FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

PERAYAAN NATAL BERSAMA

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

PENETAPAN PRODUK HALAL

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Iman Kepada KITAB-KITAB

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Hadits-hadits Shohih Tentang

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya

Oleh: M. Taufik. N.T

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

: 1. Al-Quran al-karim: a. Firman Allah SWT yang menerangkan tentang kesempuranaan ajaran agama, antara lain :

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

NIKMAT DUNIA DAN AKHIRAT

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.


SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Adat Kebiasaan Hari Raya, Pengobatan Memakai Kalung dan Tentang Bai'at ADAT KEBIASAAN DI HARI RAYA, PENGOBATAN MEMAKAI KALUNG DAN TENTANG BAI AT

<المصدر> ] لمتابعة رابط المشاركة. ikuti postingan asal keterangan ini. الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani.

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Do a & Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur an dan As-Sunnah

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Syaikh Dr. Sa id bin Ali bin Wahf al-qahthani

Bacaan Tahlil Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling

Anak Yatim Status Anak Yatim Berbapak Tiri dan Santunannya

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Mensyukuri Nikmat Al Quran

KEPUTUSAN FATWA KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PENETAPAN PRODUK HALAL

SIKSA N E R A KA. Muhammad Ahmad al-'amari. Publication 1437H/2016M. SIKSA NERAKA Dari Buku ADA APA DI HARI KIAMAT

Transkripsi:

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 1 FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 30 Tahun 2016 Tentang: HUKUM PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN SERTA PENGENDALIANNYA (MUI), setelah : MENIMBANG MENGINGAT : 1. bahwa hutan dan lahan sebagai anugerah Allah SWT sangat penting untuk dijaga, dilestarikan dan dimanfaatkan guna mewujudkan kemaslahatan umum; 2. bahwa upaya pemanfaatan hutan dan lahan di tengah masyarakat sering kali dilakukan dengan cara membakar sehingga menimbulkan kerusakan dan kerugian; 3. bahwa salah satu kerugian dan kerusakan akibat pembakaran adalah bencana asap, terutama di lahan gambut, yang menyebabkan terganggunya transportasi, kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, keanekaragaman hayati, dan lingkungan; 4. bahwa terhadap fakta tersebut, muncul pertanyaan tentang hukum melakukan pembakaran hutan dan lahan serta pengendaliannya; 5. bahwa oleh karena itu, dipandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum pembakaran hutan dan lahan serta pengendaliannya untuk dijadikan pedoman. : 1. Al-Quran: a. Firman Allah SWT yang memerintahkan makan dan minum dari rezki yang diberikan Allah SWT serta melarang berbuat kerusakan di bumi, antara lain : ك ل وا و اش ر ب وا م ن ر ز ق اهلل و ل ت ع ث و ا ف ا ل ر ض م ف س د ين. Makan dan minumlah dari rizki (yang diberikan) Allah dan janganlah kamu berkeliaran di bumi dengan membuat kerusakan (Q.S. al-baqarah: 60).

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 2 و ل ت ف س د وا ف ا ل ر ض ب ع د إ ص ل ح ه ا و اد ع وه خ و ف ا و ط م ع ا إ ن ر ح ة اهلل ق ر يب م ن ال م ح س ن ي. Dan janganlah kamu mengadakan kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo alah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (Q.S. al-a râf: 56). b. Firman Allah SWT yang menjelaskan adanya kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia: ظ ه ر ا لف س اد ف ا لب ر و ال ب ح ر ب ا ك س ب ت أ ي د ي الن اس ل ي ذ يق ه م ب ع ض ال ذ ي ع م ل وا ل ع ل ه م ي ر ج ع ون. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. al-rûm: 41) c. Firman Allah SWT yang menjelaskan perintah berbuat baik dan larangan berbuat kerusakan di bumi, termasuk kepada hutan : و اب ت غ ف يم ا آت اك الل و الد ار ا ل خ ر ة و ل ت ن س ن ص يب ك م ن الد ن ي ا و أ ح س ن ك م ا أ ح س ن الل و إ ل ي ك و ل ت ب غ ال ف س اد ف ا ل ر ض إ ن الل و ل ي ب ال م ف س د ين dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(q.s. Al Qashash [28] :77) إ ن الل و ي أ م ر ب ال ع د ل و ا ل ح س ان و إ يت اء ذ ي ال ق ر ب و ي ن ه ى ع ن ال ف ح ش اء و ال م ن ك ر و ال ب غ ي ي ع ظ ك م ل ع ل ك م ت ذ ك ر ون Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An Nahl [16] : 90)

