HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DALAM MENGIKUTI SENAM DI KLUB SENAM DIABETES MELLITUS RUMAH SAKIT DR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

GAMBARAN PERSEPSI TENTANG MANFAAT DAN HAMBATAN LATIHAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS BERDASARKAN TEORI NOLLA J

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DALAM MENGIKUTI SENAM DI KLUB SENAM DIABETES MELLITUS RUMAH SAKIT DR. OEN SOLO BARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan OLEH : NANA DIAN SUBARI J 220060049 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang tidak menular melainkan bisa diturunkan. Penyakit ini memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Penyakit tersebut akan membawa sebagian komplikasi yang serius, seperti penyakit jantung, strok, disfungsi ereksi, gagal ginjal dan kerusakan sistem syaraf. Menurut Estimasi Internasional Diabetes Federation (IDF) terdapat 177 juta penduduk dunia menderita Diabetes Melitus pada tahun 2002. Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organitation (WHO) memprediksikan data Diabetes Mellitus akan meningkat menjadi 300 juta dalam 25 tahun mendatang (Soegondo & Sidartawan, 2000). Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organitation (WHO) Indonesia menempati urutan ke 6 di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus terbanyak setelah India, China, Uni Soviet, Jepang dan Brazil. Tercatat pada tahun 1995 jumlah penderita Diabetes Millitus di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230 ribu penderita Diabetes Mellitus setiap tahunnya Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia meningkat dua kali lipat dari 2.598.000 pada tahun 2003 menjadi 1

2 5.210.000 penderita pada tahun 2025. WHO (World Health Organitation) memastikan peningkatan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II paling banyak dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia, Diabetes Mellitus tipe II tanpa tergantung insulin muncul pada usia diatas 45 tahun, karna pada usia 45 tahun keatas tubuh sudah mengalami banyak perubahan terutama pada organ pancreas yang memproduksi insulin dalam darah. (Soegondo & Sidartawan, 2000). Penyakit Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. Diabetes Mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang lebih banyak BAK yang sering atau BAB menurun (Soegondo& Sidartawan, 2000). Diabetes sudah dikenal sejak berabad-abad sebelum Masehi. Pada Papyrus Ebers di Mesir kurang lebih 1500 SM, digambarkan adanya penyakit dengan tanda-tanda banyak kencing. Kemudian Celsus atau Paracelsus + 40 th SM juga menemukan penyakit itu, tetapi baru 200 tahun kemudian, Aretaeus menyebutnya sebagai penyakit aneh, dan menamai penyakit itu diabetes dari kata diabere yang berarti siphon atau tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat lain. Dia menggambarkan penyakit itu sebagai melelehnya daging dan tungkai ke dalam urin. Cendekiawan India dan China pada abad 3 sampai dengan 6 Masehi juga menemukan penyakit ini, malah dengan mengatakan bahwa urin pasien-pasien ini rasanya manis. Kemudian

3 akhirnya pada abad 20, tepatnya tahun 1921 dunia dikejutkan dengan penemuan insulin oleh seorang ahli bedah muda Frederick Grant Banting dan Charles Herbert Best asistennya yang masih mahasiswa saat itu di Toronto (Soegondo & Sidartawan, 2000). Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Pengelolaan Diabetes Mellitus terdiri dari empat pilar, yaitu edukasi, perencanaan makan, olahraga dan intervasi farmakologis (Ongko & Wibisono, 2004). Sebagai usaha pencegahan penyakit Diabetes Mellitus agar tidak menjadi lebih lanjut banyak orang yang mengikuti aktivitas atau olahraga untuk menjaga kesehatannya. Sebagai usaha pencegahan penyakit Diabetes Mellitus agar tidak menjadi lebih lanjut banyak orang yang mengikuti aktivitas atau olahraga untuk menjaga kesehatannya. Olahraga telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak jaman dahulu. Namun tujuan dan tipe otot mana yang melakukan olahraga telah mengalami perubahan yang mencolok. Pada jaman sekarang latihan olahraga lebih dibutuhkan pada reaksi dan meningkatkan kwalitas hidup. Popularitas olahraga dalam tahun-tahun akhir ini tampak nyata slogan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat menjadi motivasi sebagian masyarakat untuk meningkatkan latihan-latihan yang mereka lakukan (Soegondo & Sidartawan, 2000).

