BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan ukuran kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. orang sebagai proses yang dinamis dalam melahirkan kemampuan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Oleh sebab itu, guru merupakan ujung tombak dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian, guru diharapkan mampu untuk mengelola program pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan bervariasi di kelas. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam suatu pembelajaran dapat mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar sehingga apa yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran akan lebih maksimal. Namun fakta yang terjadi saat ini, metode yang dipakai guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi bahkan cenderung tetap yakni metode konvensional, ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Proses pembelajaran yang dilakukan juga cenderung pada pencapaian target materi kurikulum yang lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Dengan kata lain pembelajaran berpusat pada guru yang meletakkan guru sebagai pemberi ilmu dan pengetahuan kepada siswa. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan salah satu hal penting dalam konsep pembelajaran yaitu Suasana belajar dan 1

2 pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa ( Student Active Learning ). Apabila di dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam meyajikan pelajaran melalui ceramah, tanya jawab dan penugasan yang semua aktivitas belajar mengajar berpusat kepada guru ( Teacher Centered Approach ) akan membuat siswa bosan dan jenuh untuk mengikuti pelajaran sehingga aktivitas siswa dalam belajar menjadi rendah yang berdampak juga pada minat dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan pengalaman dalam Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) yang dilakukan oleh penulis di kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa, diperoleh data bahwa dari 36 siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran Ekonomi pokok bahasan kebutuhan dan perilaku ekonomi hanya tujuh orang atau sekitar 19,4% dari jumlah siswa keseluruhan yang lulus tanpa remedial, selebihnya mendapat nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 72. Hal ini terjadi karena siswa menerima pembelajaran secara pasif, sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang terdorong. Akibatnya, suasana belajar menjadi membosankan sehingga banyak siswa yang hanya termenung, mengantuk bahkan mencari kesempatan membuat keributan di kelas. Rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi ini memberi dampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik karena siswa kurang memiliki keberanian

3 dalam menyampaikan pendapat, takut untuk bertanya walaupun sebenarnya mereka tidak memahami pelajaran tersebut, dan takut untuk menjawab pertanyaan dari guru walaupun sebenarnya mereka memahami pelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung hanya menerima materi pelajaran dari guru saja sehingga menimbulkan proses belajar mengajar yang pasif serta kurangnya interaksi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa yang lainnya. Menurut penulis beberapa siswa yang memiliki hasil belajar baik adalah siswa yang lebih aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Sedangkan yang memiliki nilai dibawah KKM adalalah siswa yang kurang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Bahkan mereka jarang mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Siswa sering bekerja sendiri dan siswa keberatan mengajari teman nya mengenai materi yang dipelajari sehingga interaksi sosial mereka sangat kurang. Selain itu, siswa juga kurang memiliki wawasan mengenai kondisi ekonomi yang terjadi saat ini meskipun itu berkaitan dengan materi yang di pelajari. Memperhatikan permasalahan di atas, maka sudah selayaknya dalam pengajaran ekonomi perlu dilakukan suatu inovasi. Dalam hal ini guru selaku tenaga pendidik harus mampu menggunakan model pembelajaran bervariasi yang mampu memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat teerlibat secara aktif dalam poses berpikir dan kegiatan belajar. Banyak model pembelajaran yang bisa memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa. Namun jika dikaitkan dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa, penulis

4 tertarik menawarkan kolaborasi model pembelajaran koperatif Problem Based Instruction dengan Group Investigation. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah autentik sebagai sumber belajar, sehingga peserta didik dilatih berpikir dan mengembangkan kepribadian lewat masalah. Problem Based Instruction akan mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugasnya. Problem Based Instruction juga membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak. Sedangkan model pembelajaran Group Investigation merupakan konsep belajar yang dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai akhir. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok secara heterogen yang beranggotakan 5-6 orang dan kemudian mendiskusikan topik-topik yang akan dibahas untuk dibagikan pada masingmasing kelompok. Siswa akan mempelajai topik tersebut melalui berbagai sumber belajar baik di dalam atau di luar sekolah dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide satu sama lain dalam menyiapkan laporan akhir untuk dipresentasikan dalam kelas. Adanya interaksi semua teman dalam kelompoknya memberi kesempatan bagi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dalam memecahkan permasalahan yang diberikan guru.