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 3 d. Firman Allah SWT yang menjelaskan tentang ancaman bagi orangorang yang berbuat kejahatan : و ال ذ ين ك س ب وا الس ي ئ ات ج ز اء س ي ئ ة ب ث ل ه ا و ت ر ى ق ه م ذ ل ة م ا ل م م ن اهلل م ن ع اص م ك أ ن ا أ غ ش ي ت و ج وى ه م ق ط ع ا م ن الل ي ل م ظ ل م ا أ ول ئ ك أ ص ح اب الن ار ى م ف يه ا خ ال د ون. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Q.S. Yûnus: 27). e. Firman Allah SWT yang melarang melakukan perbuatan yang merugikan hak-hak manusia dan membuat kerusakan : و ل ت ب خ س وا الن اس أ ش ي اء ى م و ل ت ع ث و ا ف ا ل ر ض م ف س د ين. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan jangalah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (Q.S. al-syu arâ : 183). f. Firman Allah SWT yang menjelaskan musibah yang menimpa adalah akibat perbuatan manusia sendiri : و م ا أ ص اب ك م م ن م ص يب ة ف ب م ا ك س ب ت أ ي د يك م و ي ع ف وا ع ن ك ث ري. Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (Q.S. al-syûrâ: 30). g. Firman Allah SWT yang menjelaskan tentang kewajiban taat pada Allah SWT, Rasul SAW dan Ulil Amri : ي اأ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا أ ط يع وا اهلل و أ ط يع وا الر س ول و أ و ل ا ل م ر م ن ك م ف إ ن ت ن از ع ت م ف ش ي ء ف ر د وه إ ل اهلل و الر س ول إ ن ك ن ت م ت ؤ م ن ون ب اهلل و ال ي و م ا ل خ ر ذ ل ك خ ي ر و أ ح س ن ت أ و ي ل. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S. al-nisâ : 59). 2. Hadis Nabi Muhammad SAW, antara lain :

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 4 a. Hadis Riwayat Abû Dâwud dan Ahmad dari Anas ibnu Mâlik ع ن أ ن س ب ن م ال ك رضي اهلل عنو ق ال : ق ال ر س ول اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م : "إ ن ق ام ت الس اع ة و ب ي د أ ح د ك م ف س يل ة ف إ ن اس ت ط اع أ ن ل ي ق وم ح ت ي غ ر س ه ا ف ل ي ف ع ل " )رواه أبو داود وأ حد( Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: Jika terjadi kiamat, sedang di tangan salah seorang dari kalian ada biji kurma, maka jika mampu hendaklah jangan berdiri sampai dia menanaminya (biji kurma tersebut) maka lakukanlah hal itu (H.R. Abû Dâwud dan Ahmad). b. Hadis Riwayat Muslim dari Jabir ra. ع ن ج اب ر ب ن ع ب د اهلل رضي اهلل عنو أ ن ر س ول اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م ق ال : "ات ق وا الظ ل م ف إ ن الظ ل م ظ ل م ات ي و م ا لق ي ام ة و ات ق وا الش ح ف إ ن الش ح أ ى ل ك م ن ك ان ق ب ل ك م ح ل ه م ع ل ى أ ن س ف ك وا د م اء ى م و اس ت ح ل وا م ار م ه م" )رواه مسلم( Dari Jâbir bin Abdullâh bahwa Rasulullah SAW bersabda : Jauhilah perbuatan zalim karena perbuatan zalim itu adalah mendatangkan kegelapan di hari kiamat nanti, dan jauhilah kekikiran karena kekikiran itu menghancurkan/ membinasakan orang-orang sebelum kalian, membawa mereka pertumpahan darah dan menghalalkan apa yang diharamkan. (H.R. Muslim). c. Hadis Riwayat Ibnu Mâjah, al-thabarâni dan al-baihaqi dari Ibnu Abbâs ra. ع ن اب ن ع ب ا س رضي اهلل عنو ق ال : ق ال ر س ول اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م : " ل ض ر ر و ل ض ر ار " )رواه ابن ماجة والطرباين والبيهقي( Dari Ibnu Abbâs ra, telah bersabda Rasulullah SAW: Tidak boleh membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain. (H.R. Ibnu Mâjah, al-thabarâni dan al-baihaqi). d. Hadis Riwayat al-bukhâri dan Muslim dari Abdullâh ibnu Amr ibnu Ash ع ن ع ب د اهلل ب ن ع م ر و ب ن ا لع اص رضي اهلل عنو ي ق ول : إ ن ر ج ل س أ ل ر س ول ا هلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م أ ي ا مل س ل م ي خ ي ر ق ال : "م ن س ل م ا مل س ل م ون م ن ل س ان و و ي د ه " )رواه البخاري و مسلم( Dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Muslim yang bagaimana yang paling baik?. Rasul SAW menjawab: mereka (muslim) yang

