BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kenakalan remaja dewasa ini dirasakan semakin meresahkan. Khususnya untuk siswa sekolah menengan atas (SMA) bentuk kenakalan remaja sangatlah beragam, dan yang paling meresahkan sekarang ini adalah penyalahgunaan narkoba. Mengutip data di Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penyalahgunaan narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SMA hingga tahun 2011dengan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba adalah 2,2% setara dengan 4,2 juta remaja dari total penduduk Indonesia dengan rentang usia antara 10-40 tahun dan angka tersebut diprediksi terus merangkak naik bisa sampai level 2,8% atau sekitar 5,1 juta remaja pada tahun 2015. Sedikitnya 15 ribu remaja setiap tahunnya meninggal karena narkoba. Indonesia terbukti menjadi surga bagi pedagang narkoba, dengan jumlah populasi penduduk yang sangat besar menjadi pasar potensial. Manurut Sumargiyono (AKBP BNN 2013) ketika diwawancarai oleh salah satu surat kabar mengungkapkan bahwa kasus seputar narkoba di provinsi Jawa Tengah dari Januari hingga April 2013, kategori pengguna narkoba berpendidikan SMA berjumlah 310 anak, sementara usia 30 tahun ke atas jumlahnya 82 orang, dari kasus penyalahgunaan narkoba tersebut, penyalahgunaan narkotika jenis ganja yang paling populer. Dari kutipan data tersebut tentu saja hal ini membuat khawatir semua pihak baik itu keluarga, masyarakat hingga pemerintah. Upaya pemberantasan narkoba pun 1
sudah sering dilakukan, namun tidak menutup kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja secara keseluruhan. Menurut Sudarsono (2012), hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba adalah pencegahan berbasis sekolah (school Based Prevention), dirasa lebih mudah dilaksanakan karena sekolah lebih berstruktur, sehingga dapat diadakan pengawasan meskipun dilaksanakan secara komperhensif dan terpadu. Dalam melaksanakan pendidikan pencegahan disekolah, dalam kurikulum ataupun kegiatan ekstrakuriluler yang menyangkut upaya meningkatkan kualitas hidup secara bertahap disisipkan pengetahuan atau pelajaran yang bertujuan untuk mensosialisasikan jenis dan bahaya narkoba, dan hal ini adalah menjadi salah satu tugas bimbingan dan konseling dengan memberikan layanan bimbingan yaitu layanan informasi. Permasalahan yang ditemui oleh penulis melalui pra penelitian di SMA N 1 Bojong KAB Tegal, kegiatan pemberian pelayanan bimbingan selama ini biasa dilakukan dengan memberikan informasi dengan metode ceramah, dan memanfaatkan media-media yang dapat digunakan seperti poster, spanduk, papan bimbingan atau media 2 dimensi lainya. Sementara itu terdapat beberapa kendala yang dialami oleh guru pembimbing dalam memberikan pelayanan BK di SMA N 1 Bojong KAB Tegal Yaitu, (1) presentase guru pembimbing yang belum ideal yaitu 1 guru pembimbingn mengayomi 200 peserta didik, sehingga pemberian layanan BK kepada siswa dirasa membutuhkan waktu yang lama. (2) tidak tersedianya jam BK di sekolah, guru 2
pembimbing memanfaatkan jam kosong untuk memberikan pelayanan BK. (3) terbatasnya fasilitas seperti LCD proyektor yang hanya ada diruangan multi media, dengan adanya hambatan tersebut timbul suatu permasalahan yaitu guru pembimbing kekurangan waktu untuk melayani peserta didik secara optimal. Berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan tersebut tentu menjadi pertimbangan bahwa memberikan layanan BK secara tidak langsung menjadi sangat diperlukan untuk menyiasati permasalahan tersebut. Saat ini banyak sekali media yang berkembang di masyarakat. Menurut Maroebeni (2002) CD interaktif telah lama digunakan sebagai media pembelajaran, atau media pemberian informasi yang didesain khusus agar dapat digunakan secara individual, dengan menegaskan sebuah format multimedia dengan sentuhan aplikasi interaktif dengan tujuan mempermudah penggunaan dan mencegah terjadinya kebosanan ketika sedang mengoperasikan CD tersebut. Menurut Syamsu (2002) mengingat semakin tinggi angka kebutuhan masyarakat terutama peserta didik terhadap komputer, dapat membantu pembimbing untuk memberikan media pelayanan bimbingan yang memandirikan. Mengutip dari standar kompetensi konselor, terutama kompetensi untuk mengembangkan alat dan media bimbingan, seorang konselor sekolah diharapkan berperan dalam mengembangkan alat media dan bahan yang diperlukan untuk layanan BK pada bidang Prib-sos, pendidikan dan karier yang belum cukup tersedia di sekolah. Dengan adanya 3
kenyataan terbut, maka salah satu alternatif media yang dapat diberikan kepada siswa adalah CD Interaktif. Dengan adanya potensi dan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis mencoba untuk mengembangkan media CD interaktif layanan informasi mengenai narkoba yang dapat digunakan untuk memberikan layanan informasi secara tidak langsung bagi siswa SMA, terutama Siswa SMA N 1 Bojong KAB Tegal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permikiran di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu: Bagaimana cara mengembangkan model layanan informasi dengan menggunakan CD Interaktif Layanan Informasi Tentang Narkoba 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah mengembangakan model layanan informasi dengan menggunakan CD Interaktif Tentang Narkoba. 1.4 Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan memberikan maanfaat secara teoritis maupun praktis, yakni: 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat menjadi sumbangan pengetahuan dalam bimbingan dan konseling mengenai pengembangan model layanan informasi dengan CD intraktif tentang narkoba. 4
1.4.2. Manfaat Praktis a. Dihasilkan CD interaktif BK layanan informasi tentang narkoba yang dapat dijadikan variasi dalam pemberian layanan BK. b. Peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan gambaran tentang jenis narkoba. 1.5 Batasan Masalah Dalam pembahasan penelitian ini, permasalahan dibatasi pada beberapa hal, yaitu sebagai berikut : a. Aplikasi dibuat untuk memberikan informasi kepada siswa atau sebagai sarana memberikan layanan informasi untuk guru BK. b. Aplikasi berisi tentang informasi tentang Pengertian Narkoba, Jenis-Jenis Narkoba, Dan Bahaya Narkoba. c. Mengingat begitu banyaknya jenis narkoba yang ada sekarang ini, isi materipun dibatasi hanya seputar jenis narkoba yang sering disalahgunakan d. Aplikasi dibangun dengan menggunakan software Macromedia Flash 8 e. Aplikasi hanya sekedar memberikan informasi. (tidak menyediakan game) 1.6 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, berisi tentang landasan teori yang melandasi yaitu berisi tentang Layanan Informasi, CD Interaktif, dan Narkoba. 5
Bab III Prosedur Penelitian, berisi tentang langkah penelitian dan metode penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang desain produk, hasil pengujian produk dan pembahasan produk. Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. 6