sekelompok siswa di luar struktur program umumnya. Dimana dalam kegiatan ekstrakurikuler ini anak lebih mengembangkan bakat yang dimiliki atau potensi yang dimilikinya didalam program umum. Di lingkungan sekolah, siswa-siswa itu sangat aktif dengan kegiatan di luar kelas dan terlalaikan program yang wajib untuk dilakukan, misalnya dalam kegiatan belajar di dalam kelas, karena sedang asyik-asyiknya siswa tersebut tidak masuk kelas dan berperan aktif dalam organisasi tersebut. Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2012:216). Pelaksanaan kegiatan ini merupakan proses pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut, kegiatan yang dilakukan siswa diluar sekolah, ia bisa mengembangkan potensi non akademik untuk penyaluran potensi yang dimilikinya. Biasanya pengembangan potensi peserta didik hanya dengan tatap muka di dalam kelas saja, dan akhirnya peserta didik tersebut tidak bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki. Siswa pada awalnya tidak mengetahui potensi yang di milikinya, dengan adanya kegiatan yang di lakukan selain di dalam kelas siswa ini mengetahui berbagai macam keahlian yang di milikinya. Siswa ini yang pada awalnya tidak mengetahui potensi apa yang dia miliki, dengan melakukan berbagai macam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa tersebut maka ia akan mengetahuinya.

33 Prestasi belajar adalah hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaran yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pengukuran akan pencapaian prestasi belajar siswa dalam pendidikan formal telah ditetapkan dalam jangka waktu yang bersifat ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS), tetapi dalam prestasi belajar diharapkan adalah peningkatan yang dilakukan dalam materi yang diajarkan. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa motivasi siswa yang tinggi untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan jarang mengikuti pembelajaran dalam kelas atau PBM di kelas dan akhirnya prestasinya mungkin akan menurun. E. Penelitian Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yang berjudul Hubungan motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam yaitu sebagai berikut:adalah : a. Penelitian mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang Bernama Imanudien Setia Budi judul penelitian adalah Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Di SMA Negeri Se-Kota Pekalongan

34 Tahun 2013. Hasil penelitian ini adalah motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri Se-kota Pekalongan tergolong tinggi dengan presentase skor sebesar 69.56%. b. Penelitian mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Handoko Cahyandaru, yang judul penelitiannya adalah: Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Yogyakarta. Hasil penelitiannya adalah Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. c. Penelitian dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Music Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Ameliana Dastumi, judul penelitiannya adalah Minat Dan Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Music Di Smp Negeri 1 Sleman. Dari hasil penelitian yang sudah diketahui hasilnya tersebut, maka diharapkan sekolah sebaiknya lebih memotivasi siswa agar minat dan motivasi siswa semakin meningkat sehingga siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik lebih banyak lagi. d. Penelitian mahasiswa Prodi Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Surabaya yang bernama Zahrotun Nafi ah yang judul penelitiannya adalah Hubungan Keaktifan Siswa dalam Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas

35 VIII SMP Negeri 1 Mojokerto. Hasil penelitiannya adalah adanya Hubungan Positif dan Signifikan antara Keaktifan Siswa dalam Ekstrakurikuler Akademik dan Non Akademik terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Mojokerto. e. Penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Defri Hardianus, judul penelitiannya adalah Hubungan Kegiatan Ekstrakulikuler dengan Prestasi Belajar Siswa SMK Perindustrian Yogyakarta. Hasil penelitiannya adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan ekstrakulikuler terhadap prestasi belajar siswa di SMK Perindustrian Yogyakarta. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, bahwa telah banyak penelitian tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar yang mengungkap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Namun nampaknya belum ada penelitian yang secara khusus meneliti tentang: hubungan motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Penelitian berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, baik dari subjek, variabel, dan lokasi penelitian. Karena itu penelitian ini belum pernah dilakukan dan dipertanggung jawabkan keaslianya.

36 F. Kerangka Konseptual Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebagaimana yang diuraikan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori dan konsep yang mendukung, maka dapat diungkapkan kerangka konseptual penelitian yang menggambarkan pengaruh antara variabel bebas (motivasi siswa kegiatan ekstrakurikuler) dan variabel terikat (prestasi belajar) sebagai berikut : Siswa SMAN 3 Lubuk Basung Motivasi berprestasi dalam Kegiatan ekstrakurikuler Prestasi belajar Karakteristik individu memiliki motivasi berprestasi tinggi: Nilai rapor 1. Menyukai tugas tanggung jawab pribadi. 2. Tujuan yang realistis tetapi menantang. 3. Situasi atau pekerjaan yang memperoleh umpan balik 4. Bekerja sendiri dan bersaing 5. Menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Tidak mencari uang dan status. Bagan 1: Hubungan Motivasi Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar

37 Berdasarkan bagan 1 di atas bahwa ciri-ciri orang yang bermotivasi tinggi ada enam yaitu Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi, memilih tujuan yang realistis tetapi menantang, mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik, senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain, mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik, dan tidak tergoda untuk sekedar mendapatkan uang dan status. Kemudian dari penjelasan bagan 1 yang di atas, dapat di lihat bahwa siswa yang memiliki motivasi mengikuti ekstrakurikuler bagaimana prestasi belajarnya. Dengan demikian akan dapat diketahui bagaimana hubungan antara motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung. G. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: H0 = Tidak ada Hubungan Motivasi berprestasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Siswa di SMAN 3 Lubuk Basung, Kab. Agam. Ha = Ada Hubungan Motivasi berprestasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Siswa di SMAN 3 Lubuk Basung, Kab. Agam