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 5 menyelamatakan muslim yang lain dengan lisannya dan tangannya. (H.R. al-bukhari dan Muslim). e. Hadis Riwayat Ahmad dari Sa id bin Zaid : ع ن س ع يد ب ن ز ي د رضي اهلل عنو ق ال س ع ت الن ب ص ل ى الل و ع ل ي و و س ل م ي ق ول "م ن ظ ل م م ن ا ل ر ض ش ي ئ ا ف إ ن و ي ط و ق و م ن س ب ع أ ر ض ي " )رواه أ حد( Dari Sa îd bin Zaid berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang melakukan suatu kezaliman pada bumi meski hanya sejengkal, maka sesungguhnya ia akan dikalungkan dengan tujuh lapis bumi (H.R. Ahmad). f. Hadis Riwayat Abu Dawud dan al-tirmidzi dari Sa id bin Zaid: د رضي اهلل عنو ع ن الن ب ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م ق ال : "م ن أ ح ي ا ع ن س ع يد ب ن ز ي أ ر ض ا م ي ت ة ف ه ي ل و و ل ي س ل ع ر ق ظ ا ل ح ق" )رواه أبو داود والرتمذي( Dari Sa îd bin Zaid, dari Nabi SAW bersabda: Siapa saja mengelola lahan mati, maka lahan itu haknya, dan tidak ada hak atas usaha zhalim (H.R. Abû Dâwud dan al-tirmidzi). g. Hadis Riwayat Jâbir bin Abdillâh: ع ن ج اب ر ب ن ع ب د اهلل رضي اهلل عنو ق ال : ق ال ر س ول اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م : "م ن أ ح ي ا أ ر ض ا م ي ت ة ف ل و ب ا أ ج ر و م ا أ ك ل ت ال ع و اف ف ل و ب ا أ ج ر " )رواه النسائي( Dari Jâbir bin Abdillâh berlata, telah bersabda Rasulullah SAW: Siapa saja mengelola lahan tidur, maka ia mendapat pahala. Dan apa saja daripadanya yang dimakan hewan liar, maka ia mendapat pahala (H.R. al-nasâ i). 3. Kaidah Fikih: Artinya: "Kemudlaratan harus dihilangkan. الض ر ر ي ز ال الض ر ر ل ي ز ا ل ب الض ر ر Artinya: Kemudlaratan tidak boleh dihilangkan/diganti dengan kemudlaratan (yang lain). د ر ء ا مل ف اس د م ق د م ع ل ى ج ل ب ا مل ص ال ح Artinya: Mencegah kemafsadatan lebih didahulukan (diutamakan) dari pada mendatangkan kemaslahatan. ت ص ر ف ا ل م ا م ع لى الر ع ي ة م ن وط ب ال م ص ل ح ة