5 Kolaborasi model pembelajaran Problem based Instruction dengan Group Investigation dimulai dari penyampaikan kompetensi yang ingin dicapai oleh guru. Kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok heterogen yang berjumlah enam orang siswa dalam satu kelompok. Selanjutnya guru memberikan materi permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa. Setelah itu, Siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompoknya, saling bertukar pendapat mengenai pengumpulan informasi yang sesuai, cara investigasi terhadap permasalahan dan pemecahan permasalahan tersebut. Guru meminta siswa untuk menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok dan mempresentasekan hasil diskusi mereka, sedangkan kelompok lainnya memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasekan. Diakhir pembelajaran guru dan siswa melakukan evaluasi dan penyimpulan pelajaran. Melihat kondisi di atas, perlu diusahakan perbaikan pembelajaran yang didesain untuk mempengaruhi hasil belajar siswa yang lebih baik sehingga terjadi peningkatan. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction Dengan Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa T. A 2013/2014

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa T.A 2013/2014? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa T.A 2013/2014? 3. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa T.A 2013/2014? 4. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa T.A 2013/2014? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa Tahun Ajaran 2013/2014?

7 2. Apakah melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Ekonomi antar siklus melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanah Jawa? 1.4 Pemecahan Masalah Banyak kritikan yang ditunjukkan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/ konsep. Pemupukan informasi/ kosep kepada peserta didik boleh jadi kurang bermanfaat jika hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru melalui satu arah. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep juga merupakan hal yang penting dikuasai oleh seorang siswa, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaiman siswa dapat memahami konsep tersebut. Pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat memengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kurangnya variasi model pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran membuat siswa merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu hal yang penting untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Memperhatikan bahwa hasil belajar

8 ekonomi siswa belum mencapai hasil yang di inginkan, maka perlu dilakukan variasi dan perubahan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penulis bekerjasama dengan guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Tanah Jawa untuk menggunakan model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) yang akan dikolaborasikan dengan model pembelajaran GI (Group Investigation). Pengajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction merupakan pendekatan efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Model pembelajaran Group Investigation merupakan kegiatan pembelajaran yang disajikan melalui pembagian kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 orang secara heterogen, sehingga setiap anggota kelompok dapat berbagi antara satu dengan yang lain melalui suatu diskusi. Penerapan kolaborasi kedua model ini akan dimulai dengan membagi siswa kedalam kelompok yang berjumlah masing-masing 5-6 orang siswa yang sifatnya heterogen. Kemudian guru akan memberikan masalah dalam bentuk soal untuk dipikirkan dalam tiap kelompok, seluruh anggota kelompok diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mengenai pemecahan soal tersebut. Setelah mereka mendapatkan solusi dan jawaban atas soal, kelompok harus menuliskan jawaban tersebut dilembar jawaban mereka masing-masing. Kemudian guru akan menyuruh perwakilan dari setiap kelompok untuk

9 mempresentasikan hasil diskusi yang mereka kerjakan. Pembelajaran ini akan lebih meningkatkan aktivitas siswa karena seluruh siswa akan terpacu untuk memikirkan dan mengeluarkan pendapatnya. Dengan demikian, hasil belajar siswa juga akan ikut meningkat. Melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang di ajarkan saat proses pembelajaran, siswa termotivasi untuk lebih aktif untuk bertanya mengenai materi, mampu memberikan pendapat dan menanggapi pendapat dari peserta didik lain, peserta didik juga memiliki keberanian untuk menjelaskan materi kepada peserta lain sehingga hal tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah melalui kolaborasi model pembelajaran Poblem Based Istuction dengan model pembelajaran Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanah Jawa. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation.

10 2. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Ekonomi antar siklus melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanah Jawa? 1.6 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Untuk menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan penulis mengenai penerapan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Intruction dengan Group Investigation dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tanah Jawa. 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak sekolah pada umumnya dan bagi guru pada khususnya dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Group Investigation di SMA Negeri 1 Tanah Jawa. 3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi Civitas akademik UNIMED khususnya jurusan pendidikan ekonomi dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.