4 Keempat pilar tersebut bisa dikatakan saling berhubungan dan akan memberikan hasil yang maksimal jika dilakukan dengan berkesinambungan. Pengelolaan DM membutuhkan suatu kerjasama tim yang terdiri pemberi perawatan primer, endocrinologist atau diabetologist, diabetes educator, serta ahli gizi (Asdie & Ahmad, 2000). Namun fokus dari pengelolaan DM adalah pasien DM itu sendiri, jadi berhasil atau tidaknya pengelolaan penyakit ini sangat tergantung pada partisipasi pasien, sedangkan tim medis hanya sebagai perantara. Aktivitas fisik atau latihan sangat penting dalam pengelolaan Diabetes Mellitus karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler. Namun begitu, pada beberapa keadaan, aktivitas penderita Diabetes Mellitus perlu adanya pembatasanpembatasan dikarenakan penyakitnya. Khusus bagi penderita Diabetes Mellitus yang sudah sangat parah, misalnya syaraf kakinya sudah terganggu, dipilih olahraga (aktivitas) yang ringan dan tidak terlalu banyak serta keras benturannya. Selain itu, pada penderita dengan kadar gula yang terlalu rendah juga dilarang melakukan latihan (Mangoenprasodjo, 2005). Begitu pula pada keadaan Diabetes Mellitus tipe I, pemberian insulin pada saat olahraga harus benar-benar diperhatikan. Menghindari olahraga saat kerja insulin mencapai puncak, mengurangi dosis insulin saat olahraga sudah direncanakan, serta menyuntikan insulin jauh dari anggota gerak yang dipakai saat olahraga merupakan rekomendasi olahraga untuk penderita Diabetes Mellitus tipe I. Namun pada penderita Diabetes Mellitus tipe II, hal ini bukan

5 merupakan suatu masalah yang berarti karna pada tipe II ini jarang ditemukan lecet-lecet ataupun cedera saat melakukan olahraga (Ongko & Wibisono, 2004). Dengan adanya kamajuan teknologi dan modernisasi saat ini memberikan kecenderungan pada kita untuk malas melakukan aktivitas, sekecil apapun itu. Segala kegiatan dapat dilakukan dengan mudah oleh mesin-mesin canggih sehingga kita tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, baik yang memerlukan energi yang banyak maupun sedikit. Hal ini tentu sangat merugikan karena tidak akan mendapatkan manfaat penting dari beraktivitas fisik, seperti penurunan kadar glukosa darah, tekanan darah, kolesterol. Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru mengadakan program senam untuk penderita Diabetes Mellitus yang diadakan setiap hari Sabtu pagi jam 06.00 WIB, senam ini diikuti oleh + 250 peserta baik laki-laki maupun perempuan. Namun yang positif menderita Diabetes Mellitus sebanyak 105 orang. Senam ini sangat membantu sekali bagi penderita Diabetes Mellitus sehingga ia dapat berolahraga dengan teratur, badan menjadi sehat, semangat hidup melekat, dan berdasarkan data dari bidang pendidikan dan penelitian belum pernah diteliti mengenai senam tersebut. Di samping itu pula senam ini sangat mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh, sehingga kadar gula darah di dalam tubuh akan terkontrol dengan baik (dalam batas normal). Berdasarkan pengamatan penulis di Rumah Sakit. Dr. Oen Solo Baru pada tanggal 7 Mei 2007 banyak penderita Diabetes Mellitus yang mengikuti

6 senam tersebut, karena disamping menyehatkan tubuh juga sangat memungkinkan untuk dapat mengikutinya. Karena program senam tersebut tidak memungut biaya yang relative lebih tinggi dan dilakukan setiap seminggu sekali, sehingga senam tersebut sudah banyak di kenal di seluruh lapisan masyarakat. Dukungan keluarga dan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam Diabetes Mellitus sangat berpengaruh sekali terhadap keikutsertaan para penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam Diabetes Mellitus dan juga kelangsungan klub senam. Dari uraian tadi di atas penulis sangat tertarik untuk meneliti Hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam di klub Diabetes Mellitus Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah yaitu Adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam di klub senam Diabetes Mellitus Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru.

7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam di klub senam Diabetes Mellitus Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. 2. Tujuan Khusus - Untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga pada penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam Diabetes Mellitus. - Untuk mengetahui keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam Diabetes Mellitus. - Untuk mengetahui besarnya hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan penderita Diabetes Mellitus dalam mengikuti senam Diabetes Mellitus. D. Manfaat Penelitian 1. Terhadap Ilmu Pengetahuan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi semua pihak sebagai upaya pengembangan di bidang kesehatan. 2. Bagi Institusi Rumah Sakit Dapat memberikan acuan dan pandangan bagi Institusi untuk mengembangkan lagi potensi yang ada pada masyarakat berkaitan dengan dukungan keluarga dan keaktifan dalam mengikuti senam tersebut.

8 Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan khususnya dalam rangka meningkatkan gerakan-gerakan senam dengan penuh apresisasi seperti memadukan senam DM dengan senam otak sehingga peserta memperoleh dua manfaat sekaligus. 3. Tenaga kesehatan Diharapkan dari penelitian ini dapat lebih memberikan bimbingan, dorongan dan arahannya khususnya dari segi senam sehingga semua lapisan masyarakat yang menderita Diabetes Mellitus dapat ikut terlibat. 4. Bagi Penderita Diabetes Mellitus Diharapkan dapat menyehatkan tubuh dan disamping itu pula dapat menurunkan kadar gula darah dan membuang zat-zat toksik dalam tubuh sehingga tubuh tetap bugar dan sehat selalu.