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 6 Artinya: "Kebijakan imam (pemerintah) atas urusan rakyat didasarkan pada kemaslahatan. MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat Imam al-syâthibi di dalam kitab al-muwâfaqât fî Ushûl al-syari ah, Jilid II, halaman 198-199: ال م ف ه وم م ن و ض ع الش ار ع أ ن الط اع ة أ و ال م ع ص ي ة ت ع ظ م ب س ب ع ظ م ال م ص ل ح ة أ و ال م ف س د ة الن اش ئ ة ع ن ه ا و ق د ع ل م م ن الش ر يع ة أ ن أ ع ظ م ال م ص ال ح جريان ا ل م و ر الض ر ور ي ة ا ل م س ة ال م ع ت ب ر ة ف ك ل م ل ة و أ ن أ ع ظ م ال م ف اس د م ا ي ك ر ب ا ل خ ل ل ع ل ي ه ا. Memahami maksud Syari' (Allah SWT.), bahwasanya besarnya ketaatan atau kemaksiatan itu tergantung pada besarnya kemaslahatan atau kemafsadatan yang ditimbulkannya. Dapat diketahui dari Syari'at Islam, bahwasanya sebesar-besar kemaslahatan adalah terciptanya lima perkara dharuri yang diakui dalam setiap aturan, dan bahwasanya sebesar-besar kemafsadatan adalah perkara yang menghalanginya. 2. Pendapat Imam Syihâbuddîn ibn Idrîs ibn 'Abdur Rahmân, di dalam kitab al-furuq, Jilid III, halaman 94: ف إ ن الش ر ع خ ص ص ال م ر ت ب ة ال ع ل ي ا م ن ال م ص ال ح ب ال و ج وب و ح ث ع ل ي ه ا ب الز و اج ر ص و ن ا ل ت ل ك ال م ص ل ح ة ع ن الض ي اع ك م ا خ ص ص ال م ف اس د ال ع ظ يم ة ب الز ج ر و ال و ع ي د ح س م ا ل م اد ة ال ف س اد ع ن الد خ ول ف ال و ج ود. Artinya: Sesungguhnya syari'at Islam menjunjung tinggi berbagai kemaslahatan sebagai kewajiban, serta mengendalikannya dengan beberapa larangan agar tetap terjaga. Demikian pula syari'at Islam sangat memperhatikan berbagai kemafsadatan besar sebagai larangan dan ancaman agar dapat dicegah dan tidak terjadi. 3. Pendapat Imam 'Izzuddîn ibn 'Abdus Salâm di dalam Qawâ îd al- Ahkâm fî Mashâlih al-anâm, Jilid I, halaman 127: و ك ل م ا ق و ي ت ال و س يل ة ف ا ل د اء إ ل ال م ف س د ة ك ان إ ث ه ا أ ع ظ م م ن إ ث م ا ن ق ص ع ن ه ا. Artinya: Ketika penyebab yang membawa kemafsadatan itu kuat, maka dosanya menjadi besar melebihi dosa akibat penyebab yang ringan. 4. Pendapat Muhammad ibn Ahmad al-fasiy, di dalam al-itqân wa al-ihkâm, Jilid II, halaman 105:

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 7 أ ن ك ل م ن أ ت ل ف ش ي ئ ا ف و ج ب ع ل ي و ض م ان و ب إ ت ل ف و ف إ ن و م ط ال ب ب إ خ ل ف و ف إ ن ك ان ال م ت ل ف )ب ال ف ت ح ) م ن ذ و ات ا ل م ث ال ف ي ض م ن م ث ل و و إ ن ك ان م ن ذ و ات ال ق ي م ض م ن ق يم ت و. Artinya: Sesungguhnya setiap orang yang melakukan pengrusakan, ia wajib menanggungnya, dan dituntut untuk menggantinya. Jika sesuatu yang rusak itu benda yang ada kesamaannya, maka ia mengganti dengan benda yang sama. Dan jika sesuatu yang rusak itu benda yang hanya dapat diketahui nilai harga, maka ia menggantinya dengan nilai harganya. ف ل. 5. Pendapat Âli Haidar di dalam Durar al-hukkâm, Jilid II, halaman 597: ا ل ت ل ف م ب اش ر ة ي وج ب الض م ان ع ل ى ك ل ح ال. و ل ي ش ت ر ط ف يو و ج ود الت ع د ي و الت ع م د. أ م ا ا ل ت ل ف ت س ب ب ا ف ه و م وج ب ل لض م ان إذ ا ك ان ت ع د ي ا أ و ت ع م د ا و إ ل Artinya: Pengrusakan secara langsung dalam kondisi apa pun mewajibkan untuk menanggung kerusakan meskipun dilakukan tanpa gegabah atau tanpa sengaja. Adapun pengrusakan karena suatu sebab, wajib menanggungnya jika faktor penyebab dilakukan dengan gegabah atau sengaja. Dan jika dilakukan tidak gegabah dan tidak sengaja, maka tidak ada kewajiban menanggungnya. 6. Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-indonesia II Tahun 2006 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam. 7. Fatwa MUI Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pertambangan Ramah Lingkungan. 8. Fatwa MUI Nomor 04 Tahun 2014 tentang Pelestarian Satwa Langka Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem. 9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan. 10. Hasil Workshop, kunjungan lapangan, rapat dan kajian Tim Komisi Fatwa bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mulai tanggal 31 Maret sampai 10 Juni 2016.

