BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No.20 Tahun 2003). Dalam rangka pengembangan potensi peserta didik, pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui pendidikan formal, informal dan non formal. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap professional dibidang kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaningan kerja. Tujuan SMK sebagai bagian dari pendidikan nasional bertujuan untuk : (1) Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri; (2) Menyiapkan siswa untuk memenuhi lapangan kerja serta mengembangkan siskap professional; (3) Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun saat yang akan datang; (4) Menyiapkan tamatan 1

agar menjadi warga yang produktif, adaftif dan kreatif (Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan/GBPP Tahun 2004). Semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya di bidang industri telah membawa iklim yang semakin terbuka untuk saling bekerja sama, saling mengisi dan saling melengkapi. Namun disisi lain, kondisi ini juga membawa kepada persaingan yang sangat kompetitif. Sehubungan dengan kondisi ini, banyak lapangan kerja saat ini menuntut tenaga kerja yang siap pakai dengan arti tenaga kerja harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik sesuai bidangnya. Permendiknas No. 22 tahun 2006 menjelaskan standar kompetensi lulusan SMK sebagai berikut: 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memamfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya. 3. Mewujudkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya. 4. Menunjukkan kemampuan. 5. Berpikir logis, kritis, kretif, dan inovatif dalam mengambil keputusan 6. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik 7. Mengusai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. SMK Negeri 5 Medan merupakan salah satu SMK yang memberi bekal pengetahuan, teknologi, keterampilan, dan disiplin serta etos kerja yang terampil sehingga kelak menjadi tenaga kerja yang memliki pengetahuan dan keterampilan 2

taraf menengah yang sesuai dengan bidangnya. Salah satu program pendidikan kejuruan teknik yang dimiliki SMK ini adalah Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Salah satu mata pelajaran siswa kelas X SMK Negeri 5 Medan adalah Ilmu Statika dan Tegangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 5 Medan, diperoleh data nilai ujian harian sebagai berikut : Tabel 1. Persentasi Hasil Belajar Ilmu Statika dan Tegangan kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan dalam waktu 2 tahun terakhir Tahun Interval Ajaran Nilai 2013/2014 0-69 70-79 80-89 90-100 2014/2015 0-69 70-79 80-89 90-100 Jumlah Siswa (Orang) 12 20 3 0 6 19 8 2 Persentase (%) 34,29 57,14 8,57 0 17,14 54,29 22,86 5,71 Keterangan Tidak Kompeten Cukup Kompeten Kompeten Sangat Kompeten Tidak Kompeten Cukup Kompeten Kompeten Sangat Kompeten ( Sumber : Kumpulan Nilai Ujian Harian Siswa Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan SMK Negeri 5 Medan) Dengan standar kelulusan minimal untuk mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan adalah 70. Dari hasil yang dilakukan oleh penulis, diperoleh data hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan masih kurang memuaskan dimana masih terdapat siswa yang belum mencapai standar kelulusan. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung siswa kurang aktif dalam artian aktivitas belajar siswa sedikit ataupun kurang 3

dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya. Hal ini disebabkan karena minat siswa untuk belajar kurang dan strategi pembelajaran yang digunakan cenderung masih mengarah kepada konvensional yaitu ceramah dan demonstrasi saja tidak bervariasi. Padahal strategi ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar dalam kelas sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung satu arah. Menurut Sudjana (2005) bahwa strategi pembelajaran konvesional merupakan suatu penyampaian dengan lisan kepada sejumlah pendengar. Kegiatan ini berpusat pada penceramahan dan komunikasi yang terjadi searah. Dalam pembelajaran konvensional dipandang sebagai yang belum mengetahui satu apapun dan hanya menerima bahan-bahan yang diberikan oleh guru. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu: (1) Faktor Internal adalah faktor dari dalam diri siswa terdiri dari tiga bagian yaitu faktor jasmani (mencakup kesehatan dan cacat tubuh), faktor fsikologis (mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan),dan faktor kelelahan ; (2) Faktor Eksternal adalah faktor dari luar diri siswa terdiri dari tiga bagian yaitu faktor keluarga (mencakup cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latarbelakang kebudayaan), faktor sekolah (mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah) dan 4

faktor masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat). Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Sejumlah guru masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (2003) yaitu: Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, yang kurang menarik sehingga kegiatan pembelajarannya bersifat monoton Penulis berpendapat bahwa strategi yang dilaksanakan diatas perlu diubah untuk mendapatkan perhatian belajar siswa sehingga hasil belajar diharapkan lebih 5

optimal Hamdani (2011 : 18) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebaiknya memlilih strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan siswa. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan strategi pembelajaran kelompok yakni siswa belajar dalam kelompok, bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari strategi pembelajaran kooperatif ini. Penulis menganggap penting melakukan penelitian dengan strategi pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang 6

menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan siswa di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan masih rendah dan belum maksimal mencapai kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan disekolah. 2. Aktivitas siswa pada pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 masih kurang. 3. Minat siswa untuk belajar Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan masih kurang. 4. Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan yang digunakan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan masih berorientasi pada guru. 7

5. Kurangnya keberanian siswa untuk mengungkapkan ide atau pendapat pada saat belajar Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan. 6. Strategi Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan yang digunakan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan kurang bervariasi. 7. Penggunaan media belajar pada pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan kurang. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis hanya membatasi masalah agar lebih fokus dan terarah. Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Aktivitas siswa pada pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan. 2. Hasil belajar Ilmu Statika dan Tegangan siswa di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka disusun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan 8

siswa di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan? 2. Apakah Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan siswa di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan setelah penerapan Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Medan setelah penerapan Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. F. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa : a. Dapat menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa, meningkatkan motivasi dan menciptakan daya tarik serta rasa senang belajar Ilmu Statika dan Tegangan selama pelajaran berlangsung. 9

b. Siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru : a. Sebagai bahan informasi bagi guru untuk memilih alternatif strategi pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. b. Guru menjadi lebih terampil dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di kelas. 3. Bagi Kepala sekolah : a. Bahan masukan bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. b. Sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. 4. Bagi peneliti : a. Sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas b. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. 10