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 8 11. Pendapat, saran dan masukan yang berkembang dalam Sidang Komisi Fatwa MUI dalam Rapat Pleno pada tanggal 27 Juli 2016. MEMUTUSKAN MENETAPKAN Pertama : FATWA TENTANG HUKUM PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN SERTA PENGENDALIANNYA : Ketentuan Umum Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan : 1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 2. Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan di luar kawasan hutan yang manfaatnya untuk usaha, kegiatan ladang dan/atau kebun bagi masyarakat. 3. Pembakaran hutan dan lahan adalah perbuatan manusia secara sengaja yang menyebabkan terbakarnya hutan dan/atau lahan. 4. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah tindakan pencegahan, penanggulangan dan penanganan kebakaran. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Melakukan pembakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan kerusakan, pencemaran lingkungan, kerugian orang lain, gangguan kesehatan, dan dampak buruk lainnya, hukumnya haram. 2. Memfasilitasi, membiarkan, dan/atau mengambil keuntungan dari pembakaran hutan dan lahan sebagaimana dimaksud pada angka 1, hukumya haram. 3. Melakukan pembakaran hutan dan lahan sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan kejahatan dan pelakunya dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat kerusakan dan dampak yang ditimbulkannya. 4. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum hukumnya wajib. 5. Pemanfaatan hutan dan lahan pada prinsipnya boleh dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut : a. Memperoleh hak yang sah untuk pemanfaatan. b. Mendapatkan izin pemanfaatan dari pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku. c. Ditujukan untuk kemashlahatan. d. Tidak menimbulkan kerusakan dan dampak buruk, termasuk pencemaran lingkungan.

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 9 6. Pemanfaatan hutan dan lahan yang tidak sesusai dengan syaratsyarat sebagaimana yang dimaksud pada angka 5, hukumnya haram. Ketiga : Rekomendasi 1. Pemerintah, baik pusat maupun daerah agar: a. melakukan harmonisasi regulasi terkait dengan pemanfatan hutan dan lahan sehingga tidak terjadi tumpang tindih. b. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan norma terkait pemanfaatan hutan dan lahan dengan berbagai pendekatan, termasuk pendekatan keagamaan dengan melibatkan tokoh agama. c. melakukan edukasi secara berkesinambungan kepada masyarakat terkait pemanfaatan hutan dan lahan dengan berbagai pendekatan, antara lain dalam bentuk penyuluhan dan ceramah keagamaan. d. melakukan pemberdayaan masyarakat dengan penguatan konsep perhutanan sosial dan memfasilitasi penyiapan areal hutan dan lahan tanpa bakar. e. menyiapkan teknologi yang ramah lingkungan. f. membuat kebijakan yang adil dalam hal pemberian izin usaha pemanfaatan hutan dan lahan bagi masyarakat. g. melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan membangun sinergi antar institusi / lembaga yang terkait. h. melakukan penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan kerusakan, pencemaran lingkungan, kerugian orang lain, gangguan kesehatan masyarakat, dan dampak buruk lainnya, baik oleh individu ataupun badan usaha. 2. Pelaku usaha agar : a. mentaati seluruh peraturan perundang-undangan terkait dengan pemanfaatan hutan dan lahan. b. melakukan pemberdayaan masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan dan lahan, agar lebih sejahtera. c. menjamin terwujudnya kelestarian lingkungan. d. menyediakan sumberdaya manusia dan sarana prasarana untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan. e. Mengupayakan teknologi penyiapan pembukaan lahan yang ramah lingkungan. 3. Masyarakat agar : a. melakukan upaya konstruktif dalam penyiapan area hutan dan lahan tanpa bakar. b. melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sesuai ketentuan yang berlaku. c. berpartisipasi aktif dalam mengawasi dan mencegah praktik pembakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan

Fatwa tentang Hukum Pembakaran Hutan Dan Lahan Serta Pengendaliannya 10 kerusakan, pencemaran lingkungan, kerugian orang lain, gangguan kesehatan masyarakat, dan dampak buruk lainnya. 4. Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat melakukan upaya percepatan pelestarian alam, melalui reboisasi dan restorasi pasca kebakaran. Keempat : Ketentuan penutup 1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari diperlukan perbaikan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini. MAJELIS ULAMA INDONESIA KOMISI FATWA Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal: 22 Syawal 1437 H. 27 Juli 2016 M. Ketua, Sekretaris, PROF. DR. H. HASANUDDIN AF, MA. DR. HM. ASRORUN NI AM SHOLEH, MA.